Opini
Hilda Karli
E-mail: temasain@yahoo.co.id
Universitas Terbuka - Bandung
Abstrak
engambilan keputusan merupakan proses seseorang memecahkan masalah dengan cara
yang paling tepat untuk mempertahankan diri dalam kehidupannya. Kesalahan
mengambil keputusan dapat mengakibatkan tujuan tidak dapat tercapai. Bagaimana
sebenarnya cara mengambil keputusan yang tepat, menjadi masalah yang kerap kali
dihadapi oleh kepala sekolah sebagai pengambil keputusan. Tulisan ini membahasa pendekatan,
strategi, metode dan teknik pengambilan keputusan dengan melakukan kajian atas sejumlah teori
pengambilan keputusan dari berbagai referensi. Berdasarkan kajian yang dilakkukan, tulisan ini
mengambil kesimpulan atas teknik pengambilan keputusan yang tepat. Di samping itu tulisan ini
memberikan saran, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan. ,
Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan strategis dalam
menyiapkan generasi yang berkualitas untuk
kepentingan masa depan bangsa. Pendidikan
dijadikan institusi utama dalam upaya membentuk manusia seutuhnya. Rintisan Sekolah
88
Bertaraf Internasional (RSBI) atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah yang
menghasilkan lulusan mampu berkomunikasi
dengan bahasa Inggris dan menguasai komputer
serta aplikasinya. Hal ini untuk meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia agar dapat
mengantisipasi perubahan globalisasi yang
pesat ( http://satriadharma.com/tag/rsbi/).
89
Kajian Teoritis
A.
Dasar Pertimbangan Pengambilan
Keputusan
1.
Pengambilan keputusan
Ada beberapa definisi pengambilan keputusan.
Menurut George R. Terry dalam Ety Rochaety
(2008: 151), pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada. Sedangkan
pendapat dari Shull dalam dalam Ety Rochaety
(2008:151) pengambilan keputusan adalah
proses kesadaran manusia terhadap fenomena
individual maupun sosial berdasarkan kejadian
faktual dan nilai pemikiran yang mencakup
aktivitas perilaku pemilihan satu atau beberapa
alternatif sebagai jalan keluar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut
Lipman (1985:81) pengambilan keputusan
adalah sebuah proses untuk memecahkan
masalah melalui sebuah sistem yang dirancang
90
Induktif
Teori,konsep
Fakta, masalah
Alat untuk
memecahkan masalah
(matematika,
statistika, pendekatan
Kualitatif dan
kuantitatif
Praduga pertama
Deduktif
Prinsip Aristoteles
Menguji hipotesa
91
jelas tentang cara berpikir ilmiah seorang pemimpin dalam mengambil keputusan.
Gambar 3 menjelaskan bahwa alur
pemikiran ilmiah tidak sepenuhnya benar
karena manusia tidak lepas dari jiwa dan raga.
Oleh karena itu dalam mengambil keputusan
perlu juga ada pemikiran kreatif artinya
kebijakan yang akan dibuat dalam mengambil
keputusan diperuntukkan untuk kebaikan
orang banyak. Iman, hati dan kasih sangat
diperlukan dalam mengambil keputusan.
Seseorang harus seimbang antara pikiran logika
ilmiah dan insting hati nurani yang bicara.
Kebijakan yang tepat dibuat akan memenangkan
jiwa, membersihkan jiwa, memberi , melayani
dan mencerahkan pada sesama manusia untuk
kesejahteraan bersama. Bukan untuk
kepentingan diri sendiri.
Iman
Hati
Membersihkan Hati
Memberi
Melayani
Mencerahkan
Memenangkan Jiwa
Y
U
K
U
Kasih
R
Gambar 3: Alur Gaya Pemikiran Kreatif
(Syafaruddin (2004:99)
A.
Strategi Pengambilan Keputusan
Sejumlah teori, model, dan teknik pengambilan
keputusan yang terbaik telah diciptakan untuk
mempermudah para pengambil keputusan
dalam melakukan pemilihan alternatif solusi.
1. Model Pengambilan Keputusan
Model langkah-langkah membuat keputusan
menurut Lipman (1985:85) dapat dilihat pada
gambar 4. Menurut Lipman dalam menjalani
kehidupan manusia berinteraksi dengan
sesamanya, masalah dapat muncul mendadak,
dapat dirasakan, atau bias bahkan subyektif.
92
Feedback
Define
problem
Decition
Maker
Formulated Alternatives
A1 Estimated
Outcomes
Make
choice
An Estimated
Outcomes
Implement
ation and
evaluate
the
decision
Present
Future
93
e.
f.
g.
Strategi
untuk SO
Strategi
untuk TO
Weakness (W)
Strategi
untuk WS
Strategi
umtuk WT
C.
1.
Landasan Psikologi
a. Teori Gestalt
Menurut Hergenhann (2010:284) Gestalt
memandang belajar sebagai problem
khusus dalam persepsi. Mereka mengasumsikan bahwa ketika suatu organisme
berhadapan dengan sebuah problem akan
muncul keadaan disekuibrilium kognitif
dan keadaan ini akan terus menerus
berlanjut sampai problem terselesaikan. Hal
ini karena disekuibrilium kognitif
mengandung unsur motivasional yang
menyebabkan organisme berusaha untuk
mendapatkan keseimbang-an dalam sistem
mentalnya.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013
95
b.
Penginderaan
Intuisi
Perasaan
Gambar 6: Fungsi Jiwa Menurut Jung
96
Dunia
Obyek
Pesona
Penginderaan
Intuisi
Aku
Dunia
Subyek
Perasaan
Gambar 7: Hubungan Pribadi Dengan
Landasan Filosofi
Aristoteles dianggap sebagai bapak ilmu
empiris karena memelopori pengumpulan
data yang komprehensif dan sistematis.
Beliau memilih metode ilmiah secara
deduktif dan induktif dalam praktek
kehidupan sehari-hari, misalnya seorang
kepala sekolah akan mengumpulkan data
riwayat hidup, data sekolah (NEM, Prestasi
Belajar, Data Siswa, dll.) karena hal ini
sangat penting untuk mengambil keputusan.
Menurut beliau, pengambilan keputusan
dengan data riil tentu lebih akurat
dibandingkan dengan pengambilan
keputusan yang hanya mengandalkan
intuisi semata. Filsafat etika yang diajukan
oleh Aristoteles adalah manusia yang
bertindak melalui pikiran rasional dan
bijaksana untuk tujuan kebaikan (Yuana
(2010: 44)).
John Dewey (1859-1952) adalah seorang
filsuf yang memiliki aliran pragmatisme.
97
98
Pembahasan
Timbulnya banyak permasalahan karena
sebuah sekolah yang dipimpin oleh seorang
kepala sekolah tidak mempunyai sebuah
keputusan yang tepat dalam hal mengelola.
Seorang kepala sekolah hendaknya terampil
dalam mengambil keputusan, tentu banyak halhal yang perlu dipertimbangkan (Lipman 1985:
90). Fungsi manajemen dapat memberi petunjuk
agar pengambilan keputusan lebih tepat.
Dimulai
dari
fungsi
perencanaan,
pengoorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Saat merencanakan suatu
program hendaknya seorang pemimpin berpikir
secara induktif dan deduktif dalam menentukan
alternatif pilihan untuk memecahkan
permasalahan atau menentukan perencanaan
Cooper dan Schindler dalam Dermawan
(2004:47).
Menurut Lipman (1985: 81) model proses
pengambil keputusan ada 6 langkah dimulai
dari identifikasi masalah lalu merumuskan
masalah selanjutnya dibuat keputusan dengan
berbagai macam jawaban alternatif, pembuat
keputusan harus dapat memilih salah satu
jawaban alternatif yang paling tepat yang
selanjutnya dilaksanakan dan dievaluasi
pelaksanaannya untuk menjadi bahan refleksi.
Ketika akan memutuskan seorang pembuat
keputusan harus memperhatikan beberapa hal
seperti: value perlu memperhatikan faktor seperti
kehidupan sosial, organisasi dan individu),
information (terdiri dari jumlah data, bentuk data
dapat dibantu oleh komputer dan alur informasi
yang dapat diperoleh serta mempertimbangkan
waktu), perceptual screen (terdiri kreativitas, IQ,
situasional, kebutuhan, dan pengalaman
sebelumnya), weighing alternatives (mempertimbangkan kebutuhan, isu, kesempatan,
seberapa sering terjadi, kemungkinan untuk
mengukurnya). Model ini sejalan dengan yang
diungkapkan oleh (Cooper dan Schindler dalam
Dermawan, 2004:47) bahwa dalam pengambil
keputusan seorang pengambil keputusan harus
99
Simpulan
Kesimpulan
Rekomendasi
101
Daftar Pustaka
Dermawan, R. (2004). Pengambilan keputusan.
Bandung: Alfabeta
Gintings, A.(2009). SIM Pendidikan. Bandung:
Uninus Press
Hergenhahn, B.R. (2010). Theories of learning.
Jakarta: Kencana Predana Media Group
http://kampus.okezone.com/read/
http://satriadharma.com/tag/rsbi/
http://scribd.com/doc/50340377
Lembaga Alkitab Indonesia. (1976). Alkitab.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Lipman, J.M. dan Rankin, R.E,. (1985). The
principalship concepts, competencies, and
cases. New York: Longman
102