Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
yang
terkontaminasi
(Mansoer
Orief.M.
1999).
3. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan
melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang
akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh
orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak,
lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Selsel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya
masuk
limpa,
Semula
disangka
disebabkan
oleh
usus
halus
demam
dan
endotoksemia.
dan
gejala
Tetapi
kandung
toksemia
empedu.
pada
berdasarkan
typhoid
penelitian
PATHWAY
Infasive S.typhi
Masuk ke usus halus
Endotoksem
ia
Jaringan limfoid
plaque peyeri
Peningkatan
asam lambung
Hipertermi
Mual, muntah,
anoreksi
Obstipasi
Hipertrofi illeum
terminalis
Diare
Resiko perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Menembus
lamina profia
Masuk
sirkulasi
Resiko
perubahan cairan
kurang dari
kebutuhan tubuh
Koma, delirium
Kelenjar limfe
mesenterial
hipertropi
S.typhi mencapai
(RES)
Hepatomegali
Splenomegali
4. Manifestasi klinik
Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi
dibandingkan dengan orang dewasa. Walaupun gejala demam tifoid
pada anak lebih bervariasi, tetapi secara garis besar terdiri dari demam
satu minggu/lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala
menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi, serta suhu badan
yang meningkat.
Pada minggu kedua maka gejala/tanda klinis menjadi makin jelas,
berupa demam remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut
kembung, bisa disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai berat.
Lidah tifoid dan tampak kering, dilapisi selaput kecoklatan yang tebal,
di bagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. (Ranuh, Hariyono, dan
dkk. 2001)
Sejalan dengan
100%
50%
50%
- Berak-berak
50%
- Muntah
50%
Gejala:
- Demam
- Nyeri tekan perut
- Bronkitis
- Toksik
- Letargik
- Lidah tifus (kotor)
100%
75%
75%
60%
60%
40%
(Sjamsuhidayat,1998)
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
penunjang
pada
klien
dengan
typhoid
adalah
pemeriksaan
satu
laboratorium
berbeda
dengan
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
b. Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama
pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan,
epistaksis, penurunan kesadaran
2. Diagnosa keperawatan
a. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya
intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak ada nafsu makan, mual, dan kembung
c.
3. Rencana keperawatan
a. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya
intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh
1) Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit
setiap 4 jam
R : peningkatan suhu tubuh 1 o C memerlukan penambahan
cairan sebanyak 12% dari kebutuhan total klien.
2) Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor
tidak elastis,
nitervensi nutrisi
6) Mempertahankan kebersihan mulut
R : kebersihan mulut dapat meningkatkan nafsu makan
7) Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk
penyembuhan penyakit
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Joss, Vanda dan Rose, Stephan. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih
bahasa Agnes Kartini. Hipokrates. Jakarta. 1997.
5.
6.
7.
8.