Peduli Lingkungan
Peduli Lingkungan
Editorial
Laporan Utama
Efisiensi Energi
Bagi Pelestarian
Lingkungan
A
Laporan Utama
Laporan Utama
14001 dari RWTUV terkait Sistem
Manajemen Lingkungan. Kedua
penghargaan ini sangat bergengsi
karena menempatkan BOB sebagai
perusahaan yang berstandar
Internasional.
Penghargaan ini juga merupakan
bukti komitmen dan konsistensi
manajemen BOB mulai dari level atas
hingga ke tingkat bawah. Sebagaimana
diketahui, sejak beroperasi, BOB tetap
melakukan pengelolaan ladang minyak
yang bersandar pada tiga hal pokok
yaitu kemitraan, profesionalisme, dan
kepedulian terhadap lingkungan.
Karena terdapat hutan lindung di
wilayah Blok CPP, maka kepedulian
terhadap lingkungan dimensinya
menjadi semakin luas tidak saja terkait
dengan sosial ekonomi masyarakat,
terkait juga dengan pelestarian alam.
Komitmen terhadap kelestarian
lingkungan juga terus diwujudkan oleh
Total E&P Indonesie. Terhitung sejak
Oktober 2006, seluruh lapangan fasilitas
produksi perusahaan migas asal
Perancis di Blok Mahakam, Kaltim,
memperoleh sertifikat ISO 14001.
Penilaian atas kelayakan
penerimaan sertifikat ISO 14001
didasari atas berbagai pertimbangan,
di antaranya adalah kebijakan
lingkungan yang diterapkan Total
Indonesie sesuai dengan persyaratan
standar ISO 14001. Standar tersebut
mencakup komitmen pada perbaikan
berkelanjutan dan pencegahan
pencemaran, menaati peraturan yang
berlaku, serta mengkomunikasikannya
kepada semua orang yang bekerja.
Produsen gas nomor satu di
Indonesia ini melakukan analisa dan
penerapan standarisasi ISO 14001
secara bertahap dan konsisten sejak
tahun 2000. Perbaikan secara berkelanjutan mulai diterapkan tahun 2001 dan
pada akhirnya DNV (Det Norske Veritas),
sebagai badan registrasi melalui hasil
audit, menganugerahkan Total Indonesie
sertifikat ISO 14001 pada bulan Oktober
2006 untuk empat lapangan fasilitas
produksinya, yakni terminal BSP
(Bekapai, Senipah, Peciko), CPU (Central
Processing Unit), NPU (North Processing
Unit) dan Handil II Logistic Base.***
Laporan Utama
B3.
Laporan Utama
Medco Sembakung-view
seketika.
Deputi II Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan KLH,
Mohammad Gempur Adnan menambahkan evaluasi proper perlu dilakukan
karena KLH juga sering mendapatkan
komplain dari beberapa perusahaan yang
merasakan adanya ketidakadilan dalam
pelaksanaan Proper selama ini.
Substansi yang kami peroleh adalah
kenapa kriteria penilaian pada
perusahaan-perusahaan yang dengan
mudah dapat memenuhi semua
persyaratan pengelolaan lingkungan tanpa
harus investasi disamakan dengan
kriteria penilaian perusahaan-perusahaan
yang membutuhkan investasi besar untuk
dapat memenuhi persyaratan pengelolaan
lingkungan? Sehingga kemudian muncul
usulan dan saran agar ke depan
pelaksanaan Proper harus apple to apple,
kata Gempur Adnan.
Hal lain yang juga mendasari KLH
untuk segera melakukan evaluasi
pelaksanaan Proper adalah banyaknya
peraturan di bidang Lingkungan Hidup
yang menurut penilaian mereka sudah
kurang tepat dilaksanakan, khususnya
yang berkaitan dengan Baku Mutu Air
Limbah atau Baku Mutu Emisi dalam
operasi hulu dan hilir migas. Pada
Seremonial
Seremonial
Profil
10
Profil
dan prinsip 5R, serta audit lingkungan,
baik secara internal maupun eksternal.
Selain itu, kami juga membuat dan
pelaksanaan Emergency Response Plan
dan prosedur penanggulangan
tumpahan minyak di perairan, serta
melakukan sertifikasi peralatan dan
instalasi (SKPP dan SKPI).
Bagaimana pelaksanaannya di
lapangan?
KKKS sebagai pelaksana kegiatan
operasional di lapangan adalah subyek
dari semua produk peraturan
perundangan, termasuk dalam bidang
perlindungan dan pelestarian
lingkungan. Ini juga sejalan dengan
pasal-pasal dalam Kontrak Kerja Sama
(KKS). Di mana salah satu kewajiban
KKKS adalah melakukan persiapan
untuk pencegahan dan proteksi atas
sistem ekologi, navigasi, dan perikanan
sekeliling wilayah kerja sebagai akibat
langsung dari operasi yang dilakukan
sesuai rencana kerja.
Pada dasarnya, KKKS adalah
perusahaan multinasional yang
beroperasi di seluruh dunia dan
memiliki komitmen kuat terhadap
pengelolaan lingkungan hidup. Aspek
lingkungan adalah salah satu dari
indikator keberhasilan dalam penilaian
kinerjanya. Hal ini dicerminkan dengan
kebijakan, prosedur, sistem dan
operasional perusahaan terhadap
kinerja pengelolaan lingkungan hidup
yang semakin lama semakin baik.
Kementerian Lingkungan Hidup
mendesak industri hulu migas agar
tidak melepas gas buangan ke udara
(flare). Bagaimana upaya BPMIGAS
menyikapi hal ini. Sudah berapa KKKS
yang menerapkan program no-flare di
lapangan?
Secara konkrit peraturan tersebut
belum diterbitkan. Kemungkinan ini
wacana berkaitan dengan isu
pemanasan global. Sebenarnya
penerapan flare reduction telah
diterapkan oleh beberapa KKKS, selain
bertujuan untuk efisiensi energi, juga
untuk perlindungan lingkungan,
seperti Petrochina, Pertamina EP,
Chevron, ConocoPhillips Indonesia,
Total dan sebagainya. Sebagian besar
dari program tersebut untuk gas
utilization, sehingga gas dimanfaatkan
untuk keperluan operasi maupun
peningkatan produksi.
BPMIGAS mendukung kegiatan
efisiensi energi ini dan secara tidak
langsung ikut melindungi kualitas
lingkungan. Karena berkaitan dengan
produksi gas, BPMIGAS juga
mendorong KKKS melakukan flare
11
Seputar KKKS
12
Seputar KKKS
HESS-UJUNG PANGKAH
KEMBALI BEROPERASI
13
Comdev
BERHASIL DI WERIAGAR,
MOGOTIRA DAN TAROY
14
Comdev
ebagai
kepeduliannya
terhadap peran
serta para pemuda
dalam memajukan
perekonomian Natuna,
Star Energy
melaksanakan
program community
development berupa
pelatihan sablon.
Pelatihan kepada para
pemuda tersebut, yang
diadakan pada 31
Maret -3 April 2007,
bertempat di Terempa,
Kecamatan Siantan, Kabupaten Natuna.
Program pelatihan ini dilakukan
oleh Star Energy bekerjasama dengan
Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI) Siantan. Pelatihan ini diikuti
oleh 16 pemuda dari berbagai wilayah
di Kecamatan Siantan. Empat orang
instruktur didatangkan khusus dari
Bandung , Jawa Barat.
Materi pelatihan difokuskan pada
dua hal, yakni pembuatan desain atau
gambar di computer dengan
menggunakan program Corel Draw,
ser ta teknik dan cara-cara
penyablonan. Selain itu, para peser ta
juga diberikan materi mengenai
pembuatan alat-alat sablon dan teknik
pemotongan kain sebelum disablon.
Latar belakang dari pelaksanaan
pelatihan sablon adalah karena selama ini
kegiatan CD Star Energy belum sempat
terfokus pada kegiatan pemuda. Padahal,
banyak pemuda di Natuna yang
mempunyai bakat seni, namun tidak dapat
menyalurkannya menjadi sebuah bentuk
mata pencaharian.
Setelah melihat dan menyadari bahwa
Star Energy
Pelatihan Sablon
untuk Pemuda Natuna
pemuda merupakan salah satu asset yang
sangat potensial di dalam sebuah wadah
masyarakat, Star Energy dan KNPI Siantan
berinisiatif untuk membahas dan
merancang sebuah program yang tepat
guna bagi para pemuda. Akhirnya, setelah
melalui beberapa pertimbangan,
disepakati untuk melakukan program
pelatihan sablon.
Selama masa pelatihan, para
instruktur tidak terlalu menemui kesulitan
dalam menyampaikan materi, karena
hampir semua peserta sudah memiliki
talenta di bidang seni. Ditambah lagi,
semangat dan antusias dalam diri para
pemuda saat mengikuti pelatihan,
sehingga proses pemahaman materi
15
Ekspansi
16
Budaya HSE
untuk mengikuti safety meeting, safety briefing, safety talk dan pengumpulan nearmiss
secara reguler. Semua kontrak kerja antara
perusahaan dengan para mitra disyaratkan
menggunakan alat pelindung diri, perijinan
kerja dan safety meeting reguler.
Meskipun pelaksanaan HSE bukan
tanggung jawab pemerintah, namun pemerintah secara reguler memberi penghargaan
kepada perusahaan yang punya komitmen
tinggi dalam pelaksanaan program HSE.
Contohnya PT Medco E&P Indonesia, yang
beberapa waktu lalu dianugerahi Penghargaan Tertinggi Kecelakaan Nihil 2007 bagi
perusahaan di bidang pertambangan migas
oleh perusahaan.
Penghargaan tersebut diperoleh setelah
Medco E&P Indonesia di Blok Rimau melewati
22.927.321 jam kerja selamat dari tahun 19942006. Penghargaan itu disampaikan secara
langsung oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Erman Suparman.***