Disusun Oleh:
Iwan Hardiyanta
H1A 007031
Pembimbing :
dr. Rika Hastuti, M.Kes
a.
: Iwan Hardiyanta
NIM
: H1A 007031
Keterangan
Nama
12 tahun / 09-10-2003
Dusun Ireng Lauq, Gunung Sari
Laki laki
Islam
SD
Pelajar
Belum menikah
1
Belum
Alergi obat
b.
merupakan anak kedua dari Ayah (Tn. Abdulloh) dan Ibu (Ny. Mariatun). Keluarga inti
dari An.WH terdiri atas Ayah, Ibu dan satu saudara laki-lakinya. Pemegang keputusan
terhadap keluarga ini adalah Ayah pasien (Tn. Abdulloh). Pasien tinggal dalam satu
rumah di wilayah Dusun Johar Pelita, Kecamatan Gunung Sari bersama dengan Ayah,
Ibu dan saudara laki-lakinya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh
pada saat kunjungan pertama:
Nama
Anggota Keluarga
Tn. Abdulloh
Keterangan
Ayah Pasien
(sebagai
38 tahun
Islam
SD
Pedagang
Menikah
Nama
Anggota Keluarga
Ny. Mariatun
Umur
Alamat
35 tahun
Dusun Ireng
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Nama
Anggota Keluarga
M. Ridwan
Lauq,
Keterangan
Ibu Pasien
Jatisela
Keterangan
Kakak pasien
Umur
17 tahun
Agama
Islam
Pendidikan
SMK
Pekerjaan
Pelajar
Status
Belum menikah
Kelurga Anak Wahyu Hidayat secara skematis dapat digambarkan dalam pedigree /
ikhtisar keluarga sebagai berikut:
Ikhtisar Keluarga Anak Wahyu Hidayat :
c.
Data kesehatan awal diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.
Aspek
Pemeriksaan
Ayah
Ibu
Kakak
An. WH
BB (kg)
62
58
50
25
TB (cm)
169
156
158
113
TD (mmHg)
130/80
120/70
110/60
N (x/mnt)
88
84
80
98
RR( x/mnt)
18
20
18
22
T (C)
36,7
36,9
36,5
36,3
20/04/15
d.
ANAMNESIS
(dilakukan secara: autoanamnesis dan heteroanamnesis lanjutan dengan pasien dan
orangtua pasien tanggal 20 April 2015 di Rumah Pasien )
Keluhan Utama:
Menurut orang tua pasien, pasien mendapatkan imunisasi lengkap dan sesuai
jadwal di posyandu.
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak anak seusianya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
BB
: 25 kg
TB
: 113 cm
BMI
: 20,57 (normal)
Fungsi vital:
Tekanan Darah
:-
Nadi
: 98 x/mnt
RR
: 24 x/menit
T ax
: 370 C
Status Generalis
Kepala
Mata
: pupil : reflek cahaya +/+, isokor (+), miosis (-), midriasis (-)
Konjungtiva
: kesan normal, bentuk dan fungsi normal, pernafasan cuping hidung (-),
konka nasal hiperemis (+/+)
Mulut
: mukosa bibir kering (-), sianosis (-), karies gigi (+), deviasi lidah (-),
tonsil hiperemis (+), pembengkakan tonsil (-).
Leher
Thoraks
Inspeksi
Auskultasi
Auskultasi
Palpasi
: Turgor : normal
Tonus : normal
Hepar, Lien, Ginjal : tidak teraba
: (-)
Edema
: (-)
Akral hangat
: + +
+ +
Uro-genital
Tidak di evaluasi
Vertebrae :
Kelainan yang ada
: (-)
Tanda-tanda fraktur
: (-)
2. Menganjurkan pergi ke Puskesmas pada keluarga untuk berobat jika mengalami ISPA
3. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat, stop
merokok di dekat anak, menjauhkan anak dari debu dan asap dapur di rumah
4. Menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah
5. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.
e.
BUDAYA KELUARGA
Keadaan Lingkungan
Keluarga An.WH tinggal di Dusun Ireng Lauq, Kecamatan Gunung Sari, Lombok
Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Luas rumah kirakira 64 m2, dimana panjangnya 8 m dan lebarnya 8 m, dan menghadap ke Utara. Rumah
An. WH berlantai keramik, memiliki sapulantai dari bahan asbes, beratap genteng dan
terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 ruang keluarga sekaligus tempat tidur, 1 dapur, 1 kamar
mandi dengan jamban. Letak pembuangan jamban di samping rumah dan berjarak 5
meter dari tempat penampungan air.
Rumah An. WH mempunyai halaman 2 meter, di depan rumah berbatasan
dengan rumah tetangga. Sebelah timur rumah An. WH
dijadikan tempat pembuangan sampah dengan jarak 1 meter dari rumah. Batas sebelah
barat rumahnya adalah rumah tetangga dengan jarak 2 meter dari rumah pasien. Tepat di
belakang rumah An. WH adalah tempat sumur dan tempat pembuangan sampah keluarga
yang dibatasi tembok berbatasan dengan sawah.
Dinding rumah An. M.Nazir terbuat dari batu bata sebagian besar sudah diplester
dengan semen. Rumah memiliki 5 buah jendela, terdapat di ruang tamu yang sekaligus
sebagai ruang keluarga, namun jendela tersebut jarang dibuka, akses masuk ke dalam
rumah melalui pintu depan dan belakang. Kondisi pencahayaan di dalam rumah An. WH
kurang pada siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan.
Selain itu keadaan rumah juga yang berdebu dan jarang dibersihkan.
Kebutuhan air bersih keluarga An.WH sehari-hari menggunakan air PDAM dan
air yang diambil dari sumur dengan pompa air yang berada di belakang rumah. Air
tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak, mencuci dan kebutuhan
sehari-hari lainnya. Air tersebut tidak dibiarkan menggenang melainkan langsung dibuang
setelah selesai mencuci.
Sosial Ekonomi
Tn. A sebagai tulang punggung utama keluarga bekerja sebagai pedagang. Rerata
penghasilan Tn.A adalah Rp. 500.000-1.000.000/bulan. Sedangkan ibu bekerja sebagai
ibu rumah tangga yang terkadang membantu suaminya berjualan di pasar.
Budaya
Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok
pada umumnya. Tn. A dan Ny. M mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal
mereka masih terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar kepercayaan
bahwa bila anak-anak sakit maka akan di tangani terlebih dahulu oleh dukun dan diobati
dengan jampi-jampian. Bila penyakitnya tambah berat baru anak di bawa ke puskesmas.
10
f.
1.
Anggota
Masalah
Kemungkinan Penyebab
Keluarga
Kesehatan
Masalah Kesehatan
Anak
ISPA
Ayah An. WH
merokok
(An. WH)
anaknya
sedang sakit.
Ventilasi
Keterangan
kunjungan pertama ke
rumah
yang rumah.
tempat
sampah
asap
sering
Ayah
Perokok
aktif
limun di sekolah.
Kebiasaan
merokok Masalah diketahui saat
setiap hari dan merokok kunjungan ke rumah
didekat anggota keluarga sekaligus sebagai
yang lain (dalam rumah)
kunjungan pertama ke
11
Dalam
sehari
dapat rumah.
menghabiskan sampai 1
3
Ibu
ISPA
Kakak
Perokok
pasien
kompor.
Jarang memasak di
kunjungan ke rumah
rumah, biasanya
kunjungan pertama ke
rumah.
sudah jadi.
Kebiasaan
sekaligus
Terkadang
sebagai
kunjungan ke rumah
merokok sekaligus
sebagai
Dalam
sehari
rumah.
dapat
12
Anggota
Keluarga
1.
An. WH
Masalah
Kesehatan
Anggota
Keluarga
ISPA
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
2.
Ayah dan
saudara
pasien
Perokok aktif
3.
Ibu
ISPA
14
bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan walaupun hal ini dilakukan jika
penyakit dirasakan tidak sembuh dan dan malah memberat. Upaya kesehatan dengan
mencari pengobatan ke poskesdes dilakukan apabila penyakit yang di alami An. WH
dirasakan semakin memberat. Apabila masalah kesehatannya belum teratasi, keluarga An.
WH dapat mencari pengobatan langsung ke Puskesmas Gunung Sari. Selama ini menurut
keluarga An. WH, masalah kesehatan sehari-hari dalam keluarga juga diatasi dengan
membeli obat yang dijual di warung.
g.
15
DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek Personal
An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu, batuk tidak disertai
dengan dahak. Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer. Bersin-bersin (+), demam
(-), sesak (-), BAK (+) 3-5 x/hari dan BAB (+) 1 x/hari. Pasien sudah 3 kali mengalami
hal serupa dari dua bulan terakhir. Riwayat panas (-), muntah (-). sesak (-), kebiruan (-),
kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning (-).
Aspek Klinik
ISPA berulang
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan anak laki-laki yang berumur 12 tahun dimana pada usia ini
anak masih cukup rentan terkena berbagai penyakit. Konsumsi makanan yang kurang
serta komposisi gizi juga dapat memengaruhi keadaan pasien. Aspek perilaku keluarga
serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya
pengetahuan
keluarga
mengenai
ISPA,
faktor
resiko
dan
pencegahannya.
Derajat fungsional
: 4
16
Kegiatan
Rencana intervensi
Aspek Personal
2.
Evaluasi:
Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran keluarga.
Intervensi:
Edukasi kepada keluarga
mengenai ISPA dan bahaya
apabila ISPA tidak diobati
Sasaran
keluarga
pasien
Waktu
1 hari
Hasil yang
diharapkan
Keluarga dapat
mengetahui
mengenai ISPA
Menghilangkan
anggapan
penyakit ISPA
merupakan
penyakit yang
biasa saja
Aspek Klinik
ISPA
Evaluasi:
keluarga
pasien
1 minggu
Perbaikan
kondisi klinis
pasien
Melakukan
pencegahan
mengenai
terjadinya ISPA
dengan
menghindari
pencetus
Dilakukan
kontrol
kesehatan
teratur
Terapi:
Non Farmakologis:
Menghindari An. WH
dari
asap rokok atau dari asap
dapur
Menganjurkan agar jendela
rumah sering dibuka
Menyarankan
membersihkan
rumah tiap hari
Terapi farmakologi :
Ambroxol 3x1/2
Vitamin C 3 x 1/2
Edukasi:
Aspek Resiko
Internal
Edukasi:
Mengenai keadaan
pada usia tersebut
keluarga
kesehatan pasien
1 hari
pengasuh dan
keluarga pasien
mengerti bahwa
17
4.
Aspek
psikososial
Kurangnya
pengetahuan
mengenai ISPA
dan
bahaya
ISPA
yang
tidak tertangani
Edukasi:
keluarga
Mengenai ISPA,
faktor resiko pasien
timbulnya ISPA, pencegahan serta
tatalaksana dan bahaya ISPA yang
tidak tertangani
usia pasien
masih
merupakan usia
rentan terkena
penyakit.
1 hari
keluarga pasien
mengerti
mengenai ISPA
dan
menghilangkan
anggapan
bahwa ISPA
merupakan
penyakit yang
tidak perlu
diobati
18
Tindak lanjut 1
Evaluasi:
Pada kunjungan pertama dilakukan evaluasi mengenai masalah kesehatan yang masih
dihadapi keluarga An. WH
Hasil :
Pada saat pertama kali datang An. WH mengalami batuk dan pilek sejak 3 hari yang
lalu, batuk tidak disertai dengan dahak. Pilek yang dialami pasien berwarna putih encer.
Bersin-bersin (-), demam (-), sesak (-).
Anggapan keluarga bahwa penyakit ini adalah penyakit ringan serta An. WH sering
mengalami hal ini dan sembuh sendiri sehingga tidak perlu diobati
Evaluasi mengenai PHBS
Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun yang
belum terpakai di sudut rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk.
Keluarga pasien jarang membuka jendela setiap hari
Keluarga masih tidak mencuci tangan menggunakan sabun
Ayah pasien sering merokok didekat anaknya atau`didalam`rumah
Intervensi:
Tindak
II
Melakukan penyuluhan mengenai ISPA, faktor resiko, pencegahan dan mengenai tanda
bahaya pada anak
Menganjurkan pasien untuk datang ke Puskesmas untuk berobat
Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal hygiene
maupun lingkungan kepada keluarga:
Mencuci tangan dengan sabun
Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun
yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk.
Membuka jendela setiap hari
Menjaga kebersihan rumah setiap hari
Merokok di tempat yang jauh dari anak
Lanjut Evaluasi:
19
Hasil:
Intervensi:
Tindak
III
Lanjut Evaluasi:
Intervensi:
20
: 4
Keluarga pasien terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.
Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung sehingga biaya untuk pembelian keperluan
anak kurang
Ketidakjangkauan terhadap pelayanan kesehatan karena tidak mampu membayar, pendidikan
dan pengetahuan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia
Kesulitan merubah pola asuh yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak
dulu
.
21
Edukasi mengenai pola asuh dan cara perawatan anak dengan benar
Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.
22