Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP

DAN SEJARAH USAHATANI


Ir. Agustina Shinta, MP
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: shint4_71ub@yahoo.com

MODUL
1. Definisi ilmu usahatani

4. Kaitan usahatani dengan

2. Usahatani sebagai Sistem

sektor agribisnis

3. Sejarah Perkembangan

5. Klasifikasi usahatani

usahatani di Indonesia

1. DEFINISI USAHATANI
mempelajari
efisien

pada

bagaimana
suatu

menggunakan

usaha

pertanian

sumberdaya
agar

diperoleh

secara
hasil

maksimal.
Pertanian rakyat yang merupakan usahatani adalah sebagai
istilah dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher
memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian
dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh
seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap
atau manajer yang digaji. Usahatani adalah himpunan dari
sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,
perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar
matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu
dan sebagainya (Mosher, 1968)
Usahatani

kecil

diusahakan

oleh

petani

kecil

yang

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal
yang meningkat
2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan
tingkat hidup yang rendah

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION


DEVELOPMENT (SPEED)

Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten


4. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya
Di Indonesia, batasan petani kecil (Soekartawi, 1986) telah disepakati pada
seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil
adalah :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per
kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di
Jawa atau 0,5 ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal
maka luasnya 0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dalam memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah
terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka
hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian dalam
pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa
petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan
sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan harga yang
tidak stabil, mereka tidak cukup informasi dan modal.
Walaupun petani-petani keecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki
sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak
sama. Karena itu petani kecil tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba
sama, walaupun mereka berada di suatu wilayah kecil. Jelas bahwa hal ini diperlukan
penelitian-penelitian mengenai usahatani di bebagai daerah dengan berbagai
karakteristik petani, iklim, sosial, budaya yang berbeda, sehingga diperoleh
perumusan masalah yang dapat digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan.
Dengan melihat ciri-ciri petani kecil di atas, mempelajari usahatani merupakan
salah satu cara untuk melihat, menafsirkan, menganalisa, memikirkan dan berbuat
sesuatu (penyuluhan, penelitian, kunjungan, kebijakan dll) tentang situasi keluarga
tani dan penduduk desa yang lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
petani dan keluarganya.

Page 2 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di


negara berkembang seperti Indonesia karena ;
- Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi yang kadang tidak terpisahkan
- Kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi sosial dan perekonomian
Bila ingin melihat potret atau kegiatan usahatani, kita akan melihat :
a. adanya lahan
b. adanya bangunan yang berupa rumah petani, gudang, kandang, lantai jemur
c. adanya alat-alat pertanian
d. adanya kegiatan petani yang menetapkan rencana , mengawasi jalannya
usahatani dan menikmati hasil usahataninya.
Di Indonesia, mengenal istilah perekebunan yang sebenarnya merupakan
usahatani yang dilaksanakan secara komersial, tujuannya adalah mendapatkan
keuntungan secara terus menerus. Tetapi ada perbedaan pokok antara keduanya,
antara lain:
No
1
2

Ciri
Lahan
Status lahan

Pengelolaan

Usahatani
Sempit
Milik, sewa
Oleh petani sendiri dan
Secara sederhana
Campuran , monokultur,

Jenis tanaman

Tehnologi

Pangan
Sederhana

Cara budidaya

Tradisional

Cara permodalan

Padat karya

Perkebunan
Luas
Hak guna usaha
Swasta, seluruhnya tenaga
upahan sebagai karyawan,
dan agak rumuit
Tanaman perdagangan,
Monokultur
Modern
Selalu mengikuti
Perkembangan tehnologi
Padat modal

2. USAHATANI SEBAGAI SUATU SISTEM


Ilmu usahatani merupakan upaya penelaahan tritunggal yaitu manusia
(petani), lahan dan tanaman/hewan, maka ilmu ini menyangkut aspek manusia
(sosial), lahan (kimia, fisika) serta tanaman/hewan (aspek budidaya). Menurut
Timmer (1947) mengatakan bahwa ilmu usahatani itu merupakan penghubung
antara ilmu teknik pertanian dengan sosialekonomi pertanian.
Dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:
Page 3 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

Ilmu Sosial
dan
Ekonomi

Ilmu
Usahatani

Ilmu
Sosiologi

Ilmu Teknik
Pertanian

Manusia
petani
Ilmu Tanah,
pemupukan,
klimatologi,
pengairan dan
lain-lain

Lahan

Ilmu Tataniaga
Ilmu Ekonomi
Pertanian
Pembiayaan
usahatani

Tanaman/
ternak/
ikan

Ilmu organisasi
Ilmu hama
penyakit

Gambar 1 . Hubungan Ilmu Usahatani dengan ilmu yang lainnya


Dalam analisis ilmiah konvensional, usahatani dibagi dalam berbagai macam
disiplin dan dipandang dengan sudut profesional dari ahli agronomi, nutrisi, ternak,
ekonomi, sosial dan lain-lain. Sebaliknya, petani justru tidak memiliki bidang
keahlian khusus, mereka menganggap usahatani sebagai suatu keselurahan , jika
kita ingin memahami bagaimana usahatani berfungsi dan bagaimana keputusan
usahatani diambil, kita harus melihat usahatani sebagai suatu sistem. Usahatani
bukanlah sekadar kumpulan tanaman, hewan, peralatan, tenaga kerja, namun
merupakan suatu jalinan yang kompleks dengan pengaruh-pengaruh lingkungan dan
input-input yang harus dikelola petani sesuai dengan kemampuannya.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN USAHATANI DI


INDONESIA
Pertanian telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat bertahan hidup.
Untuk memenuhi keperluan hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan,
awalnya

adalah

umbi-umbian.

Masyarakat

berfikir

sederhana

bagaimana

mempersiapkan lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok


Page 4 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

tanam tersebut, nantinya akan muncul kelompok manusia yang melanjutkan


pekerjaan yang berhubunagan dengan bercocok tanam dan yang merasa tidak
berbakat mereka akan memelihara dan menggembalakan ternak.
Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam akan mencari lahan yang
gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Begitu juga kelompok
masyarakat yang memelihara ternak. Sebelumnya mereka menanam gandum yang
mudah hidup. Padilah yang sejenis paling cocok bagi mereka, karena padi dapat
tumbuh baik di lahan kering maupun tergenang air.
Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia, mulailah dilakukan penjualan atau
pemberian tanah yang luas oleh VOC kepada pihak-pihak yang berjasa kepada
Belanda. Pada pemerintahan Belanda, kebijakan pertanian bukan untuk tujuan
memajukan

pertanian

di

Indonesia,

melainkan

hanya

untuk

memperoleh

keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC. VOC menentukan perdagangan monopoli,


hanya dengan VOC-lah rakyat boleh berdagang. Apalagi pada saat ada gerakan
tanaman kopi paksa oleh VOC terhadap penduduk, di Jawa Barat hingga tahun 1921
Pada zaman cultursteelsel yang diciptakan Van Den Bosch, memperbaiki sewa
tanah atau landrente yang dibentuk oleh Raffles (pada saat tanam paksa).
Berdasarkan culturstelseel tersebut para petani tidak diminta 1/5 hasil bumi yang
mereka peroleh, melainkan para petani harus menanami 1/5 dari tanah mereka
dengan jenis-jenis tanaman menurut kehendak pemerintah. Pada saat itu komoditi
yang memiliki harga tinggi di pasar dunia adalah tebu. Para petani diwajibkan
mencurahkan tenaga kerjanya lebih banyak kepada tanaman wajib daripada
tanaman mereka sendiri. Akibat peraturan yang ketat banyak para petani yang
mengungsi ke daerah memasuki hutan dan mereka membuka tanah untuk dijadikan
sawah.
Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria mengenai pembagian tanah telah
muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa baru berakhir tahun 1921,
itupun tanah masih dikuasai oleh orang-orang Eropa, namun dengan menanam
tanaman bebas mereka mengusahakan pertanian di Indonesia di atas tanah yang
luas, menggunakan modal besar dan usahanya ditetapkan di bawah pimpinan yang
ahli dengan menikmati lindungan dari pemerintah Hindia Belanda. Maka tidaklah
mengherankan, bahwa perusahaan perkebunan ini memperoleh keuntungan yang
luar biasa besarnya. Petani-petani Indonesia hanyalah buruh dengan upah yang
sangat rendah. Hal berlangsung terus hingga zaman penjajahan berakhir.
Page 5 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian


tidak banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap mencurahkan perhatian
khusus pada produksi padi dengan berbagai peraturan seperti wajib jual padi
kepada pemerintah. Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan
pemilik modal besar, sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak dengan
mudah

menentukan

tanaman

yang

akan

ditanam

dan

budidaya

terhadap

tanamannya pun tak berkembang. Setelah swasembada beras hingga tahun 1990
an, baru ada perubahan kebijakan dari beras ke pangan.
Pada permulaan tahun 1970-an pemerintah Indonesia meluncurkan suatu
program pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program Revolusi
Hijau yang dimasyarakat petani dikenal dengan program BIMAS. Tujuan utama dari
program tersebut adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Revolusi
Hijau memakan waktu lebih dari 20 tahun telah berhasil mengubah sikap para
petani khususnya para petani sub sektor pangan, dari anti teknologi ke sikap yang
mau memanfaatkan teknologi pertanian modern. Perubahan sikap petani sangat
berpengaruh
Indonesia

terhadap

mampu

kenaikan

mencapai

produktivitas

swasembada

sub

pangan.

sektor

pangan

Namun

sehingga

kerugian

yang

ditimbulkan Revolusi Hijau pun tidak sedikit, diantaranya adalah membuat petani
bodoh. Banyak pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian telah banyak
dilupakan. Para petani tergantung pada paket-paket teknoloogi pertanian produk
industri.
Pada tahun 1998 usaha tani di Indonesia mengalami keterpurukan karena
adanya krisis multi-dimensi. Pada waktu itu telah terjadi perubahan yang mendadak
bahkan kacau balau dalam pertanian kita. Kredit pertanian dicabut, suku bunga
kredit membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke pertanian.
Karena desakan IMF waktu itu, subsidi pertanian (pupuk, benih, dll) juga dicabut
dan tarif impor komoditi khususnya pangan dipatok maksimum 5%. Infrastruktur
pertanian pedesaan khususnya irigasi banyak yang rusak karena biaya pemeliharaan
tidak

ada.

Penyuluh

pertanian

juga

kacau

balau

karena terlalu

mendadak

didaerahkan. Tidak hanya itu, akibat kerusuhan, jaringan distribusi bahan pangan
dan sarana produksi pertanian lumpuh, antrian beras dan minyak goreng terjadi
dimana-mana. Itulah kondisi pertanian dan pangan yang kita hadapi saat itu. Akibat
perubahan mendadak tersebut pelaku agribisnis khususnya para petani mengalami
kegamangan

dan

kekacauan.

Kredit

untuk

petani

tidak

ada,

harga

pupuk

melambung baik karena depresiasi rupiah maupun karena pencabutan subsidi.


Page 6 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

Itulah sebabnya mengapa pada saat krisis pada tahun 1998-1999 booming
agribisnis tidak berlangsung lama meskipun depresiasi rupiah cukup memberi
insentif untuk eksport. Perubahan mendadak waktu itu, tidak memberi waktu bagi
para

petani

untuk

menyesuaikan

diri.

Sehingga

PDB

pertanian

mengalami

pertumbuhan rendah sebesar 0,88 persen (terendah sepanjang sejarah) (Saragih,


2004).

4. KAITAN USAHATANI DAN AGRIBISNIS


Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran dihasilkan usahataniatau hasil olahannya
Tata niaga
Penunjang :
Dalam negeri
Luar negeri
Distribusi
Penyimpanan
Lembaga
Penunjang :
Bank
Koperasi
Lembaga
Pendidikan
Angkutan
Pasar
Pasca Panen
dll

Pengolahan

Usahatani :
Skala besar
Skala kecil
Pangan

Sayuran

Bunga

Perkebunan

Ternak Ikan

Pengadaan dan Penyaluran Saprodi


- Bibit
- Benih

Pupuk

- Pestisida
- Obat-obatan

Mesin
pertanian

5. KLASIFIKASI USAHATANI
Page 7 of 12

Bahan
bakar

Kredit

Dll.

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

a. Pola usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah ,lahan
kering.

Ada

beberapa

sawah

yang

irigasinya

dipengaruhi

oleh

sifat

pengairannya, yaitu:
Sawah dengan pengairan tehnis
Sawah dengan pengairan setengah tehnis
Sawah dengan pengairan sederhana
Sawah dengan pengairan tadah hujan
Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
b. Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada
macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
1. Macam tipe usahatani :
Usahatani padi
Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
2. Cara penyusunan tanaman:
Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu
lahan. Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan
yang sama. Jadi bila menanam cabai, hanya cabai saja yang ditanam di
lahan tersebut. Pola tanam monokultur banyak dilakukan petani sayuran
yang memiliki lahan khusus. Jarang yang melakukannya di lahan yang
sempit.

Pola

tanam

ini

memang

sudah

sangat

mengacu

ke

arah

komersialisasi tanaman. Jadi perawatan tanaman pada lahan diperhatikan


dengan sungguh-sungguh (Nazaruddin, 1994)
Penataan tanaman secara tunggal (monokultur), di atas tanah tertentu
dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu
jenis tanaman. Setelah dilakukan pemanenan atas tanaman itu, maka tanah
yang bersangkutan itu kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang
sama dan atau dengan jenis-jenis tanaman lain. Atau dengan kata lain : di
atas tanah itu dilakukan penataan pertanaman secara bergiliran urutan/rotasi
(Tohir, 1983).
Menurut

Makeham

dan

Malcolm,

1990

monokultur

adalah

mengusahakan tanaman tunggal pada suatu waktu di atas sebidang lahan.

Page 8 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

Definisi lain adalah Penanaman berulang-ulang untuk tanaman yang sama


pada lahan yang sama
Usahatani Campuran/tumpangsari
Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua
atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis sayuran yang
digabung

bisa

memanfaatkan

banyak
lahan

variasinya.
semaksimal

Pola

tanam

ini

sebagai

mungkin.Tumpangsari

upaya

juga

dapat

dilakukan di ladang-ladang padi atau jagung, maupun pematang sawah. Pola


tanam tumpangsari bisa diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya
tidak jauh berbeda dengan tanaman berumur panjang yang nantinya menjadi
tanaman pokok (Nazarudin, 1994).
Pola tanam tumpang sari akan berhasil guna dan berdaya

guna

apabila beberapa prinsip tidak ditinggalkan. Menurut Suryanto (1990) dan


Tono (1991) bahwa prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman
diantaranya :
Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih

mempunyai umur yang tidak sama


Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir

sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.


-

Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.

Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.


Pola tanam tumpangsari memberikan berbagai keuntungan, baik

ditinjau dari aspek ekonomis, maupun lingkungan agronomis. Menurut


Santoso (1990), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai
berikut :
-

Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian

Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan


tanaman.

Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.

Usahatani bergilir/tumpang gilir

Page 9 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

b. Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan.
Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus
(berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih
varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut
dengan Mix Farming yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi yang
berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :
Kondisi lahan
Musim/iklim setempat
Pengairan
Kemiringan lahan
Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut
kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus
dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya
bila petani memiliki sawah, tanah kering dan kolam, maka pilihan komoditi yang
terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk dari yang satu diikuti oleh
kenaikan produk cabang usaha yang lain.
c. Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :
Nilai umum, sikap dan motivasi
Tujuan produksi
Pengambilan keputusan
Tingkat teknologi
Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
Derajat komersialisasi dari input usahatani
Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat
ekonomi

Page 10 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

d. Bentuk usahatani
Bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani,
yaitu :
Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya juga
akan ditentukan oleh seseorang
Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi
berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil usahatani
kooperatif tersebut disisihkan atas dasar musyawarah per anggotanya
untuk keperluan pemeliharaan dan pengembanga faktor yang dikuasai
bersama serta kegiatan sosial dari kelompok kegiatan itu antara lain :
pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran hasil dan lain-lain

REFERENSI
Anonymous, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Di Aceh. Jakarta
--------------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia: Lampung. PT Intermasa :
Jakarta
--------------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia: Maluku. PT Intermasa. Jakarta
Anwar Adiwilaga, 1982, Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung
Blogspot. 2001. Sejarah Kerajaan Lombok (online). (Available on-line with updates at
http://www.kompas.com/menelusuri SisaMajapahitDiLombok.htm)
Rudini, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Sulawesi Tengah. Yayasan Bhakti
Wawasan Nusantara. PT. Inter Masa. Jakarta.
--------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. Yayasan
Bhakti Wawasan Nusantara. . PT. Inter Masa. Jakarta.
Saragih Bungaran, 2004. Kuliah Tamu Perkembangan Mutakhir Pertanian Indonesia dan
Agenda Pembangunan Ke Depan. Universitas Brawijaya. Malang

Page 11 of 12

Ilmu Usaha Tani

Brawijaya University 2012

PROPAGASI
TUGAS PEMBELAJARAN MODUL 1
1.

Carilah literatur mengenai definisi ilmu usahatani

2.

Uraikan dengan jelas mengenai Tri Tunggal Usahatani

3.

Dari definisi tersebut, coba susunlah diagram yang menggambarkan usahatani


sebagai suatu sistem

4.

Ceritakan

sejarah

perkembangan

usahatani

penjajahan hingga sekarang.

Page 12 of 12

di

Indonesia

mulai

dari

jaman

Anda mungkin juga menyukai