BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut, sering kali disepelekan oleh sebagian besar
masyarakat
Indonesia.
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
kelenjar liur), lipoma (tumor jinak pada jaringan lemak). Mixed tumor terasa
lebih padat pada palpasi, sedangkan lipoma terasa lunak dan berwarna
kekuningan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemeriksaan untuk mukokel?
2. Apa saja macam macam mukokel?
3. Bagaimana gambaran klinis dari mukokel?
1
4. Bagaimana perawatan untuk mukokel?
1.3
Tujuan
1. untuk mengetahui pemeriksaan mukokel
2. untuk mengetahui macam-macam mukokel
3. untuk mengetahui gambaran klinis mukokel
4. untuk mengetahui perawatan dari mukokel
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemeriksaan
2.1.1 Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektif setidak-tidaknya berkaitan dengan 7 hal,
yakni identitas pasien, keluhan utama, present illnes, riwayat medik,
riwayat dental, riwayat keluarga dan riwayat sosial (Gunadi, 1991).
Anamnesa adalah percakapan professional antara dokter dengan
pasien untuk mendapat data atau riwayat pasien yang dikeluhkan. Ada tiga
komponen tentang riwayat pasien : riwayat sosial, riwayat dental, riwayat
medis
1. Identitas Pasien
2. Konsul Dari
Jika ada konsulan dari klinik lain, misal dari prosto, orto, dll
3. Tujuan/keluhan utama pasien
2. Regio/sekstan: regio yang dikeluhkan, baik RA/RB, kanan/kiri.
3. Riwayat kesehatan gigi dan mulut. Meliputi, kunjungan ke drg, riwayat
2.1.2
2.1.3
yang
menekan
duktus
glandula
saliva
minor
lalu
Gambar 1. Mukokel pada anterior median line permukaan ventral lidah yang
melibatkan blandin-nuhn
ekstravasasi
mukus
yaitu
trauma
pada
saluran
oleh
makrofag
terjadi
kemudian.Jaringan
granulasi
duktus
yang
tampak
seperti
pembengkakan
10
Scan),
ultrasonografi,
sialografi,
dan
juga
radiografi
konfensional.
2.2.7 Diagnosis Banding
1. Adenoma Pleomorfik
Adalah suatu nodul keras berwarna kebiru-biruan.
2. Kista nasolabial
Adalah suatu nodula yang berfluktuasi pada palpasi.
3. Kista Implantasi
4. hemangioma,
5. lymphangioma
6. pyogenic granuloma (apabila letaknya pada bagian anterior lidah),
7. salivary gland neoplasm
Untuk dapat membedakan mukokel dengan penyakit-penyakit tersebut maka
dibutuhkan riwayat timbulnya massa dan gambaran klinis yang jelas yang
menggambarkan ciri khas mukokel yang tidak dimiliki oleh penyakit mulut
lain, dan dibutuhkan hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
pendukung lain yang akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiografi
2.2.8 Perawatan
11
12
13
14
15
BAB III
16
KONSEP MAPPING
Pasien
Pemeriksaan
Pem.
Subjektif
Pem. Objektif
Diagnosis
Rencana
Perawatan
Perawatan
17 IV
BAB
Pem. Penunjang
17
PEMBAHASAN
Untuk menegakkan diagnosa mukokel dilakukan prosedur-prosedur yang
meliputi beberapa tahap. Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat
pasien. Pada pasien anak dilakukan aloanamnese yaitu anamnese yang diperoleh
dari orang terdekat pasien. Pada pasien dewasa dengan autoanamnese yaitu yang
diperoleh dari pasien itu sendiri. Kedua melakukan pemeriksaan terhadap pasien
dan pemeriksaan pendukung. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
fisik dengan tujuan melihat tanda-tanda yang terdapat pada pasien, yaitu
pemeriksaan keadaan umum mencakup pengukuran temperatur dan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan ekstra oral mencakup pemeriksaan kelenjar limfe,
pemeriksaan keadaan abnormal dengan memperhatikan konsistensi, warna, dan
jenis keadaan abnormal, kemudian pemeriksaan intra oral yaitu secara visual
melihat pembengkakan pada rongga mulut yang dikeluhkan pasien dan melakukan
palpasi pada massa tersebut. Diperhatikan apakah ada perubahan warna pada saat
dilakukan palpasi pada massa. Ditanyakan kepada pasien apakah ada rasa sakit
pada saat dilakukan palpasi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan laboratorium sanga
tmembantu dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus mukokel, cairan diambil
secara aspirasi dan jaringan diambil secara biopsi, kemudian dievaluasi secara
mikroskopis untuk mengetahui kelainan-kelainan jaringan yang terlibat.
Kemudian dapat dilakukan pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara
MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan),
ultrasonografi, sialografi, dan juga radiografi konfensional.
Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan
pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk
menghindarkan terjadinya rekurensi. Umumnya mukokel yang etiologinya trauma
akibat kebiasaan buruk atau trauma lokal dan mekanik yang terjadi terus menerus
dapat menyebabkan terjadinya rekurensi mukokel. Karena jika kebiasaan buruk
atau hal yang menyebabkan terjadinya trauma tidak segera disingkirkan.
BAB V
PENUTUP
18
18
5.1 Kesimpulan
Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus
glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan
lunak.11 Umumnya sering diakibatkan oleh trauma lokal atau mekanik.
Mukokel memiliki gambaran klinis yang khas, yaitu massa atau
pembengkakan lunak yang berfluktuasi, berwarna translusen kebiruan apabila
massa belum begitu dalam letaknya, kadang-kadang warnanya normal seperti
warna mukosa mulut apabila massa sudah terletak lebih dalam, apabila
dipalpasi pasien tidak sakit.
Untuk melakukan diagnosis dilaksanakan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiografi.
Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan
pembedahan massa. Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi,
marsupialisasi, dan dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung
kepada ukuran dan lokasi massa.
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
Ata - Ali, J ;et al. 2010. Oral Mucocele: Review of theLiterature. J Clin Exp Dent
2(1): e 10-13
19
Bradley PJ. 2006.Head and Neck : Pathology and Treatment of Salivary Gland
Conditions. Elsevier Ltd :304.
Langlais RP, Miller CS. 1994. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang
Lazim. Alih Bahasa. Budi Susetyo. Jakarta:Hipokrates :40-1.
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. 2002. Oral & Maxillofacial
Pathology : Salivary Gland Pathology. 2nd ed. W.B. Saunders Co:389-93.
Regezi JA, Sciubba JJ. 1989. Oral Pathology : Salivary Gland Diseases. WB
Saunders Co, :225-311.
Rshid AK, Anwar N, Azizah AM, Narayan KA. 2008. Cases of Mucocele Treated
in The Dental Department of Penang Hospital. Achives of Orofacial
Sciences; 3(1): 7-10
MUKOKEL
20
20
Oleh:
INDAH PURNAMAWATI
10610018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
21
tugas makalah dengan judul Kista Rahang tanpa halangan suatu apapun. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa bantuan moral maupun bantuan material. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar -besarnya
kepada :
1
drg. Endah sebagai dosen Pembimbing makalah yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian makalah.
Seluruh staf dosen FKG IIK yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu karena keterbatasan hal.
kesempurnaan. Oleh karena itu, merupakan bagian tersendiri bagi kami apabila
diberikan saran dan kritik yang bersifat membangun, guna meningkatkan
pengetahuan dan kesempurnaan tulisan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
pada umumnya.
Hormat Saya
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
22
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I
iii
PENDAHULUAN.......................................................................
Latar Belakang.......................................................................
Rumusan Masalah..................................................................
Tujuan....................................................................................
2.1
Pemeriksaan..........................................................................
2..2
Mukokel...............................................................................
2.2.1 Definisi................................................................................
2.2.2 Etiologi................................................................................
2.2.3 Patofisiologi.......................................................................
2.2.5 Klasifikasi..........................................................................
2.2.6 Diagnosis...........................................................................
10
11
2.2.8 Perawatan..........................................................................
12
2.2.9 Komplikasi........................................................................
16
2.2.10 Prognosis..........................................................................
16
BAB III
KONSEP MAPPING......................................................................
17
BAB IV
PEMBAHASAN ...........................................................................
18
BAB V
19
19
19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
20
BAB II
iii