Anda di halaman 1dari 8

MODELS OF DECISION MAKING

(MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN)


Teori Utilitas Dalam Pengambilan Keputusan
A. Teori Utilitas dalam Pengambilan Keputusan
Rasionalitas menjadikan kehidupan sebagai sebuah permainan, di mana
setiap pemain mengetahui dengan tepat bahwa setiap pemain lainnya/pesaing
mengetahui cara bermain dengan baik. Pengambilan keputusan merupakan suatu
tugas yang sulit dalam kaitan dengan ketidakpastian masa depan dan konflik nilainilai atau hasil tujuan.
Pada 1713, seorang profesor Swiss yang bernama Nicolas Bernaoulli
mengemukakan sebuah pertanyaan yang menarik. Secara kasar, diungkapkan
bahwa Bernoulli tertarik dengan seberapa banyak seseorang akan menghabiskan
uangnya untuk memainkan permainan dengan dua aturan sebagai berikut : (1)
Sebuah koin dilemparkan ke atas sampai terjatuh ke tanah dengan bagian
belakang dimuka, (2) Pemain harus membayar $ 2.00 jika bagian belakang
muncul pada lemparan pertama, dan $ 4.00 jika bagian belakang muncul pada
lemparan kedua, $ 8.00 jika bagian belakang muncul pada lemparan ketiga, $
16.00 jika bagian belakang muncul pada lemparan keempat, dan begitu
seterusnya. Hasilnya, kebanyakan orang menolak mengeluarkan uang lebih
banyak untuk bermain game.
Sejak Bernoulli pertama kali mengajukan masalah ini, masalah tersebut
sudah diberi gelar St. Petersburg Paradox. Ini adalah sebuah paradoks karena
nilai yang diharapkan dari permainan (rata-rata pemberian imbalan jika
permainan dimainkan suatu jumlah yang tak ada akhirnya dari waktu) adalah
tanpa balas, sekalipun begitu sangat sedikit orang mau membayar sejumlah uang
yang sangat besar untuk bermain. Kebenarannya bahwa rata-rata pemberian
imbalan tanpa batas, kita dapat mengkalkulasi nilai yang diharapkan dari
permainan Bernoulli dengan perkalian pemberian imbalan untuk masing-masing
hasil yang mungkin berlawanan terhadap kesempatan menyangkut hasil itu
terjadi.

Daniel Bernoulli (1738/1954) beralasan bahwa nilai atau manfaat dari


uang merosot dengan jumlah menang (atau telah memiliki). Dengan mengira
bahwa nilai dari tambahan uang merosot dengan kekayaan, Bernoulli bisa
menunjukkan bahwa manfaat yang diharapkan dari permainan St. Petersburg
tanpa batas sampai kapan pun.
B. Prinsip dalam Teori Utilitas
Formulasi teori utilitas yang diharapkan didasarkan pada enam prinsip
dasar dalam tingkah laku memilih berikut.
1. Ada urutan alternatif
Para pengambil keputusan rasional harus membandingkan setiap dua alternatif
dan memilih salah satu alternatif dan mengabaikan yang lain. Prinsip ini
menyatakan bahwa dalam menetukan pilihan A atau B, cara-cara penyajian
pilihan A dan B tersebut tidak mempengaruhi keputusan yang diambil.
2. Dominasi/Kekuasaan
Menurut teori utilitas yang diharapkan, sangat rasional para pengambil
keputusan seharusnya tidak memilih strategi yang didominasi, bahkan jika
strategi hanya didominasi lemah. Jika ada dua alternatif berisiko termasuk
identik dan hasil yang sama di antara mereka kemungkinan konsekuensi yang
mungkin terjadi, maka utilitas hasil ini harus diabaikan dalam memilih antara
dua pilihan.
3. Cancellation
Pemilihan antara dua alternatif seharusnya bergantung hanya pada hasil yang
berbeda dari dua alternatif tersebut, tidak pada hasil yang sama untuk kedua
alternatif.
4. Transitivitas
Jika pembuat keputusan yang rasional harus lebih suka hasil A ke B, dan hasil
B ke C, maka orang seharusnya lebih memilih hasil A daripada hasil C.
5. Kontinuitas
Untuk setiap sesuatu hasil, seorang pembuat keputusan harus selalu lebih suka
bertaruh antara hasil terbaik dan terburuk untuk hasil yang pasti diantara jika
peluang atau hasil terbaik cukup baik.
6. Invariance
Prinsip invariance menetapkan bahwa pembuat keputusan seharusnya tidak
dipengaruhi oleh cara alternatif penyajian. Pembuat keputusan seharusnya
lebih mementingkan substansi.

Von Neumann dan Morgentenstern (1947) dalam Plous (1993)


membuktikan secara matematis bahwa saat pembuatan keputusan melanggar
prinsip-prinsip utilitas diharapkan.
Setelah Von Neumann dan Morgenstern (1947) mengusulkan teori manfaat
yang diharapkan, penggagas teori lain mengembangkan lanjutan dan variasinya.
Satu dari variasi yang paling terkemuka adalah teori subjektivitas manfaat yang
diharapkan, mulanya dikembangkan oleh Leonard Savage. Perbedaan utama
dalam teori Savage dengan teori Non Nemann dan Mogentern adalah Savage
membolehkan pandangan, atau pribadi, kemungkinan dari hasil-hasil yang
diperoleh.
Paradoks Rasionalitas Dalam Pengambilan Keputusan
A. The Allais Paradox
Sesuai dengan prinsip cancellation, pemilihan antara dua alternatif
seharusnya hanya bergantung pada bagaimana kedua alternatif tersebut berbeda
bukan pada faktor yang sama untuk kedua alternative tersebut. Berbagai faktor
yang sama untuk kedua alternatif seharusnya tidak memengaruhi pilihan yang
dibuat seseorang yang rasional.
Pada tahun 1953, Maurice Allais memublikasikan artikelnya yang secara
serius menantang prinsip cancellation. Artikelnya menjelaskan apa yang sekarang
dikenal dengan Allais Paradoxsuatu paradoks (keadaan yang bertentangan)
yang menunjukkan bagaimana prinsip cancellation biasanya dilanggar. Paradoks
juga disebut anomali, yaitu suatu keadaan tidak biasanya.
B. Ellsbergss Paradox
Pelanggaran prinsip cancellation lainnya yang terkenal didokumentasikan
oleh Daniel Ellsberg (1961) dalam Plous (1983). Ellsbergs paradox dapat
diilustrasikan sebagai berikut: Asumsikan sebuah kendi terdiri dari 90 bola. Tiga
puluh bola tersebut berwarna merah dan sisanya bola hitam atau kuning, dalam
proporsi yang tidak diketahui. Satu bola diambil dari kendi, dan warna bola
tersebut akan menentukan bayaran anda. Warna apa yang akan dipertaruhkan?
Merah atau hitam? Sebagian besar orang memilih merah untuk menghindari
ketidakpastian komposisi antara bola hitam dan bola kuning. Warna apa yang akan
3

dipertaruhkan?

Dalam

situasi

kedua,

sebagian

besar

orang

memilih

mempertaruhkan bola hitam atau kuning dibandingkan bola merah atau kuning.
Kembali untuk menghindari ketidakpastian berkaitan dengan rasio bola hitam dan
kuning. Dengan kata lain banyak orang memilih alternatif 1 dalam masalah
pertama dan alternatif 2 dalam masalah kedua. Sesuai dengan prinsip cancellation
orang-orang seharusnya memilih alternatif yang sama dalam kedua masalah.
C. Intransitivitas
Prinsip pembuatan keputusan rasional lainnya adalah prinsip transitivitas
yang menyatakan bahwa pembuat keputusan yang memilih hasil A dibandingkan
hasil B, dan yang memilih hasil B dibandingkan hasil C, seharusnya memilih A
dibandingkan C.
D. Preference Reversals
Salah satu studi pertama yang mendokumentasikan preferensi reversals
dipublikasikan oleh Sarah Lichtenstein dan Paul Slovic (1971). Pemilihan antara
sepasang

taruhan

mungkin

melibatkan

proses

psikologi

yang

berbeda

dibandingkan menawarkan setiap taruhan secara terpisah. Secara khusus, mereka


menghipotesiskan bahwa pilihan akan ditentukan terutama oleh peluang taruhan,
sedangkan penawaran akan dipengaruhi terutama oleh jumlah yang akan
dimenangkan atau kalah. Pada kasus di mana orang-orang memilih taruhan yang
bayarannya tinggi, 81% menentukan nilai dolar yang lebih besar pada taruhan
yang bayaranya tinggi. Ketika orang-orang diminta untuk memilih antara dua
taruhan, mereka memberi perhatian khusus pada peluang kemenangan. Namun
ketika diminta untuk menentukan harga bagi seberapa bernilai taruhan itu, mereka
melihat pada seberapa besar bayaran potensialnya.
Sulit untuk menentukan apakah pelanggaran terhadap teori utilitas harapan
menunjukkan bahwa orang-orang membuat keputusan secara tidak rasional karena
tidak ada ukuran yang pasti mengenai hal tersebut.
Model Deskriptif Dalam Pengambilan Keputusan
A. Model Deskriptif dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Plous (1993) ada beberapa model deskriptif dalam pengambilan
keputusan.
1. Model Kepuasan (Satisficing)
4

Seseorang yang membuat suatu keputusan biasanya lebih mengutamakan


kepuasan dibandingkan sesuatu yang optimal. Untuk mendapatkan kepuasan
tersebut adalah dengan cara memilih satu cara yang dianggap memuaskan
sesuatu yang dibutuhkan meskipun pilihan tersebut mungkin tidak ideal atau
optimal.
2. Teori Prospek
Teori ini dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1974). Pada teori ini,
kata kegunaan pada teori utilitas yang diinginkan diganti dengan nilai, di
mana nilai tersebut didefinisikan pada laba dan rugi walaupun nilai untuk
keuntungan berbeda dengan nilai kerugian.
3. Dampak Kepastian (The Certainty Effect)
Ketika seseorang telah yakin akan nilai referensi yang mereka dapatkan dari
teori prospek, maka pembuat keputusan akan berusaha untuk menghilangkan
atau menghindari risiko secara keseluruhan dibandingkan hanya mengurangi
risiko itu.
4. Pseudocertainty
Untuk model pengambilan keputusan ini, pengambil keputusan membuat
suatu kebijakan di mana kebijakan tersebut tidak terlihat jelas atau tidak
terlihat langsung dampaknya.
5. Teori Regret (Teori Penyesalan)
Teori penyesalan berbasis dari bentuk counterfactual reasoning di mana
teori ini didapat berdasarkan ketika seseorang membandingkan kausalitas dari
keputusan mereka dengan apa yang akan terjadi jika mereka membuat pilihan
yang berbeda. Teori ini memiliki risiko prediksi yang sama dengan teori
kemungkinan, hanya saja teori penyesalan memprediksi pilihan dengan
menambahkan variabel baru, penyesalan, ke fungsi kegunaan normal.
6. Pilihan Beragam Sifat
Orang-orang menggunakan sejumlah strategi keputusan berbeda untuk
membuat pilihan beragam sifat dan strategi-strategi ini sangat tergantung pada
jenis masalah.
7. Strategi Non-Kompensasi
Ketika seseorang bertemu dengan pilihan yang rumit di antara sejumlah
alternatif mereka terbiasa menggunakan strategi tanpa pengganti. Pembuat
keputusan menggunakan aturan konjungtif, mengeliminasi berbagai alternatif
yang berada di luar batas sebelum definisi.
5

Strategi ketiga dari strategi tanpa pengganti adalah lexicographic. Pembuat


keputusan menggunakan strategi ini dimulai dari mengidentifikasi dimensi
yang paling penting untuk diperbandingkan dan dipilih sebuah alternatif yang
paling diperlukan.
8. Dimensi Paling Penting
Pembuatan keputusan dapat ditelaah dari segi normatif maupun dari segi
deskriptif. Pendekatan normatif menitikberatkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh si pembuat keputusan agar keputusannya bersifat rasional.
Sementara, pendekatan deskriptif menggambarkan apa yang telah dilakukan
oleh si pengambil keputusan. Pembuatan keputusan juga dapat dikaji dari dua
sudut, yakni keputusan yang dibuat dalam suasana tanpa risiko (riskless
choice) ataupun keputusan yang dibuat dalam suasana yang mengandung
risiko (risky choice).
B. Pembingkaian Informasi (Framing)
Pembingkaian informasi atau sering disebut framing adalah efek pada
penilaian yang kita buat karena cara penyampaian informasi. Informasi yang sama
jika disampaikan dengan cara berbeda akan menimbulkan penilaian yang berbeda
(Hastjarjo, 1991).
Dalam penelitian mengenai pembuatan keputusan, biasanya subjek diberi
sejumlah masalah hipotesis. Setiap masalah mencakup (a) sejumlah alternatifalternatif (options) atau tindakan-tindakan (acts) yang harus dipilih, (b) hasil-hasil
(outcomes) dari alternatif tersebut atau konsekuensi-konsekuensi daripada
tindakan-tindakan

tersebut,

dan

(c)

probabilitas

atau

kontinjensi

yang

menghubungkan hasil-hasil dengan tindakan-tindakan tadi.


C. Fungsi Nilai dan Pembobotan
Kahneman dan Tversky (1979) mencoba memberikan penjelasan atas
kecenderungan subjek dalam menghadapi masalah-masalah di atas. Penjelasanpenjelasan tersebut merupakan ciri-ciri teori prospek.
1. Hasil-hasil (outcomes) diekspresikan dalam bentuk deviasi positif (gains) atau
deviasi negatif (losses) dari satu titik referensi netral yang dianggap bernilai
nol.
2. Mengikuti jejak Bernoulli, Kahneman dan Tversky (1979) menandaskan
bahwa dalam mengevaluasi suatu prospek orang tidak menggunakan hasil-

hasil objektif prospek tersebut, akan tetapi orang mengembangkan penilaian


subjektif terhadap hasil-hasil dari prospek tadi.
3. Dalam teori-teori pengambilan keputusan yang normatif, misalnya expected
utility theory, maka nilai dari satu hasil dibobot (weighted) berdasarkan
probabilitasnya.
D. Akuntansi Mental (Mental Accounting)
Framing juga dapat diterapkan pada pilihan terhadap alternatif-alternatif
yang mempunyai banyak atribut. Dalam mengevaluasi satu pilihan yang
mempunyai banyak atribut, maka orang biasanya mengembangkan satu
perhitungan mental dengan cara memerinci keuntungan dan kerugian dari
alternatif tersebut jika dibandingkan dengan satu referensi.
E. Penelitian Teori Prospek
Pengaruh perbedaan formulasi satu masalah terhadap perbedaan tingkah
laku memilih (framing effects) yang merupakan ciri khas Teori Prospek telah
banyak diteliti. Levein, Chapman, dan Johnson (1988) dalam Hastjarjo (1991)
melakukan dua eksperimen yang meminta subjek untuk berjudi secara hipotesis
(Eksperimen 1) dan berjudi dengan uang betulan (Eksperimen 2). Christensen
(1989) dalam Hastjarjo (1991) mengadakan empat penelitian terhadap tingkah
laku memilih, yang terdiri dari satu penelitian lapangan, satu simulasi
berbelanja, dan dua penelitian yang menggunakan kuesioner.
Secara ringkas, satu implikasi teori prospek yang sangat penting ialah
bahwa dengan memanipulasi formulasi suatu masalah (framing) atau dengan
mengubah titik referensi, orang dapat dimotivasi untuk menunjukkan tingkah laku
tertentu, yakni apakah ia akan cenderung mengambil atau menghindari risiko.
F. Bagaimana di Akuntansi ?
Banyak penelitian akuntansi pada tahun 1960-an secara implisit
mengasumsikan bahwa investor gagal untuk menyesuaikan secara penuh
pengaruh dari pemilihan metode akuntansi terhadap alokasi sumber daya. Pada
dekade tahun 1980-an sampai 1990-an, banyak studi yang melaporkan terjadinya
inefisiensi pasar, hal ini ditandai dengan adanya fenomena post announcement
drift yaitu suatu reaksi berkepanjangan atas suatu peristiwa di pasar, padahal
esensi terpenting dari pasar efisien adalah kecepatan informasi dan informasi akan
lenyap begitu menerima informasi baru lagi.

Teori prospek merupakan teori yang bersifat deskriptif dibandingkan


normatif dalam pengambilan keputusan yang mengandung unsur ketidak-pastian.
Investor akan sangat menyukai suatu pola laba tertentu, yang merupakan bentuk
dari fungsi nilai teori prospek yang menyebabkan manajemen akan melakukan
suatu kreasi terhadap laba yang dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai