Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana islam memandang bidang kedokteran:

Salah satu ilmu yang paling penting untuk dipelajari dalam islam adalah ilmu kedokteran,
hal tersebut seperti yang dikatakan oleh imam Az-Zarnuji dalam kitab Talimul Mutaalim
(kitab awal yang bagi siswa yang ingin belajar tentang keutamaan-keutamaan ilmu)
beliau menjelaskan tentang hukum mempelajari ilmu kedokteran menjadi fardhu kifayah
tatkala pada suatu daerah sangat dibutuhkan keberadaan dokter.

Pada zaman dahulu juga dikenal ilmuan kedokteran yang sangat hebat dalam islam,
namanya adalah ibnu sina, beliau adalah salah satu ilmuan islam yang sangat cemerlang
dalam mendalami bidang kedoketeran. Kitab beliau yang paling terkenal adalah alqonun
fi tthib, yang berisikan tentang ensiklopedia kedokteran yang menjadi rujukan bagi
perkembangan kedokteran di eropa. Selain ibnu sina masih banyak lagi ilmuwan muslim
yang konsen dalam bidang kedokteran seperti ibnu rusyd, al-razi.

Sejak masa lalu, ulama memberikan kedudukan tinggi terhadap ilmu kedokteran. AlImam Al-Syafii membagi ilmu dalam dua kategori, yaitu ilmu agama dan ilmu badan
atau ilmu kedokteran. Aku tidak mendapatkan ilmu yang lebih baik setelah persoalan
halal-haram (fiqh) kecuali ilmu kedokteran, kata Al-Syafii. Di kalangan Syii, mengutip
ucapan Ali ibn Abi talib yang menyejajarkan urgensi ilmu kedokteran setingkat dengan
ilmu hukum Islam, ia berkata : Ada 4 ilmu pengetahuan, yaitu ilmu tentang hukum Islam,
ilmu kesehatan badan, gramatika bahasa dan ilmu perbintangan untuk mengetahui
musim.

Pada dasarnya pentingnya medis dalam islam menekankan pada terjaganya kesehatan
seseorang sehingga mampu untuk menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Tapi t
dalam islam sendiri memberikan kemudahan bagi muslim yang sedang sakit atas kondisikondisi tertentu yang kita kenal dengan ruhshoh.

Bagaimana etika dalam pengobatan :


-

Pengobatan itu sebagai salah satu jalan untuk mencari kesembuhan, tapi Allah lah dzat
yang memberi kesembuhan. Jadi tidak semata-mata sembuh karena obat, tapi niatan
orang yang berobat adalah bertawakkal untuk sembuh dengan minum obat, adapaun yang
memberi kesembuhan tetap Allah
Dalam islam sendiri lebih menekankan kepada pencegahan, bagaimana menjaga
kesehatan lewat perilaku hidup bersih, bagaimana menjaga kesehatan lewat makanan.

Dalam islam pun pernah dibahas bagaimana penggunaan benda najis dalam pengobatan .
menurut Ashabussyafii bahwasannya diperbolehkan berobat menggunakan benda najis selama
tidak ditemukan benda suci yang mempunyai derajat kemanjuran yang sama, ketika ditemukan
obat suci, maka haram berobat dengan obat najis tanpa perbedaan para ulama. Menurut
Ashabussyafii dibolehkannya berobat seperti itu jika orang yang menggunakan obat najis
tersebut mengetahui khasiatnya atau dengan resep dokter muslim yang adil. (kitab Majmu
syarkhil muhadzzab).
Tapi dalam keterangan tersebut perlu digaris bawahi perlu adanya petujuk dari dokter muslim
yang adil dan memang belum ditemukan pengganti obat yang haram.
Bagaimana Perkembangan teknologi kedokteran :
Perkembangan teknologi kedokteran sampai sekarang ini memang sangat pesat. Tapi tak bisa
dipungkiri memang, kalau perkembangan medis sekarang berasal dari kontribusi masa lampau.
Misalnya saja dalam bidang fitofarmaka: pada zaman nabi untuk madu sering digunakan dalam
pengobatan. Fitofarmaka sendiri memanfaatkan ekstrak dari tanaman-tanaman herbal untuk
dijadikan obat.
Di china sudah memadukan antara pengobatan modern dengan pengobatan tradisional china
dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal dari alam.
Di Indonesia sendiri kita juga mengenal jamu sebagai minuman tradisional yang dipercaya
memiliki efek penyembuhan.
Dalam islam tidak melarang memanfaatkan bahan-bahan di alam sebagai sarana penyembuhan
asalkan tidak bertetangan dengan syariat.
Berobat dari sakit merupakan anjuran agama. Karena hal ini termasuk salah satu ikhtiar untuk
mencapai kesembuhan. Salah satu bentuk pengobatan itu menggunakan doa-doa, yang dalam
bahasa Arab disebut denga ruqyah. Hal ini dibolehkan karena Rasulullah SAW sendiri pernah
mengajarkan bermacam-macam do'a untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Di antaranya adalah :
"Dari Masruq, dari Aisyah, bahwa Nabi SAW mengobati sebagian keluarganya. Beliau

mengusap dengan tangannya yang kanan seraya berdo'a. "Ya Allah Tuhan manusia,
hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah dia. Karena Engkau adalah Dzat yang dapat
menyembuhkan, tidak ada kesembuhan (yang hakiki) selain kesembuhan dari-Mu. Dengan
kesembuhan yang tidak akan berlanjut dengan kekambuhan". (HR Bukhori, 5302)
Dalam hadits yang lain dijelaskan: Dari Ustman bin Abil Ash bahwa beliau mengadu pada Nabi
SAW tentang penyakit yang ia derita sejak masuk Islam. Nabi SAW kemudian bersabda:
"Letakkan tanganmu di anggota badanmu yang sakit. Lalu bacalah basmalah tiga kali, dan
bacalah sebanyak tujuh kali:
Aku berlindung kepada Allah SWT dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku takutkan.
(Shahih Muslim, 4082)
Atas dasar hadits ini ulama sepakat bahwa pengobatan dengan menggunakan doa-doa itu
dibenarkan. Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki menyatakan dalam sebuah kitabnya:
"Ibn al-Hajj berkata "Tidak apa-apa berobat menggunakan Iembaran yang ditulisi surat atau
ayat Al-Qur'an, Ialu dicelupkan ke dalam air yang bersih. Kemudian diminumkan kepada orang
sakit. Dengan izin Allah SWT, si sakit tersebut menjadi sembuh". (Abwabul Faraj, 45) .
kullu dain dawaun , setiap penyakit pastii ada obatnya,
Adapaun untuk penyakit-penyakit yang kronis yang tidak ditemukan obatnya, sebenarnya bukan
tidak ada obatnya, hanya saja kita sendiri yang belum bisa menemukan obat yang tepat untuk
mengobati penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai