Anda di halaman 1dari 19

Kewarganegaraa

n
Geopolitik Indonesia

SMK TRIKARYA
Jakarta Selatan

Disusun Oleh :
Tommy Siswanto
XI Akuntansi

Jakarta
2015

A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu geo dan politik. Maka, Membicarakan
pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik.
Geo artinya Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata
ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian
geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sedangkan

politik,

selalu

berhubungan

dengan

kekuasaan

atau

pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat
masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di
mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan
hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan
lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu
sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna
strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam
wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik
dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal.
Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang mereka
tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan
yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di
sekitar (negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa terdapat dua golongan negara, yaitu
golongan negara determinis dan golongan negara posibilitis. Determinis berarti semua hal
yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan Bumi/posisi geografisnya. Negara
determinis adalah negara yang berada di antara dua negara raksasa/adikuasa, sehingga, secara

langsung maupun tidak langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik dua negara adikuasa
tersebut. Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti faktor
ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang mempengaruhi. Hanya
saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka keberadaannya menjadi faktor
yang begitu dominan dalam mempengaruhi keadaan negara yang bersangkutan.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini
merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan dampak yang
terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidaklah berdekatan
dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan
negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, seperti yang
telah disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan
tersebut juga turut menjadi faktor yang berpengaruh, hanya saja tidak terlalu dominan.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya
terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsabangsa, atau secara lebih tegas lagi, untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara
negara-negara raksasa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara yang bersangkutan, seperti
pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll. Maka dari itu,
muncullah organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam
suatu kawasan, seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa, The Shanghai Six dll. Komunitaskomunitas internasional ini berperan dalam hal kerjasama kawasan, penyelesaian masalah
bersama, usaha penciptaan perdamaian dunia, dll.
Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun perananperanan tersebut adalah:
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia;
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam;
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri;

4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan;


5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori negara
B. Pengertian Wawasan Nusantara
Konsep geopolitik diperlukan khusus untuk menyiasati keadaan / kondisi Negara
Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan sepanjang 3,5 Juta Mil. Konsep geopolitik itu
adalah Wawasan Nusantara. Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti
pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata mawas yang
berarti memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata nusa
yang berarti pulau-pulau, dan antara yang berarti diapit diantara dua hal. Istilah nusantara
dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia
yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta diantara Benua Asia dan
Benua Australia.
Secara Umum, wawasan nusantara berarti cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD45 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam
penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi
kemerdekaannya. Tujuan dari Wawasan Nusantara dibagi menjadi dua tujuan, yaitu tujuan
nasional dan tujuan ke dalam. Tujuan nasional dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 45. Pada
UUD 45 dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan tujuan yang kedua,
yaitu tujuan ke dalam, adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


1. Wilayah (Geografi)
a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
Kata Archipelago dan Archipelagic berasal dari kata Italia Archipelagos. Akar
katanya adalah Archi yang berarti terpenting, terutama dan Pelagos berarti lautan atau
wilayah laut. Jadi Archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting. Pengertian ini
berkembang sehingga kemudian muncul pengertian Archipelago sebagai wilayah lautan
dengan pulau-pulau didalamnya (kepulauan)
Lahirnya asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu
dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau-pulau berfungsi
sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belandadinamakan Nederlandsch
oostindishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah
Negara Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang
dipakai, yaitu Hindia Timur, Insulinde oleh Multatuli, nusantara. i n d o n e s i a d a n
H i n d i a B e l a n d a ( N e d e r l a n d s c h - I n d i e ) p a d a m a s a penjajahan Belanda. Bangsa
Indonesia sangat mencintai nama I n d o n e s i a m e s k i p u n b u k a n d a r i b a h a s a n y a
sendiri, tetapi ciptaan o r a n g b a r a t . N a m a I n d o n e s i a m e n g a n d u n g a r t i
y a n g t e p a t , y a i t u kepulauan Indonesia. Dalam bahasa Yunani, Indo berarti
India dannesos berarti pulau. Indonesia mengand ung makna spiritual yang
didalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, Negara kesatuan, kemerdekaan
dan kebebasan.

c. Konsepsi Tentang Wilayah Indonesia


Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai
pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
Res Communis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu

tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.


Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
Mare Clausum (the right and dominion of the sea), menyatakan
bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu Negara

sejauh yang dapat dikuasai dari darat (waktu itu kira-kira sejauh tiga mil).
Archipelagic State Pinciples (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar
konvensi PBB tentang hukum laut.
Saat

ini

Konvensi

PBB

ten tang

Hukum

Laut

(United

Nation

Convention on the Law of the sea (UNCLOS)) mengakui adanya


keinginan untuk membentuk tertib hukum laut dan samudra yang dapat memudahkan
komunikasi internasional dan memajukan penggunaan laut dan samudra secara damai. Di
samping itu ada keinginan pula untuk mendayagunakan kekayaan alamnya secara
adil

dan

efesien,konservasi

dan

pengkajian

hayatinya,

serta

perlindungan

lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landasan
Kontinental. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih
kepulauan dapat mencakup pulau-pulau lain. Pengertian kepulauan adalah gugusan
pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang

hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau perairan dan wujud
alamiah lainnya merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki,
atau yang secara histories dianggap demikian.
2. Laut territorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah
sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan batasan-batasan tertentu sesuai
konvensi ini. Kedaulatan suatu Negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan
laut territorial tersebut.
3. Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.
4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam hayati dari
perairan.
5. Landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya
yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan
benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang terdiri dari
sekitar 17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah
6.044 buah.Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut :
Utara : 6 08 LU
Selatan : 11 15 LS
Barat : 94 45 BT
Timur : 141 05 BT

Jarak utara selatan sekitar 1.888 km, sedangkan jarak barattimur sekitar 5.110 km.
Bila diproyeksikan pada peta benua Eropa,maka jarak barat timur tersebut sama dengan
jarak antara Londondengan Ankara, Turki. Bila diproyeksikan pada peta Amerika Serikat,
maka jarak teresbut sama dengan jarak antara pantai barat dan pantaitimur Amerika
Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2,yang

terdiri

atas

daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 127.166.163 km2. Luas wilayah daratan
Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara merupakan yang
terluas.

b. Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi merupakan
upaya pelaksaan, maka strategi pada hakikatnya

merupakan suatu seni yang

implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Strategi juga
dapat merupakan ilmu yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data
atau fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau
mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan.
Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk Negara dan bangsa Indonesia
adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek
geografi juga aspek-aspek demografi, ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan
hankam. Posisi Silang Indonesia tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Geografi : Wilayah Indonesia terletak diantara 2 Benua, Asia dan
Australia ; serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia
2. Demografi : Penduduk Indonesia terletak diantara penduduk jarang di
selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
3. Ideologi : Ideologi Indonesia (Pancasila) terletak diantara Liberalisme di
Selatan (Australian dan Selandia Baru) dan Komunisme di utara (RRC,
Vietnam, dan Korea Utara).
4. Politik : Demokrasi Pancasila terletak diantara Demokrasi Liberal di
selatan dan Demokrasi Rakyat (Diktatur Proletar) di utara.
5. Sosial : Masyarakat Indonesia terletak diantara

masyarakat

individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.


6. Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak diantara Ekonomi Kapitalis di
selatan dan Sosialis di utara.
7. Budaya : Budaya Indonesia terletak diantara Budaya Barat di selatan dan
Budaya Timur di utara.

8. Hankam : Geopolitik dan Geostrategi Hankam (Pertahanan dan


Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di
selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.
Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya
strategi disusun secara bertahap dengan memperhitungkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dengan demikian geostrategic adalah perumusan strategi
nasional dengan memperhitungkan kondisidan konstelasi geografi sebagai faktor
utamanya.
Menghubungkan

Geopolitik dengan Geostrategi menimbulkan pemahaman

bahwa sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia
dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan
politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui
konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi
geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim
sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah
yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
a. Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957
Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah
bekas Hindia

Belanda

berdasarkan

ketentuan

dalam Teritoriale Zee en

Maritieme Kringen Ordonantie tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial
Indonesia. Ordonisasi tahun 1939 tersebut menetapkan batas wilayah laut territorial
sejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara
terpisah-pisah. Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada wilayah
daratan pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara pulaupulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat sedikit k a r e n a u n t u k s e t i a p p u l a u

h a n y a d i t a m b a h p e r a i r a n s e j a u h 3 m i l disekelilingnya. Sebagian besar


wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan RI.

b. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17Februari 1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan
sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara
Kepulaauan (Archipelagic State Principles).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Indonesia.

Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi Mahkamah Internasional


pada tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus

perbatasan

antara

Inggris

dengan

Norwegia. Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu
kesatuan kepulauan nusantara termasuk peraiarannya yang utuhdan bulat. Disamping itu,
berlaku pula ketentuan point to point theory untuk menetapkan garis besar wilayah
antara titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp/1960
tanggal 18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk
wilayah nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari titiktitik pulau terluar yang saling dihubungkan, sehingga merupakan satu kesatuan wilayah
yang utuh dan bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau nusantara menjadi laut
territorial Indonesia. Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia yang semula
hanya sekitar 2 juta km2 kemudian bertambah menjadi 5 juta km2lebih. Tiga per lima
wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh karena itu, Negara Indonesia
dikenal

sebagai

Negara maritim. Untuk

mengatur

lalu

lintas

perairan

maka

dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai diperairan
pedalaman Indonesia, yang meliputi :
1) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
2) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,
3) Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda
tersebut, sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan Negara.
c. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik yang
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk
mengesahkan Wawasan Nusantara. Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk
mewujudkan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam

dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara. Asas pokok yang
termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai berikut :
1) S e g a l a s u m b e r k e k a y a a n a l a m y a n g t e r d a p a t d a l a m l a n d a s a n
kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis bataslandas
kontinen dengan Negara-negara tetangga melalui perundingan
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik
ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara
tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Demi

kepastian

hukum

dan

untuk

mendukung

kebijaksanaan

Pemerintah, asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam UndangUndang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi serta
penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah
yang ditimbulkannya.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi
pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang dihitung dari garis dasar
laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan
ZEE adalah :
1)Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2)Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3)ZEE memiliki kekuatan hukum internasional.
Melalui

perjuangan

panjang

di

forum

Internasional,

akhirnya

K o n f e r e n s i P B B t e n t a n g H u k u m L a u t I I d i N e w Yor k 3 0 Ap r i l 1 9 8 2
menerima The United Nation Convention on the Law of the
s e a (UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di Montego
Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi tersebut mengakui atas

asas

Negara

Kepualauan

serta

menetapkan

asas-asas

pengukuran

ZEE.

Pemerintah dan DPR RI kemudian menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE,
serta UU No. 17 tahun1 9 8 5 t e n t a n g R a t i f i k a s i U N C L O S . S e j a k 3 F e b r u a r i
1 9 8 6 I n d o n e s i a telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah
meratifikasinya.

D. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara


1. Wadah Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen yaitu:
a) Wujud wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang
didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
dalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta di atasnya merupakan
satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena itu nusantara dibatasi oleh
lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya.
Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka
keatas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi. Letak geografis negara
berada di posisi dunia antar dua samudera dan dua benua. Letak geografis
ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional di
Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara inimenyatu dalam kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
b) Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organiasi negara didasarkan pada UUD1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan,
sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan
rakyat

yang

dilaksanakan

menurut

Undang-Undang.

Sistem

pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presiden memegang


kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia adalah
negara hukum (Rechtsstaat) bukan negara kekuasaan (Machsstaat).
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai kedudukan kuat,

yang

tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Anggota MPR merangkap


sebagai anggota MPR.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisai adalah kesadaran politik dankesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yangmencakup
partai politik, golongan dan organnisasi masyarakat, kalanganpers serta
seluruh aparatur negara. Seluruh lapisan masyarakat itu diharapkan dapat
mewujudkandemokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945

dan secaraideal berdasarkan dasar falsafah Pancasila, dalam berbagai


kegiatanbermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
2. Isi Wawasan Nusantara
Isi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia
dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 yang meliputi: 1)
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 2) Rakyat
Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.3)

Pemerintahan

Negara

Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh yang meliputi: 1) Satu kesatuan wilayah Nusantra yang mencakup daratan,
perairan dan dirgantara secara terpadu. 2) Satu kesatuan politik, dalam arti UUD dan
politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional. 3) Satu kesatuan sosial
budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar BhinekaTunggal
Ika, satu tertib sosial dan satu tertib hukum. 4) Satu kesatuan ekonomi dengan
berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekelurgaan dalam satu sistem ekonomi
kerakyatan. 5)

Satu

kesatuan

pertahanan

dan

keamanan

rakyat

semesta

(Sishankamrata). 6) Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan


pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batinniah danLahiriah
Tata laku batiniah berdaasarkan falsafah bangsa yang membentuk sikapmental
bangsa yang memilki kekuatan batin yang berlandaskan Pancasila untuk membentuk
sikap dan mental bangsa. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam
arti kemanunggalan

kata

dan

karya,

keterpaduan

pembicaraan, pelaksanaan,

pengawasan dan pengadilan. Dalam hal ini Wawasan Nusantara diwujudkan dalam satu
sistem organisasi yang meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan
Pengendalian.

E. Implementasi Wawasan Nusantara


a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan poltitik
1) Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik bersama bangsa
Indonesia.
2) Keanekaragaman suku, bangsa, budaya dan agama tetap dalam kesatuan bangsa
Indonesia.
3) Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib dan seperjuangan,
sebangsa dan setanah air.
4) Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang
membimbing ke arah cita-cita.
5) Kehidupan politik diseluruh wilayah nusantara sistem hukum nasional.
6) Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum.
7) Bangsa Indonesia bersama bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian
abadi melalui politik luar negeri bebas aktif.
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
1) Kekayaan di wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perokonomian seluruh nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan, sistem ekonomi kerakyatan untuk kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya
1) Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki kehidupan serasi dengan
tingkat kemajuan yang merata dan seimbang sesuai dengan kemajuan bangsa.
2) Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah suatu kesatuan dengan corak ragam budaya
yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilainilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan
hasilnya dapat dinikmati.
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan pertahanan keamanan
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.

2) Tiap-tiap WNI mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
e. Penerapan wawasan nusantara
1) Di bidang wilayah, adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional,
sehingga terjamin integritas wilayah teritorial Indonesia. Disamping itu pengakuan
terhadap landas kontinen Indonesia dan ZEE Indonesia menghasilkan pertambahan luas
wilayah yang cukup besar.
2) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan SDA yang cukup
besar dan kesejahteraan Bangsa Indonesia
3) Pertambahan luas wilayah dapat diterima oleh dunia internasional termasuk negaranegara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai karena Indonesia
memberikan akomodasi kepada kepentingan negara tetangga antara lain dibidang
perikanan.
4) Dalam pembangunan negara diberbagai bidang tampak pada berbagai proyek
pembangunan sarana dan prasarana, komunikasi dan transportasi.
5) Penerapan bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa
Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asas Pancasila.
6) Di bidang Pertahanan Keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh
rakyat melalui sistem pertahanan keamanan rakyak semesta untuk menghadapi berbagai
ancaman bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai