Chapter II
Chapter II
URAIAN TEORITIS
a.
secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup telah disediakan, ditata,
diatur dengan rapi di atas meja buffet atau meja perasmanan yang berukuran panjang dan para
tamu bebas menentukan serta melayani dirinya sendiri untuk mengambil menu yang
disukainya dan secara sebagian atau keseluruhan tamu juga di pandu oleh chef yang siap
berdiri di belakang meja buffet selama jamuan makan berlangsung. Pada umumnya pelayanan
buffet merupakan kombinasi dari keduanya. Tamu mengambil sendiri untuk menu :
-
Relish ( sayuran segar seperti : lobak, wortel, mentimun, yang di potong-potong kecil
memanjang ).
Kerupuk
Sedangkan untuk roast beef atau steak di iris-iris oleh chef dan disajikan ke piring-
piring tamu. Di restoran pada umumnya harga buffet service sudah di cantumkan dengan
membayar sejumlah uang tertentu, setiap tamu harus mengambil dan melayani dirinya sendiri
dengan hidangan yang telah tersedia dengan lengkap diatas meja buffet atau perasmanan
tersebut untuk dinikmati sepuasnya. Jadi, jumlah uang yang harus dibayarkan bukan
berdasarkan banyak sedikitnya makanan yang disantap tapi berdasarkan jumlah orang yang
menyantapnya. Sebagai contoh untuk acara Banquet, harga buffet tidak di cantumkan. Baik
buffet smorgarboards maupun hunt breakfast menjadi semakin terkenal dalam bidang
pelayanan makan. Orang-orang Amerika sudah terbiasa melayani dan menikmati makanan
yang diambil sendiri dari meja yang disusun dengan rapi dan menarik. Buffet service ini
bertujuan untuk mengurangi kesibukan baik kesibukan pramusaji dan ruang makan maupun
kesibukan staff dapur belakang. Dengan demikian para pramusaji lebih difokuskan pada clear
up saja. Penyajian minuman dan juga bantuan untuk tamu di saat tamu akan duduk di
kursinya sambil membawa makanan. Juru masak didapur pun tidak harus terlalu di sibukkan
dengan persiapan hidangan karena hidangan sudah dapat disajikan beberapa saat sebelum
tamu datang. Dengan demikian untuk acara buffet jumlah tenaga juru masak yang diperlukan
dapat lebih sedikit, terutama untuk hidangan dingin, seperti :
-
Hidangan Salad ( Cheft salad, letture pudding, beberapa macam keju, pastry, es buah,
es krim, es teller, gado-gado, dll )
pelayanan dengan makanan yang disiapakan di piring tamu dan juga sering disebut dengan
pelayanan American Service, sebagian besar orang setuju bahwa menyajikan makanan yang
telah ditempatkan di piring dari dapur disebut pelayanan ala amerika pula (Ready on Plate
Service)
Adapun karakteristik Istimewa dari Plate Service ini yakni makanan yang sudah
ditempatkan atau diporsikan pada piring di dapur (kitchen) lalu segera diletakkan di bagian
tengah alas makan dihadapan para tamu tepat seperti saat di tata di dapur, dan yang sangat
ditekankan dalam tipe pelayanan ini adalah kecepatan. Berbeda dengan pelayanan Buffet
service yang cukup dengan menyediakan semua menu di sebuah meja panjang yang disusun
berdasarkan urutan Menu Steleton yang dhiaskan semenarik mungkin untuk menggugah
selera makan si tamu.
Dalam pelayanan biasanya diatur agar dapat memberikan pelayanan yang cepat.
Karakteristik dari Plate Service tidak sama halnya dengan pelayanan Buffet service. Semua
minuman misalnya kopi, teh, susu, minuman ringan, air ,koktail, dan anggur disajikan dan
diangkat dari sisi kanan. Akan tetapi seharusnya penyajian minuman ini harus disajikan dari
sisi kiri, karena orang-orang atau tamu (amerika) lebih banyak mengkonsumsi variasi jenis
minuman dibandingkan kebiasaan klasik dari Negara mereka (Table Manner)
Restoran yang menawarkan Buffet service dan Buffet Service sebagai Sistim
Pelayanan utamanya bisa menyajikan beberapa item menu dari tipe sistim pelayanan lainnya,
seperti :
c.
6. Dalam pelayanan di meja-meja khusus, pada saat kondisi meja yang kurang baik,
maka seorang pramusaji dapat menyajikan makanan dari sebelah kiri tamu dan
tergantung tipe tamu yang duduk di meja.
7. Setelah tamu selesai makan, maka kewajiban bagi seorang pramusaji untuk mengclear up (membersihkan) peralatan makan si tamu dari sebelah kiri tamu dengan
menggunakn tangan kanan.
8. Pelayanan dan pengambilan peralatan makan yang kotor dilakukan dengan cepat
akan tetapi sopan dan cermat, tanpa harus membuat tamu terusik.
9. Ada kalanya seorang pramusaji juga minta ijin kepada si tamu sebelum mengangkat
peralatan makan dan minum si tamu dengan tujuan untuk menghindari
kesalahpahaman antara tamu dan pramusaji.
d. Faktor Pendukung Pelaksanaan Buffet Service
Agar pelaksanaan Buffet service atau kegiatan operasional berjalan dengan lancer dan
akan tercapai dengan maksimal, maka dapat dibagi dalam dua faktor pendukungnya, antara
lain :
1. Peralatan yang digunakan
Bunga ini harus dibuat diatas meja karena sebagai hiasan dengan tujuan
alat untuk mempercantik atau memperindah meja makan tersebut.
o Nomor Meja (Table Number)
Adapun kegunaan dari Nomor Meja ini adalah untuk memudahkan
Pramusaji agar tidak kewalahan untuk mengorder tamu yang dating dan
dapat memperlancar kegiatan operasional dengan baik.
o Lazy Zusan (Meja Putar)
Alat ini jarang dipergunakan untuk event kebanyakan, akan tetapi apabila
adapun banyak terdapat di hotel atau restoran yang menerapkan Chinese
Food.
o Taplak dan Serbet Makan (Table Cloth and Guest Napkins)
Biasanya di restoran harus menggunakan table cloth dan guest nepkins
untuk tamu yang makan direstorant tersebut. Warna dari serbet ini ada dua
macam seperti merah dan putih, yang putih kebanyakan menjadi pilihan
untuk pelayanan formal, sedang dengan banyaknya kreasi maka banyak
guest nepkins yang berwarna untuk menarik selera makan tamu pula.
o Daftar Menu
Gunanya adalah untuk memudahkan tamu dalam memesan makanan dan
minuman di luar dari hidangan Buffet yang telah disajikan.
Dari uraian di atas tersebut peralatan-peralatan yang akan digunakan harus sudah
tersedia di atas meja makan sebelum restoran dibuka dan harus memang betul-betul
diperhatikan agar kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar. Disamping itu, peralatan
juga menjadi salah satu faktor pendukung terlaksananya Sistim Pelayanan atau Hidangan
Buffet Service di sebuah Restoran.
merasakan profesionalisme dalam pekerjaan dari pada melihatnya hanya sebagai sebuah
pekerjaan.
Di daerah terpencil atau daerah berkembang, di mana tenaga kerja yang tidak terlatih
begitu banyak, seorang manajer dapat dikatakan ceroboh bila melakukan sistim pelayanan
formal. Ada juga beberapa Hotel di negara-negara berkembang yang melayani pasar eropa
telah mencoba untuk menggunakan cart service atau platter service dengan penuh kesulitan,
di saat Buffet service mulai mempermudah pelayanan baik untuk para staf dan pihak
manajemen. Demikian pula jika pihak manajemen menghendaki pelayanan yang lebih rinci
dan hanya ada sedikit pramusaji yang tersedia yang mampu memberikan pelayanan yang
efisien, maka pelayanan ini akan memberikan pelayanan yang buruk. Penggunaan Buffet
Service memungkinkan para pramusaji meyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cepat,
menempatkan makanan (pada piring yang telah disiapkan sebelumnya) dihadapan tamu, dan
memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan pelayanan lainnya dengan baik.
Sistim pelayanan Buffet Service cukup menghemat waktu dan tenaga untuk para staf,
dengan aturan baku untuk menata kepegawaian sebuah restoran yang memakai sistim
pelayanan yang dipakai saat pendirian dan menetapkan operasional restoran di sebuah hotel
tersebut. Saat dibutuhkan table service maka seorang pramusaji dapat melayani hingga 18
orang tamu dengan efektif, dan jumlah antara 14 hingga 18 adalah jumlah yang paling tepat
untuk melayani para tamu bagi sebagian besar personil pelayanan. Aturan baku ini berlaku
untuk pelayanan A la Carte, karena seorang pelayan atau pramusaji harus dapat melayani 25
atau lebih pelanggan dengan efisien bila preset menu atau Banquet service yang dipakai,
khususnya bila didukung oleh sebuah sistim tim pelayanan.
Bila digunakan Buffet Service dan memerlukan ruangan makan yang luas untuk
masing-masing tamu dan15 kaki persegi/orang adalah aturan baku yang biasa dipakai dalam
menata dan mengatur ruang makan. Tetapi di daerah metropolitan, akan dirancangkan kurang
dari 15 kaki persegi,sementara di daerah pedesaan dimana harga per kaki lebih murah,
rancangan yang dibuat lebih dari 15 kaki persegi. Untuk ukuran alas makan, lebih kecil dari
ukuran yang digunakan pada platter service, harus berukuran panjang 24 inci dan kedalaman
15 inci. Alas makan yang lebih kecil dapat dipakai di meja yang lebih kecil sehingga akan
memberikan lebih banyak tempat duduk di dalam daerah yang telah disiapkan. Karena lebih
banyak orang yang diberi tempat duduk di daerah yang telah disediakan (Biaya sewa lebih
ringan) dan pelayanan juga lebih cepat dari pada cart service atau platter service, harga setiap
menu produk makanan dengan kualitas tertentu harus lebih rendah dari produk dengan
kualitas yang sama pada restoran yang menawarkan cart service atau platter service atau
Chinese Food.
Buffet Service memberikan pengontrolan porsi makan yang cukup baik bila seorang
chef yang menjaga meja buffet cukup terampil dalam memberikan makanan kepada tamu.
Apapun yang dikeluarkan dari dapur ke meja perasmanan sesuai harga pesanan menu yang
dikeluarkan dan dikontrol dengan manajer restoran. Dalam hal ini lebih memudahkan untuk
mengawasi bahan-bahan di atas sebuah hidangan buffet tamu dari pada bahan-bahan di kereta
atau piring penghidang. Pengontrolan kualitas sangat baik, bagi plate atau plater service,
karena semua makanan disiapkan dan ditempatkan dalam piring di dapur.
Dari uraian di atas bahwa seorang pramusaji sangatlah didukung untuk menjadi salah
satu factor pendukung terlaksananya sistim pelayanan Buffet Service tersebut. Selain itu
pramusaji yang diharapkan juga harus betul-betul, yang sangat professional di dalam
melaksanakan teknis pelayanan Buffet Service tersebut. Oleh karena itulah Seorang Pramusaji
dapat dikatakan sebagai pemandu selera, sebagai penyaji hidangan, sebagai duta perusahaan
dan sebagai wiraniaga.