Chapter III V ANALISA BETON
Chapter III V ANALISA BETON
1200 psi = 8.27 Mpa diperlukan over-desain (per ACI 318, Bagian
5.3.2.2, tidak ada riwayat sebelumnya)
Desain Proporsi
Langkah 1:
Menetapkan
w/c
yang
diperlukan untuk
4700
psi
Langkah 3:
Langkah 4:
Langkah 5:
Langkah 6:
Weights: 1 yd3
1 m3
Semen
645 lb
292.83 kg
870 lb
394.98 kg
Pasir (kering)
1351 lb
613.354 kg
Air (total)
271 lb
123.034 kg
Total
3137 lb/yd3
1424.198 kg
American Concrete
Dan dari persamaan ini diperoleh = 6.7 , nilai disini masih terdapat
0.7
2.7
3.1
3.5
3.8
4.1
jumlah
Faktor pengali
0.104 fct
1.6
2.1
2.6
3.1
3.6
tegangan dan regangan beton dan baja yang diskematiskan sesuai dengan
peraturan SNI (Standard Nasional Indonesia).
0.85 fc
a = 1 c
Cc
d-1/2a
Ts
=
1.45 fct
Cc
a = 1 c
c
d h
Ts
dimana a = .c, dan dalam pengerjaan skripsi ini penulis hanya menggunakan
perhitungan terhadap mutu beton < 30 Mpa. Sehingga nilai untuk < 30
1,23.b.c.fct = As.fy..(3.6)
Mu = As..fy(d-0.425c)..(3.8)
...
1,23...
c = 0.813 .
(3.10) ....................................................(3.10)
.d.....(3.11)
.d) ..............................(3.12)
= .0,8.fy (1 0.346 .
)
.(3.13)
cu
Maka,
c=
.......................................................(3.14)
0.003
.......................................................(3.15)
0.003
.d ..(3.16)
0.003+
0.003+
0.003
0.003+
Dan As = .b.d
1.23.
0.003
0.003+
b = 1,23.
0.003
fct
.
0.003+
...(3.19)
Dimana nilai Es = 2.105 MPa (2.106 Kg/cm2), maka untuk setiap kombinasi fct
dan fy, rasio tulangan dalam kondisi seimbang dapat dirangkum pada tabel.8.
Tabel. 8. Rasio tulangan b kondisi seimbang
fct MPa (Kg/cm2)
Fy MPa
(Kg/cm2)
15 (150)
20 (200)
25 (250)
30 (300)
240 (2400)
0.05491
0.07321
0.09152
0.10982
400 (4000)
0.02768
0.0369
0.04613
0.05535
..(3.20)
Fy MPa
(Kg/cm2)
15 (150)
20 (200)
25 (250)
30 (300)
240 (2400)
0.0466
0.0622
0.0778
0.0934
400 (4000)
0.0235
0.0314
0.0392
0.0471
Dimana :
Mr
fr
Wt.ret
Sehingga :
Mr = 0.021 bd2. Fct .... (3.20)
Untuk = 1 berlaku rumus (3.8) Mu= As.fy(d-0.425c), dan ditentukan
(d-0.425c) = 0.9d, maka,
Mu= 0.9 As.fy.d....(3.21)
dan As = .b.d
Mu= 0.9 .fy.bd2...(3.22)
Dengan mensubtitusikan persamaan (3.10) dan (3.12) atau dengan
menyamakan Mu dan Mr selanjutnya akan memberi nilai yang teoritisnya
dianggap sebagai min.
0.021 bd2. fct = 0.9 .fy.bd2
min = 0.023
.(3.23)
Fy MPa
(Kg/cm2)
15 (150)
20 (200)
25 (250)
30 (300)
240 (2400)
0.0014
0.0019
0.0024
0.0029
400 (4000)
0.0009
0.0012
0.0014
0.0017
= .
ACI 318.02
fr = 0.7
Beton normal SNI
fr = 0.104 fct
Beton ringan ACI
= 1.7 fct
Analisa lentur beton normal
= .0,8.fy (1 0.588 .
= .0,8.fy (1 0.346 .
b = 1,23.
0.003
fct
.
0.003+
maks = 0.85 b
min = 0.023
Bentuk busur tekan untuk gelagar yang pendek dan lebar lain dari pada
Ukuran daerah tekan, demikian juga dengan besar momen dan kualitas
beton yang digunakan.
SKSNI T15-1991-03 Bab 3.4 menguraikan pengaruh-pengaruh serta
teknik perhitungan. Pasal 3.4.1.1 menetapkan bahwa gaya lintang yang bekerja
pada penampang yang ditinjau harus direncanakan sehingga
Vu Vn
ACI
mengizinkan
penggunaan
rumus
berikut sebagai
rumusan perencanaan.
1
Vc = .bw.d (3.24)
6
Vc= ....(3.25)
6
Dan dengan memodifikasi rumus untuk beton ringan sesuai persamaan (3.1)
diperoleh:
Vc=
.fct........(3.26)
40.2
tegangan geser diberikan sebesar = 0.6. Sehingga rumus (3.26) berubah menjadi
Vc= 0.6
.fct..(3.27)
40.2
Batas-batas nilai Vc untuk setiap mutu beton diberikan pada tabel 11 berikut:
Mutu beton fct (Mpa) 15
Vc
0.25
20
25
30
35
0.30
0.40
0.45
0.55
penampang beton saja tidak kuat menahan tegangan geser. Berarti untuk Vu
....(3.28)
Karena jarak pusat ke pusat sengkang pada skema ini dianggap z, maka
luas penampang yang diperlukan per satuan panjang adalah:
.... (3.29)
( ).
...........(3.32)
( )..
..............(3.33)
Pada Rumus (3.33) Vu konstan dalam jarak y. Pada beban terbagi rata, Vu
berkelakuan linier sehingga bentuk distribusi Vu berupa linier pula.
Rumus luas total penampang sengkang adalah:
As =
1 ( ).
...(3.34)
Dalam situasi ini, jarak antara sengkang harus diatur sesuai dengan Vu.
Umumnya rumus yang berlaku untuk tulangan sengkang adalah:
As sengk =
( )
(3.35)
( )
....(3.36)
...(3.37)
...(3.38)
( )
..(3.39)
menjadi:
Vs =
.........................................(3.40)
1000
........................................(3.41)
Rumus (3.41) dirangkum pada tabel 8.4.a grafik dan tabel perhitugan beton
bertulang untuk berbagai As sengk dan mutu baja fy.
Jarak maksimal sengkang pada balok beton bertulang yang berpenampang
persegi menurut pasal 3.4.5.4.1 adalah :
S maks = .(3.42)
2
vs maks = bd ....(3.43)
3
vs maks = ..(3.44)
3
Selanjutnya nilai vs
maks
10
.(.45)
tabel.12.
15
20
25
30
35
Vs maks
0.9
1.2
1.5
1.8
2.1
Apabila vu > vs
maks
yang lebih besar daripada h = 250 mm, berlaku jumlah minimum tulangan
sengkang yang dihitung menurut rumus (2.45)
Av =
......(3.46)
Rumus (3.45) dapat pula ditulis dalam bentuk yang menyatakan minimum
tulangan sengkang yang siperlukan sejarak y agar sesuai dengan rumus (3.39),
kemudian diperoleh sebagai:
Av sengk min =
......(3.47)
komponen
Balok pendukung
satu arah
fy
fy
fy
fy
400 240
400 240
400 240
400 240
1/14.5 1/19.5
1/17 1/23
1/19.5 1/26.5
1/6.5 1/9.5
beton
normal. Dimana
nanti kita
dapat melihat
dan
membandingkan desain balok beton bertulang antara beton normal dan beton
ringan.
Perhitungan beton normal mengacu pada persyaratan yang diberikan oleh
SNI.
Perhitungan perencanaan beton normal diawali dengan penggunaan rumus
(2.48). Menghitung tulangan As= .b.d pada beton normal untuk menentukan nilai
rasio tulangan digunakan rumus (2.48) dimana disebelah kiri rumus tersebut
sudah diketahui, namun pada beton ringan rumus tersebut telah dijabarkan dalam
tabel-tabel dengan berbagai mutu beto fc dan mutu baja fy.
= .0,8.fy (1 0.588. .
..(2.48)
Menghitung Beban-beban
min maks
Pilih tulangan
maks
> min
> maks
>
Hitung
>
Hitung
Menentukan tulangan menahan gaya lintang
Pilih tulangan
III.6 Kolom
Kolom merupakan beton normal yang dihitung dan direncanakan sesuai
pendoman SNI.
, maka untuk
beban aksial Pu selalu meningkat dari kiri ke kanan, pada gambar a menunjukkan
situasi tulangan maupun berada dalam tegangan tekan.
Untuk berlau anggapan bahwa =
400
200000
Bila eksentrisitas meningkat , maka c sebagai ukuran dari garis netral akan
. Diagaram
tersebut adalah gambaran pada saat tercapainya kehancuran beton sesaat dan batas
leleh yang telah ditetapkan.
Dalam
situasi
pembebanan
letur
dengan
beban
aksial
terjadi
kesetimbangan, bila H = 0.
H = 0 menghasilkan :
= [ + + ]
= . .
M = 0 menghasilkan :
= .
2
1
2
1
2
+ . + . ( )
2
. . ( )
. 0.85.
Nilai ini adalah suatu besaran yang tidak berdimensi, dan ditentukan baik
oleh factor beban yang dikalikan dengan beban aksial ataupun mutu beton serta
ukuran penampang.
Pada sumbu horizontal dinyatakan nilai:
. 0.85.
BAB IV
APLIKASI PERHITUNGAN
IV.1. Umum
Aplikasi perhitungan merupakan penerapan perhitungan berdasarkan
analisa struktur beton ringan dengan rumus-rumus yang telah dituliskan
sebelumnya pada Bab III. Pada aplikasi ini penulis menggunakan asumsi soal,
dimana soal yang digunakan ditentukan dan disesuaikan berdasarkan pendekatan
realistik pada aplikasi di lapangan, soal-soal yang digunakan untuk mendapatkan
nilai perbandingan antara analisa beton ringan dan beton normal
beberapa
variabel untuk beton ringan memiliki perbedaan dengan beton normal dan
beberapa yang lain sama, perbedaan dan persamaan dicantumkan pada tabel.14.
Pembahasan aplikasi merupakan perencanaan struktur dengan pemodelan
struktur portal, dengan pehitungan balok dan kolom. Sedangkan untuk pelat lantai
tidak direncakan atau dihitung namun demikian pelat lantai juga dimasukkan
dengan penentuan dimensi dan bahan yang ditentukan guna menetapkan bebanbeban pada balok pemikul, dimana beban merupakan penyaluran dari berat lantai
ke balok.
Kemudian perencanaan diambil adalah balok beton ringan dan kolom
beton normal yang kemudian dibandingkan dengan perhitungan balok beton
normal dan kolom beton normal
Sementara untuk proporsi bahan beton ringan yang digunakan pada
perhitungan disesuaikan dan diambil dengan proporsi bahan yang telah ada dan
ditetapkan oleh America Concrete Institute (ACI.211) sebagaimana yang telah
dipaparkan pada Bab III , dan untuk perhitungan digunakan penurun rumus yang
yang mengacu pada rekomendasi America Concrete Institute (ACI.318-2) dan
telah dituliskan pada Bab II.
Tabel 14 Perbandingan variabel beton ringan dan beton normal
Beban-beban
Sama
Jarak L1 dan L2
Sama
Dimensi penampang
Sama
Berat jenis
Berbeda
Mutu beton
Sama
Mutu baja
Sama
= 25 MPa
= 25 MPa
Mutu baja fy
= 400 MPa
= 14.242 kN/m3
= 24 kN/m3
19.5
l=
19.5
diambil tinggi balok 450 mm, dan b = 23 h = 23 450 = 300 mm. Maka dimensi
balok untuk beton ringan diperoleh 300 mm X 450 mm.
300 mm
450 mm
21
l=
21
dapat disimpulkan bahwa dimensi balok pada struktur beton ringan lebih besar
daripada dimensi balok pada beton normal. Namun untuk membandingkan kedua
perhitungan beton ringan dan beton normal diambil dimensi balok adalah sama,
maka digunakan dimensi balok untuk beton ringan dan beton normal adalah 0.3 m
x 0.45 m (300 mm x 450 mm).
Untuk dimensi kolom ditentukan b x h adalah 40 cm x 40 cm. sedangkan
dimensi lantai untuk lantai atap h = 11 cm dan lantai 2 dan 3 h = 12 cm.
Beban segitiga
M0
=
qekiv l2
12
L = 4.5
Beban segtiga diekuivalensikan terhadap beban persegi, sehingga
2.
96
. q l2
qekiv l2
qekiv
-
12
= q = 1.25 q
beban trapezium
2.25
1.75
5
M0
(3 2 2+ 3)
12
qekiv
=
=
12
qekiv l2
(3 2 2 + 3)
3
qekiv
qekiv
= 1.48 q
53
= 1.25 q
= 1.75 x 1.0
= 1.75 kN/m
qLekiv
= 1.75 x 1.25
= 2.188 kN/m
= 2.64 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
-
= 1.25 x 3.276
= 4.563 kN/m
= 5.704 kN/m
= 2.64 kN/m
qekiv
= 5.968 x 1.48
qbs
= 1.068 kN/m
Pekiv
= qekiv x L
= 8.833 x 5
= 44.165 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.068 x 5
= 5.34 kN
Ptot
= 49.505 kN
= 8.833 kN
= 2.50 x 1.0
qLekiv
= 2.50 x 1.25
= 2.50 kN/m
= 3.125 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
-
= 1.25 x 4.802
= 4.802 kN/m
= 6.003 kN/m
= 2.88 kN/m
qekiv
= 1.48 x 7.456
= 11.035 kN/m
qbs
= 1.068 kN/m
Pekiv
= qekiv x L
= 11.035 x 5 = 55.175 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.068 x 5
Ptot
= 60.515 kN
= 5.34 kN
= 2.50 x 0.9
= 2.25 kN/m
qLekiv
= 2.25 x 1.25
= 2.813 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
-
= 1.25 x 4.803
= 4.803 kN/m
= 6.003 kN/m
= 2.88 kN/m
qekiv
= 1.48 x 7.456
= 11.035 kN/m
qbs
= 1.068 kN/m
Pekiv
= qekiv x L
= 11.035 x 5 = 55.175 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.068 x 5
Ptot
= 60.515 kN
= 5.34 kN
qekiv
= 1.75 x 1.0
= 1.75 kN/m
qLekiv
= 1.75 x 1.48
= 2.59 kN/m
= 2.64 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
= 1.48 x 4.563
= 4.563 kN/m
= 6.753 kN/m
= 2.50 x 1.0
= 2.50 kN/m
qLekiv
= 2.50 x 1.48
= 3.7 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
= 1.48 x 4.803
= 4.803 kN/m
= 7.108 kN/m
= 2.50 x 0.9
= 2.25 kN/m
qLekiv
-
= 2.25 x 1.48
= 3.33 kN/m
2
= 2.88 kN/m
Balok
= 1.923 kN/m
qDekiv
= 1.48 x 4.803
= 4.803 kN/m
= 7.108 kN/m
Pelat
= 633.6 kN
Balok
= {(4x16x0.3x0.45)+(4x15x0.3x0.45)}x14.242
= 238.411 kN
Kolom
= (16x0.4x0.4x1.5)x24
= 92.160 kN
= 16.022 kN
Dinding
= 237.15 kN
= 2x(16+15)x1.5x0.15x17
Qd Total
= 1217.343 kN
Beban hidup
-
Q atap
Qatap total
= 0.3 (16x15x1.75)
= 126 kN
= 1217.343 +126
= 1343.343 kN
= 691.2 kN
2. Lantai 3 dan 2
Beban mati
-
Pelat
Balok
= {(4x16x0.3x0.45)+(4x15x0.3x0.45)}x14.242
= 238.411 kN
Kolom
= (16x0.4x0.4x3)x24
= 16.022 kN
Dinding
= 474.30 kN
= 2x(16+15)x3x0.15x17
qd total
= 184.32 kN
= 1604.253 kN
Beban hidup
-
Ql
Q total
= 0.3 (16x15x2.50)
= 180 kN
= 1293.529 + 180
= 1473.529 kN
H=9m
Tx = Ty = 0.06 9
Tx = Ty = 0.312 detik
Koefisien gempa dasar
Dari grafik koef gempa dasar dengan Tx = 0.312 detik untuk tanah
sedang diperoleh
C1
= 0.55
= 8.5
= 1.0
Memanjang:
Fix =
-
.
.Vx
.
Melintang
Fiy =
.
.Vy
.
wi
Wi.hi
Vx,Vy
Fix,Fiy
1343.343 12090.09 277.6142 132.3919
Fix, Fiy
33.098
24.204
12.102
4290.401 25351.85
= 117.44 kN/m
Mlapangan
= 94.887 kN/m
Vmaks
= 80.40 kN
Pmaks
= 414.49
p = 40 mm
D = 8 mm
Tinggi balok
h = 450 mm
D = 20 mm
Tumpuan
= .0,8.fy (1 0.364 .
117.44
0.3 . 0.3922
).103
400
25
24..
x12 =
0.181 (0.1812)4(1)(0.0014)
x12 =
0.181 0.027
x12 =
x1 =
x2 =
2(1)
0.1810.165
2
0.1810.165
2
0.181+0.165
2
= 0.008
= 0.173
diambil = 0.008, dimana dengan fct = 25 mPa dan fy = 400 Mpa, dari
tabel.3 diperoleh min = 0.0014. dan dari tabel.2 diperoleh maks = 0.0392. maka :
0.0014 < 0.008 < 0.0392
selanjutnya dicari As dengan menggunakan rumus As = .b.d
As = 0.008 x 0.30 x 0.392 x 106
As = 940.8 mm2
Kemudian dengan menggunakan tabel 2.2a pada Grafik dan tabel
perhitungan beton bertulang seri IV. Diketahui kondisi batang tulangan dan
dipilih tulangan 4 19 (1134 mm2 )
Lapangan
= .0,8.fy (1 0.364 .
94.887
0.3 . 0.3922
).103
400
25
24..
x12 =
0.181 (0.1812)4(1)(0.0012)
x12 =
0.181 0.028
x12 =
x1 =
x2 =
2(1)
0.1810.1673
2
0.1810.1673
2
0.181+0.1673
2
= 0.0068
= 0.1742
diambil = 0.0068, dimana dengan fct = 25 mPa dan fy = 400 Mpa, dari
tabel.3 diperoleh min = 0.0014. dan dari tabel.2 diperoleh maks = 0.0392. maka :
0.0014 < 0.0068 < 0.0392
selanjutnya dicari As dengan menggunakan rumus As = .b.d
As = 0.0068 x 0.30 x 0.392 x 106
As = 799.68 mm2
Kemudian dengan menggunakan tabel 2.2a pada Grafik dan tabel perhitungan
beton bertulang seri IV. Diketahui kondisi batang tulangan dan dipilih tulangan 4
16 (804 mm2)
IV.2.2.3 perhitungan Gaya lintang
Perhitungan Beban yang memikul
Wu
Vmaks = 80.40 kN
Selanjutnya menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.4.1.2, gaya lintang yang
terjadi boleh direduksi sampai pada harga sejarak 0.392 m dari muka tumpuan,
sehingga gaya lintang diperoleh:
Vu = 80.40 0.392. 12.203 = 75.616 kN
Menghitung vu dan periksa vu vc
vu =
75616
300392
= 0.64 MPa
sebesar 0.40 Mpa, karena vu > vc maka harus digunakan tulangan geser.
Menentukan Panjang y sehingga vu > vc
y=
Vmaks = 80.40 kN
Vc = vc . bd
Wu = 12.203 kN/m
y=
80.4047.04
12.203
y = 2.73 m
( )
As sengk =
0.6 .400
= 117.44 kNm
Pu maks
= 414.49 kNm
A kolom
fc
= 30 MPa
fy
= 400 MPa
et
117.44
414.49
= 0.28 m
= 280 mm
Ag
= 40 x 40
= 1600 cm2
Agperlu =
=
.103
..0.856.
414..49 103
0.6516000.8530102
= 0.156
280
400
= 0.7
Agperlu =
.103
..0.856.
= 0.156 x 0.7
= 0.109
60
400
= 0.15
Dari buku CUR 4,Grafik dan Table Perhitungan Beton Betulang, hal.93
dengan:
fc
= 0.15
= 30 MPa
fy
= 400 MPa
= 1.0
= x Ag
= 0.008 x 160.000
= 1280 mm2
Dipakai tulangan 8 16 (As = 1608 mm2 )
IV.3 Perencanaan Beton Normal
IV.3.1 Perhitungan Beban
IV.3.1.1 perhitungan beban gravitasi merata arah melintang
qekiv
= 1.25 q
= 1.75 x 1.0
= 1.75 kN/m
qLekiv
= 1.75 x 1.25
= 2.188 kN/m
= 2.64 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
qDekiv
-
= 1.25 x 5.88
= 5.88 kN/m
= 7.35 kN/m
= 2.64 kN/m
qekiv
= 5.968 x 1.48
= 8.833 kN
qbs
= 0.25 x 0.3 x 24
= 1.8 kN/m
Pekiv
= qekiv x L
= 8.833 x 5
= 44.165 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.8 x 5
= 9 kN
Ptot
= 53.165 kN
= 2.50 x 1.0
= 2.50 kN/m
qLekiv
= 2.50 x 1.25
= 3.125 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
qDekiv
-
= 1.25 x 6.12
= 6.12 kN/m
= 7.65 kN/m
= 2.88 kN/m
qekiv
= 1.48 x 7.456
qbs
= 0.25 x 0.3 x 24
Pekiv
= qekiv x L
= 11.035 x 5 = 55.175 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.8 x 5
Ptot
= 64.175 kN
= 11.035 kN/m
= 1.8 kN/m
= 9 kN
= 2.50 x 0.9
= 2.25 kN/m
qLekiv
= 2.25 x 1.25
= 2.813 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
= 6.12 kN/m
qDekiv
-
= 1.25 x 4.803
= 7.65 kN/m
= 2.88 kN/m
qekiv
= 1.48 x 7.456
= 11.035 kN/m
qbs
= 0.25 x 0.3 x 24
= 1.8 kN/m
Pekiv
= qekiv x L
= 11.035 x 5 = 55.175 kN
Pbs
= qbs x L
= 1.8 x 5
Ptot
= 64.175 kN
= 9 kN
= 1.48 q
= 1.75 x 1.0
= 1.75 kN/m
qLekiv
= 1.75 x 1.48
= 2.59 kN/m
= 2.64 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
qDekiv
= 1.48 x 5.88
= 5.88 kN/m
= 8.702 kN/m
= 2.50 x 1.0
= 2.50 kN/m
qLekiv
= 2.50 x 1.48
= 3.7 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
qDekiv
= 1.48 x 4.803
= 6.12 kN/m
= 9.058 kN/m
= 2.50 x 0.9
= 2.25 kN/m
qLekiv
= 2.25 x 1.48
= 3.33 kN/m
= 2.88 kN/m
Balok
= 3.24 kN/m
= 0.3 x 0.45 x 24
qDatap
qDekiv
= 1.48 x 4.803
= 6.12 kN/m
= 9.058 kN/m
Pelat
Balok
= {(4x16x0.3x0.45)+(4x15x0.3x0.45)}x24m = 401.76 kN
Kolom
= (16x0.4x0.4x1.5)x24
= 27 kN
Dinding
= 237.15 kN
= 2x(16+15)x1.5x0.15x17
Qd Total
= 633.6 kN
= 92.160 kN
= 1391.67 kN
Beban hidup
-
Q atap
Qatap total
= 0.3 (16x15x1.75)
= 126 kN
= 1391.67 +126
= 1517.67 kN
2. Lantai 3 dan 2
Beban mati
-
Pelat
Balok
= {(4x16x0.3x0.45)+(4x15x0.3x0.45)}x24 = 401.76 kN
Kolom
= (16x0.4x0.4x3)x24
= 27 kN
Dinding
= 474.30 kN
= 2x(16+15)x3x0.15x17
qd total
= 691.2 kN
= 184.32 kN
= 1778.58 kN
Beban hidup
-
Ql
Q total
= 0.3 (16x15x2.50)
= 180 kN
= 1778.58 + 180
= 1958.58 kN
H=9m
Tx = Ty = 0.06 9
Tx = Ty = 0.312 detik
= 0.55
= 8.5
= 1.0
Vx = Vy =
Memanjang:
Fix =
.
.Vx
.
Melintang
Fiy =
.
.Vy
.
hi
9
wi
1517.67
Wi.hi
13659.03
Vx,Vy
351.665
Fix,Fiy
153.531
Fix, Fiy
38.38
1958.58
11751.48
351.665
132.089
33.02
1958.58
5875.74
351.665
66.045
22.015m
5434.83
31286.25
= 133.879 kN/m
Mlapangan
= 103.379 kN/m
Vmaks
= 89.51 kN
Pmaks
= 471.82 kN
p = 40 mm
D = 8 mm
Universitas Sumatera Utara
D = 20 mm
h = 450 mm
= .0,8.fy (1 0.588 .
).10-3
0.8, digunakan tabel 5.1.c grafik dan tabel perhitungan beton bertulang seri
IV,maka :
133.879
0.3 . 0.3922
= 2904 kN/m2
30002904
30002800
96
200
0.0056
0.01040.0096
0.0104
0.0008
200 = 2.0032
= 0.0100
Digunakan tulangan (dari tabel 2.2a grafik dan tabel perhitungan beton
bertulang), 4 20 (1257 mm2)
Lapangan
103.379
0.3 . 0.3922
= 2243 kN/m2
dari tabel 5.1.c grafik dan tabel perhitungan beton bertulang seri IV, maka
digunakan interpolasi
24002243
24002200
157
200
0.0081
0.0081
0.00810.0074
0.0008
200 = 1.4944
= 0.0075
terjadi boleh direduksi sampai pada harga sejarak 0.392 m dari muka tumpuan,
sehingga gaya lintang diperoleh:
83951
300392
= 0.71 MPa
sebesar 0.50 Mpa, karena vu > vc maka harus digunakan tulangan geser.
Menentukan Panjang y sehingga vu > vc
y=
Vmaks = 89.51 kN
Vc = vc . bd
Wu = 14.18 kN/m
y=
89.5158.80
14.18
y = 2.166 m
dengan nilai vu sepanjang 0.392 m dari tumpuan konstan dan sepanjang
2.166 0.392 = 1.774 m nilai vu menurun.
( )
As sengk =
0.6 .400
= 133.879 kNm
Universitas Sumatera Utara
Pu maks
= 471.82 kNm
A kolom
fc
= 30 MPa
fy
= 400 MPa
et
133.879
471.82
= 0.284 m
= 284 mm
Ag
= 40 x 40
= 1600 cm2
Agperlu =
=
.103
..0.856.
471.82 103
0.6516000.8530102
= 0.178
284
400
= 0.71
Agperlu =
.103
..0.856.
= 0.178 x 0.71
= 0.126
60
400
= 0.15
Dari buku CUR 4,Grafik dan Table Perhitungan Beton Betulang, hal.93
dengan:
fc
= 0.15
= 30 MPa
fy
= 400 MPa
= 1.0
As
= x Ag
= 0.012 x 160.000
= 1920 mm2
Dipakai tulangan 8 19 (As = 2268 mm2 )
IV.4 Kesimpulan Hasil Perhitungan
Setelah melakukan perhitunga tersebut diatas, kemudian hasil
perhitungan dapat dirangkum untuk mengatahui perbedaan perencanaan balok
beton ringan dan balok beton normal juga kolom beton normal pada pemodelan
struktur portal.
Lapangan
4 19
2 16
As Perlu
940.8
AS pakai
4 19 (1134)
As Sengkang
Beton Normal
8 225 (223)
Tumpuan
2 19
4 16
Lapangan
4 20
2 20
2 19
4 19
799.68
1176
882
4 16 (804)
4 20 (1257)
4 19 (1134)
8 225 (223)
As Perlu
1280
1920
As Pakai
8 16 (1608)
8 19 (2268)
Dimensi Kolom
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
1. Dari rekomendasi perhitungan America Conrete institute (ACI) 211.2, tlah
diatur dan ditetepkan peraturan-peraturan dn ketentuan mengenai proporsi
dan campuran bahan beton ringan, dan diperoleh kesimpulan mutu beton
ringan fct sebesar 25 MPa dengan berat Jenis 1420 kg/cm2
2. Perbandingan
rekomendasi
Conrete
institute
(ACI)
318-2
sesuai
diperoleh
= 1.7 fct,
= .0,8.fy (1 0.346 .
4. Dari aplikasi perhitungan beton ringan dan beton normal diperoleh hasil
sesuai tabel.12 adalah untuk balok beton ringan dengan mutu beton K25
untuk tulangan tumpuan diperoleh diameter 4 19 dan lapangan 4 14,
untuk balok beton normal mutu beton K25 diperoleh untuk tumpuan
diameter tulangan 4 20 dan lapangan 4 16, dan untuk beton normal
lapangan 4 14.
tulangan sesuai hasil rangkuman pada tabel.13 yaitu untuk beton ringan
diameter 4 16 dan untuk beton normal K25 dan K35 diperoleh diameter
tulangan 4 19.
beton normal dengan mutu beton yang sama, sedangkan untuk mutu beton
ringan K25 memiliki pendekatan diameter yang sama terhadap mutu beton
normal K35. Dan untuk penulangan kolom beton ringan lebih kecil dari
pada penulangan kolom beton normal.
7. Disimpulkan bahwa beton ringan lebih ekonomis dengan kukuatan yang
sama, dimana hal ini terjadi dikarnakan factor berat jenis beton dan juga
oleh karna perbedaan rumus perhitungan sesuai yang direkomendasikan
ACI 318-02 untuk beton ringan.
V.2 SARAN
1. Dengan menyimpulkan juga dari perbandingan tulangan yang digunakan
beton ringan lebih kecil dari pada beton ringan artinya beton ringan lebih
ekonomis dari pada beton ringan, maka untuk itu penulis menyarankan
penggunaan beton ringan pada stuktur bangunan lebih ditingkatkan lagi
dan dari bahan-bahan beton ringan pengganti pasir seperti abu sekam padi,
pozolan, abu terbang dan bahkan limbah-limbah lainnya sangat mudah
didapat. Hanya saja kita sering meragukan kekuatan beton ringan padahal
beton ringan memiliki kekuatan yang memadai dan pada aplikasinya beton
ringan structural banyak digunakan di Amerika dan negara-negara eropa.
2. Hasil penelitian analisa yang penulis tuangkan pada skripsi ini tentunya
masih jauh dari yag diharapkan, untuk itu penulis menyarankan untuk
rekan-rekan dan adek-adek mahasiswa khususnya Teknik Sipil USU
dalam pengerjaan tugas ahkir lebih banyak lagi menuliskan tentang beton
ringan structural bahkan lebih baik dengan menggunakan uji laboratoium.