Petricia
11.2013.134
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat
Petricia_25@yahoo.com
Abstrak
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok
Mycobacterium, yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Sumber penularan adalah melalui droplet
penderita TB BTA positif. Menurut WHO pada tahun 2013, Indonesia merupakan negara dengan
pasien TB terbanyak ke 5 di dunia setelah India, Cina, Nigeria dan Pakistan. Sekitar 75% pasien TB
merupakan kelompok usia paling produktif (15-50 tahun) dan diperkirakan sekitar 95% kasus TB
serta 98% kematian TB di dunia terjadi pada negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut
Riskesdas 2013, Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi TB tertinggi. 1-3 Evaluasi program
ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis
(P2TB) periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 di wilayah kerja Puskesmas Klari
dengan metode pendekatan sistem sehingga dapat memberikan penyelesaian masalah yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Klari. Materi yang di
evaluasi dalam program ini laporan triwulanan P2TB di Puskesmas Klari dengan membandingkan
cakupan terhadap target. Dari hasil evaluasi program didapatkan masalah yaitu pada cakupan
penjaringan suspek 77% dari target 80%,Case Detection Rate (CDR) 73% dari target 90%, cure rate
80% dari target 85%, dan penyuluhan kelompok 75% dari target 100%. Dari lingkungan fisik, masih
banyak rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang kurang. Sedangkan pada lingkungan non fisik
mayoritas tingkat pendidikan dan ekonomi penduduk adalah rendah. Untuk mengatasi masalah
tersebut antara lain dengan mengoptimalisasi kinerja petugas puskesmas, melakukan pembinaan
masyarakat untuk turut dalam P2TB dengan cara melatih kader, membuat perencanaan dan dan
penyuluhan secara teratur dan berkala, serta menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan setempat.
Kata Kunci : Tuberkulosis, TB BTA positif , P2TB.
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) paru merupakan
penyakit
menular
langsung
yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis
yang
sebagian
besar
menyerang paru, namun dapat pula
menyerang organ tubuh lainnya. Sumber
penularan adalah penderita TB BTA positif
yang melalui droplet berisi sekitar 3000
kuman TB menyebarkannya ketika batuk
atau bersin. Berdasarkan karakteristik
penduduk, prevalensi TB paru cenderung
meningkat dengan bertambahnya umur,
3.
4.
5.
6.
(activities)
dan
pengawasan
(controling) yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
yang
direncanakan
dalam
melaksanakan
evaluasi
Program
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
(P2TB).
Keluaran (output)
Kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem dari kegiatan Program
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
(P2TB).
Lingkungan (environment)
Adalah dunia di luar dari sistem yang
tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap
Program Penanggulangan Penyakit
Tuberkulosis (P2TB) yang terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
Umpan balik (feed back)
Kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan dalam
Program Penanggulangan Penyakit
Tuberkulosis (P2TB).
Dampak (impact)
Adalah akibat yang dihasilkan oleh
keluaran
dalam
Program
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
(P2TB)
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri atas variabel - variabel :
Masukan, Proses, Keluaran, Lingkungan,
Umpan balik dan Dampak yang digunakan
sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam Program Penanggulangan
Penyakit Tuberkulosa (P2TB). Tolok Ukur
pada program P2TB didapatkan dari
Pedoman Nasional TB tahun 2014 dan
ketentuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang.
Penyajian Data6
3
Sarana Kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di
wilayah kerja Puskesmas Klari, antara lain
puskesmas pembantu 2 buah, dokter umum
1 orang, dokter gigi 1 orang, bidan
18 orang, tidak terdapat klinik 24 jam,
paaraji 20 orang, dokter praktek swasta 1
orang.
Data Khusus
Masukan6
4
Melalui
pemeriksaan
dahak
mikroskopis dengan mengumpulkan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan
dalam dua hari kunjungan yang
berurutan
berupa
Sewaktu-PagiSewaktu
(SPS)
melalui
protap
pemeriksaan sediaan sahak (Metode
Ziehl Neelsen) dan pemeriksaan foto
rontgen thoraks untuk menunjang
pemeriksaan sputum SPS. Cara
pemeriksaan SPS:
S(sewaktu): Dahak dikumpulkan
pada saat suspek TB datang
berkunjung pertama kali ke
puskesmas. Pada saat pulang,
suspek membawa sebuah pot dahak
untuk mengumpulkan dahak pada
pagi hari kedua (keesokannya).
P(pagi): Dahak dikumpulkan di
rumah pada pagi hari kedua, segera
setelah suspek bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas di puskesmas.
S(sewaktu): Dahak dikumpulkan di
puskesmas pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.
3. Skoring TB paru anak
Tabel 2. Skoring TB Anak8
4. Pengobatan penderita
Pengobatan TB dilakukan dalam 2
tahap, yaitu:
Tahap awal / intensif
Pada
tahap
intensif,
pasien
mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.
Bila pengobatan tahap intensif
tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA
positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
Tahap lanjutan
Pada
tahap
lanjutan
pasien
mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang
lebih lama.
Tahap lanjutan penting untuk
membunuh
kuman
persisten
sehingga
mencegah
terjadinya
kekambuhan.
Menggunakan
strategi
DOTS
(Directly
Observed
Treatment
Shortcourse) dari WHO sesuai
5
Kategori 1: 2HRZE/4H3R3
Kategori
2:
2HRZES/1HRZE/5H3R3E3
Kategori Sisipan: HRZE
Kategori Anak: 2HRZ/4HR
5. Pengendalian pengobatan dibawah
pengawasan PMO (Pengawas
Menelan Obat)
PMO bertugas :
6.
8.
Perorangan
Penyuluhan menggunakan metode
penyuluhan langsung dengan cara
tanya jawab. Lokasinya adalah di
puskesmas. Materi penyuluhan
adalah semua informasi tentang TB
paru. Sering dijelaskan bahwa sakit
TB dapat disembuhkan dengan cara
berobat secara teratur dan bertindak
mencegah
penularannya.
Penyuluhan akan diberikan pada
awal pengobatan dan pada setiap
kali pasien datang untuk mengambil
obat di puskesmas.
Kelompok
Penyuluhan menggunakan metode
penyuluhan langsung dengan cara
ceramah atau seminar mengenai TB
paru kepada masyarakat wilayah
kerja
puskesmas.
Materi
penyuluhan adalah semua informasi
tentang TB paru yaitu mengenai apa
itu TB, penyebabnya, gejala, cara
penularan, cara pengobatan, dan
cara pencegahan TB. Penyuluhan
kelompok
dibantu
dengan
kerjasama lintas sektor dan lintas
program puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan :
Ada dan tertulis secara rinci, setiap
hari kerja di Puskesmas Kecamatan
Klaridengan formulir TB yang ada
di puskesmas, dilakukan oleh
petugas P2M.
Menggunakan formulir program
P2TB yang ada di puskesmas yaitu,
TB 01. Kartu pengobatan TB, TB
02. Kartu identitas penderita, TB 03.
Register TB kabupaten, TB 04.
6
Proses6
Perencanaan
1. Penemuan Tersangka Penderita TB Paru
Dengan cara penemuan pasien TB
secara passive dan active case finding.
Penjaringan suspek, direncanakan untuk
dilakukan di Balai Pengobatan Umum
(BPU) oleh dokter BPU dan perawat,
dilakukan setiap hari kerja yaitu dari
hari Senin hingga Jumat mulai jam
07.3014.30 WIB hari Sabtu jam 07.3013.30 WIB diPuskesmas Klari.
2. Penentuan Diagnosis Penderita TB Paru
Dilakukan oleh dokter dan perawat
BPU berdasarkan gejala yang ada pada
penderita, pemeriksaan fisik, kemudian
diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak SPS mikroskopis,
rontgen
atau
uji
tuberkulin.
Pemeriksaan dilakukan setiap Senin
hingga Jumat mulai jam 07.30-14.30
WIB dan Sabtu mulai jam 07.30-13.30
WIB.
3. Pengobatan Penderita TB Paru dengan
DOTS
4.
5.
6.
7.
8.
9.
pada jam
Klarioleh
petugas
Pedoman
pada jam
Klariyang
dengan
Keluaran
Perkiraan jumlah suspek
= 107/100.000x jumlah penduduk x
10
= 107/100.000x 95029 x 10
= 1017
Angka penjaringan suspek
=
Jumlah
suspek
yang
diperiksa/jumlah
penduduk
x
100.000
=140/32.991 x 100.000
= 424 per 100.000 jiwa
Proporsi penjaringan suspek
8
=80%
Penyuluhan
Penyuluhan perorangan = 100%
Penyuluhan kelompok =75%
Pencatatan dan Pelaporan
100 % dilakukan pencatatan
kegiatan program.
100 % dilakukan pelaporan
kegiatan program.
Lingkungan
Umpan Balik
1.
Pencatatan dan pelaporan yang
lengkap dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan akan dapat
digunakan sebagai masukan.
2.
Pencatatan kegiatan program ada
setiap hari kerja
3.
Pelaporan kegiatan bulanan ada
setiap bulan
4.
Rapat kerja yang membahas
laporan kegiatan setiap bulannya
untuk mengevaluasi program yang
telah dijalankan ada setiap bulan
Dampak
1.
Langsung
Jumlah penderita TB menurun
Menurunnya rantai penularan
penyakit TB
2.
Tidak langsung
TB masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat belum
dapat dinilai
Meningkatnya
derajat
kesehatan masyarakat secara
optimal belum dapat dinilai.
Pembahasan Masalah
9
Tolok ukur
Pencapaian
Kesenjangan
Penjaringan suspek
80%
73%
(+)3%
Cure rate
85%
80%
(+) 5%
Keluaran
Perumusan Masalah
A. Menurut Keluaran
1. Besar angka penjaringan suspek
masih kurang, yaitu 77% dari target
80% per tahun. Besar masalah
adalah 3%
2. Besar cure rate masih kurang, yaitu
80% dari target 85% per tahun.
Besar masalah adalah 5%.
N
o
1
2
B. Masalah Masukan
a.
Tenaga
Kurangnya tenaga pelaksana
program,
karena
petugas
P2TB, di Puskesmas Klari
hanya 1 orang yang merangkap
berbagai tugas, pencatatan dan
pelaporan program.
Kurangnya kader P2TB untuk
6 desa lainnya.
b.
Proses
Pelaksanaan
Fasilitas kesehatan lainnya
kurang
kooperatif
dengan
puskesmas Klaridalam program
P2TB.
Prioritas Masalah
A. Besar angka penjaringan suspek
masih kurang, yaitu 77% dari target
80% per tahun. Besar masalah
adalah 3%
4
5
3
3
2
1
2
0
1
9
10
pembacaan
rontgen
kurang
maksimal.
3. Petugas P2TB memiliki pekerjaan
rangkap sebagai P2 kusta dan pada
petugas BPU sehingga kinerja
program P2TB kurang maksimal.
4. Penyuluhan kelompok yang kurang
akibat jadwal waktu, tempat, dan
pembagian tugas tentang kegiatan
penyuluhan kelompok kurang.
Penyelesaian Masalah
1. Melakukan pelacakan secara aktif
dengan bantuan lintas program
seperti
Puskesmas
Keliling,
kunjungan keluarga, Posyandu
yang dilakukan terutama di desadesa wilayah kerja yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Menambah tenaga dokter untuk
kasus-kasus tertentu TB yang
membutuhkan pertimbangan dari
dokter.
3. Menambah
tenaga
untuk
mengambil alih tugas P2kusta dan
agar petugas P2TB dapat fokus
bekerja menjalankan program.
4. Menjalin kerja sama dengan
fasilitas dan tenaga kesehatan lain
yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
Kecamatan
Klari,
terutama dalam hal pencatatan dan
pelaporan mengenai penderita TB
yang
ada.
Dengan
adanya
tambahan laporan dan pencatatan
yang baik dari fasilitas atau tenaga
kesehatan tersebut, diharapkan
angka deteksi kasus TB akan
meningkat.
Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program
kesehatan Program Pemberantasan TB
dengan pendekatan sistem, ditemukan
adanya masalah pada;
1. Proporsi penjaringan suspek
2. Proporsi BTA positif diantara suspek
3. Besar proporsi TB paru BTA positif
diantara semua penderita TB yang
dicatat/diobati
4. Cakupan pasien TB anak di antara
seluruh pasien TB
5. Cakupan Case Detection Rate
6. Case Notification Rate
7. Penyuluhan kelompok periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014
di Puskesmas Klari.
Saran
Saran yang diberikan kepada kepala
puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang, dan evaluator selanjutnya agar
Program TB di Puskesmas Klaridi periode
yang akan datang dapat berhasil dan
berjalan dengan baik, dan untuk
memperbaiki masalah yang ada serta agar
masalah tersebut tidak terulang kembali di
tahun berikutnya.
Saran untuk Kepala Puskesmas, yaitu:
1. Dibuatnya struktur organisasi tertulis
yang jelas sehingga pembagian tugas
dan fungsi masing-masing tugas dalam
pelaksanaan kegiatan program lebih
jelas.
2. Membuat perencanaan untuk dilakukan
active case finding untuk 1 tahun ke
depan.
3. Membangun kerjasama lintas program
dan atau lintas sektoral.
Daftar Pustaka
12
13