Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunan atau persenyawaan campuran dalam suatu sampel.
1. Analisa Kualitatif yaitu penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang
terdapat dalam zat tunggal atau campuran.
2. Analisa Kuantitatif, yaitu penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion
yang terdapat dalam zat tunggal atau campuran.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi kation atau anion.

Analisa anion

bertujuan untuk menganalisa adanya anion dalam suatu sampel. Analisa anion dapat
juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan misalnya dalam pemeriksaan
darah atau urine, dan lain lain.
Berbagai anion dalam pemeriksaan menunjukkan kenampakan yang sama. Oleh
karena itu, analisa khususnya anion mutlak dilakukan untuk mengidentifikasi
masing-masing anion yang ada.
1.2 Tujuan Praktikum
Menganalisa anion dalam suatu sampel dengan analisa kualitatif.
1.3 Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui jenis anion yang terdapat pada suatu sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Umum
Kimia analisa merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang bertujuan untuk
mencari komposisi suatu zat atau persenyawaan dalam suatu sampel. Dalam beberapa
hal merupakan informasi kualitatif dan kuantitatif dan terakhir diperluas dengan
penentuan struktur zat.

Analisa kualitatif: pemeriksaan kimia untuk mencari jenis unsure atau ion dalam
sampel.

Analisa kuantitatif: pemeriksaan kimia untuk menentukan kadar suatu unsur


atau ion dalam sampel.

2.2. Landasan Teori


Analisa anion merupakan bentuk analisa kualitatif. Untuk itu, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
a. Uji Logam Berat Pada Sampel
Logam berat yaitu logam yang mempunyai berat jenis 7-11, sukar melebur,
mempunyai nomor atom lebih besar dari pada Na, reaksi dengan asam lemah
+
membentuk sabun, merupakan logam-logam selain golongan alkali dan NH4 .
Sebelum melakukan analisa anion, logam berat harus diendapkan dahulu karena
2+

dapat mengganggu analisa, yaitu dengan menggunakan reagen siap pakai. Pb


diendapkan dengan penambahan CaCl2 membentuk PbCl2

logam-logam berat

lainnya dilakukan dengan penambahan Na2CO3 jenuh kedalam sampel. Karena


2-

CO3

+
mengendapkan logam, kecuali logam alkali dan NH4 .

Pembuatan Na2CO3 jenuh :


1.

Ambil beaker glass dan isi dengan aquadest

2.

Memasukkan Na2CO3 kristal ke dalam beaker glass dan kemudian diaduk

3.

Menambahkan kristal Na2CO3 sampai tidak larut lagi

4.

Menyaring larutan itu untuk diambil filtratnya

b. Analisa Pendahuluan
Analisa pendahuluan merupakan cara pengenalan, meskipun hasil analisa tidak
menentukan tetapi ada baiknya kita melakukan. Sebab, akan memberi petunjuk
tentang

jenis zat sehingga mempermudah dalam pemeriksaan selanjutnya.

Biasanya dilakukan pada sampel padat, dan untuk larutan dilakukan penguapan lebih

dulu. Analisa pendahuluan dibagi menjadi dua analisa, yaitu:


1) Analisa kering
Adalah uji yang dilakukan dalam keadaan kering yaitu tanpa melarutkan
sampel. Analisa kering dibagi beberapa analisa, yaitu:
a. Pemeriksaan organoleptik (dengan menggunakan panca indera)

Warna zat

Merah

: PbO4, HgI2, HgS, Sb2S3, Cu2O

Kuning : CdS, SnS3, PbI2, FeCl3


Hijau

: Cr2O3, Hg2F2, Cr(OH)3, garam-garam Ni

2+

, CrCI3.

Cokelat : PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe(OH)3.


Biru

: garam-garam Co anhidrat, garam-garam Cu(II) berhidrat

Ungu

: KMnO4

Rasa dengan jari

Licin

: Mg

Peret

: Ca, Fe

Dengan aroma

Bau Amis : Fe
Telur busuk : H2S
Asam

: CH3COO-

Amonia

: NH3

Rasa dengan lidah

Harus dilakukan dengan orang yang berpengalaman.


b.Pemeriksaan dengan pemanasan
Dalam uji ini digunakan tabung uji kering, kemudian masukkan 5mg zat ke
dalam tabung sedemikian rupa sehingga tidak ada zat yang menempel pada sisi
tabung dan panaskan dengan hati-hati. Tabung harus dipegang secara horizontal.
2) Analisa basah
Sebagian besar analisa kualitatif dilakukan secara basah. Zat-zat yang dianalisa berbentuk
larutan. Alat-alat yang diperlukan pada analisa basah antara lain: beaker glass, tabung
reaksi dalam beberapa ukuran, gelas arloji, tabung erlenmeyer, dan pengaduk. Suatu reaksi
dalam analisa diketahui berlangsung apabila terjadi pengendapan, pembentukan gas, atau
perubahan warna. Pelarut-pelarut yang digunakan dalam analisa kualitatif adalah aquadest,
HCl, aquaregia (HCl-HNO3), H2SO4.
Bila zat yang di analisa sukar larut dalam pelarut diatas maka kemungkinan zat itu adalah:

1. AgCl, AgBr, AgI dan AgCN.


2. BaSO4, PbSO4, SrSO4 dan berbagai oksida yang mudah dipijarkan.
3. SiO3 dan berbagai senyawa silikat.
Beberapa analisa basah antara lain:
a.Pemeriksaan kelarutan dalam air.
Bila zatnya sukar larut dalam aquadest, maka zat itu dapat dipastikan:

Bukan garam dan Na, K, atau NH4.

Bukan garam nitrat, kecuali oksida dan Na, K, Ba, Sr, dan Ca.

Bila zatnya mudah larut dalam air, maka harus diperhatikan:


1.Warna larutan
2+

Biru

: Cu

Hijau

: Ni

Kuning

243+
: CrO4 , Fe(CN)6 , Fe

Merah jingga

: Cr2O7

Ungu

: MnO4

Merah jambu

: Co2+, Mn

2+

.
2+

, Fe

, Cr

3+

2-

2+

2.Sifat asam

Larutan netral : tidak ada asam/basa yang bebas, garam asam dan garam yang
terhidrolisa yang memberikan reaksi asam/basa.

Larutan yang bersifat basa : disebabkan oleh hidroksida, logam alkali, alkali tanah,
karbonat, sulfide hipoklorit, dan peroksida.

Larutan yang bersifat asam: disebabkan oleh asam bebas, garam bebas, garam yang
menghasilkan reaksi asam karena hidrolisis atau oleh suatu larutan garam dalam
asam.

b.Reaksi pengendapan
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisa anorganik kualitatif yang
melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai
suatu fase padat keluar dari larutan. Kelarutan suatu endapan, menurut definisi, sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan tergantung
kondisiseperti suhu, tekanan dan konsentrasi bahan- bahan lain dalam larutan tersebut.
Kelebihan pada pengendapan harus dipisahkan dari endapan apabila ada kelebihan dari zat
pereaksi yang digunakan dalam pembentukan endapan. Pemakaian zat pereaksi yang
terlalu banyak dapat mengakibatkan tidak terbentuknya endapan. Karena terbentuknya ion

kompleks sehingga pemakaian zat pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan
merupakan pemborosan, juga dapat menyulitkan analisa. Cara yang baik dalam praktikum
biasanya adalah dengan menambahkan kurang lebih setengah air yang diperlukan,
kemudian ditapis dan air tapisan ditambah pereaksi lagi. Jika tidak terbentuk endapan lagi
berarti pereaksi sudah cukup.
c.Filtrasi atau penyaringan
Filtrasi digunakan untuk memisahkan kelebihan zat pereaksi. Sebelum ditapis,
endapan harus dipanasi kecuali untuk endapan yang larut bila dipanaskan. Untuk itu,
endapan dapat dicuci dengan cara dekantasi, artinya endapan dibiarkan supaya mengendap
sempurna, baru filtratnya dibuang kemudian diganti air suling, diaduk lalu dibiarkan, baru
didekantasi lagi. Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air saringannya karena
terbentuk koloid, sebaiknya larutan ditambahkan NH4CI dan NH4NO3 untuk mencegah
koloidal.
d. Pencucian endapan
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan dengan cara
melarutkan kotoran yang terdapat dalam endapan. Syarat-syarat larutan pencuci :

Tidak melarutkan endapan


Tidak bereaksi dengan endapan
Tidak menyebabkan endapan baru
Mudah menguap pada temperature dimana endapan dikeringkan
Mudah melarutkan impuritas

Macam-macam larutan pencuci:


1. Aquadest.
Digunakan untuk endapan yang kelarutannya sedikit dalam air. Bila kelarutannya besar
harus ditambah ion sejenis.
Misal : CaC2O4, pencuci (NH4)2C2O4 (s).
2. Zat cair yang dapat mengurangi kelarutan endapan (bertendensi menjadi koloid)
dipakai larutan elektron sembarang asalkan tidak bereaksi dengan endapan dan mudah
menguap.
Misal: Fe(OH)3 sebagai pencuci NH4NO3.
3.Zat cair yang dapat mereduksi endapan yang telah teroksidasi.
e. Melepaskan endapan dari kertas saring.
Jika endapan yang terbentuk banyak, mudah diambil untuk diselidiki dengan alat
spatel dari Ni atau stainless steel.Tetapi bila endapan sedikit, kertas saring diambil dari
corong, diletakkan pada gelas arloji dan dibuka. Endapan diambil, diangkat dengan
menggunakan spatel. Cara lain yaitu dengan cara melubangi kertas saring tepat pada
lubang corong, lalu dialiri air pencuci dan botol pencuci. Seringkali endapan perlu

dilarutkan sempurna. Pekerjaan ini mudah dilakukan dengan menuangkan zat pelarut
panas kedalam endapan dengan kertas tapis sampai semua endapan larut. Bila endapan
sedikit sekali maka kertas dan endapan dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi
pelarut dan dipanaskan.

c. Uji Anion yang Saling Mengganggu


21. Karbonat (CO3 ) disamping sulfit (SO3)
Jika ada sulfit dan karbonat, maka pemberian asam sulfat akan menimbulkan gas
SO3 dan CO2 kedua gas ini dapat mengeruhkan air kapur, tetapi test dengan bikarbonat
bikromat untukSO2 tidak dipengaruhi oleh adanya CO2 karena itu untuk menunjukkan
SO2 maka zat padat diberi H2SO4 bila berubah wama menjadi hijau, berarti
menunjukkan adanya SO2.
Cara lain:
Larutan diberi K2Cr2O7 padat atau H2O2 kemudian diberi H2SO4 encer. Kemudian gas
yang terjadi dilewatkan larutan barit.
2.Nitrat disamping nitrit
Untuk mengetahui adanya nitrat maka sedikit larutan diberi asam mineral, KI dan
amilum. Jika berwarna biru, maka terdapat nitrit. Untuk menghilangkan larutan diberi
NH4Cl dan didihkan, sebab untuk mengetahui adanya nitrat tidak dapat dilakukan jika
terdapat nitrit. Dengan demikian larutan hanya mengandung nitrat dan ini dapat ditetapkan
dengan reaksi cincin.
3.Nitrat disamping bromida dan iodida
Reaksi cincin tidak dapat dilakukan jika larutan mengandung bromide dan iodida.
Karena dengan H2SO4 akan terjadi Br2 dan I2. Hal ini akan menyulitkan identifikasi
warna dalam reaksi cincin, karena itu larutan diberi NaOH berlebih, kemudian diberi
tepung aluminium dan dipanaskan. Timbulnya gas ammonia dapat ditunjukkan dengan
larutan Nessler, atau kertas lakmus, maka ini menunjukkan adanya nitrat.
4.Nitrat disamping klorat
Klorat menunjukkan warna dan reaksi cincin. Karena itu larutan diselesaikan
dengan cara nitrat diubah menjadi NH3 dan klorat menjadi klorida. Kemudian
ditambahkan HNO3 dan AgNO3. Jika ada halogenida dalam larutan itu, maka halogenida
tersebut diendapkan dengan larutan Ag sulfat.
5.Klorida disamping Bromida dan atau Iodida
Larutan dibuat netral dengan HNO3 encer. Kemudian diberi larutan AgNO3
berlebih. Endapan disaring, dicuci. Endapan dikocok dengan larutan ammonium karbonat.
Setelah itu disaring. Tapisan diberi beberapa tetes larutan KBr. Jika terdapat endapan
kuning muda dan AgBr yang berasal dan bromida. Endapan dan saringan dicuci sehingga
bebas dan AgNO3. Endapanini diberi latutan formaldehid 40% dalam larutan 0.1 N
Na2CO3. Tapisan diselidiki terhadap klorida dengan memberi larutan AgNO3 dengan
sedikit HNO3 encer. AgBr agak sukar bereaksi dengan reagen, begitu juga AgI.

6.Klorida disamping lodida


Larutan dinetralkan dengan diberi larutan AgNO3 berlebih. Endapan dicuci dengan
ammonium encer. Tapisan diberi larutan HNO3. Endapan putih menunjukkan adanya
klorida.
7.Bromida dan lodida disamping Klorida
Larutan dibuat asam dengan HCl dengan diberi air klor/natrium hipoklorit.
Kemudian ditambah kloroform/CCl4. Jika ada warna ungu, menunjukkan larutan itu ada
iodida. Kemudian larutan itu diberi klor lagi, maka warna ungu menghilang dan
menimbulkan warna merah coklat yang larut pada CCl4. Hal ini menunjukkan adanya
bromida. Bila ada bromida/iodida, encerkan larutan yang akan diselidiki sampai 15ml, lalu
tambahkan HNO3 pekat 8 ml. Didihkan sampai I2 dan Br2 habis. Kalau I2 dan Br2 sudah
habis menguap, tambahkan 3-4ml larutan AgNO3. Bila timbul endapan putih, berarti ada
ion kiorida.
d. Adsorbsi Karbon Aktif
Uji warna merupakan cara pengenalan, meskipun tidak menentukan baiknya
dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan selanjutnya. Dengan uji warna ini dapat
diketahui keaslian warna suatu sampel. Adanya karakteristik warna pada anion dapat
memberikan kesimpulan sementara mengenai identitas anion di dalam sampel. Pengujian
ini dapat dengan menambahkan karbon aktif. Prinsipnya, penyerapan di seluruh
permukaan.
e.Fungsi Reagen
1.
2.

Karbon aktif : untuk menyerap warna zat.


Na
: untuk menguji adanya logam berat dalam sampel, yang
ditunjukkan dengan adanya endapan hasil reaksi antara logam beratdan ion

3.

karbonat.
H2SO4encer :
2- a. untuk pengujian CO3 ,Cl .
2- 2- 22b. untuk pengujian anion reduktor (S ,Br ,NO ,I ,SO3 ,S2O3 ).
c. untuk pengujian anion konduktor, mengasamkan FeSO4 pekat yang

4.
5.

membentuk endapancoklat dalam uji NO2 .


H2SO4(pekat) :untuk mengidentifikasi NO2 melalui reaksi cincin coklat.
Ba(OH)2
:untuk menguji adanya ion karbonat, bila ion ini bereaksi
2-

dengan H2SO4 encer akan membentuk H2O + CO2 (ion CO3


6.

FeSO4

7.

HCl encer

mengeruhkan air kapur/air barit).


:untuk pengujian NO2 dan NO3 dengan membentuk reaksi
cincin coklat.
2:untuk menyempurnakan pembebasan gas CO2 dan CO3
sehingga tidak mengganggu uji sulfat.

8.

BaCl2

9. KMnO4
10. HNO3
11. AgNO3
12. NaOH
13. FeCl3
14.
15.
16.
17.
18.
19.

:untuk uji sulfat dengan terbentuknya endapan BaSO4


22:sebagai oksidator dalam uji anion SO3 ,NO .
:untuk uji AgNO3.(HNO3 encerdan pekat)
32- - - :untuk pengujian PO4 ,C2O4 ,Cl ,Br ,I
- :untuk pengujian nitrat jika terdapat Br ,I .

:untuk mengendapkan CH3COOH (endapanmerahcoklat)


23CaCI2
:untuk mengendapkan Cl ,C2O5 ,PO4 (endapankuning).
NaCl asam
:untuk mengoksidasi iodat yang ditunjukkan dengan
hilangnya warna lembayung.
CCl4
:untuk mengoksidasi bromida menjadi brom.
32CH3COOH :untuk menguji PO4 danC2O4
NH4OHencer :untuk membuat tepat basa pada CaCl2 danFeCl3.
2Pb asetat
:bersama H2SO4 untuk menguji S

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Alat dan Bahan yang Digunakan
3.1.1. Bahan
1.Sampel
9. Karbon aktif
2.Ba(OH)2

10. BaCl2

3.FeSO4

11.KMnO4

4.FeCl3netral

12. NH4OH

5.PbNO3

13.AgNO3

6.HNO3(e) (p)

14. CH3COOH

7.H2SO4(e)

15. Na2CO3jenuh

8.CaCl2

16.FeCl2 (e)

3.1.2. Alat
1.TabungReaksi

6.PipetTetes

11.CawanPorselin

2.BeakerGlass

7.Penjepit

12.KawatOsse

3.Erlenmeyer

8.Tripot

13.Pipa Bengkok

4.Corong

9.Pemanas Bunsen

14.Gelas Ukur

5.Pengaduk Kaca

10.Kasa Asbes

15.Kertas Saring

3.2.

Prosedur Praktikum

3.2.1

Penyelidikan warna sampel

a. Warna sampel mula-mula yang diamati


b. Sampel diberi karbon aktifdan disaring
3.2.2. Analisa pendahuluan
2a. Uji CO3
Sampel+H2SO4 encer, dipanaskan => CO2 , gas dialirkan ke Ba(OH)2 , jika
2endapan putih, berarti ada CO3
34b. Uji [Fe(CN)6] dan [Fe(CN)6]
Sampel + FeSO4 encer,bila ada endapan biru trumbull, berarti ada [Fe(CN)6]
4Sampel+ FeCl3, bila ada endapan biru prusia, berarti ada [Fe(CN)6]

3-

c. Uji logam berat


Sampel + Na2CO3 jenuh sedikit demi sedikit , bila terjadi endapan, berarti sampel
mengandung logam berat, maka harus disaring dan dipisahkan. Bila tidak terjadi
endapan, maka sampel dapat langsung diuji.

3.2.3. Identifikasi anion

Cl

S+AgNO3

=> endapan putih,tidak larut dalam air dan HNO3

encer, tetapi

larut dalam NH4OH encer.


S + Pb(CH3COO)2

=> endapan putih

S + H2SO4

=> gas HCl,berwarna merah tua

Br

S+AgNO3

=> endapan

kuning pucat, tidak larut dalam HNO3 encer dan

NH4OH encer.
S + Pb(CH3COO)2

=> endapan kristalin putih,larut dalam air mendidih.

S+H2SO4

=>larutan berwarna coklat, jika dipanasi akan keluar uap yang


berwarna kuning coklat.

S + K2CrO4

=>larutan coklat kekuningan

S+AgNO3

=> endapan kuning, larut dalam KCN dan Na2S2O3, tetapi tidak
larut dalam HNO3 encer dan NH4OH pekat

S + Pb(CH3COO)2

=> endapan kuning, larut dalam air panas.

S + CuSO4

=> endapan coklat

S + HgCl2

=> endapan merah scarlet, larut dalam KI berlebih

[Fe(CN)6]

4-

S+AgNO3

=> endapan putih perak, tidak larut dalam HNO3 dan NH4OH
tetapi larut dalam KCN dan Na2S2O3

S + FeCl3

=>biru prusia

S + FeSO4

=>putih yang cepat berubah menjadi biru karena oksidasi

S + CuSO4

=>coklat, tidak larut dalam CH3COOH

S + HCl

=>padat putih

S+CO(NO3)2

=>hijau keabuan

[Fe(CN)6]

S+AgNO3

3=> endapan merah jingga, larut dalam NH4OH, tetapi tidak larut
dalam HNO3

S + FeCl3

=>berwarna coklat

S + FeSO4

=> endapan biru trumbull

S + CuSO4

=> endapan hijau

S + HCl

=> endapan coklat

S + HCl

=> endapan merah

NO2

S + FeSO4 +H2SO4encer=>cincin coklat


S + AgNO3

=> endapan putih

S + H2SO4

=> gas coklat

S + KMnO4

=>warna hilang

S + HCl

=>biru pucat

NO3

S + H2SO4pekat

=> gas coklat kemerahan dan berbau menusuk

S + FeSO4 +H2SO4pekat=>cincin coklat

S+H2SO4 /HClencer => gas H2S,menghitamkan kertas saring yang telah ditetesi
Pb(CH3COO)2
S + AgNO3

=> endapan hitam

S+BCl2

=>tidak ada endapan

S + Pb(CH3COO)2

=> endapan hitam

CH3COO

S + H2SO4 encer, dipanaskan =>bau seperti cuka


S+etanol +H2SO4 pekat, dipanaskan menjadi bau buah segar
S + AgNO3

=> endapan putih, larut dalam air mendidih

S + FeCl3

=>berwarna merah tua

S+ BaCl2

=>tidak ada perubahan

2-

SO3

S+H2SO4 /HClencer => gas SO2, menghijaukan kertas saring yang telah ditetesi
K2Cr2O4
S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3 excess

=> endapan kristalin putih

S + Pb(CH3COO)2

=> endapan putih

S+K2Cr2O4, yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer =>hijau

2-

CO3

S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih

S + HCl

=> uap CO2

2-

C2O4

S + AgNO3

=> endapan putih, larut dalam HNO3 dan NH4OH encer

S+CaCl2

=> endapan putih kristalin, larut dalam HCl encer dan HNO3 encer,
tetapi tidak laru dalam CH3COOH encer

2-

PO4

S + AgNO3

=> endapan kuning

S + BaNO3

=> endapan putih

S + FeCl3

=> endapan putih kekuningan

2-

S2O3

S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih perak, bila didiamkan menjadi endapan hitam

S + Pb(CH3COO)2 excess=> endapan putih


S + FeCl3

=>berwarna lembayung tua

S + KCN

=> merah

2-

SO4

S + BaCl2

=> endapan putih

S + Pb(CH3COO)2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih

S + Hg(NO3)2

=> endapan kuning

HCO

3-

S + MgSO4,dipanaskan => endapan putih


S + HgCl2

=> tidak terjadi endapan

S dipanaskan

=> gas CO2, gas dialirkan ke Ba(OH)2=> Endapan putih

S + FeSO4, yang telah diasamkan dengan H2SO4 pekat => berwarna kuning

2-

Cr2O7

S + BaCl2

=> endapan kuning muda

S + AgNO3

=> endapan coklat kemerahan

3-

BO3

S + H2SO4

=> asap putih

S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih

S + KCl

=> endapan putih

S + AgNO3

=> tidak ada endapan

SCN

S + H2SO4

=> kuning

S+CO(NO3)2

=> biru, tidak ada endapan

S + AgNO3

=> endapan putih

S + CuSO4

=> endapan hitam

ClO3

S + H2SO4

=> kuning hijau

S + BaCl2

=>tidak ada endapan

S + AgNO3

=> tidak ada endapan

S + HCl

=> kuning

IO3

S + H2SO4

=> tidak ada endapan

S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih

S + Hg(NO3)2

=> endapan putih

ClO4

S + H2SO4

=> tidak ada endapan

S + BaCl2

=> tidak ada endapan

S + AgNO3

=> tidak ada endapan

S + KCl

=> endapan putih

2-

HPO3

S + H2SO4

=> endapan tidak ada endapan

S + BaCl2

=> endapan putih

S + AgNO3

=> endapan putih

S+Pb(CH3COO)2

=> endapan putih

S + CuSO4

=> endapan biru muda

S + HgCl2

=> endapan putih

DAFTAR PUSTAKA
Eliftord, A. Happed and Gloset G Hewbrey.1989.Glossary of Chemical Them 4th
edition.New York: Van Harstand DictionaryWeantend.
Emil, J S.1990.Chemical Prinsiples in the laboratory with Qualitative Analysis.New York:
Van Harstand.
Kinbal, John W.1992.Biologi untuk mahasiswa, ed. Kelima, diterjemakan Oleh
H.Siksoetarmi. Jakarta: Erlangga.
Vogel, AI.1995.Buku tas Anorganik kualitatif makro dan semi mikro, diterjemahkan oleh
Ir.L.Setiono dan dr. A. Hadyono Pudjotmoko.Jakarta: PT. Kaliman Media Pustaka.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Analisa kualitatif adalah satu penyelidakan untuk menentukan jenis zat yang

terkandung dalam satu sampel. Zat-zat yang terkandung dalam suatu sampel dapat
berupa anion, kation, atau senyawa kompleks.
Dalam praktikum kimia analisa kualitatif ini akan dipelajari cara-cara perlakuan
terhadap berbagai macam kation karena setiap jenis kation mempunyai atau
menunjukkan reaksi spesifik untuk mengidentifikasi adanya suatu jenis kation.
Melihat uraian di atas maka sangatlah tepat jika diadakan praktikum kimia
analisa kation karena ini merupakan dasar bagi pengerjaan berbagai hal dalam
lingkungan teknik kimia.
1.2.

Tujuan Praktikum
1. Menganalisa kation-kation yang terkandung dalam suatu sampel secara
kualitatif.

1.3.

Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti analisa kation yang terkandung
dalam sampel secara kualitatif.
2. Mahasiswa dapat melakukan analisa kation secara kualitatif sesuai dengan
prosedur praktikum yang benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

PengertianUmum
Analisa kimia secara kualitatif adalah satu penyelidikan untuk mengetahui jenis

unsur atau ion yang terkandung dalam satu sampel. Analisa kimia secara kualitatif
dibagi menjadi dua, yaitu analisa amnion dan analisa kation. Analisa kation adalah satu
penyelidikan yang bertujuan untuk mengetahui jenis kation yang terkandung dalam
suatu sampel.
2.2.

Analisa Kation
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Analisa kation diklasifikasikan

dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap reagensia yang ditandai
dengan pembentukan endapan dengan reagensia tersebut.
2.3

Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan merupakan cara pengenalan zat-zat yang terkandung dalam

satu sampel. Uji pendahuluan ini akan membantu sekali dalam penyelidikan.
1.Uji Kering
a. Pemeriksaan organoleptis
Pemeriksaan

organoleptis

adalah pemeriksaan menggunakan panca indera

berdasarkan :
1) Warna
Merah

:Pb3O4, As2O3, HgO, HgS, HgI2, CrO3, Cu2O, Sb2S3.

Kuning

: As2S3, SnS2, PbI2, HgO, FeCl3, nitrat, kromat.

Hijau

: Cr2O3, Hg2I2, Cr(OH)3, garam besi, garam nitrat.

Biru

: garam kobalt, anhidrat, garam Cu (II) berhidrat.

Coklat

: PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3, Fe(OH)3.

Hitam

: PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, CoS, NiS, Ni2O3.

2)Bau
Amis

:Fe

Asam

:CH3COO

Telur busuk :H2S


Ammonia

:NH3

3)Rasa dengan jari


Licin

:Mg

Peret

:Fe

b.Pemeriksaan Mutu Boraks dan Phospat


Mula-mula kawat platina dibakar sampai merah membara dan
secepatnya dimasukkan dalam boraks lalu dibakar sampai terdapat mutu boraks
yang jenuh.
Reaksi yang terjadi : Na2B4O7 2 NaBO2 + B2O3
Mutu boraks yang terbentuk didinginkan lalu dibasahi aquadest dan
dicelupkan dalam senyawa yang akan diselidiki lalu dipanaskan dalam nyata
reduksi bawah dan amati warnanya. Bila belum dapat dilihat warnanya,
nyalakan pada oksida bawah dan amati warnanya.
logam
Ca
Ni

Nyalaoksidasi
panas
dingin
biru
biru

panas
biru

Nyalareduksi
dingin
biru

violet
violet
Abu-abu
Abu-abu
Tabel 2.1 Nyala Oksidasi dan Reduksi

Pada mutu phospat mula-mula sama dengan boraks kecuali bahannya


NaNH4HPO4.4H2O. Setelah pemanasan timbul, mutu tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi: NaNH4HPO4.4H2O NaPO3

+ NH3

3H2ONaPO3 bereaksi dengan logam akan membentuk garam (PO4 )berwarna


tertentu.
logam
Ca
Fe
Cr
Mn
Co
Ni

Nyalaoksidasi
Nyalareduksi
panas
dingin
panas
dingin
hijau
biru
tidakberwarna
merah
kuning
tidak
merah
berwarna
kuning
tidakberwarna
hijau
hijau
hijau
hijau
violet
violet
tidakberwarna tidakberwarna
biru
biru
biru
biru
Abu-abu
Abu-abu
coklat
coklat
Tabel 2.2 Warna Nyala Berbagai Logam

c.Uji Nyala Bunsen


c
1

1. bagian oksidasi atas


2. bagian reduksi atas

D
6

2
F

3. bagian suhu tertinggi

4
5

4. bagian oksidasi bawah


5. bagian reduksi bawah
6. bagian suhu terendah

Gambar 2.1 Uji Nyala Bunsen


Pembagian nyala api:
a. Bagian oksidasi atas: nyala api tidak bercahaya, banyak mengandung
oksigen. Fungsi : untuk mengoksidasi senyawayang tidak memerlukan suhu
tinggi.
b. Bagian reduksi atas: ujung lengingan nyala berwarna biru, banyak karbon
yang belum terbakar. Fungsi: mereduksi oksida logam menjadi logam.
c. Bagian suhu tertinggi: untuk senyawa yang tidak mudah menguap.
d. Bagian oksidasi bawah: untuk m e n g o k s i d a s i senyawa yang larut dalam
mutu dan mudah menguap pada nyala api.
e.Bagian reduksi bawah (daya reduksi lebih kecil dari reduksi atas): untuk
mereduksi zat-zat yang terlarut dalam mutu.
f. Bagian suhu terendah (terletak pada dasar nyala): untuk menyelidiki zat- zat
yang mudah menguap.
Daerah nyala :
1. Mantel ADB: mengandung banyak gas yang belum terbakar.
2. Puncak D

: puncak bercahaya, akan tampak bila lubang udara nyala


diperkecil

3. Mantel ACBD

: gas terbakar dengan sempurna.

Prosedur uji nyala Bunsen:


Kawat platina dicelupkan ke dalam HCl pekat lalu dibakar sampai merah
membara. Setelah itu, dicelupkan ke HCl lagi kemudian dicelupkan ke zat yang akan

diperiksa. Selanjutnya, kawat dibakar dalam nyala Bunsen dan diamati warnanya.
HCl pekat digunakan supaya kawat platina bersih sehingga bila dipanaskan tidak
memberikan warna pada nyala Bunsen.
Daftar warna nyala bila menggunakan larutan HCl :
Unsur
Na
K
Li
Te
Ca

Warna
Unsur
Kuningemas
Ba
Merahlembayung
Cu
Merah
Sb
Hijau
As
Merahkekuningan
Pb
Tabel 2.3 Daftar Warna Nyala Bunsen

Warna
Hijaukuning
Hijaubiru
Hijaukelabu
Birupucat
Birukelabu

Logam Na akan memberikan warna yang kuat pada nyala api sehingga akan
mengganggu warna dari unsur lain (misal K). Untuk melihat warna nyala dari K dapat
diatasi

dengan

menggunakan

kaca

kobalt

atau

larutan

tawas

krom

(K2SO4Cr2(SO4)3.24H2O).
2.Uji Basah
Dalam uji basah digunakan reaksi yang mudah diamati dengan panca indra. Zat
padat yang akan dianalisa dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sampai homogen.
Reaksi yang terjadi dapat diketahui dengan terbentuknya:
Endapan
Terbentuknya gas
Terjadinya perubahan warna
Contoh:
Gas SO2

: kertas ditetesi K2Cr2O7menjadi hijau

Asetat

: dengan indigo test menjadi hijau biru

Br

: kertas fluorin menjadi merah

Dengan pemeriksaan pH
Untuk analisa sampel yang larut dalam air:
pH< 7

: diperkirakan mengandung NH4 , Fe, Ag, Hg.

pH netral

: diperkirakan mengandung Bi, Sb.

pH> 7

: diperkirakan ion-ion karbonat, sulfat, tiosulfat

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.

Bahan dan Alat yang Digunakan

3.1.1. Bahan
1. Sampel

16. CH3COOH17. Ammonia

2. Karbonaktif

18. H2O2 3%

3. HCl encer dan HCl pekat

19. GasH2S

4. K2CrO4

20. Larutan H2S

5. NH4OH

21. KOH

6. HNO3 encerdan HNO3 pekat

22. NaOH

7. Nastannit

23. Pb3O4

8. Nacobaltnitrat

24. Ammonium klorida

9. H2C2O4

25. Pb asetat

10. Mg(NO3)2

26. NH4Cl

11. Bubuk FeCl3

27. NaI padat

12. HgCl2

28. NaCl

13. Dimetil glikosin

29. PbO2

14. NH4NO3

30. Ca(NO3)2

15. Reagen Nessler

31. Hg(NO3)2

3.1.2. Alat
1. Tabung reaksi

8. Tripot

2. Beaker glass

9. Pemanas bunsen

3. Erlenmeyer

10. Kasaasbes

4. Corong

11. Cawan porselen

5. Pengaduk

12. Kawatosse

6. Pipet tetes

13. Pipa bengkok

7. Penjepit

14. Kertas saring

3.2.

Prosedur Praktikum

3.2.1. Penyelidikan warna sampel


a. Warna sampel mula-mula diamati
b. Sampel diberi karbon aktif dan disaring lalu warna sampel diamati
3.2.2. Identifikasi Kation
2+
Hg2
S+NaOH, endapan hitam, dipanaskan, endapan abu-abu
S+K2CrO4, endapan coklat, dipanaskan, endapan merah
S+KIencer, endapan Hijau
S+HClputih
S+Na2HPO4 putih
S+Na2CO3 kuning
Ag+
S +HCl eputih
S +NaOHcoklat, tidak larut dalam reagen
S+K2CrO4 merah
S+KCNputih
S+Na2CO3 putih kekuningan
Cu2+
S+NaOH dinginbiru
S+KCNkuning
S+KCNSHitamUjinyalahijau
S+KI encercoklat, adaputih
Hg2+
S +NaOHmerah coklat, jika ditambah NaOHkuning
S+KImerah, endapan larut bila reagen berlebih
Cd2+

S + NaOH putih, didihkan, warna tetap


S + KI tidak ada endapan
S+H2SO4 eputih
S+KIencertidak ada endapan
As3+
S+AgNO3 kuning (dalam larutan netral)
S+CuSO4 hijau
Sn2+
S +NaOHputih, larut dalam alkali berlebih
S +Hg2Cl2 putih, dipanaskan menjadi abu-abu
Sn4+
S +NaOHputih seperti gelatin
S +Hg2Cl2 tidak ada endapan
Fe2+
S+NaOHputih, tidak larut dalam reagen berlebih, terkena udara coklatmerah
S+KCNcoklat kekuningan
S+K3[Fe(CN)6]biru tua
Fe3+
S +NaOHcoklat kemerahan, tidak larut dalam reagen berlebih
S+KCNcoklat kemerahan
S+K3[Fe(CN)6]Fe[Fe(CN)6]pewarnaan coklat
Al3+
S +NaOHputih, larut dalam reagen berlebih
S +NaCH3COOtidak ada endapan bila dipanaskan
S +Na2CO3 putih
Cr3+
S+NaOH excess endapan yang larut (warna hijau)

S+NaCH3COOtidak ada endapan


Co

2+

S +NaOH(dingin)biru
S+KNO3kuning
S+KCNcoklat kemerahan
Ni2+
S +NaOHhijau
S+KNO3tidak ada endapan
S+KCNhijau, dalam reagen berlebih, larutan berwarna hijau
Mn2+
S +NaOHputih menjadi cokelat karena terkena udara
S +Na2HPO4 merah jambu
Zn2+
S +NaOHputih seperti gelatin
S +Na2HPO4 putih
Ba2+
S+H2SO4 putih
S+K2CrO4 kuning
S+KNO3putih
Sr2+
S+H2SO4 eputih
S+CaSO4 putih
S+K2CrO4 kuning, larut dalam asam asetat
Ca2+
S+CaSO4 tidak ada endapan
S+H2SO4eputih

Mg2+
S +NaOHputih, larut dalam garam-garam amonium
S +Na2CO3 putih, larut dalam asam
S +Na2HPO4 putih
S+H2SO4eputih
K+
Uji nyala Bunsenlembayung
Na+
Uji nyala Bunsen kuning
NH4+
S+NaOHNH3 membirukan lakmus atau menghitamkan kertas saring yang
dibasahi Hg
Sb3+
S+NaOHputih
S+H2Oputih
S+KImerah
Pb2+
S+NaOHputih
S+ K2CrO4 kuning
S+KIencerkuning
S+HClputih
S+KCNputih
S+H2SO4putih
S+Na2HPO4 putih
S+Na2CO3 putih
S+NaOHputih

DAFTAR PUSTAKA
Eliftord, A. Happed and Gloset G Hewbrey.(1989).Glossary of Chemical Them 4th
edition.New York: Van Harstand DictionaryWeantend.
Emil, J S.(1990).Chemical Prinsiples in the laboratory with Qualitative Analysis.New
York: Van Harstand.
Kinbal, John W.(1992).Biologi untuk mahasiswa, ed. Kelima, diterjemakan Oleh
H.Siksoetarmi. Jakarta: Erlangga.
Vogel, AI.(1995).Buku tas Anorganik kualitatif makro dan semi mikro, diterjemahkan
oleh Ir.L.Setiono dan dr. A. Hadyono Pudjotmoko.Jakarta: PT. Kaliman Media
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai