keseimbangan
antar
daerah
dalam
tingkat
pertumbuhannya
dengan
wilayah secara
keseluruhan. Pengaruh positif terutama timbul dari kenyataan bahwa investasi jembatan secara
umum mengarah kepada pengurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan
mendistribusikan sejumlah volume dan pola keluaran ekonomi, untuk menstimulasi ekonomi
regional lebih lanjut. Strategi aktif pada pembangunan infrastruktur jembatan ini dapat
dikategorikan sebagai strategi yang di dalam pembangunannya dapat mengundang peran serta
tidak hanya pemerintah tetapi juga investor swasta. Pengembangan sektor transportasi
khususnya sektor jembatan, diharapkan dapat mengubah struktur perekonomian daerah atau
mengubah struktur PDRB antar wilayah.
Mengingat sampai saat ini perkembangan wilayah bertumpu pada kemampuan
mengeksploitasi sumber daya alam yang dimilikinya, maka pemanfaatannya bagi pembangunan
daerah haruslah seoptimal mungkin dari aspek pembangunan yang bekelanjutan.
Potensi yang mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut diatas haruslah didukung oleh
infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu infrastruktur yang mempunyai
peran signifikan adalah infrastruktur transportasi jalan, jembatan dan prasarana pendukung
lainnya.
Hal tersebut di atas yang mendasari perlunya dibangun Jembatan Gantung Tahap I Desa Asam
Jelai Kec. Jelai Hulu.
Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun jembatan khusus harus
memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini :
a. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan
Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas ultimate dan
struktur sebagai kesatuan dari setiap unsur harus stabil pada pembebanan tersebut.
b. Kelayakan Struktur
Struktur harus berada dalam layakan pada beban batasan kelayakan. Hal ini berarti bahwa
struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran sedemikian rupa sehingga
masyarakat menjadi khawatir atau jembatan menjadi tidak layak digunakan.
c. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi
jembatan terutama untuk duplikasi jembatan harus diperhatikan bangunan atas dan bawah
dari jembatan Existing.
d. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi harus mudah dilaksanakan sesuai dengan metode konstruksi yang tersedia,
sehingga metode yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan keterlambatan waktu dan
peningkatan biaya.
e. Ekonomis
Rencana termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor-faktor utama lainnya adalah
yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total struktur yang
mencakup biaya pemeliharaan dan pembangunan.
f.
Bentuk Estetika
Struktur jembatan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk dilihat.
Biasanya semakin tinggi nilai estetika struktur jembatan semakin tinggi biaya yang akan
dipergunakan.
BAB II
LINGKUP KEGIATAN
2.1 Umum
Pada intinya lingkup kegiatan jasa konsultansi dalam pekerjaan ini terdiri dari beberapa tahapan
yang meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Jenis pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknik Jembatan guna
menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan. Konsultan yang diserahi pekerjaan ini
wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal mungkin untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan, sehingga diperoleh hasil pekerjaan berupa Dokumen Perencanaan yang mencakup
segala persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan
kontrak konstruksi/fisik serta mengusahakan sekecil mungkin adanya perbaikan-perbaikan atau
perencanaan tambahan lainnya di kemudian hari.
Pekerjaan yang harus dikerjakan adalah Perencanaan Teknis Jembatan lengkap dan terperinci
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jembatan yang akan direncanakan telah ditentukan
sesuai skala prioritas yang akan segera ditindaklanjuti dengan pelaksanaan fisiknya.
2.2 Data dan Fasilitas penunjang
a. Penyediaan bahan-bahan, peralatan, dan perlengkapan kantor dan studio untuk operasional
Konsultan, termasuk tetapi tidak terbatas pada komputer
b. Penyediaan bahan-bahan, peralatan, dan perlengkapan untuk kegiatan survey dan investigasi
lapangan yang diperlukan
c. Penyediaan (penyewaan) kendaraan operasional berikut eksploitasinya
d. Biaya perjalanan dan akomodasi orang konsultan
e. Sewa alat survey lapangan dan penyelidikan geoteknik
2.3 Studi Teknik Detailed Engineering Design (DED)
Untuk mengetahui secara rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap perencanaan serta
mendapat parameter-parameter penting bagi perencana jembatan, diperlukan serangkaian
teknikal studi. Mengingat bentangan jembatan yang cukup besar serta umur jembatan yang
panjang, untuk perencanaan jembatan untuk melakukan detailed engineering design.
Studi teknik yang diperlukan :
2.3.1. Studi Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
4
Untuk pelaksanaan studi ini konsultan diwajibkan untuk mengamati kondisi lapangan dan
permasalahan desain yang mungkin timbul. Petugas yang akan ditugaskan diharuskan
berkonsultansi dengan pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Kabupaten
Ketapang untuk mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan jembatan yang akan
ditangani.
Sebelum melakukan kegiatan studi pendahuluan maka konsultan wajib mengumpulkan semua
data yang berhubungan dengan lokasi rencana jembatan seperti peta situasi, peta tata guna lahan
dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Studi pendahuluan harus dilakukan pada area di
dalam radius 500 m dari lokasi rencana jembatan. Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan
disarankan melengkapi diri dengan alat keselamatan kerja seperti helm dan sepatu boat, dan alat
bantu kerja seperti peralatan tulis, lampu penerangan, spray paint dan palu, sehingga menjamin
terlaksananya pekerjaan ini dengan aman dan hasil studi akan lebih optimal.
A. Studi pendahuluan bertujuan untuk :
Pengenalan kondisi lingkungan
Pengenalan kondisi planimetri dan tata guna lahan
Pengenalan kondisi jaringan jalan yang ada di sekitar lokasi jembatan
Mengumpulkan, memeriksa dan mengkonfirmasi data sekunder yang ada
B. Kegiatan studi pendahuluan yang harus dilakukan adalah :
a. Studi Geometrik :
Kegiatan yang dilakukan pada survey geometrik adalah :
Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik
(alinyemen horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang
harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan
ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak,
azimut, kemiringan dengan helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen
horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit
untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik
yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana
trase jalan.
Didalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-
pekerjaan ini
Dilapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok sepanjang daerah rencana
dengan interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya
Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati desain final.
b. Studi Topografi :
Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah :
Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench
MAN (normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.
Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan
dengan
d. Studi Geoteknik :
Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik
e. Studi Hidrologi
Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubunan dengan bentuk dan
Studi Detail
Untuk mengatahui secara rinci semua asumsi yang digunaan dalam tahap perencanaan serta
mendapat parameter-parameter penting bagi perencana jembatan, diperlukan serangkaian studi
detail pengumpulan data. Mengingat bentangan jembatan yang cukup besar serta umur jembatan
yang panjang, maka perencanaan jembatan khusus membutuhkan data-data perencanaan yang
didapat secara akurat.
Hasil studi detail pengumpulan data tersebut akan menjadi dasar bagian perencana jembatan
untuk melakukan detailed engineering design. Studi detail yang diperlukan adalah:
A. Studi Topografi
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan
data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1 : 500.
2. Lingkup Kegiatan Pengukuran
a. Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa
pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang
neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM
dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
minimal 4, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai disekitar sungai
-
dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis atau pun elektronis.
Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam
detik.
Disarankan
untuk
menggunakan
Electronik
Distance
pulang.
Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat
BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan)
yang genap.
d. Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua
obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur
pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
-
sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada
lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah
ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
e. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari
perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran
penampang melintang sungai sebesar 25 meter atau disesuaikan dengan
-
kebutuhan perencanaan.
Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum
250 m dari garis tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit
jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan
perencanaan.
Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m
atau disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam
maupun manusia disekitar persilangan tersebut.
3. Persyaratan
a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
b. Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10n, atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya dalam desimeter)
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5.
c. Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
- Perhitungan Sifat Datar.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
d. Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
-
ordinat (y)-nya.
Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus
khusus.
e. Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan posisi
f.
10
11
disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 1000 meter dan pada
lokasi jembatan dilakukan menggunakan lembar isian seperti terlihat pada daftar
lampiran.
b. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.
c. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang
mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis tanah
yang didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap
semua data tanah dan material guna menentukan jenis/tipe pondasi yang tepat dan
sesuai tahapan kegiatannya.
d. Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain
yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul
dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.
3. Keluaran survey Geologi/Geoteknik
Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa :
a. Laporan penyelidikan tanah yang didalamnya memuat :
- Nilai CBR
- Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
- Propertist Tanah berupa nilai Unconfined,
- Kadar air,
- Berat Jenis.
b. Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat :
- Kondisi lapisan tanah
- Daerah rawan longsor
c. Foto dokumentasi
2.4 Proses Perencanaan Detail
a. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
1. mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
2. menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
3. menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain,
spesifikasi, engineering estimate.
b. Lingkup Kegiatan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
1. Menetapkan kelas jembatan yang akan di Desain
2. Membuat estimasi bentang dan lebar jembatan
12
13
harus
mengadakan
ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga.
14
c. Ahli Geologi/Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan, Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Sipil/Geologi Strata. 1. (S.1) dan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 Tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Tim Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam pekerjaan geologi yang mencakup pelaksanaan survey geologi, pengolahan dan
analisis data geologi, dan penggambaran data geologi, serta harus menjamin bahwa data
tanah yang disampaikan benar sesuai dengan kondisi lapangan yang akan digunakan
sebagai dasar penentuan pondasi dan bangunan bawah jembatan, dan dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai sumber bahan beserta sifat-sifat bahannya.
d. Ahli Hidrologi/Hidraulika
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan, tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis lebih dari 3 Tahun diutamakan/disukai perencanaan Jembatan. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Tim Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data
hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan
hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar,
akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan
dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknis Jembatan.
e. Ahli Geodesi
Mempunyai sertifikat keahlian Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait, Tenaga
ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 Tahun, Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Tim Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survei pendahuluan,
survei topografi, menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai bahan dasar
perencanaan teknis jembatan.
f.
lebih dari 3 Tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Tim
Selain itu diperlukan tenaga sub profesional dan tenaga pendukung di kantor untuk
membantu kelancaran kegiatan yang terdiri dari : teknisi-teknisi dan Juru gambar
(Drafter/Operator CAD) serta Operator Komputer.
2.9 Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Laporan Detail Desain
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jembatan/jalan dalam ukuran kertas A3, agar
BAB III
LAPORAN
16
cadangan).
Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dsb.) beserta lokasinya.
Rekomendasi.
18
d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
-
berikut :
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasiproyek terhadap kota
besar terdekat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan dan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi
termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari,
dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
Deskripsi BM (sebagai lampiran).
Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
f.
20