Al Quran dalam menerangkan sesuatu biasanya bersifat global atau dalam batas-batas
yang umum. Contohnya :
Dalam hal sholat, Al Quran hanya memerintahkan agar kita medirikan sholat.
dan dirikanlah sholat . Tetapi bagaimana teknis tata cara sholat, keterangannya
diserahkan pada Al-Hadits / sunah.
Dalam hal Haji, Al Quran hanya memerintahkan agar kita menyempurnakan ibadah
haji dan umroh, Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah...
Q.S. Al Baqarah (2) : 196.
Tetapi bagaimana syarat, rukun dan wajib haji diterangkan dalam Al-Hadits/Sunah.
Demikian juga misalnya dalam hal bermusyawarah, Al Quran hanya memerintahkan
agar kita bermusyawarah. dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu
urusan, kemudian bila kamu telah bersepakat,maka bertawakal ( berserah dirilah )
kepada Allah. Q.S. Ali Imron (3) : 159.
Bagaimana teknis musyawarah yang baik, diserahkan kepada kita sendiri.
Tetapi menjadi berbeda ketika Al Quran berbicara tentang masalah harta kekayaan, khususnya dalam masalah harta warisan. Dalam hal ini Al-Quran sudah menjelaskannya
secara detail dan terperinci sehingga hampir-hampir tidak diperlukan lagi keterngan dari
Al Hadits maupun ijtihad manusia. Yang menjadi pertanyaan, mengapa demikian ?
Prof. Dr. Ahmad Salabi menjelaskan ada tiga sebab / alasan :
1. Ada kecenderungan manusia kalau sudah menyangkut harta dan kekayaan menjadi
egois, lebih memikirkan kepentingan dan keuntungan pribadi.
2. Ada kecenderungan manusia dalam hal cara berfikirnya, ijtihadnya, kebijakannya,
kejujuran dan keadilannya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan untuk mendapatkan harta dan kekayaan.
3. Ada kecenderungan manusia untuk bertengkar kalau sudah bicara masalah harta
dan kekayaan.
Kejujuran seseorang tidak dapat diukur dari bagaimana sikap baiknya terhadap orang
lain, pada teman, atasan, bawahan, tetangga atau tamu. Tetapi yang lebih penting,
kejujuran seseorang dinilai dari bagaimana sikapnya ketika dia mendapatkan keuntungan
bersama, bagaimana sikapnya ketika dia dipercaya menangani suatu proyek, atau suatu
kegiatan yang menyangkut penggunaan dana pemerintah, organisasi atau dana umat..