UNIVERSITAS
ISLAM
INDONESIA
FAKULTAS
KEDOKTERAN
Nama Dokter Muda
NIM
Tanggal Ujian
Rumah sakit
Gelombang Periode
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
Bangsal
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Nomor RM
II.
Tanda Tangan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sdr. DD
Laki-laki
16 tahun
Karangreja, Purbalingga
Islam
Lavender
Tidak bekerja
20 Juli 2015
617142
ANAMNESIS
Diberikan oleh : Pasien
Keluhan Utama
Ibu pasien meninggal karena hipertensi, ayah pasien juga sudah meninggal
namun tidak diketahui penyebabnya.
Riwayat diabetes mellitus pada keluarga tidak diketahui.
Lingkungan dan Kebiasaan
:
Pasien tinggal dengan tantenya karena kedua orangtuanya sudah
meninggal.
Pasien gemar minum minuman beralkohol sejak SMP dan gemar makan
mi instan.
Pasien merupakan perokok aktif.
Lingkungan bergaul pasien dengan orang-orang yang juga gemar minum
minuman alkohol dan merokok.
III.
IV.
: 140/80 mmHg
: 80 kali/menit
: 16 kali/menit
: 36,8 C
: cukup
: compos mentis
:
:
:
: gizi baik
:
(Gambarkan pada skema di atas jika ada kelainan lokal dan berikan
keterangan secukupnya)
B. Pemeriksaan Kepala
1. Mata
: Konjungtiva anemis
Sklera ikterik
Edema palpebral
: (-)
: (-)
: (+/+)
2
2. Hidung
3. Telinga
4. Mulut
: Discharge
: (-/-)
Epistaksis
: (-/-)
Deviasi
: (-)
Nyeri tekan hidung
: (-/-)
Nyeri tekan sinus paranasal : (-/-)
: Kelainan bentuk telinga
: (-/-)
Discharge
: (-/-)
Benjolan
: (-/-)
Pembesaran limfonodi
: (-/-)
Nyeri tekan
: (-/-)
: Bentuk bibir
: normal
Pucat
: (-)
C. Pemeriksaan Leher
1. Inspeksi : Benjolan/ massa
Pembesaran limfonodi
Vena jugularis
2. Palpasi
: Benjolan/ massa
Nyeri tekan
3. Pemeriksaan Trakea
Deviasi trakea
4. Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
Pembesaran kelenjar tiroid
Pemeriksaan sudut tangensial
Ikut bergerak saat menelan
Konsistensi
Nyeri tekan
Bruit
5. Pemeriksaan Tekanan Vena Sentral
: (-)
: (-)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
: (tidak dilakukan)
D. Pemeriksaan Thoraks
Jantung
Inspeksi : Sianosis sentral
: (-)
Pulsasi ictus cordis : tidak tampak
Palpasi
: Pulsasi ictus cordis : di SIC V linea midclavicularis
Perkusi
sinistra
Auskultasi : S1-S2 reguler, bising (-)
Interpretasi : jantung dalam batas normal
Paru
Inspeksi
: (-)
3
Barrel chest
: (-)
Deviasi tulang belakang
: (-)
Retraksi dinding dada
: (-)
Ketinggalan gerak
: (-)
Spatium intercostal
: dalam batas normal
Palpasi
: Vocal fremitus
: (+/+) simetris
Nyeri tekan
: (-/-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) , RBK (-/-) , Wheezing (-/-)
Interpretasi : paru dalam batas normal
E. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
: Pelebaran vena
Caput medusa
Umbilicus
Bentuk dinding abdomen
Simetrisitas
Benjolan
Peristaltic
Pulsasi aorta
Auskultasi
: Peristaltik
Perkusi
: Dominan timpani
Batas kanan atas hepar
dextra
Batas lobus hepar kiri
Palpasi
Ren
Xyphoideus
: Hepar
Lien
Massa abdomen
Nyeri tekan
Spasme otot
: Nyeri ketok ginjal
: (-)
: (-)
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: (+)
: (-)
: tak tampak
: tak tampak
: (+) normal
: (+)
: SIC V linea midclavicularis
: 2 cm di bawah processus
: tidak teraba
: tidak teraba
: (-)
: (+) di regio epigastrium
: (-)
: (-/-)
F. Pemeriksaan Ekstremitas
Lengan
: teraba hangat (+)
Tangan
: teraba hangat (+), edema (+/+)
Kaki
: teraba hangat (+), pulsasi arteri dorsum pedis (+/+)
edema (+/+)
V.
VI.
DAFTAR
MASALAH
PASIEN
(BERDASARKAN
DATA
VII.
DIAGNOSIS
VIII.
IX.
Sindrom Nefrotik
DIAGNOSIS BANDING
Glomerulonefritis Akut
Gagal Jantung Kongestif
RENCANA TINDAKAN
A. Tindakan Terapi (di IGD)
- Infus RL 10 tpm ~ Aminofluid 1 fl sehari
- Inj. Furosemide 2 x I amp iv
- Inj. Dexamethasone 3 x I amp iv
- Inj. Ranitidine 2 x I amp iv
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g iv (skintest)
- Tab. Captopril 12.5 mg 2 x tab
- Tab. Antasid 3 x I tab ac
- Tab. Curcuma 2 x I tab pc
B. Tindakan Terapi (di Bangsal)
- Hidrasi Infus RL 20 tpm
- Steroid Inj. Metilprednisolon 1 x 62.5 mg iv
- Antihipertensi Tab. Diovan 80 mg 1 x tab
- Antikolesterolemia Tab. Simvastatin 20 mg 0-0-1
- Diuretic Tab. Furosemid 1-0-0
- PPI Cap. OMZ 1-0-1
- Pelindung mukosa lambung Tab. Sucralfat 3 x I tab
- Pengganti albumin Tranfusi Albumin 2 kolf + inj. Furosemide II
amp iv
C. Rencana Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium Darah
- Urin Rutin
X.
Laboratorium Darah
Hemoglobin
Leukosit
Hematocrit
Eritrosit
Trombosit
MCH
MCHC
MCV
Diff Count
Eosinophil
Basophil
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
Kolesterol total
Trigliserida
Natrium
Kalium
Klorida
Gula darah sewaktu
Ureum
Kreatinin
Albumin
Darah Rutin
15.9
9.1
48
5.7
216
28
33
65
3
1
67
21
9
mg/dL
x 103 / L
%
x 106 / L
x 103 / L
pg
g/dL
fL
%
%
%
%
%
Kimia Klinik
467
92
mg/dL
mg/dL
Elektrolit
128.0
4.2
102.0
mmol/L
mmol/L
mmol/L
122.5
20.3
0.58
1.6
mg/dL
mg/dL
mg/dL
g/dL
Urin Rutin
Warna
Kekeruhan
Reaksi/ pH
Protein
Reduksi
Lengkap
Kuning tua
Agak keruh
6 (asam)
+++ (positif 3)
(negatif)
Sedimen
Leukosit
Eritrosit
Epitel
Silinder
Kristal
Bakteri
+ (8-10) / LPB
++ (10-15) / LPB
(negatif)
(negatif)
+ (positif 1) / LPB
(negatif)
SINDROM NEFROTIK
7
A. DEFINISI
Menurut Price and Wilson (2006), Sindroma Nefrotik merupakan
keadaan
klinis
dengan
adanya
proteinuria
massif
(>
3.5
g/hari),
amyloidosis,
purpura
Henoch-Schonlein,
obat-obatan,
penyakit
kompleks imun lain yang disebabkan oleh infeksi kronis (misal hepatitis B,
endocarditis), neoplasma, dan sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS).
C. PATOGENESIS
Perubahan patologis
yang
mendasari
sindrom
nefrotik
adalah
10
11
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang muncul pada pasien dengan sindrom nefrotik antara
lain:
Sembab, yang merupakan keluhan utama. Timbulnya terutama pada pagi
hari dan hilang pada siang hari. Setelah beberapa minggu atau bulan,
sembab akan menetap. Lokasi sembab biasanya mengenai kelopak mata,
E. DIAGNOSIS
Diagnosis sindrom nefrotik didasarkan pada:
Edema
Proteinuria massif (++ atau dengan kuantitatif > 40 mg/m 2/jam) atau 1
F. TATALAKSANA
Tatalaksana sindrom nefrotik dibedakan atas pengobatan dengan
imunosupresif dan/atau imunomodulator, dan pengobatan suportif/simtomatik.
Penatalaksanaan ini meliputi terapi spesifik yang ditujukan terhadap penyakit
dasar,
mengurangi
proteinuria,
memperbaiki
hipoalbuminemia,
serta
di
antaranya
pada
orang
dewasa
adalah
Pengobatan
lain
adalah
menggunakan
terapi
nonsteroid,
yaitu
14
15