TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Berdasarkan letaknya, sistem pernapasan dibagi menjadi sistem pernapasan atas dan bawah.
Sistem pernapasan atas terdiri dari hidung dan faring. Sistem pernapasan bawah terdiri dari
laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Berdasarkan fungsinya, sistem pernapasan dibagi menjadi
zona konduksi, yaitu hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus
terminalis, dan zona respiratorius yaitu bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, kantung alveolar,
dan alveoli. Zona konduksi berfungsi untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan
udara dan menghantarkan udara sampai ke paru-paru. Zona respiratorus merupakan tempat
utama pertukaran gas antara darah dan udara (Tortora and Derrickson, 2009).
A. Hidung
Hidung dibagi menjadi dua bagian, eksternal dan internal. Eksternal merupakan bagian hidung
yang tampak pada wajah yang terdiri dari kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
otot dan kulit serta dilapisi oleh membran mukosa. Kerangka hidung tersusun oleh os frontale, os
nasale, dan maksilari. Bagian dalam hidung merupakan suatu lubang yang dipisahkan menjadi
lubang kiri dan kanan oleh sekat (septum). Dinding lateral terdapat konka inferior, konka media,
dan konka superior. Di antara konka dan dinding lateral terdapat celah yang disebut meatus,
terdiri dari meatus inferior, meatus media, dan meatus superior. Konka dapat berubah ukuran
sehingga dapat mempertahankan lebar rongga kavum nasi yang optimal. Hidung berfungsi
sebagai jalan napas, pengatur kehangatan udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi),
pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara (Tortora and
Derrickson, 2009).