Anda di halaman 1dari 27

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
AGAMA ISLAM
KISAH NABI DAN RASUL
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
OLEH KELOMPOK 1 :
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
1.
MIRA AYU EFENDY
2.
NIKEN YULISTIKA
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
3.
AHMAD ZULFADLI
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
AKSELERASI ANGKATAN III
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
SMP NEG. 05 KENDARI
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx

Nabi Adam As.


Ia diyakini sebagai manusia pertama di bumi. Tafsir Quran selama ini
menyebut ia diciptakan di surga bersama Hawa (Eva). Terbujuk oleh Iblis,
Adam dan Hawa "diturunkan" ke bumi. Doa "rabbanaa dhalamnaa anfusana
wainlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khasirin" (QS AlAraaf: 23) diyakini sebagai doa Adam-Hawa yang menyesali kesalahan
terbujuk Iblis.
Keduanya terpisah dan Hawa, menurut legenda, diturunkan di daerah
yang sekarang menjadi kota Jeddah - Saudia Arabia. "Jeddah" berarti
"nenek" (Hawa). Legenda yang sama menyebut Adam dan Hawa bertemu
kembali di Jabal Rahmah - kini di dataran Arafah. Maka Jabal Rahmah sering
dijadikan simbol "cinta" atau "jodoh" oleh peziarah.
Riwayat menyebut Adam-Hawa dikarunia putra-putri yang lahir
berpasangan. Diantaranya adalah Qabil dan Iklima. Kemudian Habil dan
Labuda. Qabil disebut bersifat kasar sedangkan Habil lembut hati. Qabil
petani dan Habil peternak. Adam - atas ilham dari Allah-akan menikahkan
Qabil dengan Labuda, dan Habil dengan Iklima. Qabil menolak.
Adam mengharuskan keduanya melakukan korban. Yakni menaruh
sayuran bagi Qabil dan daging bagi Habil di puncak gunung. Siapa yang
korbannya "diterima", dia berhak memilih Iklima atau Labuda sebagai istri.
Ternyata, menurut kisah ini, korban Habil yang diterima. Qabil kemudian
membunuh Habil. Ia menguburkan saudaranya itu setelah melihat burung
gagak mengubur gagak lain yang mati setelah keduanya berkelahi.
Wallahua'lam. Allah yang maha tahu kebenaran kisah yang juga
didongengkan kalangan Yahudi ini. Juga tentang kapan persisnya masa hidup
Adam-Hawa. Apakah ia berada pada masa sebelum atau setelah "manusia
purba" seperti Homo Erectus di Jawa, Homo Pekinensis di Cina atau manusia
Neanderthal di Eropa. Yang pasti kisah tentang Adam dan keluarganya
memberi pelajaran tentang perlunya keteguhan manusia menghadapi "iblis",
tentang dosa, pertemuan laki-laki perempuan, ketulusan untuk berkorban,
juga nafsu serakah manusia.

Nabi Idris As.


Tak banyak yang dikisahkan tentang Idris. Ia disebutkan lahir di
daerah Munaf - Mesir. Ia juga diyakini sebagai nabi pertama yang menulis
dengan pena. Wallahua'lam, apakah keyakinan tersebut berkait dengan
kenyataan bahwa kertas pertama, yang disebut papirus, diciptakan oleh
masyarakat Mesir.
Idris disebut belajar agama dari Sis -anak Adam yang juga menjadi
Nabi. Masyarakat terdahulu juga meyakini bahwa ia dibawa ke surga sebelum
mengalami kematian. Mereka percaya, nabi Idris adalah satu- satunya
manusia yang masuk surga tanpa pernah mati. Itu terjadi pada usia 82 tahun.
Quran menyebut kisah Idris dalam Surat Maryam 56-57. Juga pada
surat Al-Anbiya (Para Nabi) ayat 85-86.

Nabi Hud As.


Hud disebut sebagai cucu Nuh, dari putranya Sam. Bila benar, tidak
cukup terjelaskan bagaimana ia bisa menjadi keluarga terhormat kaum Ad
yang tinggal di Ahqaf, antara Yaman dan Oman, sementara kakeknya di
Armenia.
Kaum Ad disebut sebagai masyarakat yang makmur. Perekonomian
berkembang pesat. Pada saat itu, gedung-gedung sudah terbangun megah.
Para penduduknya dilukiskan sebagai orang-orang yang cantik dan tampan.
Namun mereka semua mengabaikan aspek spiritualitas. Mereka hidup
berfoya-foya dan menyombongkan kemewahan.
Hud mengajak mereka untuk mensyukuri kemakmuran itu dengan
beribadah pada Allah. Mereka menolak. Mereka mempercayakan hidupnya
pada berhala. Sampai kemudian datang musibah. Hujan sama sekali tak turun.
Sungai dan sumur mengering. Ladang-ladang menjadi kerontang. Tanaman
mati. Juga ternak-ternak. Hud kembali mengajak mereka menyembah Allah
dan berdoa kepadaNya. Tapi mereka tetap mengagungkan berhala
Lalu tibalah gumpalan awan hitam. Hud melihat awan itu sebagai pertanda
akan datangnya bencana atau azab Allah. Mereka justru menganggapnya
sebagai awan yang akan mengucurkan hujan dari langit.
Mereka bersuka cita, menduga berhala telah mengabulkan
permohonannya. Gumpalan awan hitam itu ternyata badai gurun atau awan

panas yang menyapu kota, selama tujuh hari tujuh malam.


Kemakmuran kota kaum Ad tidak berbekas. Hud dan pengikutnya
kemudian menetap di wilayah yang kini adalah Hadramaut. Di Timur kota
Hadramaut itulah diyakini Hud dimakamkan. Kisah Hud, kaum Ad mengajarkan
dan awan panas itu mengajarkan betapa fana kemakmuran dunia.

Nabi Shalih As.


Shalih lahir dan tumbuh di lingkungan kaum Tsamud, kaum yang diyakini
sebagai keturunan kaum Ad. Mereka tinggal di wilayah Hijir yang kini berada
di wilayah Saudi Arabia. Sebagaimana kaum Ad, orang-orang Tsamud hidup
berkecukupan. Mereka juga bermewah-mewah serta menyembah berhala.
Shalih mencoba mengingatkan mereka. Hinaan yang malah diperolehnya.
Apalagi Shalih tak seperti Hud di masa kaum Ad yang berasal dari keluarga
terpandang. Shalih datang dari keluarga miskin. Kaum Tsamud menantang
Shalih untuk menunjukkan bukti sekiranya ia "seorang yang benar". Atas izin
Allah, Shalih pun menunjukkan bukti mukjizat.
Tafsir Quran menyebut bahwa mukjizat itu berupa seekor unta betina
yang keluar dari batu besar setelah Shalih memukulkan telapak tangannya.
Pada kaumnya, Shalih mengingatkan agar unta itu jangan diganggu. Terutama
saat unta itu minum air di telaga. Mereka diizinkan memerah susu unta itu
untuk kebutuhannya sendiri.
Kalangan miskin bergirang hati. Mereka terus memerah susu unta yang
seperti tiada habisnya itu. Hal yang membuat Shalih semakin berpengaruh di
masyarakat. Beberapa kalangan terkemuka terus melancarkan tekanan pada
Shalih. Sembilan orang pemuda paling terpandang di masyarakat ditugasi
membunuh unta itu. Mereka dipimpin oleh Qudar bin Salaf. Mereka
menantang Shalih untuk membuktikan bahwa Tuhan akan mengirim azab.
Shalih mengatakan bahwa azab akan datang setelah tiga hari. Benar,
pada hari ketiga langit menjadi gelap. Kaum Tsamud binasa oleh sambaran
petir, serta tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri yang diguncang gempa.
Shalih dan pengikutnya disebut-sebut pindah ke daerah Ramalah, Palestina.
Sedangkan kisah unta betina itu memberi pelajaran kuat bahwa keimanan
tidak cukup dapat dijelaskan hanya dengan rasionalitas.

Nabi Ibrahim As.

Ibrahim berasal dari Babilonia, salah satu pusat peradaban masa itu

selain Mesopotamia, yang kemudian dikenal sebagai wilayah Mausul. Kawasan


itu terletak di antara sungai Efrat dan Tigris/Dajlah yang kini menjadi bagian
negara Irak. Penguasa pada masa Ibrahim adalah raja besar, Namrud bin
Kusy. Ayah Ibrahim, Azar, adalah pematung istana. Dialah pembuat arca yang
disembah raja dan seluruh rakyat.
Ibrahim seorang yang kritis pada masalah ketuhanan. Ia menggugat
ayahnya yang menyembah patung buatannya sendiri. Di masa remaja, Ibrahim
menghancurkan patung-patung istana, lalu mengalungkan kapak penghancurnya
di leher arca terbesar. Ketika disidang, Ibrahim berkilah bahwa yang
menghancurkan arca-arca itu adalah arca terbesar. Ia minta Namrud untuk
bertanya pada arca besar itu. Tentu semua menjelaskan bahwa patung itu tak
dapat berbuat apa-apa. Jawaban itu dibalik oleh Ibrahim dengan bertanya,
mengapa patung yang tidak dapat berbuat apa-apa harus disembah.
Riwayat yang ada menyebut Ibrahim dihukum bakar. Selama ini semua
kalangan meyakini bahwa mukjizat Allah telah menyelamatkan Ibrahim dari
kobaran api itu. Ibrahim lalu hijrah ke Palestina. Perjalanannya dipenuhi
dengan proses pencarian Tuhan yang dilukiskan dengan sangat indah oleh
Quran. Ia sempat bertanya pada dirinya sendiri: apakah kerlap-kerlip bintang
di langit itu Tuhan? Hal yang dibantahnya sendiri begitu malam berlalu dan
bintang itu tenggelam. Hal serupa dipertanyakannya ketika bulan muncul, juga
ketika matahari merekah. Semua itu mengantarkan Ibrahim pada sebuah
kesimpulan: Tuhan adalah yang menciptakan semua itu.
Dalam perjalanannya ke Palestina, Ibrahim menikah dengan Sarah
-putri Raja Chazan. Setelah tinggal beberapa saat, Ibrahim dan Sarah pergi
ke Mesir. Oleh Raja Mesir, mereka dihadiahi pelayan bernama Hajar yang
kemudian diajak ke Palestina. Sarah yang tak kunjung dikaruniai anak,
mendesak Ibrahim untuk menikahi Hajar.
Selanjutnya Ibrahim bersama Hajar menuju kawasan bukit batu yang
gersang yang kini menjadi kota Makkah. Di sanalah Ibrahim membangun
ka'bah, lalu ia kembali ke Palestina meninggalkan Hajar dan anaknya, Ismail.
Ibrahim meninggal di Palestina dan dimakamkan di Hebron, Sinai.
Makamnya hingga kini dihormati oleh pemeluk tiga agama, Islam Kristen
maupun Yahudi. Ibrahim memang Bapak para nabi yang membawa tiga agama
samawi tersebut. Lebih dari itu, Ibrahim adalah Bapak Monoteisme.
Pencariannya terhadap Tuhan telah mengantarkan seluruh umat manusia
terhadap prinsip "kemerdekaan" manusia untuk tidak terikat pada apapun
kecuali Tuhan. Maka, Ibrahim adalah satu-satunya Rasul sebelum Muhammad

yang umat Islam wajib melakukan ritual untuk menapaktilasinya berupa


ibadah haji.

Nabi Muhammad As
Juni, 632 Medina, adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh
umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi
tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir
diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah ("Makkah") dan wafat
pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz
(Arab Saudi saat ini).
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad
sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart,
Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan
luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa
yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang
bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

Etimologi
"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim
mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad adalah
penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
Selain itu di dalam Al-Qur'an, Surah As-Saff (QS 61:6) menyebut
Muhammad dengan nama "Ahmad" (), yang dalam bahasa Arab juga
berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari
para kaum Quraisy yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya"
dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para
sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allh ()( ( ( , kemudian
menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ,
yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan
kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya. (
Kemudian Muhammad mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang berarti
"bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama
Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.

Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah
bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais)

bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar
bin Ma`ad bin Adnan. Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari
Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh. Muhammad lahir di hari
Senin, 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).

Riwayat
Kelahiran
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa
ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah,
di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan
daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni,
maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan
dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia
meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak
perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti
Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi
keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan
pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal
dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di
sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd
al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu
Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya
disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya
ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad
lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang
tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang
merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada
hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir
pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).

Berkenalan dengan Khadijah


Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi
seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah
satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke
arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya
Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya

dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk


Mekkah.
Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat
dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah
seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan Khadijah sering pula
mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab.
Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah
memintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam
perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan
Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya Muhammad dengan
keuntungan yang lebih dari biasanya.
Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka
menikah. Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah
mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih memiliki kecantikan yang menawan.
Perbedaan umur yang sangat jauh dan status janda yang dimiliki oleh
Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saat itu suku
Quraisy memiliki adat dan budaya yang lebih menekankan perkawinan dengan
gadis ketimbang janda. Walaupun harta kekayaan mereka semakin bertambah,
Muhammad tetap sebagai orang yang memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih
memilih untuk mendistribusikan keuangannya kepada hal-hal yang lebih
penting.

Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang
Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara
mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat
masyhur di antara kaumnya dengan sifat- sifatnya yang terpuji. Kaumnya
sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan keEsaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat
angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak
- anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka.
Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab
pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar
dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti "yang
benar".

Kerasulan

Gua Hira tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu.


Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang
senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah
timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa
berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap
sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di
sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya
memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika
Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya.
Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia
diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi
tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya, Jibril berkata:
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
Bacalah
segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha

Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia


mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika


itu ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah
(penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut

perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah


pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan
cemas Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk
menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara
bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan pengalamannya kepada
sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak
Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal,
yang banyak
mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan
Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata,
bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah
menyebutkan bahwa An-Nms al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang
kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka
akan memusuhi dan melawannya.

Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu


23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan
Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga
dinamakan Al- Qurn (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti
yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan
ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh
Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang
terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan
bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi "mereka yang menyerahkan
diri kepada Allah", yaitu penganut agama Islam.

Mendapatkan pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama
terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari
mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota
keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid
bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad
mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa
Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam , Abdul
Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan
bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut
dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang
Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami

hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke


Habsyah. (Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam
berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di
Mekkah. (Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang
berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim .
Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka'bah dalam
suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan
mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk
menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah
sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi
Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari
Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi.
Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam,
Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi
ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu
sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum
menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang
orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya
setuju untuk berhijrah ke kota itu.

Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan


Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya,
karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang
Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke
daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan,
masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat
ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau "Madinatun Nabi"
(kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan
Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di
Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan
beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh
umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish.
Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish
dengan cara menyerang sekutu umat Islam.

Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat
kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk
Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya.
Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka
ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam
menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling
Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan
agama Islam di kota Mekkah.

Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat
(pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat
Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi ,
kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan,
masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat
selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup
tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini
oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu, Muhammad juga
diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran
Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam waktu tidak sampai
satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya
mengenai ilmu ketauhidan.

Fisik dan ciri-ciri Muhammad


Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya
yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang
terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara
langsung, yaitu Abu Taufik.
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan
penampilan keseharian Muhammad, di antaranya adalah rambut ikal
berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga bahu. Kulitnya putih kemerahmerahan, wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitam dan
bulu mata yang panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang

sekepalan telapak tangannya.


Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi
dan tidak pula terlalu pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas
dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus memanjang dari pusar hingga
dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.
Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua
telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh,
ia menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua
bahunya terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup para nabi. Ia
adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur
ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja
yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya.
Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, "Aku tidak
pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya."
Begitulah Muhammad di mata khalayak, akhlaknya yang sangat mulia
digambarkan dalam salah satu ayat Al-Quran,

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."


(Al-Qalam: 4)

Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai


orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.
Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad,
yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan
tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang
tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.
Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang,
tidak tinggi sekali ataupun pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit
dengan tubuh condong sedikit kedepan.
Baraa bin Aazib mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang
sedang,
dengan tulang pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas
telinga.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi
dan juga pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki
kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dadanya dan
terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan, melangkahnya seolah-olah
seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa Ali
belum pernah melihat orang sepertinya di antara sahabatnya sesudah
wwafatnya Muhammad.
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit
berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak.
Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata yang panjang.
Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki
bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara
dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut
dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad
orang yan baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling dirindukan dan
sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul dengannya
maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan
mencintainya.
Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali mengatakan
bahwa Muhammad memiliki pribadi mulia dan sangat agung jika orang
melihatnya. Wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Ia sedikit lebih
tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang jangkung.
Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak keriting
(berombak) agak panjang hingga mencapai kuping dan dibelah tengah. Kulit
berwarna cerah dahinya agak lebar. Alis matanya melengkung hitam dan
tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila sedang

emosi.
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta
tampak agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya
tidak. Berjanggut tipis tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya
putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti
dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dada dan
pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar,
bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya.
Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup
panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jarijari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan
melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat
kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang
orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan
pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika
saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain
terlebih dahulu.
Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad
memiliki mulut yang agak lebar, di matanya terlihat juga garis-garis
merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan bahwa ia
berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan, ia juga
memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari
rembulan tersebut.

Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Baraa bin Aazib pernah berkata,


bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan,
seperti dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu
Hurairah belum pernah melihat orang yang lebih baik dari dan lebih
tampan dari (Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari dan tidak
pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh
langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu
Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya Muhammad
dan nampak ia seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia
pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa
berperawakan langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat
Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Masud dan

ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri


(Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat
Malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik
berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang
pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan
Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat
baik.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak
renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.

Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat
perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan
Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.
Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya
Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya)
disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim,
bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah
(putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian
setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga
mencapai
total sebelas orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa
sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik
(sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda
(saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan
perkawinan dengan perawan).

Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu


Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad
diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28),
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masingmasing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada
kaum Bani Israil.

Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah samasama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak
disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).

Anda mungkin juga menyukai