Anda di halaman 1dari 9

Artikel Evaluasi Program

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya
Periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015
Jessica*
* Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Abstrak
Kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi berbagai faktor. Menurut Blum, derajat kesehatan
dipengaruhi oleh empat faktor : perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan, dimana
lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar. Hal ini mendorong pemerintah mencanangkan program
kesehatan lingkungan, salah satunya cakupan pengawasan sarana air bersih, sebagai program wajib.
Angka kejadian yang disebabkan oleh tifoid 900.000 kasus/tahun sedangkan penyakit diare sekitar 60 juta
kejadian. Data Riskesdas 2010 diketahui daerah perkotaan memiliki cakupan sumber air bersih 90,1%
sedangkan di pedesaan 67,6 %. Salah satu program kesling di Puskesmas Tirtajaya adalah program
pengawasan sarana air bersih yang belum diketahui tingkat keberhasilannya pada periode Agustus 2014
sampai dengan Juli 2015. Materi yang dievaluasi berupa laporan bulanan data dasar penyehatan
lingkungan dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur menggunakan pendekatan sistem. Dari
hasil evaluasi didapatkan masalah dari keluaran dan diambil dua prioritas masalah: cakupan rumah yang
memiliki sarana air bersih 52.43% target 80.00% dan cakupan inspeksi sarana air bersih 23.71% target
80.00% . Penyebab masalah tersebut: kurangnya petugas kesling yang sesuai dengan keahlilan, tingkat
sosial ekonomi, perilaku masyarakat yang menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan seharihari, tidak ada dana yang cukup. Penyelesian masalah membuat sarana air bersih untuk umum,
penyuluhan yang intensif, penambahan petugas dan penambahan dana. Setelah hal tersebut dilakukan,
diharapkan pencapaian program pengawasan sarana air bersih periode berikutnya dapat mengalami
peningkatan.
Kata kunci : Evaluasi program, kesling, SAB.

Artikel Evaluasi Program


Latar Belakang
Kesehatan

banyak masyarakat yang belum memiliki


individu

maupun

akses

terhadap

keberadaannya.

kelompok dapat dipengaruhi oleh berbagai

Berdasarkan Global Water Supply and

faktor. Menurut Hendrik L. Blum, derajat

Sanitation Assesment 2000 Report yang

kesehatan seseorang ataupun masyarakat

dikeluarkan

dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu

Organization (WHO)/United nations of

perilaku 30%, lingkungan 45%, pelayanan

childrens fund (UNICEF), terdapat sekitar

kesehatan 20% dan keturunan 5%.1 Status

1,1 milyar penduduk dunia yang masih

kesehatan akan tercapai secara optimal bila

kekurangan

keempat faktor tersebut secara bersama-

laporan WHO-UNICEF joint monitoring

sama mempunyai kondisi yang optimal

2004

pula. Keempat faktor tersebut saling

Indonesia

terkait dengan beberapa faktor lain yaitu

dibandingkan dengan negara lain di Asia

sumber daya alam, keseimbangan ekologi,

Tenggara.

kesehatan mental, sistem budaya, dan

Indonesia pada tahun 2015 adalah 218 Juta

populasi sebagai satu kesatuan. Yang

jiwa, dimana 47 Juta jiwa atau 22% belum

sangat besar pengaruhnya adalah keadaan

memiliki akses terhadap air bersih. Angka

lingkungan

yang

memenuhi

yang lebih besar terlihat pada penduduk

persyaratan

kesehatan

perilaku

perdesaan, dimana diperkirakan 31% atau

masyarakat yang merugikan kesehatan,

36 Juta Jiwa yang tidak memiliki akses

baik masyarakat di pedesaan maupun

terhadap air bersih. Hanya 0,06% dari

perkotaan yang disebabkan kurangnya

seluruh

pengetahuan dan kemampuan masyarakat

mendapatkan akses air minum.5 Dari data

dibidang kesehatan, ekonomi maupun

Riskesdas

teknologi.2 Hal ini mendorong pemerintah

perkotaan memiliki cakupan sumber air

untuk mencanangkan Program kesehatan

bersih

wajib seperti program upaya kesehatan

pedesaan sebesar 67,6 %. Berdasarkan

lingkungan yang salah satunya melalui

data Riskesdas 2013, proporsi rumah

cakupan pengawasan sarana air bersih.3

tangga di Indonesia dengan kualitas air

tidak
dan

Penyediaan sarana air bersih yang


memadai

sebagai

kebutuhan

dasar

masyarakat belum sepenuhnya terwujud


dengan baik. Dengan kata lain, masih

oleh

bersih.4

air

kinerja

World

Berdasarkan

sektor Air
dinilai

Minum

masih

Diperkirakan

penduduk
2010

sebesar

Health

rendah
penduduk

Indonesia
diketahui

90,1%,

di

yang
daerah

sedangkan

di

minum kategori baik (tidak keruh, tidak


berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan
tidak berbau) di perkotaan (96,0%) lebih
tinggi dibandingkan dengan di perdesaan
(92,%).

Artikel Evaluasi Program


Saat ini masalah penyediaan air

macam penyakit. Adapun penyakit yang

bersih menjadi perhatian khusus baik bagi

ditularkan langsung oleh air adalah demam

negara maju maupun negara yang sedang

tifoid

berkembang. Indonesia sebagai halnya

(2003), kejadian demam tifoid di dunia

pula negara berkembang lainnya, tidak

sekitar 17 juta kasus setiap tahunnya,

luput dari permasalahan penyediaan air

600.000

bersih bagi masyarakatnya. Salah satu

kematian dan 7 juta kasus terjadi di Asia

masalah pokok yang dihadapi adalah

Tenggara. Insidensi di Indonesia rata-rata

kurang tersedianya sumber air yang bersih,

900.000 kasus/tahun dengan kematian >

belum meratanya pelayanan penyediaan

20.000 dan 77% kasus terjadi pada umur

air bersih terutama pada daerah pedesaan

3-19 tahun. Sedangkan penyakit diare di

dan sumber air bersih yang ada belum

Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta

dapat

maksimal.

kejadian penderita diare, 70-80 % dari

Bahkan pada beberapa tempat di kota-kota

penderita ini adalah anak di bawah lima

besar, sumber air bersih yang telah

tahun (40 juta kejadian).8

dimanfaatkan

secara

dan

diare.

Berdasarkan

diantaranya

WHO

menyebabkan

dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari


oleh limbah industri dan limbah domestik,
sehingga beban dalam segi pngelolaan air
bersihnya semakin meningkat.2 Berbagai
masalah yang dihadapi dalam pengelolaan
sumber

daya

air

yang

buruk

ini

menempatkan Indonesia pada peringkat


terendah

bersama

Banglades,

Laos,

Mongolia, Myanmar, Pakistan, Papua


Nugini, dan Filipina dalam Laporan
Program

Pembangunan

Tujuan Umum
Untuk

mengetahui

keberhasilan
pengawasan

evaluasi
sarana

air

tingkat
program
bersih

di

Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014


sampai Juli 2015 dengan harapan dapat
menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan akibat faktor risiko kesehatan
lingkungan.

Perserikatan

Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs

Tujuan Khusus

Asia Pasifik tahun 2006. Karena itu,


mengingat pentingnya masalah krisis air
bersih ini maka harus segera dicari
pemecahannya.7
Air
sangat

- Diketahuinya cakupan rumah yang


menggunakan sarana air bersih untuk
keperluan sehari-hari di wilayah kerja

berperan

dalam

mempengaruhi kesehatan manusia, karena


dapat menjadi media penularan berbagai

Puskesmas Tirtajaya periode Agustus


2014 sampai Juli 2015.

Artikel Evaluasi Program


- Diketahuinya cakupan hasil inspeksi

1.

Pendataan jumlah sarana air bersih

2.

yang ada.
Pendataan jenis sarana air bersih

3.

yang ada.
Pendataan

4.

menggunakan sarana air bersih.


Inspeksi sarana air bersih yang ada

5.

di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya


Pemeriksaan sarana air bersih yang

program pengawasan sarana air bersih


di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya
periode Agustus 2014 sampai Juli 2015.
- Diketahuinya

cakupan

pengambilan

sampel air di wilayah kerja Puskesmas


Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai
dengan Juli 2015.

yang

bersih dengan kualitas bakteriologi


wilayah

kerja

Puskesmas

yang

memiliki

tingkat

Puskesmas

Tirtajaya

periode

air bersih yang diinspeksi.


Pemeriksaan kualitas bakteriologis

8.

pada sampel air bersih.


Pencatatan dan Pelaporan

Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara
pengolahan

Sasaran
Seluruh sarana air bersih di wilayah kerja
Puskesmas

Tirtajaya

periode

Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.

pengumpulan
data,

data,

dan

pendekatan sistem, lalu dilihat apakah


terdapat perbedaan antara pencapaian tiaptiap variabel dalam sistem pada program
sarana

air

bersih

di

Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014

Materi yang dievaluasi terdiri dari


hasil laporan kegiatan bulanan Puskesmas
mengenai program Pengawasan Air Bersih
wilayah

analisis

data,

interpretasi data dengan menggunakan

pengawasan
Materi

di

risiko

7.

mengadakan

Agustus 2014 sampai Juli 2015.

UPTD

tingkat

resiko

pencemaran yang tinggi di wilayah


kerja

memiliki

6.

Juli 2015.
- Diketahuinya cakupan sarana air bersih

yang

pencemaran tinggi.
Pengambilan sampel air dari sarana

Tirtajaya

periode Agustus 2014 sampai dengan

rumah

diinspeksi yang memenuhi syarat /

- Diketahuinya cakupan jumlah sarana air


yang memenuhi syarat kesehatan di

jumlah

kerja

UPTD

Puskesmas

Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode


Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015
yang terdiri dari :

sampai dengan Juli 2015 terhadap tolok


ukur yang ditetapkan sehingga dapat
ditentukan

masalah

yang

ada

dari

pelaksanaan program lalu dapat dibuat


usulan dan saran sebagai pemecahan dari
masalah

yang

ditemukan

berdasarkan

penyebab masalah yang ditemukan dari


unsur-unsur sistem.

Artikel Evaluasi Program


tambak, mencakup 11 Desa, 48
Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066 Kepala
Keluarga (KK).

Data Demografi

Gambar 1: Pendekatan Sistem


Tolok

ukur

variabel

keberhasilan

masukan,

terdiri

proses,

dari

keluaran,

lingkungan, umpan balik, dan dampak.


Digunakan sebagai pembanding atau target
yang

harus

dicapai

dalam

program

Pengawasan Air Bersih.

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Tirtajaya berdasarkan pada
tahun 2014 yaitu sebesar 90.756 jiwa yang
terdiri dari 45.338 jiwa laki-laki dan
45.418 Jiwa perempuan.
Data Khusus
Masukan

Sumber Data dan Jenis Data

a. Tenaga

Data sekunder yang diperoleh dari

Penanggung jawab program : 1 orang

data kependudukan di wilayah kerja

Tenaga kesehatan lingkungan : 1 orang

Puskesmas Tirtajaya dan Laporan Bulanan

b. Dana

Data Dasar Puskesmas Tirtajaya periode

BOK : Ada

Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.

APBD : Ada

Data Umum

c. Sarana

1.Data Geografis

Medis :

a. Lokasi da Batas-Batas Puskesmas

- Sanitarian kit

Gedung

Non-Medis :

UPTD

Puskesmas

Tirtajaya

terletak di Jalan Raya PisangsamboPangakaran, Desa Sabajaya, Kecamatan


Tirtajaya, Kabupaten Karawang.
Batas wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya:
Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Selatan :Kecamatan

Jayakerta
Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
Sebelah Timur: Kecamatan Cibuaya
Luas wilayah Kecamatan Tirtajaya
113,628 km atau 11.362 Ha, yang
meliputi daratan, pesawahan dan

: Tidak ada

Infocus
: Ada. 1 buah
Layar
: Ada
Leaflet
: Ada
Lembar balik : Tidak Ada
Poster: Ada
Checklist pemeriksaan SAB: Ada
Formulir pengiriman sampel: Ada
Botol steril, tas/kotak pengepakan

botol: Ada
- Alat tulis: cukup
- Buku pedoman Kesling: Ada
- Sarana transportasi: cukup
c. Metode

Artikel Evaluasi Program


- Pendataan jumlah dan jenis sarana air

Pemeriksaan minimal 2 kali setiap

bersih
- Pemeriksaan atau inspeksi sarana air

bulan terhadap sarana air bersih yang

bersih.
- Pengambilan sampel air.
- Jumlah sarana air bersih

lingkungan dengan mendatangi rumah


yang

mempunyai risiko pencemaran yang


tinggi
- Pencatatan dan Pelaporan

penduduk yang menggunakan SAB di


wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.
Pengambilan

sampel

air

untuk

pemeriksaan kimia dan bakteriologis


Dilakukan pengambilan sampel air

Proses

untuk pemeriksaan bateriologis dan

Perencanaan

kimiawi 1 kali pada tahun 2014.

Ada perencanaan tertulis mengenai:


Pendataan SAB 1 bulan sekali.
Inspeksi sanitasi SAB yang memenuhi
syarat 1 bulan 2 kali (minggu ke-2 dan
ke-4).
Pengambilan

ada, dilakukan oleh petugas kesehatan

Pemeriksaan sarana air bersih yang


memiliki resiko pencemaran tinggi
Tidak dilakukan pemeriksaan SAB
dengan resiko pencemaran tinggi

sampel

air

untuk

Pencatatan dan pelaporan :

pemeriksaan kimia dan bakteriologis

Pencatatan: Dilakukan setiap bulan

dilakukan minimal 2 kali dalam setahun

Pelaporan: dilakukan setiap awal bulan.

(6 bulan sekali) dengan target 12 sarana


air bersih setiap tahunnya (80%).
Pemeriksaan sarana air bersih yang
memiliki tingkat pencemaran yang
tinggi dilakukan minimal 2 kali dalam
setahun (6 bulan sekali).
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan : akan dilakukan setiap
kegiatan dilaksanakan
Pelaporan : akan dilakukan setiap awal
bulan.
Pelaksanaan
Pendataan 1 kali sebulan tentang jenis
dan jumlah sarana air bersih.
Pemeriksaan sarana air bersih

Pengawasan
Adanya pencatatan yang kegiatan
pengawasan

berkala

tentang

kualitas

sarana dan air bersih setiap satu bulan dan


satu tahun. Kemudian dilaporkan ke
tingkat Kabupaten minimal 3 bulan sekali
dan jika terjadi kejadian luar biasa yang
timbul akibat penurunan kualitas air.
Keluaran
1.Cakupan

jumlah

rumah

yang

menggunakan SAB 52,43%.


2.Cakupan hasil inspeksi SAB 23,71%.
3.Cakupan pengambilan sampel air 0,06%.

Artikel Evaluasi Program


4.Tidak

dilakukan

pemeriksaan

SAB

dengan tingkat resiko pencemaran tinggi.

masih kurang.
- Perilaku
masyarakat
menggunakan

Lingkungan

air

dalam

bersih

dapat

mempengaruhi keberhasilan program.

Fisik
Sebagian

besar

Kecamatan

Tirtajaya

daratannya diliputi sawah, tanah, dan


sungai. Sehingga masyarakat di kecamatan
ini

tentang kualitas air dan sarana air bersih

menggunakan

air

tanah

yang

kebanyakan didapat dari sarana sumur

Sebagian

masyarakat

menggunakan
keperluan
buang

air

mandi,
air

masih

sungai

untuk

mencuci,

tempat

besar,

dan

tempat

pembuangan limbah keluarga.

gali. Tapi banyak juga masyarakat yang


menggunakan air sungai dan irigasi untuk
keperluan sehari-hari. Air irigasi berwarna
kehijauan, dengan banyak tanaman gulma
ditepi sungai. Terdapat beberapa tempat
yang menjadi tempat jamban. Wilayah
kerja

UPTD

Puskesmas

Tirtajaya,

kabupaten Karawang berada pada dataran


rendah.

Umpan Balik
- Adanya pencatatan dan pelaporan yang
lengkap sesuai dengan waktu yang
ditentukan

dapat

digunakan

sebagai masukan untuk program SAB


selanjutnya.
- Adanya rapat kerja bulanan bersama
Kepala Puskesmas satu bulan satu kali
yang

membahas

evaluasi
Non Fisik

akan

laporan

program

kegiatan

yang

telah

dilaksanakan.

- Keadaan sosial ekonomi masyarakat,


dimana

sebagian

besar

penduduk

bermata pencaharian petani dari total


jumlah

penduduk

merupakan

masyarakat miskin. Hal tersebut dapat


mempengaruhi

akses

untuk

mendapatkan sarana air bersih yang


memadai.
- Tingkat

pendidikan

dapat

mempengaruhi keberhasilan program.


Karena

sebagian

besar

penduduk

merupakan tamatan SD, pengetahuan

Dampak
- Dampak langsung seperti menurunnya
angka morbiditas dan mortalitas yang
disebabkan penyakit yang ditularkan
langsung oleh air (penyakit kolera,
demam tifoid, disentri, dan diare).
- Dampak tidak langsung yaitu masalah
penyediaan dan pengawasan air bersih
tidak lagi menjadi permasalahan serta
peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat belum dapat dinilai.

Artikel Evaluasi Program


Perumusan Masalah
Cakupan

pencapaian

jumlah

rumah

yang

menggunakan air bersih yaitu 52,43%


dengan besar masalah 34,46%.
Cakupan inspeksi sarana air bersih
yaitu 23,71% dengan besar masalah
70,36%.
Cakupan pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologis dan kimiawi
yaitu 0,06% dengan besar masalah
99,92%.
Belum
dilakukannya

pemeriksaan

sarana air bersih yang memiliki resiko


pencemaran tinggi.

52,43%

dengan pencapaian 23,71 % dengan


besar masalah 70,36%.
d. Cakupan pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan kimia dan bakteriologis
dengan pencapaian 0,06% dengan besar
masalah 99,92%.
e. Cakupan pemeriksaan sarana air bersih
yang

memiliki

pencemaran

sarana air bersih dengan cara pendekatan


sistem dapat diambil kesimpulan bahwa

tingkat

yang

resiko

tinggi

tidak

dilakukan.

lingkungan

Dari hasil evaluasi program pengawasan

besar

masalah 37,46 %.
c. Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih

Saran
Memotivasi

Kesimpulan

dengan

petugas
untuk

kesehatan

memberdayakan

masyarakat dalam pengawasan sarana


air bersih.
Menggalakkan

promosi

kesehatan

program pengawasan sarana air bersih di

untuk memberikan penyuluhan yang

wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya,

intensif kepada masyarakat tentang

Kabupaten

Karawang

pada

periode

Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015


belum
beberapa

mencapai

target.

kekurangan

Ditemukan

yang

menjadi

masalah, yaitu:

air bersih dengan cara membandingkan


dengan hasil tahun sebelumnya, juga
bertanya

kepada

pemegang

dan

pelaksana program mengenai kendala

a. Jenis sarana air bersih yang terdapat di


wilayah kerja Puskesmas Medangasem,
yaitu PDAM, SGL, SPT, dan Pompa
listrik, dengan jumlah seluruhnya, yaitu
9.149 SAB.
b. Cakupan
jumlah
menggunakan

pentingnya sarana air bersih.


Memantau kegiatan pengawasan sarana

air

apa saja yang ditemui.


Mengajukan pelatihan kepada dinkes
bagi petugas kesehatan lingkungan
puskesmas.

rumah
bersih

yang

Melakukan pelatihan dan memotivasi

dengan

untuk memberdayakan kader dalam

Artikel Evaluasi Program


pengawasan sarana air bersih (lintas
sektoral).
Meningkatkan

4. Trihono,

Laporan

Hasil

Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS)


koordinasi

dengan

Nasional 2010. Badan Penelitian

program Perilaku Hidup Bersih dan

dan

Sehat

Diunduh tanggal 25 September

(PHBS)

terutama

kebiasaan

mencuci tangan dengan sabun (lintas


program).
Melakukan perincian dana terhadap
dana yang diterima dan dana yang

Pengembangan

Kesehatan.

2013

dari:

http://www.kesehatan.kebumenkab.
go.id/data/lapriskesdas.pdf

dikeluarkan untuk pengawasan sarana

5. Departemen Kesehatan Republik

air bersih.
Peningkatan dalam ketelitian penulisan

Indonesia. Program Air Bersih dan

serta kelengkapan penyajian data hasil

6. Departemen Kesehatan Republik

kegiatan.
Besar harapannya semoga melalui saran di
atas dapat membantu berjalannya program
pengawasan sarana air bersih pada periode

Sanitasi. Jakarta : Depkes RI, 2004.


Indonesia.

Penyakit

yang

Ditularkan Melalui Air. Jakarta :


Depkes RI, 2007.
7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

yang akan datang sehingga dapat mencapai

Barat.

Pedoman

Instrumen

tingkat keberhasilan sesuai target yang

Penilaian

Kinerja

Puskesmas

diharapkan.

Provinsi Jawa Barat. Cetakan I.


Jawa Barat. 2006.

Daftar Pustaka

8. Instrumen

Penilaian

Cakupan

1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa

Pelayanan Upaya Kesehatan Wajib.

Barat. Buku Kumpulan Peraturan

Karawang : Puskesmas Tirtajaya,

dan Pedoman Teknis Kesehatan

2014.

Lingkungan Buku II. 2004.


2. WHO/UNICEF. Global Water
Supply and Sanitation Assessment
2000 Report.Geneva. 2000.
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hasil Survei Kesehatan
Nasional (SUSENAS) tahun 2004.
Jakarta : Depkes RI, 2009.

Anda mungkin juga menyukai