Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Ribbed smoked sheet adalah jenis karet berupa lembaran yang


berasal dari lateks atau getah tanaman karet (Hevea brasiliensis) yang
mendapat proses pengasapan yang baik. Prinsip pengolahan jenis karet ini
adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran melalui proses
Lateks segar dari kebun

penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan.


Pengolahan karet sheet seperti diatas umumnya dilakukan di perkebunandisaring
perkebunan karet besar milik
pemerintah atau swasta. Sedangkan di

perkebunan karet rakyat pengolahannya tergolong sederhana. Karet sheet


yang dihasilkan
oleh petani
atau karet kadar
sheet rakyat
Bak Pencampur
(penetapan
karet umumnya
kering) tidak melalui
proses pengasapan melainkan berupa sheet yang dikeringkan dengan angin.
Bak Pengencer (diencerkan dengan air 15 %)

Pengolahan RSS

disaring

Bak koagulasi ( penambahan bahan koagulan ,pembekuan selama 3-4 jam)

Gilingan sheet

Lembaran sheet direndam lalu dicuci hingga bersih

digantung

Rumah pengasapan (diasap sekitar 5 hari suhu 50-60o C)

Sortasi (pemeriksaan mutu sheet, pemisahan menurut mutu)

Pembuatan Bandela

Pengepakkan

Pengasapan
Proses pengasapan lembaran-lembaran karet merupakan proses pengeringan
lembaran karet yang juga bertujuan untuk memberikan warna coklat pada karet.
Asap yang diserap karet juga berguna sebagai desinfektan karena kandungan zat
seperti formaldehid, fenol, dan zat asam organik. Suhu pengasapan tidak boleh
kurang dari 40C karena sifat desinfektan asap tidak akan berfungsi.
Teknik pengasapan dan pengeringan yang digunakan harus menyesuaikan
sifat kepolaran dari partikel asap dan juga air. Pertikel asap merupakan partikel
terdispersi di dalam campuran gas yang berasal dari pembakaran kayu. Kutub
polar partikel asap akan kontak dengan kutub polar air pada lembaran karet yang
masih basah sehingga terjadi koagulasi asap yang menyebabkan warna coklat
pada permukaan lembaran karet.
Pengasapan dan pengeringan lembaran karet menggunakan rumah asap.
Rumah asap yang digunakan bermacam-macam dari yang sederhana dan
berkapasitas rendah sampai yang modern dan berkapasitas tinggi.

Rumah pengasapan sederhana


Rumah pengasapan sederhana menggunakan bangunan kecil yang tidak
mempunyai ventilasi untuk penagturan udara dan suhu yang baik. Lembaranlembaran karet digantungkan pada rak-rak yang dibuat dari bamboo atau kayu
yang lurus horizontal dan disusun bertingkat. Tingkatan yang terbawah
tingginya 1.5-2 meter dari lantai. Banyak tingkatan bergantung pada tingginya
rumah pengasapan. Jarak tiap-tiap tingkatan satu sama lain adalah 0.5-0.75
meter, kurang lebih sama dengan panjangnya lembaran karet yang dilipat dua.
Pada dasar rumah dibuat dapur atau oven untuk tempat pembakarankayu
sebagai sumber asap.

Rumah pengaspaan modern

Rumah pengasapan modern terdiri dari 3-6 kamar yang terdiri dari dua bagian
yaitu bagian atas dan bagian bawah. Bagian bawah merupakan ruang dapur
atau tempat pembakaran yang digunakan sebagai sumber pengasapan. Di
bagian bawah terdapat lorong untuk mengalirkan asap dari ruang pembakaran
menuju bagian atas ruang pengasapan. Pada ruang pengasapan dipasang 4-6
tingkat penggantungan lembaran karet. Jarak masing-masing penggantungan 10
cm, sedangkan jarak tingkat gantungan tergantung pada panjangnya lembaran
karet. Tingkatan yang paling bawah mempunyai tinggi 1.5 meter dari lantai.
Tinggi ruangan kurang lebih 3 meter, sedangkan panjang dan lebarnya kamar 6
m x 3 m. setiap kamar dapat digantungkan sebanyak 800-1000 lembaran atau
sekitar 1.5 ton lembaran karet kering. Tempat penggantungan karet biasanya
digunakan rak-rak yang diletakkan diatas lori sehingga dengan mudah
dimasukkan ke dalam ruang pengasapan.
Sebagai bahan bakar digunakan kayu bakar dari batang karet. Oven yang
digunakan dari drum yang dibelah, diatas drum oven dipasang plat-plat drum
lain yang menahan agar nyala api tidak terlalu tinggi dan menahan naiknya abu
yang dapat melekat dan mengotori lembara-lembaran karet yang sedang
dikeringkan. Untuk menghasilkan asap yang lebih banyak digunakan kayu
bakar yang basah. Pengaturan suhu pada proses pengasapan dibutuhkan agar
menghasilkan lembaran karet kering yang bermutu baik. Untuk mengatur suhu
dan pertukaran udara selama proses pengasapan dan pengeringan berlangsung
diatur sebagai berikut:
Hari pertama
Suhu dalam ruanga tempat pengasapan dipertahankan pada suhu 40-45C.
pertukaran udara harus berlangsung dengan baik, dimana ventilasi sedikit terbuka.
Pada fase ini diusahakan agar oven sebanyak mungkin menghasilkan asap dengan
suhu yang cukup tinggi sehingga asap dapat naik ke ruangan penggantungan.
Hari kedua
Selama 24 jam yang kedua, suhu di dalam kamar pengasapn diantara
gantungan lembaran-lembaran karet dinaikkan sampai 50-55C. Air yang melekat
pada permukaan lembaran mulai menguap. Proses penguapan akan lebih cepat
bila uap dapat dikeluarkan dari ruang pengasapan. Kondisi tersebut dapat
dilakukan dengan membuka ventilasi.

Hari ketiga dan seterusnya


Suhu di dalam kamar dinaikkan sampai 55-60C, tanpa memasukkan asap
ke dalamnya. Tujuannya untuk mengeluarkan air yang terdapat diantara butiranbutiran karet di dalam lembaran. Karena proses pengeluarannya berjalan secara
difusi,

maka

proses

pengeringannya

berlangsung

perlahan

dengan

mempertahankan suhu sekitar 60C. Suhu ruangan pengeringan harus selalu


dikontrol dengan adanya thermometer yang ada di tengah ruangan dengan
pencatatan suhu pada waktu yang telah ditentukan.
Setelah lembaran karet mencapai kekeringan sesuai dengan yang ditentukan,
dapur dimatilan dan kamar dibirkan menjadi dingin. Lembaran-lembaran karet
yang telah kering dan berwarna cokelat atau Ribbed Smoke Sheet dikeluarkan dan
diangkut ke ruangan sortasi.
Sumber: Budidaya karet, Djoehana Setyamidjaja, Kanisius 1993

Anda mungkin juga menyukai