PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik Lapangan ( PL ) siklus III adalah mata kuliah kerja lapangan yang wajib diikuti
oleh mahasiswa RMIK semester 4 sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan mata kuliah
MUK 1 dan 2, MMIK 2, KKPMT IV yang diperoleh di dalam kelas dan praktikum di
laboratorium RMIK untuk memperoleh pengalaman terhadap kenyataan penyelenggaraan
alur prosedur rekam medis di rumah sakit. Cara PL dengan observasi, observasi partisipatif,
wawancara, dan kajian dokumen di rumah sakit yang bersangkutan.
Sebelum memulai PL, mahasiswa memperoleh pembekalan di kampus tentang tujuan,
materi, metode, jadwal, lahan PL dan penilaian terhadap kegiatan dan hasil kegiatan PL
berdasarkan rencana kerja kelompok dan perorangan yang dibuat oleh mahasiswa.
Pada saat diselenggarakannya PL mahasiswa memperoleh 2 pembimbing, yaitu 1
Pembimbing Akademik dan 1 orang Pembimbing Lapangan (dari rumah sakit), yang
bertugas memberi bimbingan dalam melakukan pengamatan dan penyusunan laporan.
Selain itu, pembimbing lapangan berhak melakukan penilaian dan memberikan sanksi
terhadap kesalahan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di rumah sakit
yang bersangkutan.
Mahasiswa didorong untuk bertanggung jawab dalam menarahkan kemampuan
belajarnya sendiri, menganalisa, serta menimbang setiap pengalaman. Dengan demikian,
wawasan berpikirnya menjadi lebih luas.
Pada akhir kegiatan, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan menyusun laporan PL dan
mempresentasikan hasil PL, serta dilanjutkan ujian Penilaian Pencapaian Kompetensi ( PPK
) secara individual di kampus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Praktik lapangan bagi mahasiswa pada Program Studi DIII Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Siklus ketiga dilaksanakan mulai tangga 28 Juli 15 Agustus
2015.
B. TUJUAN PRAKTIK LAPANGAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman nyata berdasarkan pengamatan terhadap penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit sehingga dapat menyebutkan perbedaan perbedaan antara teori dengan
kenyataan di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1
memperoleh
pengalaman
nyata
tentang
penyelenggaraan
D. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Praktik Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester
4 / Tahun Akademik 2015 tentang tinjauan terhadap Sistem dan Prosedur Pelayanan Rekam
Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demakmeliputi :
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam laporan ini adalah ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan.
2. Lingkup Materi
Materi dalam laporan ini adalah manajemen unit kerja kesehatan, manajemen mutu
informasi kesehatan dan Klasifikasi dan kodefikasi penyakitmasalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan medis.
3. Lingkup Lokasi
Praktek lapangan ini dilaksanakan di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
4. Lingkup Waktu
Praktek Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester 4 /
Tahun Akademik2015 dilaksanakan pada tanggal 28Juli-15Agustus 2015.
5. Lingkup Metode
Dengan menggunakan metode observasi partisipasif yaitu dengan cara melihat,
mengamati, bertanya, membaca , diskusi , mencatat serta mengikuti pelaksanaan
kegiatan pelayanan rekam medis secara langsung di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten
Demak.
E. METODE PENGAMATAN PRAKTIK LAPANGAN
Metode pengambilan data yang digunakan adalah :
1. Interview
Metode ini dilaksanakan dengan cara bertanya dan diskusi secara langsung dengan
Petugas Pelayanan Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung suatu objek maupun
jalannya pelayanan yang dilakukan olah petugas rekam medis RSUD Sunan Kalijaga
Kabupaten Demakyang hasilnya dibahas dan didiskusikan sebagai bahan pertimbangan
dalam perencanaan kegiatan di lapangan, untuk mencapai tujuan dan memperoleh
manfaat tersebut, diatur dengan tatacara dan prosedur sebagai berikut :
a. Rencana kerja perorangan dan kelompok mahasiswa harus diketahui dan disetujui
terlebih dahulu oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lapangan.
b. Berdasakan rencana kerja tersebut Pembimbing Lapangan mengatur siklus
pengamatan mahasiswa disesuaikan dengan kapasitas tampung disetiap sistem
pelayanan rekam medis.
c. Berdasarkan pengaturan tersebut mahasiswa melakukan pengamatan, selajutnya
mencatat hasil pengamatan untuk disusun sebagai laporan perorangan dan sebagai
draft laporan kelompok.
d. Pada setiap akhir siklus pengamatan mahasiswa harus menunjukan laporan tersebut
kepada Pembimbing Lapangan untuk memperoleh persetujuan dan penilaian.
e. Pada akhir semua siklus pelayanan rekam medis, mahasiswa diwajibkan menyusun
draft laporan akhir untuk dikonsultasikan kepada Pembimbing Lapangan dan
Akademik.
f.
Bila telah dikoreksi, laporan tersebut disusun sebagai laporan akhir PL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERENCANAAN SDM DI UNIT KERJA RMIK
1.
organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes, 1995). Sumber daya
manusia
juga
merupakan
penyelenggaraan
faktor
pembangunan
dominan
untuk
yang
harus
memperlancar
dipertahankan
pencapaian
dalam
sasaran
pembangunan.
2. Metode Perencanaan Kebutuhan SDM di Unit Kerja Rekam Medis
a. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara
sistematis dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai
dimasa yang akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis) dengan menggunakan
sumber informasi yang tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas
sesuai yang dibutuhkan. Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur
dalam
Kepmenkes
nomor
81
tahun
2004
tentang
Pedoman
Penyusunan
serta
disahkan
melalui
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
no.81/Menkes/SK/2004.
Langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 7 langkah,
yaitu :
1) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan
kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja.
2) Menghitung Kuantitas Kegiatan
Dalam waktu 1 tahun berapa kali melakukan tiap tugas / pekerjaan.
3) Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia
masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.
Rumus :
WKT = [ A ( B + C + D + E ) ] x F
Keterangan :
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
F = Waktu Kerja
WKTsatutahun
UnitWaktuuntukkegiatantertentu
rataratawaktuperfaktorkelonggaran
Waktukerjatersedia
6) Kebutuhan Tenaga
Jumlah SDM yang dibutuhakan dalam sub unit.
Rumus :
Kebutuhan Tenaga Kerja = (
kuantitaskegiatan
StandarBebanKerja
) + Standar Kelonggaran
Rumus :
WISN Ratio =
rekam
pendaftaran.Untuk
medis,
maka
menunjang
kerahasiannya
keamanan
7
dan
harus
dijaga
keselamatan
sejak
dalam
mulai
proses
pendaftaran, maka model bentuknya harus diperhatikan. Bila loket terbuat dari
kayu, papan atau tembok harus dibuat halus, rata serta bagian tepinya jangan
lancip agar tidak tajam.
2) Desain Loket Pendaftaran Bagian Dalam
a. Desain kursi kerja
Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan posture yang
diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual ( pandangan mata ), dan kebutuhan
akan perlunya merubah posisi ( postur ).Kursi untuk kerja dengan posisi duduk
adalah dirancang dengan metode floor-up yaitu dengan berawal pada permukaan
lantai, untuk menghindari tekanan dibawah paha.
Kriteria kursi kerja yang ideal adalah sebagai berikut :
i.
ii.
Sandaran Punggung
Penting untuk menahan beban punggung ke arah belakang (lumber
spine).Hal ini haruslah di rancang agar dapat di gerakkan naik turunkan
maupun maju mundur dan dapat pula diatur fleksibilitas sehingga sesuai
dengan bentuk punggung.
iii.
Fungsional
Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternatif
perubahan posisi (postur).
iv.
Bahan Meterial
Bentuk tempat duduk dan sandaran punggung harus di lapisi dengan
material yang cukup lunak.
v.
Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi ( depan belakang ) haruslah sesuai dengan dimensi
panjang antara lipat lutut ( popliteal ) dan pantat ( buttok ). Wanita dengan
antropometri 5 percentil haruslah dapat menggunakan dan merasakan
manfaat adanya sandaran punggung ( back-rest).
vi.
Lebar Kursi
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil
populasi.
vii.
ii.
iii.
iv.
Sandaran Pinggung
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung
tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
v.
vi.
ii.
iii.
iv.
v.
c. Rak Filing
Merupakan tempat penyimpanan DRM, dalam desain rak filing harus
diperhatikan antropometri dari segi petugas dan DRM.Faktor faktor yang
berpengaruh terhadap lingkungan kerja :
1. Cahaya
Dalam PMP No. 7/1964 tentang syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan dalam tempat kerja, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-bangunan lainnya harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masuknya cahaya siang ke
tempat kerja
b. Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk
melakukan pekerjaan :
1)
Jendela-jendela,lubang-lubang
atau
dinding
gelas
yang
hal
cahaya
matahari
tidak
mencukupi
atau
tidak
dapat
: luks meter
: brightnessmeter
1) intensitas penerangan
2) penyeberan tingkat penerangan dalam lapangan penglihatan
3) ukuran benda
4) warna dan bahan dan benda yang mempengaruhi factor luminenci
5) kontras antara benda dengan lingkungan
6) waktu presepsi
7) usia
2. Kebisingan
Bunyi didengar sebagai rangsangan pada telinga oleh getaran getaran
yang melalui media elastik, dan saat bunyi bunyi tersebut tidak
dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan.
Tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan pada manusia yatu :
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar, semakin lama telinga kita
mendengar
kebisingan
akan
semakin
buruk
akibatnya
bagi
pendengar
b. Inpensitas, biasanya diukur dengan satuan decibel (dB) yang
menujukkan besarnya arus energy persatuan luas
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang
gelombang suara yang sampai ditelinga kita setiap detik dinyaakn
dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (Hz).
1) Jenis Jenis Kebisingan :
a. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi luas (steady
state, widenband noise), misalnya : mesin-mesin, kipas angin,
dapur pijar, dan lain-lain.
b. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi sempit (steady,
state, narrow, band noise), misalnya : gergaji silkuler, kantup gas,
dan lain lain.
c. Kebisingan terputus putus (intermitten), misalnya : lalu lintas,
suara kapal terbang dilapangan udara.
d. Kebisingan implusif (impact or implusif noise), seperti pukulan
tukul, tembakan bedil, meriam, ledakan.
e. Kebisingan
implusif
berulang,
misalnya
mesin
diperusahaan
2) Alat Pengukur Kebisingan :
a. Sound level meter, untuk mengukur intensitas kebisingan.
11
tempa
a. Nyeri telinga
b. Kurang pendengaran
c. Otorea yaitu, secret dari telinga dapat berbentuk cairan berbentuk
cairan atau sumbatan serumen.
d. Tenitus yaitu, sering dikeluhkan terutama oada orangn tua yang
menderita presbikusis yaitu menimbulkan rasa cemas pada
penderita terutama pada malam hari ketika berusaha untuk tidur.
e. Fertigo adalah perasaan abnormal mengenai adanya gerakan
penderita terhadap sekitar atau gerakan sekitar terhadap penderita,
tiba tiba semua terasa berputar atau bergerak naik turun
dihadapanya.
5) Pengaruh kegaduhan / kebisingan yaitu :
a.
Beberapa
ketegangan
mental
yang
disebabkan
oleh
suatu
bahaya
mendengar,teriakan
lain,dimana
atau
penderita
tanda
tidak
dapat
peringatan,sehingga
mengakibatkan kecelakaan.
6) Iklim Kerja
Salah satu masalah yang sering dihadapi pekerja adalah
lingkungan disekitar tempat kerja yang dianggap sebagai beban
tambahan, dimana lingkungan menentukan kesinambungan proses
produksi maupun kondisi kesehatan pekerja tersebut.
Tempat kerja yang tidak memenuhi syarat akan mempengaruhi
kondisi kesehatan pekerja baik dalam jangka pendek /akut maupun
dalam waktu yang lebih lama dan bersifat menetap (kronis).
Disamping suhu udara,panas ditempat kerja tergantung pula
kadar suhu radiasi,kelembapan dan kecepatan gerakan udara
( sirkulasi ). Semua faktor tersebut merupakan perpaduan yang
dikenal sebagai cuaca/iklim kerja.
7) Keseimbangan Panas
Dalam kehidupannya manusia senantiasa menghasilkan panas
guna memelihara kelangsunga fungsi organ tubuh.Panas metabolism
tersebut
tergantung
kondisi kesehatan
antara panas
peralatan
yang
dapat
digunakan
di
anemometer,thermometer kata
d. Suhu basah alami : thermometer basah alami
e. Kelembapan : hygrometer
D. MANAJEMEN MUTU INFORMASI KESEHATAN ( Quality Assurance )
Quality assurance merupakan pola manajemen yang berfokus pada
pemenuhan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, melalui
optimalisasi peningkatan yang berkelanjutan. Pemenuhan terhadap standart dan
pemenuhan terhadap keinginan konsumen dan kepuasan konsumen itu sendiri tidak
hanya hasil atau keluaran pelayanan di rumah sakit dalam bentuk kesembuhan
pasien, tetapi mulai dari masukan yang berupa sarana dan prasarana yang
berkualitas yang memuaskan pelanggan/ pasien.
E. ANALISIS KUANTITATIF dan KUALITATIF SDM
Keberhasilan rumah sakit dimulai dari mutu bukan harga, jika mutu terjamin,
cost akan turun, permintaan pasar, produktifitas dan profil akan naik, hasilnya adalah
profit dan kepuasan pelanggan.
15
16
a. Identifikasi Resiko
Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini
berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek.
1) Pengukuran Resiko
2) Pengendalian Resiko
G. KLASIFIKASI
dan
KODEFIKASI
PENYAKIT
Dan
MASALAH
TERKAIT
terdapatnya
singkatan-singkatan dalam
18
penulisan diagnosa
utama,
sehingga
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak terletak di Jl. Sultan Fatah
Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di Kota
Demak dan juga berada di jalur utama pantai utara Jawa Tengah. RSUD Sunan
Kalijaga Kabupaten Demak pada awalnya didirikan oleh Pemerintah Belanda
tahun 1938 yang lokasinya di sekolahan Ongko Loro (saat ini masih digunakan
sebagai gedung pertemuan rumah sakit dan ruang Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit). Kepala Rumah Sakit Demak yang pertama di jabat oleh
dokter Sastro berdasarkan Surat Keputusan Departemen Van Gezondheid
Semarang.
Perubahan
status Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Sunan
Kalijaga
Kabupaten Demak sejak tahun 1938 hingga tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Tahun 1938 1949
Balai Kesehatan.
Tahun 2010
Tahun 2011
20
b. Poliklinik DOTS
c. Poliklinik Gigi
d. Poliklinik VCT/HIV/AIDS
e. Poliklinik Kebidanan dan penyakit Kandungan
f.
Poliklinik Kulit&Kelamin
j.
k. Poliklinik Anak
l.
m. Poliklinik Bedah
n. Poliklinik Saraf
o. Poliklinik Rehabilitasi Medik
p. Poliklinik Psikologi
q. Poliklinik Paru
2) Pelayanan Rawat Inap
a. VIP A (Anggrek)
b. VIP B (Wijaya Kusuma,Amaryls)
c. Anak (Dahlia)
d. Perinatal (Bougenville)
e. Dalam (Teratai,Mawar)
f.
Mata,THT (Soka)
g. Bedah (Kenanga)
h. Kelas III (Lily,Cempaka)
3) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat :
a. Triage
b. 2 unit nebulizer teratment
c. Kamar Bedah untuk minor surgery
d. Live line troly
e. Basic live support treatment
f.
Oxygen sentral
j.
Dokter Jaga
4) Pelayanan Penunjang :
22
Hematologi
ii.
Kimia Klinik
iii.
Bakteriologi
iv.
Serologi
v.
Urinalisa
vi.
Narkoba
vii.
Tes HIV
b. Radiologi
i.
Radiologi
ii.
USG 3 Dimensi
iii.
Mobile X Ray
c. Farmasi
Memberikan layanan untuk pembelian obat-obatan, baik obat
generik maupun obat paten dan alat kesehatan, bahan habis
pakai.
d. Instalasi Gizi
i.
ii.
e. Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
i.
ii.
Pelayanan Fisoterapi
iii.
Terapi Wicara
5) Pelayanan Lainnya :
a. Rumah Sakit Rujukan Flu Burung di Kabupaten Demak
b. Pelayanan Mobil Ambulance dan Jenazah
c. Pelayanan Medical Legal
d. Pelayanan Visum et repertum
e. Pelayanan Sosial/Bhakti Sosial kemasyarakatan
f.
j.
k. Bank Darah
23
l.
Incenerator
PBI (Jamkesda)
24
Menyiman
doumen
rekam
3.
Retensi
DRM
yaitu
memisahkan DRM inaktf dan DRM aktf kedalam ruang dan rak filling
secara terpisah.
25
2.
Koordinator
pelaporan
menumpulkan,
akan
berobat
dipoliklinik
mana?
Atau
29
30
dokumen
yang
tidak
ditemukan
pada
tempat
penyimpanan.
e. Melakukan retensi dan penyortiran DRMmenjadi dokumen
aktif/in aktif.
f.
g. Bersama
Kepala
Instalasi
membuat
abstrak
dilestarikan
I.
33
DRM
yang
j.
35
No
Tahun
XY
2010
55961
-2
-111922
2011
50762
-1
-50762
2012
57694
2013
67436
67436
2014
48004
96008
Jumlah
279857
10
760
Dimana :
a
a=
y
n
= 279857 = 55971,4
5
b=
xy
2
x
= 760
10
=76
y=a+bx
y 2015=55971,4+76(3)
= 55971,4+ 228
= 56199
Jadi beban kerja petugas TPPRJ pada tahun 2015 yaitu 56199
36
Kategori SDM
rata2
waktu(me
nit
Unit
kerja/kegiatan
TPPRJ
Tupoksi TPPRI :
Menanyakan
pasien baru atau
lama
Siapa yang sakit
dan keluhan
Mencatat identitas
pasien sesuai
(KTP/SIM)
Dibuatkan KIB
dan no Rm pada
buku
pengendalian
nomor
Melengkapi
dokumen RM
5619
9
5619
9
5619
9
0,5
kuantit
as
kegiat
an
SK
kg
(lgkh
5)
7=(5/4
)
86400
0,0
7
0,0
7
1,5373
94
1,5373
94
86400
0,0
7
1,5373
94
86400
kbutuhan
tenaga
8=(total
7)+6
151,5431
134
1
1
Membuat KIUP
Mencaatat di
register
pendaftaran
Mencatat buku
ekpedisi
Distribusi
dokumen
1
2
1
3
stand
ar
beba
n
kerja
4=3/
2
rekam medis
288
7
10
5
37
5619
9
5619
9
5619
9
5619
9
5619
9
5619
9
25920
25920
25920
86400
86400
86400
0,0
7
0,0
7
0,0
7
0,4612
18
0,4612
18
0,4612
18
0,0
7
0,0
7
0,0
7
1,5373
94
1,5373
94
1,5373
94
10,608
02
hari kerja
tersedia
jam kerja
tersedia
total menit
kerja tersedia
271
1355
81300
Kategori SDM
petugas
TPPRI ,tupoksi :
1. menerima
pasien baru
2. menerima
pasien lama
3.bersama2
pasien/klga
pasien
menentukan kls
perawatan
4. mnjlaskan
mengenai tarif
layanan RI dg
fasilitas2 ruang
RI
5. menyiapkan
form2 RI yg
sesuai dg kasus
penyakitnya
6.mengantar pas
kebangsal yg
dtuju brsma form
RI yg sesuai dg
kasusnya
7. memberi
infrmasi tntg
adnya mutasi
pasien kpd klga
pasien ,pengunjung
/instansi/badan/o
rang yg
memerlukan info
jml sdm
dibutuhk
an
151,55
jumla
h
0,013
38
tntg keberadaan
pas RI
kesimpulanya kekurangan tenaga jika WISN kurang
dari 1
jadi di RSUD Sunan Kalijaga demak di TPPRJ kekurangan
tenaga kerja
2.
c. Hubungan koordinasi dengan unit kerja terkait (unit rawat jalan,rawat inap,
rawat darurat.
RM menyediakan DRM untuk pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat
Darurat.Koordinasi horizontal, hubungan antara individu atau kelompokkelompok pada tingkat yang sama menurut tugas dan fungsinya, keduanya
mempunyai kaitan satu dengan yang lain sehingga diperlukan adanya
organisasi.
3.
Tahun
XY
2010
12750
-2
-25500
2011
12074
-1
--12074
2012
13092
2013
15428
15428
2014
16200
32400
Jumlah
69544
10
10254
a=
= Y
b=
=nn
XY
69544
= 13908,8
5= 1025,4
10254
10
y 2015=a+bX
(x)
y 2015=13908,8+ 1025,4(3)
41
Dimensi sarana
Antropometri DRM
Simpulan
Bagian
Ukuran (cm)
Bagian
Ukuran (cm)
Tinggi Rak
177
Jangkauan tangan
191
keatas
2
Panjang rak
100
Panjang depa
173
Ergonomis karena
lebih pendek dari
antropometri
Lebar rak
40
Jangkauan tangan ke
42
78,5
Ergonomis karena
depan
43
Panjang DRM
35
Ergonomis karena
lebih tinggi dari
panjang DRM
Panjang sub
99
3,5
rak
Ergonomis karena
lebih panjang dari
ukuran rata-rata tebal
DRM
38
Lebar DRM
27
Ergonomis karena
lebih lebar dari DRM
62
124
petugas
Belum ergonomis
karena di bawahdari
ukuran antropometri
petugas
DIMENSI SARANA
BAGIAN
ANTROPOMETRI
UKURAN
BAGIAN
(cm)
SIMPULAN
UKURAN
(cm)
Panjang loket
93
Panjang depa
173
Ergonomis
60
Jangkauan tangan
78,5
Ergonomis
38
Ergonomis
37
Ergonomis
petugas
3
kedepan
33
petugas
4
33
43
sisi pasien
5
Tinggi sandaran
duduk
44
kursi petugas
Jarak permukaan
65
Tidak
Ergonomis
sampai tulang
belikat bawah
6
Lebar sandaran
42
Lebar punggung
40
Ergonomis
44
Jarak pantat ke
48,5
Ergonomis
40
Ergonomis
35
Ergonomis
sisi petugas
7
Lebar kursi
petugas
Tinggi kursi
lutut
90
petugas
Panjang kursi
44
Lebar paha
petugas
4. Quality Assurance
a. Standar dan Protap di IRM
1. Pendaftaran
44
No
Kegiatan penting
Dilaksanakan
Ya
1.
Tidak
2.
lama
Siapa yang sakit dan keluhan
3.
Tidak
berlaku
sesuai (KTP/SIM)
4.
Melengkapi dokumen RM
6.
Membuat KIUP
7.
Mencaatat di register
8.
pendaftaran
Mencatat buku ekpedisi
9.
Distribusi dokumen
2. Assembling
No
Kegiatan penting
Dilaksanakan
Ya
1.
Tidak
2.
3.
Tidak
berlaku
dan indeksing.
Menyerahkan sensus harian ke fungsi
45
Kegiatan penting
Dilaksanakan
Ya
1.
Tidak
berlaku
Tidak
4.
tindakan.
Membuat daftar 10 besar penyakit dan
5.
Kegiatan penting
Dilaksanakan
Ya
1.
2.
Tidak
3.
4.
5.
BOR,LOS,TOI,BTO,NDR,GDR rumah
6.
darurat,laboratorium,radiologi
Setiap tribulan menyusun laopran RL 1
(data kegiatan rumah sakit)
46
Tidak
berlaku
13.
14.
keperluan manajemen RS
Diagnosa
No RM
Identifikasi
Pencatatan
Laporan
Otentifikasi
TL
TB
TL
TL
Makrosom
0992xx
Lengkap ,baik,
2
3
nia
CTEV
Febris
1063xx
1009xx
Thypoid
Hipertensi
1009xx
sudah baik
Lengkap dan
GEA
0897xx
sudah baik
Lengkap dan
sudah baik
JUMLAH
47
PERSENTASE
IMR =
100%
100%
100%
x 100 % =
1
5
90%
100%
x 100 % = 20 %
Diagnosa
Myoma
No RM
098140
Identifikasi
Pencatatan
Laporan
Otentifikasi
TL
TB
TL
TL
uteri
e2
Serotinus
Keterangan
070701
Lengkap ,baik,
dan tepat waktu
BPH
094595
(benign
prostate
hypertropic)
JUMLAH
PRESENTASE
IMR =
Lengkap ,baik,
3
100%
3
0
100%
x 100 % =
1
90%
1
3
3
0
100%
x 100 % = 33 %
48
0
100%
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Manajemen Unit Kerja (MUK II)
1. Sumber Daya Manusia Di Unit IRM
a. Kepala Instalasi Rekam Medis : Berdasarkan pendidikan terakhir dan
menurut SOP belum sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Kepala
Instalasi Rekam Medis
b. Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan : Berdasarkan pendidikan
terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis
sebagai . Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan
c. Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap :
Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP belum sesuai dengan kriteria
jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat
dan Rawat Inap
d. Penanggung Jawab Assembling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan
menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Assembling
e. Penanggung Jawab Filling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut
SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung
Jawab Filling
d. Penanggung Jawab Analising Reporting : Berdasarkan pendidikan terakhir
dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Analising Reporting
e. Penanggung Jawab Koding/Indeksing : Berdasarkan pendidikan terakhir
dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Koding/Indeksing
2. Prediksi Kebutuhan SDM di TPPRJ
Menurut hasil perhitungan yang telah dilakukan dibutuhkan tenaga TTPRJ
sebanyak satu orang.
3. Prediksi Kebutuhan Rak Filling
64
65
Di bagian pendaftaran di butuhkan skat atau pemisah antara pasien dengan petugas
yang melayani untuk meminimalkan resiko penularan penyakit yang diderita pasien ke
petugas.
Di bagian filling perlu penambahan rollpack , pelebaran ruangan dan barang atau
penumpukan DRM yang sudah di retensi harusnya langsung di pindahkan keruangan
khusus DRM inaktif.
C. Klasifikasi kodefikasi penyakit serta masalah dan tindakan (KKPMT)
Kode sudah sesuai, autentifikasi sudah baik hanya pencatatan yang kurang baik
karena terdapat beberapa tulisan yang sulit di baca oleh petugas rekam medis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1
66
Desain meja dan kursi petugas sudah cukup sesuai, hanya saja ada beberapa
desain yang masih perlu dibenahi sehingga menjadi lebih nyaman.
Desain sarana dan prasarana kerja di RSUD Sunan Kalijaga Demak sudah
cukup baik.
Dari 5 populasi dokumen non bedah yang diteliti angka IMR sebesar 20% jadi
sudah baik karena dari 5 hanya 1 yang tidak lengkap, sedangkan dari 3
populasi dokumen bedah yang diteliti angka IMR sebesar 33% jadi sudah baik
karena dari 3 populasi hanya 1 yang tidak lengkap.
Untuk kode diagnosa sudah sesuai dengan teori untuk autentifikasi sudah baik
hanya ada pencatatan yang kurang baik atau kurang jelas penulisanya
sehingga sulit untuk di baca oleh petugs rekam medis.
B. Saran
1
Pada loket rawat jalan diperlukan adanya sekat atau pemisah antara petugas
pendaftaran denga pasien, untuk mencegah penularan penyakit dari pasien ke
petugas.
Memisahkan DRM yang sudah diretensi dari ruang filling aktif ke inaktif untuk
mencegah penumpukan dokumen dan debu pada ruang filling aktif, serta untuk
mempermudah petugas dalam mengambil dokumen, karena DRM yang
menumpuk dapat menghalangi jalan petugas filling untuk mengambil dokumen.
Daftar Pustaka
1. Depkes,Dirjen Yanmed, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
Sakit. Jakarta. 1993
2. Shofari,
Bambang.
2008.
Modul
Quality
Assurance
Rekam
Medis
67
(tidak
3. Shofari, Bambang. 2008. Modul Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (tidak
dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang
68