Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik Lapangan ( PL ) siklus III adalah mata kuliah kerja lapangan yang wajib diikuti
oleh mahasiswa RMIK semester 4 sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan mata kuliah
MUK 1 dan 2, MMIK 2, KKPMT IV yang diperoleh di dalam kelas dan praktikum di
laboratorium RMIK untuk memperoleh pengalaman terhadap kenyataan penyelenggaraan
alur prosedur rekam medis di rumah sakit. Cara PL dengan observasi, observasi partisipatif,
wawancara, dan kajian dokumen di rumah sakit yang bersangkutan.
Sebelum memulai PL, mahasiswa memperoleh pembekalan di kampus tentang tujuan,
materi, metode, jadwal, lahan PL dan penilaian terhadap kegiatan dan hasil kegiatan PL
berdasarkan rencana kerja kelompok dan perorangan yang dibuat oleh mahasiswa.
Pada saat diselenggarakannya PL mahasiswa memperoleh 2 pembimbing, yaitu 1
Pembimbing Akademik dan 1 orang Pembimbing Lapangan (dari rumah sakit), yang
bertugas memberi bimbingan dalam melakukan pengamatan dan penyusunan laporan.
Selain itu, pembimbing lapangan berhak melakukan penilaian dan memberikan sanksi
terhadap kesalahan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di rumah sakit
yang bersangkutan.
Mahasiswa didorong untuk bertanggung jawab dalam menarahkan kemampuan
belajarnya sendiri, menganalisa, serta menimbang setiap pengalaman. Dengan demikian,
wawasan berpikirnya menjadi lebih luas.
Pada akhir kegiatan, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan menyusun laporan PL dan
mempresentasikan hasil PL, serta dilanjutkan ujian Penilaian Pencapaian Kompetensi ( PPK
) secara individual di kampus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Praktik lapangan bagi mahasiswa pada Program Studi DIII Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Siklus ketiga dilaksanakan mulai tangga 28 Juli 15 Agustus
2015.
B. TUJUAN PRAKTIK LAPANGAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman nyata berdasarkan pengamatan terhadap penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit sehingga dapat menyebutkan perbedaan perbedaan antara teori dengan
kenyataan di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1

Mampu memahami dan mengenal RMIK dalam sistem pelayanan kesehatan.


a. Mampu menguasai pengetahuan tentang prinsip prinsip manajemen dan
mengaplikasikan dalam unit kerja rekam medis.
b. Mampu mengelola sistem informasi RMIK guna menghasilkan informasi
kesehatan yang tepat dan akurat.
c. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan
program sesuai dengan konsep Manajemen Informasi Kesehatan.
d. Mampu memehami dan melaksanakan program kegiatan manajemen mutu
( quality assurance ) di bidang RMIK.
e. Mampu memehami manajemen resiko di fasilitas pelayanan kesehatan
khususnya RMIK.
f.

Mampu melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif DRM.

g. Mampu memahami dan menelusuri kelengkapan informasi penunjang diagnosis


untuk mendapatkan kode penyakit dan masalah terkait kesehatan serta kode
tindakan yang akurat.
h. Mampu menentukan kode penyakit dan permasalahan kesehatan serta kode
tindakan, sesuai dengan pedoman yang berlaku di Indonesia.
i.

Mampu menyusun informasi yang perlu dikomunikasikan dengan dokter untuk


konfirmasi kelengkapan informasi terkai diagnosisi dan tindakan berdasarkan
hasil telaah dokumen RM.

C. MANFAAT PRAKTIK LAPANGAN


Dalam menjalankan proses dan memperoleh hasil kegiatan PL Siklus 3 sesuai
dengan tujuan di atas, diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Mahasiswa,

memperoleh

pengalaman

nyata

tentang

penyelenggaraan

rekammedisdirumah sakit sebagai lahan PL.


2. Program Studi DIII RMIK Fakultas Kesehatan UDINUS, memperoleh masukan
perbedaan perbedaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit yang dapat
digunakan untuk memperkaya teori dan praktik dalam ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak, memperoleh masukan
perkembangan teori penyelenggaraan rekam medis yang mungkin dapat diterapkan di
rumah sakit.

D. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Praktik Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester
4 / Tahun Akademik 2015 tentang tinjauan terhadap Sistem dan Prosedur Pelayanan Rekam
Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demakmeliputi :
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam laporan ini adalah ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan.
2. Lingkup Materi
Materi dalam laporan ini adalah manajemen unit kerja kesehatan, manajemen mutu
informasi kesehatan dan Klasifikasi dan kodefikasi penyakitmasalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan medis.
3. Lingkup Lokasi
Praktek lapangan ini dilaksanakan di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
4. Lingkup Waktu
Praktek Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Siklus 3 / Semester 4 /
Tahun Akademik2015 dilaksanakan pada tanggal 28Juli-15Agustus 2015.
5. Lingkup Metode
Dengan menggunakan metode observasi partisipasif yaitu dengan cara melihat,
mengamati, bertanya, membaca , diskusi , mencatat serta mengikuti pelaksanaan
kegiatan pelayanan rekam medis secara langsung di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten
Demak.
E. METODE PENGAMATAN PRAKTIK LAPANGAN
Metode pengambilan data yang digunakan adalah :
1. Interview
Metode ini dilaksanakan dengan cara bertanya dan diskusi secara langsung dengan
Petugas Pelayanan Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung suatu objek maupun
jalannya pelayanan yang dilakukan olah petugas rekam medis RSUD Sunan Kalijaga
Kabupaten Demakyang hasilnya dibahas dan didiskusikan sebagai bahan pertimbangan
dalam perencanaan kegiatan di lapangan, untuk mencapai tujuan dan memperoleh
manfaat tersebut, diatur dengan tatacara dan prosedur sebagai berikut :

a. Rencana kerja perorangan dan kelompok mahasiswa harus diketahui dan disetujui
terlebih dahulu oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lapangan.
b. Berdasakan rencana kerja tersebut Pembimbing Lapangan mengatur siklus
pengamatan mahasiswa disesuaikan dengan kapasitas tampung disetiap sistem
pelayanan rekam medis.
c. Berdasarkan pengaturan tersebut mahasiswa melakukan pengamatan, selajutnya
mencatat hasil pengamatan untuk disusun sebagai laporan perorangan dan sebagai
draft laporan kelompok.
d. Pada setiap akhir siklus pengamatan mahasiswa harus menunjukan laporan tersebut
kepada Pembimbing Lapangan untuk memperoleh persetujuan dan penilaian.
e. Pada akhir semua siklus pelayanan rekam medis, mahasiswa diwajibkan menyusun
draft laporan akhir untuk dikonsultasikan kepada Pembimbing Lapangan dan
Akademik.
f.

Bila telah dikoreksi, laporan tersebut disusun sebagai laporan akhir PL.

g. Laporan akhir PL diserahkan selambat lambatnya sehari sebelum presentasi


kelompok.
h. Berdasarkan Laporan Akhir PL tersebut, secara kelompok mahasiswa harus
menyajikan dalam presentasi bersama antara mahasiswa dengan Pembimbing dan
Penguji Akademik.
i.

Kegiatan prsentasi dilanjutkan dengan sidang Penilaian Pencapaian Kompetensi


( PPK ) secara individu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERENCANAAN SDM DI UNIT KERJA RMIK
1.

Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam

organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes, 1995). Sumber daya
manusia

juga

merupakan

penyelenggaraan

faktor

pembangunan

dominan
untuk

yang

harus

memperlancar

dipertahankan
pencapaian

dalam
sasaran

pembangunan.
2. Metode Perencanaan Kebutuhan SDM di Unit Kerja Rekam Medis
a. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara
sistematis dan strategis yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai
dimasa yang akan datang dalam suatu organisasi (publik,bisnis) dengan menggunakan
sumber informasi yang tepat guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas
sesuai yang dibutuhkan. Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur
dalam

Kepmenkes

nomor

81

tahun

2004

tentang

Pedoman

Penyusunan

PerencanaanSumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta


Rumah Sakit. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menghitung kebutuhan
pekerja dalam perencanaan SDM adalah analisis menggunakan WISN. Selain metode
WISN ada metode lain yang khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
yaitu metode douglas.
b. Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN)
Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini merupakan suatu
metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang
dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia kesehatan pada tiap unit kerja di
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh
Departemen Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing- masing kategori
tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Propinsi,
Kabupaten/Kota,

serta

disahkan

melalui

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

no.81/Menkes/SK/2004.
Langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 7 langkah,
yaitu :
1) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan
kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja.
2) Menghitung Kuantitas Kegiatan
Dalam waktu 1 tahun berapa kali melakukan tiap tugas / pekerjaan.
3) Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia
masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.
Rumus :
WKT = [ A ( B + C + D + E ) ] x F
Keterangan :
A = Hari Kerja

D = Hari Libur Nasional

B = Cuti Tahunan

E = Ketidak Hadiran Kerja

C = Pendidikan dan Pelatihan

F = Waktu Kerja

4) Menyusun standar beban kerja


Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori
SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun
yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Rumus :
Standar Beban Kerja =

WKTsatutahun
UnitWaktuuntukkegiatantertentu

5) Menyusun standar kelonggaran


Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran
tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu
kegiatan diluar tugas pokok.
Rumus :
Standar Kelonggaran =

rataratawaktuperfaktorkelonggaran
Waktukerjatersedia

6) Kebutuhan Tenaga
Jumlah SDM yang dibutuhakan dalam sub unit.
Rumus :
Kebutuhan Tenaga Kerja = (

kuantitaskegiatan
StandarBebanKerja

) + Standar Kelonggaran

7) Analisa Hasil WISN


Apabila <1 maka kekurangan SDM, jika 1 maka jumlah tenaga kerja sudah cukup atau
tidak diprlukan penambahan SDM. Apabila >1 maka kelebihan SDM.
6

Rumus :
WISN Ratio =

SDM yang ada


SDM yang dibutu h kan

B. PENGORGANISASIAN UNIT KERJA RMIK


Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Tujuan Organisasi
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
4. Ada tujuan tertentu
C. PERENCANAAN SDM UNIT KERJA RMIK
1. Ergonomi
a. Pengertian Ergonomi
Ilmu yang mempelejari penerapan penyesuaian pekerjaan dan lingkungan pada
manusia dan sebaliknya yang bertujuan mencapai produktifitas dan efesien yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia sebaik mungkin. Dengan
demikian kenyamanan kerja petugas dapat terwujud.
b. Loket pendaftaran
Fasilitas loket pendaftaran harus di desain sedemikian rupa sesuai keadaan
disekitarnya agar nyaman, hal tersebut dikarenakan :
Setiap pasien harus memberikan informasi apa saja yang diperlukan petugas
untuk membantu dalam penampatan ke pelayanan berikutnya. Petugas dan pasien
memerlukan komunikasi untuk dimasukan kekomputer. Data-data yang ditulis di
dokumen harus benar dan terjaga kerahasiannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain loket, antara lain :
Kerahasian
Kelancaran komunikasi
Keselamatan dan keamanan kerja
1) Desain Loket Pendafataran Bagian Luar ( Loket Pasien)
Dalam mendesain loket pendaftaran ada yang perlu dipertimbangkan antara
lain mengenai kerahasian komunikasi, keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
dalam hal kerahasian, desain loket pendaftaran perlu adanya pembatas atau
penyekat pada masing-masing loket karena begitu penting dan rahasianya
dokumen

rekam

pendaftaran.Untuk

medis,

maka

menunjang

kerahasiannya

keamanan
7

dan

harus

dijaga

keselamatan

sejak
dalam

mulai
proses

pendaftaran, maka model bentuknya harus diperhatikan. Bila loket terbuat dari
kayu, papan atau tembok harus dibuat halus, rata serta bagian tepinya jangan
lancip agar tidak tajam.
2) Desain Loket Pendaftaran Bagian Dalam
a. Desain kursi kerja
Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan posture yang
diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual ( pandangan mata ), dan kebutuhan
akan perlunya merubah posisi ( postur ).Kursi untuk kerja dengan posisi duduk
adalah dirancang dengan metode floor-up yaitu dengan berawal pada permukaan
lantai, untuk menghindari tekanan dibawah paha.
Kriteria kursi kerja yang ideal adalah sebagai berikut :
i.

Mudah di naik-turunkan (adjustable)


Ketinggian kursi kerja hendaknya mudah di atur pada saat kita duduk,
tanpa harus turun dari kursi.

ii.

Sandaran Punggung
Penting untuk menahan beban punggung ke arah belakang (lumber
spine).Hal ini haruslah di rancang agar dapat di gerakkan naik turunkan
maupun maju mundur dan dapat pula diatur fleksibilitas sehingga sesuai
dengan bentuk punggung.

iii.

Fungsional
Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternatif
perubahan posisi (postur).

iv.

Bahan Meterial
Bentuk tempat duduk dan sandaran punggung harus di lapisi dengan
material yang cukup lunak.

v.

Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi ( depan belakang ) haruslah sesuai dengan dimensi
panjang antara lipat lutut ( popliteal ) dan pantat ( buttok ). Wanita dengan
antropometri 5 percentil haruslah dapat menggunakan dan merasakan
manfaat adanya sandaran punggung ( back-rest).

vi.

Lebar Kursi
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil
populasi.

vii.

Lebar Sandaran Punggung


Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung
wanita 5 percentil populasi. jika terlalu lebar akan mempenggaruhi
kebebasan gerak siku.
8

Kriteria Kursi Kerja :


i.

Tinggi Alas Duduk


Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dan bagian depan alas
duduk. Tinggi alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lekuk
lutut dan telapak kaki.

ii.

Panjang Alas Duduk


Diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran
duduk pada permukaan atas alas duduk. Panjang alas duduk harus
lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan garis punggung.

iii.

Lebar Alas Duduk


Diukur pada garis tengah alas duduk melintang.lebar alas duduk adalah
44 48 cm dan harus lebih besar dari lebar pinggul.

iv.

Sandaran Pinggung
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung
tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.

v.

Sudut Alas Duduk


Alas duduk harus sedemikian rupa agar memberikan kemudahan bagi
pekerja untuk melakukan gerakan dan harusnya di buat horizontal. Bila
keadaan memungkinkan, dianjurkan penyedian tempat duduk yang
ukuran-ukurannya dapat diatur.

vi.

Desain Meja Kerja


Dalam perancangan meja kerja perlu di sediakan cukup ruangan bagi
peralatan, perlengkapan kerja dan aneka tempat penyimpanan bahan,
agar gerakan tidak terganggu.Paling ideal adalah meja kerja yang dapat
disetel menurut tinggi tenaga kerja yang bersangkutan.

Kriteria Meja Kerja :


i.

Tinggi Meja Kerja


Tinggi permukaan atas dari meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan
dengan sikap tubuh pada waktu kerja. Untuk sikap duduk, ukuranukuran yang dianjurkan adalah :Tinggi Meja Kerja untuk sikap duduk
dianjurkan 54-58 cm yang di ukur dari permukaan daun meja sampai ke
lantai.

ii.

Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan


kebebasan gerak kaki.

iii.

Permukaan meja kerja harus rata dan tidak mengikat.

iv.

Lebar meja kerja adalah 80 cm, di usahakan tidak melebihi jarak


jangkauan tangan.

v.

Tinggi meja kerja harus di sesuaikan dengan sifat pekerjaan.

c. Rak Filing
Merupakan tempat penyimpanan DRM, dalam desain rak filing harus
diperhatikan antropometri dari segi petugas dan DRM.Faktor faktor yang
berpengaruh terhadap lingkungan kerja :
1. Cahaya
Dalam PMP No. 7/1964 tentang syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan dalam tempat kerja, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-bangunan lainnya harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masuknya cahaya siang ke
tempat kerja
b. Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk
melakukan pekerjaan :
1)

Jendela-jendela,lubang-lubang

atau

dinding

gelas

yang

dimaksudkan untuk memasukkan cahaya harus selalu bersih dan


luas seluruhnya harus 1/6 dari luas kantor tempat kerja sehingga
memberikan penyebaran cahaya yang merata.
2) Dalam hal yang memaksa luas yang dimaksud diatas dapat
dikurangi sampai 1/10 x luas kantor atau tempat kerja.
3) Bila ada penyinaran matahari langsung menimpa para pekerja,
maka harus diadakan tindakan-tindakan menghalanginya.
4) Apabila jendela hanya satu-satunya sebagai sumber penerangan
dari cahaya matahari, maka jarak jendela dengan lantai tidak boleh
melebihi 1,2 meter.
c. Dalam

hal

cahaya

matahari

tidak

mencukupi

atau

tidak

dapat

dipergunakan, harus diadakan penerangan dengan jalan lain sebagai


tambahan atau pengganti cahaya matahari.
d. Alat ukur yang digunakan dalam menghitung kadar penerangan :
1) Alat pengukur penerangan

: luks meter

2) Alat pengukur luminenci

: brightnessmeter

3) Alat pengukur kekuatan sumber cahaya : fotometer


e. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mata adalah :
10

1) intensitas penerangan
2) penyeberan tingkat penerangan dalam lapangan penglihatan
3) ukuran benda
4) warna dan bahan dan benda yang mempengaruhi factor luminenci
5) kontras antara benda dengan lingkungan
6) waktu presepsi
7) usia
2. Kebisingan
Bunyi didengar sebagai rangsangan pada telinga oleh getaran getaran
yang melalui media elastik, dan saat bunyi bunyi tersebut tidak
dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan.
Tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan pada manusia yatu :
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar, semakin lama telinga kita
mendengar

kebisingan

akan

semakin

buruk

akibatnya

bagi

pendengar
b. Inpensitas, biasanya diukur dengan satuan decibel (dB) yang
menujukkan besarnya arus energy persatuan luas
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang
gelombang suara yang sampai ditelinga kita setiap detik dinyaakn
dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (Hz).
1) Jenis Jenis Kebisingan :
a. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi luas (steady
state, widenband noise), misalnya : mesin-mesin, kipas angin,
dapur pijar, dan lain-lain.
b. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi sempit (steady,
state, narrow, band noise), misalnya : gergaji silkuler, kantup gas,
dan lain lain.
c. Kebisingan terputus putus (intermitten), misalnya : lalu lintas,
suara kapal terbang dilapangan udara.
d. Kebisingan implusif (impact or implusif noise), seperti pukulan
tukul, tembakan bedil, meriam, ledakan.
e. Kebisingan

implusif

berulang,

misalnya

mesin

diperusahaan
2) Alat Pengukur Kebisingan :
a. Sound level meter, untuk mengukur intensitas kebisingan.
11

tempa

b. Octave band analayzer, untuk mengukur frekuensi dari suatu


kebisingan .
c. Impact noise analayzer, untuk mengukur kebisingan implusif.
d. Personal noise dosis meter
3) Efek kebisingan terhadap daya kerja
Diterima secara luas, bahwa kebisingan mempunyai efek meragukan
kepada daya kerja. Pengaruh pengaruh negatif kebisingan adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan
Menurut batasannya, kebisingan adalah suara yang tidak
dikehendaki maka dari itu kebisingan sering mengganggu,
walaupun terdapat fariasi diantara penerangan dalam besarnya
gangguan atas jenis dan kekerasan suatu kebisingan.
b. Komunikasi Dengan Pembicaraan
Sebagai pegangan, resiko petensial kepada pendengaran terjadi
apabila komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan,
bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama pada peristiwa
penggunaan tenaga baru.
c. Kriteria Kantor
Kebutuhan pembicaraan, baik langsung atau lewat telefon, adalah
sangat penting dikantor dan ruang siding, dan dalam hal itu, telah
ditemukan, bahwa TGP (Tingkat Gngguan Pembicaraan) tidak
selalu memadai sebagai pedoman untuk menentukan tepat
tidaknya tingkat kegaduhan.Harus diperhatikan pula factor tingkat
kekerasan dari frekuensi frekuensi yang kuat untuk penentuaan
TGP.
d. Efek Pada Pekerjaan
Kebisingan mengganggu perhatian yang perlu terus menerus
dicurahkan. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan
pengamatan dan pengawasan terhadap suatu proses produksi
atau hasil dapat membuat kesalahan kasalahan akibat
gangguan konsentrasi.
e. Reaksi Masyarakat
Pengaruhnya akan besar, apabila atau kebisingan akibat suatu
proses produksi sedimikian hebatnya, sehingga masyarakat
sekitar protes, agar kegiatan tersebut dihentikan.
4) Keluhan penyakit telinga, yaitu :
12

a. Nyeri telinga
b. Kurang pendengaran
c. Otorea yaitu, secret dari telinga dapat berbentuk cairan berbentuk
cairan atau sumbatan serumen.
d. Tenitus yaitu, sering dikeluhkan terutama oada orangn tua yang
menderita presbikusis yaitu menimbulkan rasa cemas pada
penderita terutama pada malam hari ketika berusaha untuk tidur.
e. Fertigo adalah perasaan abnormal mengenai adanya gerakan
penderita terhadap sekitar atau gerakan sekitar terhadap penderita,
tiba tiba semua terasa berputar atau bergerak naik turun
dihadapanya.
5) Pengaruh kegaduhan / kebisingan yaitu :
a.

Beberapa

ketegangan

mental

yang

disebabkan

oleh

kegaduhan,akan mengakibatkan bertambah cepatnya denyut nadi


serta hipertensi.
a.

Konsentrasi dan efisiensi kerja terganggu,yang dapat mengarah


pada

suatu

bahaya

mendengar,teriakan

lain,dimana
atau

penderita

tanda

tidak

dapat

peringatan,sehingga

mengakibatkan kecelakaan.
6) Iklim Kerja
Salah satu masalah yang sering dihadapi pekerja adalah
lingkungan disekitar tempat kerja yang dianggap sebagai beban
tambahan, dimana lingkungan menentukan kesinambungan proses
produksi maupun kondisi kesehatan pekerja tersebut.
Tempat kerja yang tidak memenuhi syarat akan mempengaruhi
kondisi kesehatan pekerja baik dalam jangka pendek /akut maupun
dalam waktu yang lebih lama dan bersifat menetap (kronis).
Disamping suhu udara,panas ditempat kerja tergantung pula
kadar suhu radiasi,kelembapan dan kecepatan gerakan udara
( sirkulasi ). Semua faktor tersebut merupakan perpaduan yang
dikenal sebagai cuaca/iklim kerja.
7) Keseimbangan Panas
Dalam kehidupannya manusia senantiasa menghasilkan panas
guna memelihara kelangsunga fungsi organ tubuh.Panas metabolism
tersebut

tergantung

berbagai aktivitas dan

kondisi kesehatan

seseorang.Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap


13

(homeothermal) oleh suatu sistem pengaturan suhu (thermoregulatory


system), sehingga dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
cuaca.Suhu menetap ini adalah hasil keseimbangan

antara panas

yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan


pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitar.
Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik
tubuh, makanan, pengaruh dari berbagai bahan kimiawi, dan
gangguan pada system pengatur panas, misalnya pada keadaan
demam. Hal-hal yang juga member pengaruh terhadap keadaan suhu/
temperature, teratur dalam ruangan ( indoor climate ), yaitu :
a. Temperatur ruangan
b. Temperatur lingkungan
c. Kelembapan
d. Kecepatan gerak udara
e. Kualitas udara
1. Mekanisme pertukaran panas antara tubuh dengan sekitarnya
adalah melalui :
a. Konduksi adalah pertukaran panas melalui sentuhan atau
kontak langsung
b. Koneksi adalah pertukaran panas melalui kontak udara.
c. Radiasi adalah pemancaran panas melalui keadaan tanpa
udara
d. Efaporasi adalah pemancaran/ pembuangan panas melalui
keringat.
Sebagian besar panas hasil metabolisme dibuang /
dipancarkan kesekelilingnya, melalui mekanisme koneksi,
radiasi dan penguapan keringat ( efaporasi ). Demikian
sebaliknya, panas dari lingkungan sekitar ditransfer melalui
koneksi dan radiasi.Pada umumnya peran konduksi dalam
membawa panas dari atau ketubuh sangat kecil.
1) Standar iklim kerja berdasarkan pengumpulan suhu efektif :
a. Untuk pekerjaan ringan < 32,0 C
b. Pekerjaan sedang < 29,5 C dan
c. Pekerjaan berat < 22,0 C
Standar untuk iklim kerja yang berlaku di Indonesia
adalah penentuan Suhu Basah Alami. Melalui surat edaran
14

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE 01/Men /1978


ditentukan iklim kerja adalah < 21 C bola basah dan tertinggi
< 30 C bola basah. Pada Indeks Suhu Basah dan Bola ( ISBB
):
a. Untuk pekerjaan yang dilakukan diluar ruangan
(outdoor) :
ISBB = 0,7 sb + 0,2 sr + 0,1 sk
b. Untuk pekerjaan yang dilakukan didalam ruangan (
indoor) :
ISBB = 0,7 sb + 0,3 sr
Berbagai

peralatan

yang

dapat

digunakan

di

lingkungan kerja untuk menentukan besarnya tekanan panas


yaitu :
a. Suhu udara dan kelembapan : psikrometer
b. Suhu radiasi : termometer bola ( globe )
c. Kecepatan gerakan udara

anemometer,thermometer kata
d. Suhu basah alami : thermometer basah alami
e. Kelembapan : hygrometer
D. MANAJEMEN MUTU INFORMASI KESEHATAN ( Quality Assurance )
Quality assurance merupakan pola manajemen yang berfokus pada
pemenuhan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, melalui
optimalisasi peningkatan yang berkelanjutan. Pemenuhan terhadap standart dan
pemenuhan terhadap keinginan konsumen dan kepuasan konsumen itu sendiri tidak
hanya hasil atau keluaran pelayanan di rumah sakit dalam bentuk kesembuhan
pasien, tetapi mulai dari masukan yang berupa sarana dan prasarana yang
berkualitas yang memuaskan pelanggan/ pasien.
E. ANALISIS KUANTITATIF dan KUALITATIF SDM
Keberhasilan rumah sakit dimulai dari mutu bukan harga, jika mutu terjamin,
cost akan turun, permintaan pasar, produktifitas dan profil akan naik, hasilnya adalah
profit dan kepuasan pelanggan.
15

Penilaian mutu medis meliputi :


1. Analisa Kuantitatif
a. Definisi Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif adalah suatu review area tertentu catatan medis
untuk mengidentifikasi deficiency spesifikasi area yang ditemukan biasanya
tertulis dalam satu prosedur yang dikembangkan bersama oleh manajer
informasi kesehatan dan penyedia pelayanan kesehatan. Ini dengan aturan
staf medis dan kebijakan administrasi dari fasilitas yang bersangkutan dan
standart dari badan-badan pemberi lisensi, akreditasi dan spesifikasi.
b. Tujuan Analisa Kuantitatif
Terutama untuk mengidentifikasi omissi yang jelas selalu terjadi
yang bisa diperbaiki dengan mudah pada prosedur normal rumah sakit, selain
itu dapat menjawab pertanyaan tentang apa (what), siapa (who), mengapa
(why), dimana (where) dan bagaimana (how) tindakan medis yang dilakukan
kepada pasien.
c. Hasil
Analisa kuantitatif mengidentifikasi deficiency spesifik, deficiency ini
harus dilengkapi oleh penyedia asuhan kesehatan dalam waktu singkat
setelah diidentifikasi.
d. Komponen komponen analisa kuantitatif
Komponen komponen dasar analisa kuntitatif mencakup review untuk:
1) Review untuk identifikasi
Mengoreksi identifikasi pasien pada setiap formulir. Hal yang direview
antara lain :
a) No RM dan nama pasien
b) Alamat pasien
c) Jenis kelamin
d) umur
2) Review untuk laporan laporan yang perlu
Meneliti tentang kelengkapan laporan yang perlu meliputi :
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan penunjang (lab, x-ray, USG dll)
d) Konsultasi
e) Operasi, anastesi, informed consent
f)

Hal lain yang terkait dengan pelayanan

16

3) Review untuk otentifikasi


Otentifikasi yang diharuskan pada semua entry, penanggung jawab
semua pelayanan yang meliputi :
a) Nama
b) Tanda tangan
4) Review untuk pencatatan
Praktek pencatatan yang baik (review pencatatan)
a) Cara penulisan (isi terbaca / tidak, lengkap / tidak)
b) Cara pembetulan kesalahan
c) Penggunaan singkatan, simbol dan istilah yang sah
d) penutupan sisa penulisan area untuk menghindari penambahan
kemudian, terutama pada catatan kemajuan dan perintah dokter.
2. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif adalah suatu review tentang isi entry rekam medis
dalam hal inkonsistensi dan omisi yang dapat menunjukkan inakurasi dan
ketidaklengkapan. Analisa ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi
medis dan standart bahan-bahan lisensi, akreditasi dan lain-lain.
Tujuan dari analisis kualitatif adalah untuk menyiapkan dokumen rekam
medis yang lengkap untuk tujuan asuhan kesehatan, aspek legal, syarat-syarat
peraturan, data yang akurat dan analisis statistik.
Komponen-komponen analisis kualitatif yaitu review isi rekam medis tentang :
a. Pencatatan diagnosis yang komplit dan konsisten.
b. Konsistensi entry oleh semua pemberi pelayanan kesehatan.
c. Deskripsi dan justifikasi perawatan seorang pasien.
d. Penerapan praktek pencatatan yang baik.
e. Adanya hal-hal yang berpotensi untuk menimbulkan ganti rugi.
f.

Pencatatan semua informed konsent yang diperlukan.

F. KONSEP MANAJEMEN RESIKO di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
1. Pengertian Manajemen Resiko
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian
risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Tahapan Manajemen Risko
17

a. Identifikasi Resiko
Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini
berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek.
1) Pengukuran Resiko
2) Pengendalian Resiko
G. KLASIFIKASI

dan

KODEFIKASI

PENYAKIT

Dan

MASALAH

TERKAIT

KESEHATAN SERTA TINDAKAN ( KKPMT 4 )


Diagnosis adalah suatu penyakit atau keadaan yang diderita oleh seorang pasien
yang menyebabkan seorang pasien memerlukan atau mencari dan menerima asuhan medis
atau tindakan medis (medical care). Diagnosis utama yang spesifik akan memudahkan
dalam melakukan kode diagnosis utama, kode diagnosis utama merupakan huruf dan angka
yang mewakili sebutan suatu diagnosis utama. Keakurasian kode diagnosis utama
memberikan pengaruh yang penting dalam proses pencatatan indeks penyakit dan laporan
rumah sakit.
Dokter dan petugas koding berperan penting dalam menentukan akurasi kode
diagnosis utama penyakit. Petugas rekam medis harus mengetahui anatomi , fisiologi,
patologi ,terminologi dan mengkode diagnosa. Dokter di harapkan menuliskan diagnosis
yang lengkap dan jelas di lembar RM. Hal ini dimaksudkan agar petugas koding mudah
memberikan kode dengan akurat sesuai arahan ICD-10. oleh sebab itu, petugas koding
harus mempunyai pengetahuan tentang cara mengkoding diagnosis utama sesuai dengan
aturan morbiditas.
Fungsi dasar dari ICD-10 adalah sebagai klasifikasi penyakit, cedera dan sebab
kematian untuk tujuan statistik. ICD-10 digunakan untuk mengkode diagnosis utama dokter
oleh bagian unit Rekam Medis khuususnya pada bagian koding.dalam proses koding
terdapat permasalahan yang terjadi seperti : penulisan dalam diagnosis utama kurang jelas
dan

terdapatnya

singkatan-singkatan dalam

menyulitkan dalam proses koding diagnosa utama.

18

penulisan diagnosa

utama,

sehingga

BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak terletak di Jl. Sultan Fatah
Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di Kota
Demak dan juga berada di jalur utama pantai utara Jawa Tengah. RSUD Sunan
Kalijaga Kabupaten Demak pada awalnya didirikan oleh Pemerintah Belanda
tahun 1938 yang lokasinya di sekolahan Ongko Loro (saat ini masih digunakan
sebagai gedung pertemuan rumah sakit dan ruang Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit). Kepala Rumah Sakit Demak yang pertama di jabat oleh
dokter Sastro berdasarkan Surat Keputusan Departemen Van Gezondheid
Semarang.
Perubahan

status Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Sunan

Kalijaga

Kabupaten Demak sejak tahun 1938 hingga tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Tahun 1938 1949

Balai Kesehatan.

Tahun 1949 1979

Status Rumah Sakit Umum Kabupaten. Status


Rumah Sakit Umum Demak kelas D.

Tahun 1979 1993

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan


RI Nomor 51/Menkes/SK/ II/1979 tentang Rumah
Sakit Umum Kelas D untuk Pemda Tingkat II.
Status Rumah Sakit Umum Demak kelas C.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Tahun 1993 2009

RI Nomor 204/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26


Pebruari 1993 tentang Persetujuan Peningkatan
Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Demak milik
Pemda Tk II Demak.

Tahun 2010

Rumah Sakit Lulus Penuh akreditasi 16 Pokja

( tanggal 26 Juli 2010 ) pelayanan

Tahun 2011

Status Rumah Sakit Umum Demak menjadi Badan


Layanan Umum Daerah berdasarkan SK
Bupati No.900/607/2010.

Pada tahun 1997, dalam rangka mendukung slogan Demak Beramal,


H.DJOKO WIDJI SUWITO, SIP sebagai Bupati Demak telah menerbitkan Surat
19

Keputusan Nomor 445.1/1.500 / 1997 tanggal 12 Nopember 1997 tentang


Penetapan Nama RSU Kabupaten Demak dengan nama RSUD Bhakti Karya
Husada. Selanjutnya, karena dipandang nama Bhakti Karya Husada di
pandang belum sesuai dengan ciri khas Daerah Kabupaten Demak, guna
menumbuhkan kebanggaan masyarakat di daerah tersebut di ganti dengan
nama Rumah Sakit Daerah Sunan Kalijaga Kabupaten Demak berdasarkan
Perda Nomor 7 tahun 2008, maka berubah menjadi RSUD Sunan Kalijaga
Kabupaten Demak.
1. VISI DAN MISI RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK
VISI
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Wilayah Utara Jawa
Tengah
MISI
a. Mengutamakan kepuasaan pelanggan sesuai standar pelayanan
Rumah Sakit.
b. Mengembangkan pelayanan Trauma Center dan Rumah Sakit
jemput pasien.
c. Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkelanjutan.
d. Menciptakan suasana dan lingkungan Rumah Sakit yang aman
dan nyaman.
e. Menjalin kerja sama antar mitra kerja.

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

20

3. JENIS PELAYANAN DI RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK


1) Pelayanan Rawat Jalan :
a. Poliklinik Umum
21

b. Poliklinik DOTS
c. Poliklinik Gigi
d. Poliklinik VCT/HIV/AIDS
e. Poliklinik Kebidanan dan penyakit Kandungan
f.

Poliklinik Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan(THT)

g. Poliklinik Penyakit Mata


h. Poliklinik Penyakit Dalam
i.

Poliklinik Kulit&Kelamin

j.

Poliklinik Kesehatan Jiwa

k. Poliklinik Anak
l.

Poliklinik Tumbuh dan Kembang

m. Poliklinik Bedah
n. Poliklinik Saraf
o. Poliklinik Rehabilitasi Medik
p. Poliklinik Psikologi
q. Poliklinik Paru
2) Pelayanan Rawat Inap
a. VIP A (Anggrek)
b. VIP B (Wijaya Kusuma,Amaryls)
c. Anak (Dahlia)
d. Perinatal (Bougenville)
e. Dalam (Teratai,Mawar)
f.

Mata,THT (Soka)

g. Bedah (Kenanga)
h. Kelas III (Lily,Cempaka)
3) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat :
a. Triage
b. 2 unit nebulizer teratment
c. Kamar Bedah untuk minor surgery
d. Live line troly
e. Basic live support treatment
f.

Rekam Jantung (Elektro Kardiografi)

g. Incubator dan Incubator transport


h. DC Shock
i.

Oxygen sentral

j.

Dokter Jaga

4) Pelayanan Penunjang :
22

a. Pelayanan Laboratorium (24 Jam) :


i.

Hematologi

ii.

Kimia Klinik

iii.

Bakteriologi

iv.

Serologi

v.

Urinalisa

vi.

Narkoba

vii.

Tes HIV

b. Radiologi
i.

Radiologi

ii.

USG 3 Dimensi

iii.

Mobile X Ray

c. Farmasi
Memberikan layanan untuk pembelian obat-obatan, baik obat
generik maupun obat paten dan alat kesehatan, bahan habis
pakai.
d. Instalasi Gizi
i.

Memberikan konsultasi gizi rawat jalan dan rawat inap

ii.

Penyelenggaraan makan pasien

e. Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
i.

Konsultasi Dokter spesialis Rehabilitasi Medik

ii.

Pelayanan Fisoterapi

iii.

Terapi Wicara

5) Pelayanan Lainnya :
a. Rumah Sakit Rujukan Flu Burung di Kabupaten Demak
b. Pelayanan Mobil Ambulance dan Jenazah
c. Pelayanan Medical Legal
d. Pelayanan Visum et repertum
e. Pelayanan Sosial/Bhakti Sosial kemasyarakatan
f.

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

g. PKBRS (Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit)


h. MOW (Medis Operatif Wanita) pasang dan lepas norplant
i.

Pemeriksaan Kesehatan/Medical Chek Up (CPNS, PNS,


CALEG)

j.

PPKPA (Pusat Pelayanan Kekerasan pada Perempuan dan


Anak-anak) / KDRT

k. Bank Darah
23

l.

Incenerator

m. Instalasi Pengolahan Air Limbah


n. Laundry
6) Pelayanan Asuransi :
a. JAMKESDA
b. JKN :
-

PBI (Jamkesda)

NON PBI (Askes PNS,TNI / Polri,Jamsostek,Mandiri)

B. GAMBARAN UMUM URM


1. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI REKAM MEDIS

24

2. TUGAS DAN FUNGSI JABATAN


a. Ka. Instalasi Rekam Medis
Merencanakan kegiatan, mengatur, memantau, mengawasi sistem kerja
rekam medis mulai dari pendaftaran,pengolahan data,penyimpanan DRM
serta menganalisa/ pelaporan evaluasi dan menilai hasil kerja rekam
medis.
b. Koordinator TTPRJ, TPPRI, TPPG
Melaksanakan tugas untuk prosedurpelayanan pendaftataran pasien
rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
c. Koordinator Pengolahan Dokumen
Meneliti kelengkapan dokumen rekam medis.
d. Koorinator Filling
1.

Menyiman

doumen

rekam

medis di rak filling, menyatukan formulir dalam satu folder dengan


satu pasien satu nomer rekam medis.
2.

Penilaian nilai guna rekam


medis yaitu kegiatan menilai formulir terhadap nilai penyakit atau
hukum dan sejarah.

3.

Retensi

DRM

yaitu

memisahkan DRM inaktf dan DRM aktf kedalam ruang dan rak filling
secara terpisah.

25

2.

Koordinator

pelaporan

menumpulkan,

menganalisa dan menyusun data laporan rekm medis serta


melaporkan laporan ke unit terkait.
C. SISTEM DAN PROSEDUR PELAYANAN REKAM MEDIS
1.

PERENCANAAN SDM di UNIT KERJA RMIK

Sumber Daya Manusia di IRM


A. Kepala Instansi Rekam Medis
1. Persyaratan Jabatan
a) Pendidikan min D3 Rekam Medis.
b) Memahami manajemen pada umumnya serta memahami
peraturan perundang undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
c) Mempunyai kemampuan dalam analisis dalam penyusunan
laporan.
d) Memahami masalah rekam medis.
e) Disamping itu dituntut suatu prestasi yang baik, dedikasi yang
tinggi, loyalitas tinggi dan tidak mencela.
2. Tanggung Jawab
Koordinator dan penenggung jawab semua kegiatan di
instalasi rekam medis.
3. Wewenang
Sebagai perencana program kegiatan, penyiapan bahan,
perumus kebijakan, pengendalian serta koordinator penyusunan
dan penyelenggaraan pengelolaan rekam medis sehingga setiap
pasien mempunyai berkas yang memuat informasi yang cukup dan
akurat, tentang identifikasi pasien, diagnosa, perjalanan penyakit,
proses pengobatan dan tindakan medis hingga menghasilkan
laporan dan informasi statistik yang tepat waktu dan akurat.
4. Tugas Pokok
a. Menyusun program dan kegiatan di instalasi rekam medis
berdasarkan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk.
c. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh kepala bidang, kepala
seksi, kepala sub bagian dan kepala instalasi di linggkungan
26

rumah sakit untuk mendapatkan masukkan, informasi serta


untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja
yang optimal.
d. Melaksanakan pengelolaan rekam medis dan sistem informasi
rumah sakit.
e. Menyiapakann hasil visum et reperetum dan admintrasi yang
berhubungan dengan asuransi.
f.

Melaksanakan pengendalian monitoring evaluasi dan pelaporan


bidang rekam medis.

g. Menilai presentasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara


berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan
penampilan kerja.
h. Membuat laporan pelaksaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
i.

Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara


lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaraan
pelaksanaan tugas dan melaksanakan tugas kedinasan lain
sesuai dengan perintah atasan.

B. Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan


1. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal D3 Rekam Medis.
b. Berpengalaman di bidangnya.
c. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
d. Memahami tata cara pengelolaan rekam medis rawat jalan.
e. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.
f.

Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di


poliklink.

g. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara


alfabetik.
h. Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF.
2. Tanggung Jawab
Sebagai penanggung jawab rekam medis rawat jalan sehingga
terwujud informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai rawat
jalan.
3. Wewenang
27

a. Menentukan dan mengatur sistem pengelolaan rekam medis di


rawat jalan.
b. Mengawasi pelaksanaan pengelolaan rekam medis di rawat
jalan.
4. Tugas Pokok
a. Bertanggung jawab atas pendaftaran pasien rawat jalan.
b. Melaksanakan fungsi manajemen pengelolaan rekam medis di
rawat jalan.
c. Membina staf pelaksanaan untuk selalu menjaga sikap ramah
kepada semua pasien supaya upaya peningkatan mutu
pelayanan terlaksana.
d. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya dan
memberikan arahan dan petunjuk.
e. Melaksanakan koordinasi dengan staf pelaksanaan rekama
medis lainnya.
f.

Melaksanakan pengendalian monitoring dan evaluasi dalam


pelaksanaan pelayanan rekam medis di rawat jalan.

g. Menjalakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.


C. Staf Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
1. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal SMU / sederajat.
b. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
c. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.
d. Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di
poliklink.
e. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara
alfabetik.
f.

Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF.

g. Rajin dan teliti.


2. Tanggung Jawab : 3. Wewenang
a. Melaksanakan pendaftaran dan registrasi pasien rawat jalan.
b. Penyediaan dokumen rekam medis.
c. Penyusunan KIUP dan dokumen rekam medis rawat jalan.
4. Tugas Pokok
28

a. Bertanggung jawab atas pendaftaran pasien rawat jalan.


b. Menyiapkan catatan-catatan dan dokumen meliputi :
-

KIUP(kartu indeks utama pasien)

KIB(kartu identitas berobat)

Dokumen rekam medis rawat jalan

Daftar register pendaftaran rawat jalan dengan sistem


komputerisasi

c. Menerima pasien baru dan lama baik umum maupun asuransi


yang telah mengambil nomor antrian pendaftaran di loket
pendaftaran pasien rawat jalan.
Untuk pasien baru :
1. Menanyakan apakah pasien pernah berobat disini atau
belum?
2. Menanyakan akan berobat di poklinik mana?
3. Menanyakan keluhan utamanya
4. Membuatkan nomor rekam medis, KIB, KIUP
5. Menginput data/ identitas pasien ke dalam komputer
6. Kemudian mempersilahkan pasien ke kasir
Untuk pasien lama :
1) Menanyakan

akan

berobat

dipoliklinik

mana?

Atau

menanyakan keluhan utamanya


2) Meminta pasien untuk menunjukkan KIBnya
3) Apabila pasien tidak membawa KIB(hilang) akan di cari di
kiupnya
4) Mencatat di buku register pendaftran rawat jalan
5) Menyerahkan KIB di bagian penyimpanan dokumen rekam
medis
6) Mempersilahkan pasien menunggu poliklinik yang diinginkan
7) Mencatat tracer
8) Setelah selesai pelayanan membuat laporan harian yang
berisi :
a. Jumlah pasien rawat jalan lama dan baru
b. Jumlah pasien umum
c. Jumlah pasien JKN/ BPJS (PBI & Non PBI) rawat jalan
lama dan baru
d. Jumlah pasien kerjasama (Asuransi lain)

29

e. Menerima dokumen rekam medis yang telah di pakai dari


poliklinik dengan menggunakan buku ekspedisi kemudian
disimpan di rak penyimpanan

dokumen rekam medis

sesuai dengan nomor rekam medisnya.


D. Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap
1. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal D3 Rekam Medis.
b. Berpengalaman di bidangnya.
c. Mempunyai sikap ramah sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
d. Memahami tata cara pengelolaan rekam medis GD dan rawat
inap.
e. Memahami cara penerimaan pasien baru dan lama.
f.

Memahami pendistribusian pasien dokumen rekam medis di


poliklink.

g. Memahami cara pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP secara


alfabetik.
h. Memahami cara penyusunan DRM sesuai TDF
2. Tanggung Jawab
Sebagai penanggung jawab pengelolaan rekam medis IGD
dan rawat inap. Pengelola rekam medis IGD dan rawat inap agar
tercipta informasi rekam medis IGD dan rawat inap yang
lengkap,cepat dan tepat, diimbangi dengan peningkatan mutu
pelayanan yang cepat,petugas ekstra ramah.
3. Wewenang
Menentukan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan sistem
pengelolaan rekam medis di gawat darurat dan rawat inap
4. Tugas Pokok
a. Melaksanakan fungsi manajemen pengelolaan rekam medis di
gawat darurat dan rawat inap.
b. Membina staf pelaksana untuk selalu menjaga sikap ramah
kepada semua pasien supaya upaya peningkatan suatu mutu
pelayanan terlaksana.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya dan
memberikan arahan dan petunjuk.

30

d. Melaksanakan koordinasi dengan staf pelaksanaan rekama


medis lainnya.
e. Melaksanakan pengendalian monitoring dan evaluasi dalam
pelaksanaan pelayanan rekam medis di rawat jalan.
f.

Menjalakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.

E. Staf Pelaksana Pendaftaran Rawat Inap


1. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal SMU / SLTA sederajat.
b. Mempunyai sikap ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
c. Memahami cara penerimaan pasien.
d. Memahami cara pendistribusian DRM ke ruang atau bangsal
yang dituju.
e. Pembuatan KIUP dan penyusunan KIUP sesuai alfabetik.
2. Tanggung Jawab
3. Wewenang
a. Melaksanakan pendaftaran dan registrasi pasien rawat inap.
b. Penyediaan dokumen rekam medis rawat inap.
c. Penyediaan informasi ruangan atau bangsal yang kosong.
4. Tugas Pokok
a. Melakukan pencatatan setiap ada perubahan pasien masuk dan
kelua yang sedang di rawat inap,termasuk mutasi pasien antar
ruang / bangsal.
b. Menerima pasien yang dirawat inap untuk diarahkan ke
bangsal/kelas perawatan yang sesuai dengan pilihan pasien
dengan admission note.
c. Menyediakan formuir reka medisrawat inap tambahan yang
diperlukan untuuk mencatat pelayanan medis dan keperawatan.
d. Melakukan komunikasi setiap saat dengan bangsal-bangsal
instalasi rawat inap tentang nama-nama pasien masuk dan
keluar.
e. Memberikan informasi yang benar dan jelas kepada yang
membutuhkan.
F. Assembling
1. Persyaratan Jabatan
31

a. Berpendidikan SMU/SLTA, sederajat.


b. Memahami penyusunan atauperakitan formulir rekam medis.
c. Memahami penggunaan formulir rekam medis.
d. Memahami pengendalian nomor rekam medis
2. Tanggung Jawab : 3. Wewenang
Menyusun, merakit dan mengendalikan kelengkapan DRM.
4. Tugas Pokok
a. Menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit
pelayanan.
b. Meneliti kelengkapan isi dan merakitkembali formulir rekam
medis.
c. Mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang
isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan kepada
instalasi rekam medis mengenai ketidak lengkapan isi dokumen
dan petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi
tersebut
d. Menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke
fungsi koding dan indeksing.
e. Menyerahkan sensus harian ke fungsi analisis dan pelaporan.
G. Koding / Indeksing
1. Persyaratan Jabatan
a. Berpendidikan minimal D-III rekam medis.
b. Berpengalaman dibidangnya.
c. Bekerja rajin dan teliti.
d. Memahami dan dapat menggunakan Buku ICD-X dan ICD-9
CM.
2. Tanggung Jawab : 3. Wewenang
a. Membuat kde penyakit dan tindakan dari diagnosa yang ditulis
dokter di lembar ringkasan masuk dan keluar.
b. Membuat indeks penyakit serta menyediakan indeks untuk
analisa dan rekam medis
4. Tugas pokok
a. Membuat daftar penyakit dan tindakan yang sering ditulis dokter
dengan nomor kode yang sesuai.
32

b. Mencatat kode penyakit dan tindakan yang ditulis para


dokter,sesuai ICD-X dan ICD-9 CM.
c. Membuat indeks penyakit dan tindakan.
d. Membuat daftar 10 besar penyakit dan tindakan berdasarkan
indeks.
e. Menyimpan dan menyediakan indeks untuk analisi data rekam
medis.
H. Filling
1. Persyaratan Jabatan
a. Berpendidikan minimal SMU / SLTA, sederajat.
b. Masa kerja minimal 10 tahun.
c. Berpengalaman di bidangnya,bekerja rajin dan teliti.
d. Memahami dan dapat menyimpan dokumen rekam medis.
2. Tanggung Jawab :3. Wewenang
Menyimpan dan menjaga kerahasian dokumen rekam medis.
4. Tugas Pokok
a. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap.
b. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode terminal digit
filling
c. Menyediakan DRM untuk keperluan pelayanan pasien.
d. Melacak

dokumen

yang

tidak

ditemukan

pada

tempat

penyimpanan.
e. Melakukan retensi dan penyortiran DRMmenjadi dokumen
aktif/in aktif.
f.

Bersama tim pemusnah melakukan pemusnahan formulir yang


tidak dilestarikan.

g. Bersama

Kepala

Instalasi

membuat

abstrak

dilestarikan
I.

Pelaporan (Analising / Reporting)


1. Persyaratan Jabatan
a. Berpendidikan minimal D3 RMIK
b. Mampu mengoperasikan komputer
c. Telah mengikuti pelatihan mengenai rekam medis

33

DRM

yang

d. Memahami pedoman cara pengisian pelaporan rumah sakit


yang telahditetapkan oleh Depkes RI
2. Tanggung Jawab : 3. Wewenang
Membuat laporan baik untuk kepentingan intern atau ekstern
4. Tugas Pokok :
a. Menerima sensus harian dari fungsi Assembling
b. Merekap sensus harian ke rekapitulasi harian,bulanan dan
tribulanan
c. Membuat laporan mortalitas rumah sakit berdasarkan indeks
kematian
d. Membuat laporan jenis operasi rumah sakit berdasarkan indeks
operasi
e. Membuat laopran BOR,LOS,TOI,BTO,NDR,GDR rumah sakit
berdasarkan rekapitulasi bulanan
f.

Membuat pemetaan cakupan pelayanan rawat jalan,rawat


inap,gawat darurat,laboratorium,radiologi

g. Menyajikan grafik barber johnson dari setiap bangsal rawat inap


h. Setiap tribulan menyusun laopran RL 1 (data kegiatan rumah
sakit) berdasarkan rekapitulasi dan data tambahan lain yang
diperlukan
i.

Setiap bulan menyusun laopran RL 2a (data morbiditas pasien


rawat inap) dan RL 2b (data mordibitas pasien rawat jalan)
berdasarkan indeks penyakit rawat inap dan rawat jalan.

j.

Setiap tahun menyusun RL 3 (data inventerisasirumah sakit)


berdasarkan data dari bagian tata usaha,perlengkapan dan
IPSRS

k. Setiap tahun menyusun RL 4 (data ketenagaan rumah sakit)


berdasarkan data dari bagian kepegawaian
l.

Setiap tahun menyusun RL 5 (data peralatan medis rumah sakit)


berdasarkandata peralatan,asal alat medis dan keadaannya dari
IPSRS

m. Setiap tahun menyusun RL 6 (infeksi nsokomial) dari rawat inap


n. Mengirim laporan rumah sakit berdasarkan peraturan Depkes
o. Membuat analisis dan laporan untuk keperluan manajemen RS
Analisa WISN ( standar beban kerja )
34

35

No

Tahun

XY

2010

55961

-2

-111922

2011

50762

-1

-50762

2012

57694

2013

67436

67436

2014

48004

96008

Jumlah

279857

10

760

Analisa Kebutuhan Petugas loket di TPPRJ


Table Perhitungan Analisa Kebutuhan Petugas Rekam Medis TPPRJ

Dimana :
a

Y = Jumlah kunjungan pasien


X = unit tahun yang dihitung berdasarkan tahun dasar
Prediksi beban kerja TPPRJ tahun 2015

a=

y
n

= 279857 = 55971,4
5

b=

xy
2
x

= 760
10
=76

y=a+bx
y 2015=55971,4+76(3)
= 55971,4+ 228
= 56199
Jadi beban kerja petugas TPPRJ pada tahun 2015 yaitu 56199

36

Kategori SDM

rata2
waktu(me
nit

Unit
kerja/kegiatan

TPPRJ

Tupoksi TPPRI :
Menanyakan
pasien baru atau
lama
Siapa yang sakit
dan keluhan
Mencatat identitas
pasien sesuai
(KTP/SIM)
Dibuatkan KIB
dan no Rm pada
buku
pengendalian
nomor
Melengkapi
dokumen RM

5619
9
5619
9

5619
9

0,5

kuantit
as
kegiat
an

SK

kg
(lgkh
5)
7=(5/4
)

86400

0,0
7
0,0
7

1,5373
94
1,5373
94

86400

0,0
7

1,5373
94

86400

kbutuhan
tenaga
8=(total
7)+6

151,5431
134
1
1

Membuat KIUP
Mencaatat di
register
pendaftaran
Mencatat buku
ekpedisi
Distribusi
dokumen

1
2
1
3

waktu kerja tersedia


Factor
hari kerja
efektif(5
hari/minggu)
cuti tahunan
libur nasional
waktu kerja

stand
ar
beba
n
kerja
4=3/
2

rekam medis
288
7
10
5
37

5619
9
5619
9
5619
9
5619
9
5619
9
5619
9

25920
25920
25920
86400
86400
86400

0,0
7
0,0
7
0,0
7

0,4612
18
0,4612
18
0,4612
18

0,0
7
0,0
7
0,0
7

1,5373
94
1,5373
94
1,5373
94
10,608
02

hari kerja
tersedia
jam kerja
tersedia
total menit
kerja tersedia

271
1355
81300

Analisa hasil WISN

Kategori SDM
petugas
TPPRI ,tupoksi :
1. menerima
pasien baru
2. menerima
pasien lama
3.bersama2
pasien/klga
pasien
menentukan kls
perawatan
4. mnjlaskan
mengenai tarif
layanan RI dg
fasilitas2 ruang
RI
5. menyiapkan
form2 RI yg
sesuai dg kasus
penyakitnya
6.mengantar pas
kebangsal yg
dtuju brsma form
RI yg sesuai dg
kasusnya
7. memberi
infrmasi tntg
adnya mutasi
pasien kpd klga
pasien ,pengunjung
/instansi/badan/o
rang yg
memerlukan info

jml sdm yg ada


2

jml sdm
dibutuhk
an
151,55

jumla
h
0,013

38

tntg keberadaan
pas RI
kesimpulanya kekurangan tenaga jika WISN kurang
dari 1
jadi di RSUD Sunan Kalijaga demak di TPPRJ kekurangan
tenaga kerja

2.

PENGORGANISASIAN UNIT KERJA RMIK


a. Visi Misi dan Tujuan IRM
VISI
Terwujudnya rekam medis sebagai sumber daya manusia pelayanan
kesehatan dan manajemen di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak
MISI
a. Melaksanakan sistem rekam medis sesuai dengan buku pedoman dan
standar yang ditetapkan.
b. Memberikan pelayanan rekam medis yang bermutu tinggi sesuai
standar profesional tertinggi.
c. Penataan sistem administrasi dan manajemen rekam medis.
d. Mengembangkan pola pendidikan dan pelatihan petugas rekam medis
untuk mencapai kinerja profesional.
e. Meningkatkan jalinan kerjasama antar bagian di rumah sakit.
TUJUAN UMUM dan KHUSUS RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
Melaksanakan fungsi manajemen yaitu merencanakan, memimpin,
mengawasi, mengkoordinasi, serta mengevaluasi rekam medis dalam
rangka mencapai visi dan misi RSUD Sunak Kalijaga Kabupaten Demak.
b. Cara Pengorganisasian Pekerjaan
1. Penanggung Jawab Rawat Jalan
Rawat Jalan dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi. Senin-Kamis
dimulai pukul 07.15-11.00,sedangkan hari Jumat-Sabtu dimulai pukul
07.15-10.00
a) Afid Kurniawan,Amd.PK
b) Latifatul Mukarofah
c) Surati
d) Aget Miftachus Salam
e) Fiqi Afa, SE
f) Rizky Cahyono
g) Agung Saputro
h) Muhammad Arifin
i) Dody Cahyo Edi Sambodo
39

2. Penanggung Jawab TPPRI


Rawat Inap dibagi menjadi 3 shift yaitu Pagi,Siang dan Malam
a) Suharsi
b) Heru Susilo
c) Adi Purnomo
d) Susi
e) Widyani Ari
f) Andika Purba
3. Penanggung Jawab Assembling
Assembling dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul
07.30-14.00
a) Martuti Dwijayah Amd.PK
b) Saidatun
c) Zaenah
d) Susilo W
e) Rika Fatmala
4. Penanggung Jawab Koding/Indeksing
Koding/Indeksing dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai
pukul 07.30-14.00
a) Sri Utami Amd.PK
b) Sri Eko Rika Purwanti Amd.PK
c) Endang Nurhasanah
d) Wildan Furqoni,Amd.PK
5. Penanggung Jawab Filling
Filling dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi dimulai pukul
07.30-14.00
a) Kiswan
b) Daryanto,SH
6. Penanggung Jawab Analising Reporting
Analising Reporting dibagi menjadi satu shift yaitu shift pagi
dimulai pukul 07.30-14.00
a) Ika Kurniasari,Amd.PK

c. Hubungan koordinasi dengan unit kerja terkait (unit rawat jalan,rawat inap,
rawat darurat.
RM menyediakan DRM untuk pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat
Darurat.Koordinasi horizontal, hubungan antara individu atau kelompokkelompok pada tingkat yang sama menurut tugas dan fungsinya, keduanya
mempunyai kaitan satu dengan yang lain sehingga diperlukan adanya
organisasi.
3.

PERENCANAAN FASILITAS di UNIT KERJA RMIK


a. Prediksi Kebutuhan Rak Filling
Kapasitas Rak File.
Diketahui : Panjang rak = 100cm
Lebar rak = 40cm
40

Panjang DRM = 35cm


Lebar DRM = 27cm

Tinggi rak = 177 cm


rata-rata tebal DRM = 0,5cm
Jml sub rak =96
Jml Rak =4 rak
Ditanya : Kebutuhan Rak filing untuk tahun 2013 ?
Jawab :
Dimana : Y = Jumlah DRM
X = unit tahun yang dihitung berdasarkan tahun dasar

Table 1.2 Tabel Perhitungan Analisa Kebutuhan Rak File


No

Tahun

XY

2010

12750

-2

-25500

2011

12074

-1

--12074

2012

13092

2013

15428

15428

2014

16200

32400

Jumlah

69544

10

10254

a=

= Y

b=

=nn
XY

69544

= 13908,8

5= 1025,4
10254
10

y 2015=a+bX
(x)
y 2015=13908,8+ 1025,4(3)

= 13908,8+ 3076,2 = 16985


Kapasitas Rak = panjang rak x jumlah sub rak
= 100 x 96
= 9600 DRM
PP dibutuhkan = (jml. DRM tahun prediksi Retensi) x (tebal DRM + ekspansi.file )
= (16985-1698,5 x (0,5 + 0,05)
=15289,5 x 0,55
=8409,2 cm
Kebutuhan rak= PP dibutuhkan : kapasitas rak
= 8409,2 : 9600
= 0,88rak / 1 rak
Berdasarkan prediksi jumlah pengunjung tahun 2015, RSUD Sunan
Kalijaga Demak membutuhkan penambahan 1 rak aktif

b. Aspek Ergonomi Loket Pendaftaran dan Lemari Filling di RSUD Sunan


Kalijaga Demak

41

Dimensi sarana

Antropometri DRM

Simpulan

Bagian

Ukuran (cm)

Bagian

Ukuran (cm)

Tinggi Rak

177

Jangkauan tangan

191

keatas
2

Panjang rak

100

Panjang depa

Ergonomis lebih tinggi


dari rak filling

173

Ergonomis karena
lebih pendek dari
antropometri

Lebar rak

40

Jangkauan tangan ke
42

78,5

Ergonomis karena

depan

lebih mudah untuk


menjangkau antar rak

Tinggi sub rak

43

Panjang DRM

35

Ergonomis karena
lebih tinggi dari
panjang DRM

Panjang sub

99

Rata-rata tebal DRM

3,5

rak

Ergonomis karena
lebih panjang dari
ukuran rata-rata tebal
DRM

Lebar sub rak

38

Lebar DRM

27

Ergonomis karena
lebih lebar dari DRM

Jarak antar rak

62

Lebar 2 kali bahu

124

petugas

Belum ergonomis
karena di bawahdari
ukuran antropometri
petugas

ANTROPOMETRI RAK FILE

ANTROPOMETRI LOKET PENDAFTARAN


NO

DIMENSI SARANA
BAGIAN

ANTROPOMETRI
UKURAN

BAGIAN

(cm)

SIMPULAN
UKURAN
(cm)

Panjang loket

93

Panjang depa

173

Ergonomis

Lebar meja loket

60

Jangkauan tangan

78,5

Ergonomis

38

Ergonomis

37

Ergonomis

petugas
3

Tinggi meja loket

kedepan
33

petugas
4

Tinggi meja loket

Tinggi siku posisi


duduk

33

Tinggi siku posisi

43

sisi pasien
5

Tinggi sandaran

duduk
44

kursi petugas

Jarak permukaan

65

alas tempat duduk

Tidak
Ergonomis

sampai tulang
belikat bawah
6

Lebar sandaran

42

Lebar punggung

40

Ergonomis

44

Jarak pantat ke

48,5

Ergonomis

40

Ergonomis

35

Ergonomis

sisi petugas
7

Lebar kursi
petugas

Tinggi kursi

lutut
90

petugas

Tinggi lutut bagian


dalam posisi
duduk

Panjang kursi

44

Lebar paha

petugas

a. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Bertambahnya Beban


Kerja Petugas Filling
1. Faktor fisik meliputi:
a. Penerangan : terang
b. Suhu : dingin
c. Kelembapan : cukup
d. Ventilasi/ sirkulasi : ada, tapi di tutup karena menggunakan Ac
2. Faktor kimia meliputi :
a. Debu
3. Faktor biologi meliputi:
a.
tidak ada
4. Faktor fisiologis
a. Pemberian nomor pada lemari filing kurang jelas
b. Ruangan nya kurang besar untuk ukuran penyimpanan
dokumen
5. Faktor mental- psikologis
Hubungan sesama petugas dan atasan cukup baik.

4. Quality Assurance
a. Standar dan Protap di IRM
1. Pendaftaran
44

No

Kegiatan penting

Dilaksanakan
Ya

1.

Menanyakan pasien baru atau

Tidak

2.

lama
Siapa yang sakit dan keluhan

3.

Mencatat identitas pasien

Tidak
berlaku

sesuai (KTP/SIM)
4.

Dibuatkan KIB dan noRm PADA

buku pengendalian nomor


5.

Melengkapi dokumen RM

6.

Membuat KIUP

7.

Mencaatat di register

8.

pendaftaran
Mencatat buku ekpedisi

9.

Distribusi dokumen

2. Assembling
No

Kegiatan penting

Dilaksanakan
Ya

1.

Menerima dokumen rekam medis dan

Tidak

2.

sensus harian dari unit pelayanan.


Meneliti kelengkapan isi dan merakit

3.

kembali formulir rekam medis.


Mencatat dan mengendalikan

Tidak
berlaku

dokumen rekam medis yang isinya


belum lengkap dan secara periodik
melaporkan kepada instalasi rekam
medis mengenai ketidak lengkapan isi
dokumen dan petugas yang
bertanggung jawab terhadap
4.

kelengkapan isi tersebut


Menyerahkan dokumen rekam medis

yang sudah lengkap ke fungsi koding


5.

dan indeksing.
Menyerahkan sensus harian ke fungsi

45

analisis dan pelaporan.


3. Koding
No

Kegiatan penting

Dilaksanakan
Ya

1.

Membuat daftar penyakit dan tindakan

Tidak
berlaku

Tidak

yang sering ditulis dokter dengan


2.

nomor kode yang sesuai.


Mencatat kode penyakit dan tindakan

yang ditulis para dokter,sesuai ICD-X


3.

dan ICD-9 CM.


Membuat indeks penyakit dan

4.

tindakan.
Membuat daftar 10 besar penyakit dan

5.

tindakan berdasarkan indeks.


Menyimpan dan menyediakan indeks

untuk analisi data rekam medis.

4.Analising dan Reporting


No

Kegiatan penting

Dilaksanakan
Ya

1.
2.

Menerima sensus harian dari fungsi


Merekap sensus harian ke rekapitulasi

Tidak

3.

harian,bulanan dan tribulanan


Membuat laporan mortalitas rumah

4.

sakit berdasarkan indeks kematian


Membuat laporan jenis operasi rumah

5.

sakit berdasarkan indeks operasi


Membuat laopran

BOR,LOS,TOI,BTO,NDR,GDR rumah
6.

sakit berdasarkan rekapitulasi bulanan


Membuat pemetaan cakupan

pelayanan rawat jalan,rawat


inap,gawat
7.

darurat,laboratorium,radiologi
Setiap tribulan menyusun laopran RL 1
(data kegiatan rumah sakit)
46

Tidak
berlaku

berdasarkan rekapitulasi dan data


8.

tambahan lain yang diperlukan


Setiap bulan menyusun laopran RL 2a

(data morbiditas pasien rawat inap)


dan RL 2b (data mordibitas pasien
rawat jalan) berdasarkan indeks
9

penyakit rawat inap dan rawat jalan.


Setiap tahun menyusun RL 3 (data

inventerisasirumah sakit) berdasarkan


data dari bagian tata
10.

usaha,perlengkapan dan IPSRS


Setiap tahun menyusun RL 4 (data

ketenagaan rumah sakit) berdasarkan


11.

data dari bagian kepegawaian


Setiap tahun menyusun RL 5 (data

peralatan medis rumah sakit)


berdasarkandata peralatan,asal alat
12.

medis dan keadaannya dari IPSRS


Setiap tahun menyusun RL 6 (infeksi

13.

nsokomial) dari rawat inap


Mengirim laporan rumah sakit

14.

berdasarkan peraturan Depkes


Membuat analisis dan laporan untuk

keperluan manajemen RS

5. ANALISA KUANTITATIF dan KUALITATIF DRM


Analisa Kuantitatif 5 kasus penyakit (non operasi)
No

Diagnosa

No RM

Identifikasi

Pencatatan

Laporan

Otentifikasi

TL

TB

TL

TL

Makrosom

0992xx

Lengkap ,baik,

2
3

nia
CTEV
Febris

1063xx
1009xx

dan tepat waktu


Tidak baik
Lengkap dan

Thypoid
Hipertensi

1009xx

sudah baik
Lengkap dan

GEA

0897xx

sudah baik
Lengkap dan

sudah baik
JUMLAH

47

PERSENTASE

IMR =

100%

Drm yg tidak lengkap


DRM keeluruhan

100%

100%

x 100 % =

1
5

90%

100%

x 100 % = 20 %

Dari 5 populasi acak ditemukan 1 kasus yang tidak lengkap


Analisa Kuantitatif 3 kasus bedah dengan operasi
No

Diagnosa

Myoma

No RM

098140

Identifikasi

Pencatatan

Laporan

Otentifikasi

TL

TB

TL

TL

uteri
e2

Serotinus

Keterangan

Tidak baik tapi


tepat waktu

070701

Lengkap ,baik,
dan tepat waktu

BPH

094595

(benign

dan tepat waktu

prostate
hypertropic)
JUMLAH
PRESENTASE

IMR =

Lengkap ,baik,

3
100%

Drm yg tidak lengkap


DRM keeluruhan

3
0
100%

x 100 % =

1
90%

1
3

3
0
100%

x 100 % = 33 %

Dari 3 populasi acak ditemukan 1 kasus yang tidak lengkap

48

0
100%

49

6. KONSEP MANAJEMEN RESIKO di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


1. Identifikasi manajemen resiko di bagian pendaftaran
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu petugas di bagian pendaftaran
rawat jalan yaitu kurangnya kenyamanan di karenakan tidak ada sekat antara
pasien dan petugas, sehingga jika ada pasien yang mempunyai penyakit yang
memungkinkan menular petugas khawatir akan tertular penyakit dari pasien
tersebut. Sehingga di perlukan adanya sekat atau pemisah antara pasien dengan
petugas yang melayani untuk meminimalkan resiko penularan penyakit yang di
derita pasien ke petugas.
2. indentifikasi manajemen resiko di bagian filing
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama PL pada
bagian filing ditemukan beberapa hal yang akan menimbulkan resiko terhadap
petugas yaitu, di bagian filing ruang penyimpanan drm dari nomor 70-90 lemari
nya terbuat dari kayu yang berisiko roboh ketika petugas akan mengambil drm
karena lemari yang terlalu penuh, Jarak antar rak terlalu sempit yang akan
menyulitkan petugas beraktifitas di ruang tersebut, selain itu banyak dokumen
yang di tumpuk di lantai yang menyebabkan penumpukan debu, dan menyulitkan
petugas mengambil drm di karenakan terhalang penumpukandrm tersebut
7. Klasifikasi Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Serta Tindakan ( KKPMT )

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Manajemen Unit Kerja (MUK II)
1. Sumber Daya Manusia Di Unit IRM
a. Kepala Instalasi Rekam Medis : Berdasarkan pendidikan terakhir dan
menurut SOP belum sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Kepala
Instalasi Rekam Medis
b. Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan : Berdasarkan pendidikan
terakhir dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis
sebagai . Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan
c. Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap :
Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut SOP belum sesuai dengan kriteria
jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat
dan Rawat Inap
d. Penanggung Jawab Assembling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan
menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Assembling
e. Penanggung Jawab Filling : Berdasarkan pendidikan terakhir dan menurut
SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai Penanggung
Jawab Filling
d. Penanggung Jawab Analising Reporting : Berdasarkan pendidikan terakhir
dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Analising Reporting
e. Penanggung Jawab Koding/Indeksing : Berdasarkan pendidikan terakhir
dan menurut SOP sudah sesuai dengan kriteria jabatan di Rekam Medis sebagai
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Koding/Indeksing
2. Prediksi Kebutuhan SDM di TPPRJ
Menurut hasil perhitungan yang telah dilakukan dibutuhkan tenaga TTPRJ
sebanyak satu orang.
3. Prediksi Kebutuhan Rak Filling
64

Menurut hsil perhitungan dibutuhkan penembaha rak filiing sebanyak 1 buah.


4. Ergonomi
a. Desain Saran Rak Filling
Pada dasarnya Desain sarana kerja rak filling di RSUD Sunan Kalijaga Demak
sudah sesuai dengan teori, hanya saja masih ada beberapa sarana yang belum
sesuaidengan antropometri petugas, diantaranya :
1) Jarak antar rak
Belum ergonomis karena di kurang dari 2 kali ukuran lebar bahu petugas
b. Desain Sarana Loket Pendaftaran
Pada dasarnya Desain sarana kerja loket pendaftaran di RSUD Sunan
Kalijaga Demak sudah sesuai dengan teori, hanya saja masih ada beberapa
sarana yang belum sesuaidengan antropometri petugas, diantaranya :
1) Tinggi sandaran kursi petugas
Belum ergonomis karena kurang dari ukuran tinggi dari alas tempat duduk
sampai tulang belikat bawah petugas pendaftaran.
5. Faktor penyebab bertambahnya beban kerja petugas di filling
Faktor Fisik antara lain :
a. Penerangan : sesuai karena di RSUD Sunan Kalijaga Demak hanya ada 1
shift (pagi)
b. Suhu

: sesuai dengan teori karena dalam ruangan filling dingin dan

tidak pengap 16-220C


c. Kelembapan : sesuai dengan teori
d. Ventilasi / sirkulasi
:
sesuai , di RSUD Sunan Kalijaga demak
menggunakan AC
Faktor kimia antara lain :
Terdapat debu dan tumpukan DRM yang belum di masukan ke dalam rak
filling.dan tumpkan DRM yang sudah di retensi tapi belum di hancurkan.
Faktor biologi antara lain :
Sesuai dengan teori karena tidak di temukan hewan yang mengganggu
kegiatan petugas
Faktor fisiologi antara lain :
Belum sesuai dengan teori sebab dalam sistem penomoran rak filling belum
urut dan membingungkan.
Faktor Psikologi antara Lain :
Sudah sesuai teori karena hubungan antara atasan dengan bawah terjalin
dengan baik.
B. Manajemen Mutu dan Informasi Kesehatan ( MMIK II )
1. Standar dan Protap
Pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sudah sesuai dengan standar dan protap yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif
Analisis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengetahui ketidak lengkapa
dokuemen. Dari 5 kasus DRM non bedah hanya satu DRM yang kurang baik n dikarenakan
laporan tidak lengkap, sedangkan IMR nya yaitu 25%.
3. Manajemen Resiko

65

Di bagian pendaftaran di butuhkan skat atau pemisah antara pasien dengan petugas
yang melayani untuk meminimalkan resiko penularan penyakit yang diderita pasien ke
petugas.
Di bagian filling perlu penambahan rollpack , pelebaran ruangan dan barang atau
penumpukan DRM yang sudah di retensi harusnya langsung di pindahkan keruangan
khusus DRM inaktif.
C. Klasifikasi kodefikasi penyakit serta masalah dan tindakan (KKPMT)
Kode sudah sesuai, autentifikasi sudah baik hanya pencatatan yang kurang baik
karena terdapat beberapa tulisan yang sulit di baca oleh petugas rekam medis.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1

Sumber daya manusia di unit IRM sebagian besar berdasarkan pendidikan


terakhir sudah sesuai menurut SOP dan ada sebagian yang belum sesuai
seperti kasi rekam medis dan penanggung jawab rekam medis gawat darurat
dan rawat inap

66

Prediksi kebutuhan tenaga kerja loket rawat jalan adalah 1 orang.

Dibutuhkan penambahan rak sebanyak 1 buah rak di bagian filling.

Desain meja dan kursi petugas sudah cukup sesuai, hanya saja ada beberapa
desain yang masih perlu dibenahi sehingga menjadi lebih nyaman.

Desain sarana dan prasarana kerja di RSUD Sunan Kalijaga Demak sudah
cukup baik.

Lingkungan kerja di RSUD Sunan Kalijaga sudah cukup ergonomis, yang


kurang ergonomis hanya pada ruang filing, pada filling pencahayaan dari sinar
matahari kurang, suhu, kelembapan dan ventilasinya kurang.

Petugas IRM Sunan Kalijaga sudah menjalankan pekerjaan sesuai dengan


protap dan standar yang ditetapkan rumah sakit.

Dari 5 populasi dokumen non bedah yang diteliti angka IMR sebesar 20% jadi
sudah baik karena dari 5 hanya 1 yang tidak lengkap, sedangkan dari 3
populasi dokumen bedah yang diteliti angka IMR sebesar 33% jadi sudah baik
karena dari 3 populasi hanya 1 yang tidak lengkap.

Untuk kode diagnosa sudah sesuai dengan teori untuk autentifikasi sudah baik
hanya ada pencatatan yang kurang baik atau kurang jelas penulisanya
sehingga sulit untuk di baca oleh petugs rekam medis.

B. Saran
1

Pada loket rawat jalan diperlukan adanya sekat atau pemisah antara petugas
pendaftaran denga pasien, untuk mencegah penularan penyakit dari pasien ke
petugas.

Memisahkan DRM yang sudah diretensi dari ruang filling aktif ke inaktif untuk
mencegah penumpukan dokumen dan debu pada ruang filling aktif, serta untuk
mempermudah petugas dalam mengambil dokumen, karena DRM yang
menumpuk dapat menghalangi jalan petugas filling untuk mengambil dokumen.

Daftar Pustaka
1. Depkes,Dirjen Yanmed, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
Sakit. Jakarta. 1993
2. Shofari,

Bambang.

2008.

Modul

Quality

Assurance

Rekam

Medis

dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang

67

(tidak

3. Shofari, Bambang. 2008. Modul Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (tidak
dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang

68

Anda mungkin juga menyukai