Lapsus DRG Len
Lapsus DRG Len
ORAL CANDIDIASIS
DAN CHEILITIS
Disusun Oleh:
Syamsinar
101611101082
Pembimbing:
drg. Lenny R Dewi, Sp. PM
BAGIAN ORAL MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oral Candidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh
candida.
kandida
merupakan
mikroflora
normal
pada
rongga
mulut,
karena
pertumbuhan
berlebihan
dari
jamur
candida,
yang
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Oral Candidiasis
2.1.1 Definisi dan Etiologi Oral Candidiasis
Oral candidiasis merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis C. albicans. Oral
candidiasis pertama kali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang
melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Candida.
Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya
(C.albicans, C. tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan
C.guilliermondii) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur
terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab
infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40% C. albicans pada rongga mulut
orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65%
pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang
menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS (Langlais, 1998).
Oral candidiasis dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.
Meningkatnya prevalensi infeksi C. albicans ini dihubungkan dengan kelompok
penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi
maligna. Odds dkk (1990) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545
penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis (Langlais, 1998).
2.1.2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya oral candidiasis terdiri atas faktor lokal dan
sistemik. Beberapa faktor lokal tersebut seperti penggunaan gigi tiruan,
xerostomia, dan kebiasaan merokok. Penggunaan gigi tiruan dapat memberikan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jamur Candida yaitu lingkungan
dengan pH yang rendah, sedikit oksigen, dan keadaan anaerob. Faktor lokal
palatum
dan
lidah.
Mukosa
disekitarnya
tidak
meradang
dan
jamur ini adalah akibat dari ketidakseimbangan dalam ekosistem oral antara
lactobacillus acidophilus dan candida albicans. Antibiotik yang diterima oleh
pasien mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan organisme candida
tumbuh subur. Infeksi tersebut membuat daerah-daerah mukosa permukaan
mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang tidak menimbul.
Sakit seperti terbakar adalah keluhan utama yang paling sering. Distribusi dari
bercak-bercak kandidiasis atropik akut seringkali menunjukkan penyebabnya.
Lesi yang mengenai mukosa pipi, bibir dan orofaring seringkali menunjukkan
adanya pemakaian antibiotik secara sistemik, sedangkan merahnya lidah dan
palatum lebih umum setelah penggunaan antibiotik isap. Jika mengenai lidah,
maka permukaan yang tanpa papila-papila filiformis adalah umum. Jarang suatu
kandidiasis mengenai gusi cekat. Jika ini merupakan temuan klinis, maka supresi
imun yang parah adalah kemungkinan yang paling besar. Diagnosis infeksi
candida
harus
berkembang
dipastikan
atau
dengan
bentuk-bentuk
adanya
hife
pada
organisme-organisme
pewarnaan
usap
sedang
sitologik.
dan terapi steroid. Walaupun lesi berupa bercak tetapi lesi biasanya mengenai
seluruh permukaan jaringan dibawah gigi tiruan atas, sampai puncak ridge tetapi
jarang meluas sampai ke permukaan bukal atau labial dari alveolar. Mukosa
berwarna merah terang dan kenyal, seperti bila seluruh permukaan tertutup oleh
kelompok lesi yang berdiameter 12 mm. Pada celah antar lesi terdapat cairan
berwarna keputihan dan bercakbercak thrush.
faktor
predisposisi
terhadap
infeksi
candida.
Lesi
mempunyai
kecenderungan yang besar untuk berubah menjadi ganas, bahkan pada tahap awal
sekalipun, tetap terlihat displatik epitelium pada biopsi atau bahkan karsinoma.
Nystatindan Amphoterisin B dapat diberikan untuk diisap 4 kali perhari, tetapi
tampaknya kurang bermanfaat (Gayford dan Haskel, 1990).
Terapi
Kandidiasis
umumnya
ditanggulangi dengan
Dari beberapa golongan antijamur tersebut diatas, yang efektif untuk kasus
kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain amfotericine B, nystatin,
miconazole, clotrimazole, ketokonazole, itrakonazole dan flukonazole. (Mc
cullough, 2005).
Amfoterisin B dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja
obat ini yaitu dengan cara merusak membran sel jamur. Efek samping terhadap
ginjal seringkali menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml ) dapat
digunakan sebanyak 4 kali /hari.
Nystatin dihasilkan oleh streptomyces noursei,mekanisme kerja obat ini
dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas membran
sel. Sediaan berupa suspensi oral 100.000 U / 5ml dan bentuk cream 100.000 U/g,
digunakan untuk kasus denture stomatitis.
Miconazole mekanisme kerjanya dengan cara menghambat enzim
cytochrome P 450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan
sintesa ergosterol dan selanjutnya terjadi ketidak normalan membran sel. Sediaan
dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4 kali /hari setengah sendok makan,
ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan.
Clotrimazole, mekanisme kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya
berupa troche 10 mg, sehari 3 4 kali.
Ketokonazole (ktz) adalah antijamur broad spectrum.Mekanisme kerjanya
dengan cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan
permeabilitas membran sel, Obat ini dimetabolisme di hepar.Efek sampingnya
berupa mual / muntah, sakit kepala,parestesia dan rontok. Sediaan dalam bentuk
tablet 200mg Dosis satu kali /hari dikonsumsi pada waktu makan.
Itrakonazole,
efektif
untuk
pengobatan
kandidiasis
penderita
2 minggu. (Greenberg,
2.2 Cheilitis
2.2.1 Depenisi
Cheilitis adalah suatu istilah yang luas yang menggambarkan keradangan
pada bibir yang mempunyai gejala klinis bibir terlihat kering,deskuamasi,
berfissure dan kemerahan. Pada umumnya cheilitis dapat disebabkan karena sinar
matahari atau cuaca kering yang menyebabkan bibir terkelupas. Demikian juga
dengan halnya reaksi alergi terhadap lipstik, makanan dan minuman. Bisa juga
disebabkan
karena
pertumbuhan
berlebihan
dari
jamur
candida,
yang
actinic
adalah
kondisi
patologis
yang
paling
sering
mempengaruhi vermilion border dari bibir bawah. suatu lesi klinis dari bibir
bawah akibat dari kerusakan paparan sinar matahari yang berlebihan. aktinik
cheilosis" adalah bentuk cheilitis yang merupakan counterpart actinic keratosis
kulit dan dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa (Rossi,2007).
Pada cheilitis actinic terdapat bintik-bintik dari bibir dengan daerah atrofi
atau erosi dangkal dan kasar , bersisik, ada penebalan warna keputihan dari bibir
di perbatasan bibir dan kulit. Ada juga hilangnya perbatasan biasanya tajam antara
bibir merah dan kulit normal, yang dikenal sebagai perbatasan vermillion. Bibir
tersebut dapat menjadi bersisik dan indurated sebagai cheilitis actinic
berlangsung. Lesi biasanya tidak nyeri lebih umum pada laki-laki yang lebih tua,
dan lebih umum pada orang dengan kulit ringan dengan riwayat kronis paparan
sinar matahari. Orang albinisme sanagt beresiko terhadap actinic cheilitis.
3.Cheilitis monoliasis
Cheilitis monoliasis adalah peradangan pada bibir yang berkaitan dengan
candida albicans dan kebiasaan menjilat bibir. Candida dapat masuk kelapisan
lapisan permukaan epitel pada bibir setelah mukosa rusak ,yang disebabkan oleh
keaadaan basah dan kering yang berulang ulang dari jaringan bibir. Akibatnya
terjadi pengelupasan epitel permukaan dan dapat terlihat sisik keputihan halus
yang terdiri atas mukus saliva yang kering. Keadaan yang kronis ditandai dengan
oleh fissura verikal yang sakit dan berulserasi serta lambat sembuhnya.
4. Cheilitis Glanduralis
Cheilitis glandularis (CG) adalah sebuah diagnosa klinis yang menunjuk
pada penyakit inflammatory lunak yang esensial, tidak umum dan belum
dipahami dengan baik pada kelenjar-kelenjar sub-mukosa di bibir bawah. Kondisi
ini ditandai dengan pembesaran dan penonjolan mukosa labial bawah yang
menyebabkan tidak jelasnya batas antara mukosa dan vermilion (bagian bibir
yang berwarna merah). Penyebab dari cheilitis glanduralis ini susah dipastikan
namun beberapa hali menyatakan bahwa infeksi bakteri, radiasi matahari,
tembakau, kebersihan mulut yang buruk dan faktor keturunan juga merupakan
penyebab terjadinya cheilitis glnduralis. Dengan adanya pengaruh eksternal dan
paparan kronis, membran mucus bawah yang lembut akan mengalami perubahan
akibat pengaruh lingkungan, mengakibatkan erosi, pembisulan, pengerasan kulit,
dan terkadang infeksi. Yang paling penting, kerentanan terhadap injury akibat
KESIMPULAN
Kandidiasis rongga mulut secara klinis dapat ditemukan lima tipe, dengan
gambaran klinis yang berbeda beda, dapat menimbulkan gejala sakit atau tidak.
Oral candidiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, sehingga
terapi yang dilakukan adalah dengan memberikan antifungi seperti nistatin,
amfoterisin dan golongan imidazol.
Cheilitis adalah suatu istilah yang luas yang menggambarkan keradangan
pada bibir yang mempunyai gejala klinis bibir terlihat kering,deskuamasi,
berfissure dan kemerahan.
Cheilitis dibedakan menjadi lima macam yaitu cheilitis eksfoliatif, cheilitis
actinic, cheilitis monoliasis, cheilitis glandularis, cheilitis granulomatosa.