SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
OLEH:
MARIA ULFA
09310093
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA
SUMATRA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang
SKIZOFRENIA HIBEFRENIK ini dapat selesai sesuai waktunya, makalah ini
ditunjukan guna memenuhi tugas akhir Ilmu Kedokteran Jiwa.
Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini, makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini dan guna perbaikan di
makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan dapat
bermanfaat bagi Ilmu Kedokteran Jiwa pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................. 3
Daftar Isi
................................................................................. 3
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
................................................................................. 4
1.2 Tujuan
Penulisan
................................................................................. 6
1.3 Manfaat
Penulisan
................................................................................. 7
................................................................................. 8
2.2 Etiologi
................................................................................. 10
................................................................................. 15
2.5 Diagnosis
................................................................................. 17
................................................................................. 29
................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
urban
dan
pada
kelompok
sosial
ekonomi
rendah.
ditemukan
di
gawat
darurat
karena
beratnya
gejala,
gerakan-gerakan
aneh,
mengucap
berulang-ulang
dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Skizofrenia
ditandai
dengan
kepribadian,
distorsi
terhadap
realitas,
usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun.
Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau dating secara tibatiba pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stress
(Atkinson dkk, 1992)
Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik.
Beberapa pendapat yang menyebutkan tentang pengertian Skizofrenia, antara
lain:
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk Skizofrenia yang ditandai
dengan perilaku klien regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, wajah
dungu, tertawa-tawa aneh, meringis dan menarik diri secara ekstrim.
(Townsend, alih bahasa Helena, 1998:143).
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan
perubahan afektif yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham
dan halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus (fragmentary),
perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta
umumnya maneurisme (Depkes RI, 1993:111-112).
Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau kacau
balau yang ditandai dengan inkoherensi, affect datar, perilaku dan tertawa
kekanak-kanakan,
menyeringai
yang
terpecah-pecah,
dan
perilaku
aneh
seperti
prilaku
yang
tidak
bertanggung
jawab
dan
tak
dapat
1. Faktor predisposisis
seperti
pada
harga
diri
rendah
antara
lain
a. Faktor genetik
skizofreia
maka
peluangnya
menjadi
35%.
b. Faktor neurologis
10
e. Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas,
terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah
yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor fisiologis
Faktor-faktor
pencetus
respon
neurobiologis
meliputi
informasi
Mekanisme
di
thalamus
penghantaran
listrik
dan
di
frontal
saraf
otak.
terganggu.
2.3.
11
Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa
maksudnya.
2.
Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau ketololtololan.
3.
12
4.
Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai
suatu kesatuan.
5.
6.
7.
Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakangerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan
cenderung untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial (Dadang
Hawari, 2001 :640).
13
Waham; yaitu suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar
belakang sosial budaya serta pendidikan pasien, namun dipertahankan oleh
pasien dan tidak dapat ditangguhkan.
Siar pikiran, yaitu pasien merasa bahwa pikirannya dapat disiarkan melalui
alat-alat bantu elektronik atau merasa pikirannya dapat dibaca oleh orang
lain. Terkadang pasien dapat mengatakan bahwa dirinya dapat berbincangbincang dengan penyiar televisi maupun radio. Beberapa pasien juga
mengatakan pikirannya dimasuki oleh pikiran atau kekuatan lain atau
ditarik/diambil oleh kekuatan lain.
2.4.
Psikofisiologi
1. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa
a. Tahap comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa,
klien biasanya mengkompensasikan stresornya dengan koping
14
15
2.5. Diagnosis
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia ;
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja
atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis. Untuk
diagnosis
hebefrenia
yang
menyakinkan
umumnya
(reiterated
phrases);
Dorongan
kehendak
(drive)
dan
yang
bertujuan
2.6. Penatalaksanaan
17
6. Thorazine ( chlorpromazine)
3. Navane (thiothixene)
7. Trilafon (perphenazine)
4. Prolixin (fluphenazine)
----Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer
atypical antipsycotic.
----Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama,
pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat
menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti.
Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian
antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil
secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang
lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot
formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih
dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot
formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic.
b. Newer Atypcal Antipsycotic
18
(risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa
(olanzopine)
Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasienpasien dengan Skizofrenia.
c. Clozaril
----Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal
yang pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak
merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan,
Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada
kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah
putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat
Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para
ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat
antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Cara penggunaan
19
Pada
klinis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping
sekunder.
Pemilihan
dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalen.
Apabila
dosis yang
sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat
psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis
ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.
Apabila
antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek
sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang
Dalam
oOnset
oOnset
oWaktu
o Dosis
samping
(dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu
kualitas hidup pasien
20
Mulai
dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari sampai
bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali.
Untuk psikosis reaktif singkat penurunan obat secara bertahap setelah
hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu - 2bulan.
Obat
yaitu:
gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain.
Keadaan ini akan mereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi
sulfas atrofin 0,25 mg IM dan tablet trihexypenidil 3x2 mg/hari)
21
Obat
anti pikosis long acting (perenteral) sangat berguna untuk pasien yang
tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap
medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap 2 minggu pada bulan
pertama baru ditingkatkan menjadi 1 cc setap bulan. Pambarian anti psikosis
long acting hanya untuk terapi stabilisasi danpemeliharaan terhadap kasus
skizofrenia.
Penggunaan
ortostatik pada waktu peubahan posisi tubuh (efek alpha adrenergik blokade).
Tindakan mengatasinya dengan injeksi noradrenalin (effortil IM)
---Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama
----Newer atypical antipsycoic merupakan terapi pilihan untuk penderita
Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal
dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah.
----Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk
mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan
diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat
selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)
Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)
----Biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat, untuk itu, sangat
penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat.
Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang
ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat
22
pasien-pasien
Skizofrenia
episode
pertama
tetap
23
dan
kaki.
Kadang-kadang
dokter
dapat
memberikan
obat
tersebut.
Untuk
mengatasinya
biasanya
dokter
akan
24
Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku
----Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan
sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri
sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah
didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang
diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan
demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara
lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat
diturunkan.
b. Terapi berorintasi-keluarga
----Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan
dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien skizofrenia kembali seringkali
mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap
hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas
25
26
yang
prematur
dan
penggunaan
nama
pertama
yang
27
2.7. Prognosis
Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe
lainnya, prognosisnya
Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan fungsinya
dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya gangguan
tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya
cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan
kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali
untuk waktu yang singkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia
28
1.Keluarga
Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya.
jangan membeda-bedakan antara orang yang mengalami Skizofrenia dengan
orang yang normal, karena orang yang mengalami gangguan Skizofrenia
mudah tersinggung.
2.Inteligensi
Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi
akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya
rendah.
3.Pengobatan
Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil pasien
(kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah
fungsi mental yang cukup normal. Kedua antagonis reseptor dopamine
disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien
skkizofrenia perlu di beri obat Risperidone serta Clozapine.
4.Reaksi Pengobatan
Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap obat
lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang tidak bereaksi
terhadap pemberian obat.
5.Stressor Psikososial
Apabila stressor dari skizofrenia ini berasal dari luar, maka akan mempunayi
dampak yang positif, karena tekanan dari luar diri individu dapat
diminimalisir atau dihilangkan. Begitu pula sebaliknya apabila stressor
29
datangnya dari luar individu dan bertubi-tubi atau tidak dapat diminimalisir
maka prosgnosisnya adalah negatif atau akan bertambah parah.
6.Kekambuhan
penderita skizofrenia yang sering kambuh prognosisnya lebih buruk.
7.Gangguan Kepribadian
Prognosis untuk orang yang mempunyai gangguan kepribadian akan sulit
disembuhkan. Besar kecilnya pengalaman akan memiliki peran yang sangat
besar terhadap kesembuhan.
8.Onset
Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset yang lambat
dan akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki prognosis yang lebih
baik.
9.Proporsi
Orang yang mempunyai bentuk tubuh normal (proporsional) mempunyai
prognosis yang lebih baik dari pada penderita yang bentuk tubuhnya tidak
proporsional.
10.Perjalanan penyakit
Pada penderita skizofrenia yang masih dalam fase prodromal prognosisnya
lebih baik dari pada orang yang sudah pada fase aktif dan fase residual.
11.Kesadaran
Kesadaran orang yang mengalami gangguan skizofrenia adalah jernih. Hal
inilah yang menunjukkan prognosisnya baik nantinya.
30
Prognosis Baik
Onset lambat
Prognosis Buruk
Onset muda
jelas
Onset akut
Riwayat
Riwayat
sosial,
seksual
dan
pekerjaan
yang
baik
mood
pekerjaan
duda
Sistem pendukung yang buruk
gangguan
(terutama
gangguan depresif)
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologist
Riwayat trauma perinatal
Menikah
Riwayat
keluarga
gangguan mood
Sistem
dan
premorbid
Gejala
social
pendukung
yang baik
Gejala positif
31
32
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik.
Beberapa pendapat yang menyebutkan tentang pengertian Skizofrenia, antara
lain:
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk Skizofrenia yang ditandai
dengan perilaku klien regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, wajah
dungu, tertawa-tawa aneh, meringis dan menarik diri secara ekstrim.
(Townsend, alih bahasa Helena, 1998:143).
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan
perubahan afektif yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham
dan halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus (fragmentary),
perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta
umumnya
maneurisme
(Depkes
RI,
1993:111-112).
33
menunjukkan
gerakan-gerakan
aneh,
mengucap
berulang-ulang
dan
prilaku
yang
tidak
bertanggung
jawab
dan
tak
dapat
34
DAFTAR PUSTAKA
35
1. Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri, ed
7, vol 1, Binarupa aksara, 1997
2. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan
dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta,
2001.
3. Skizofrenia
dan
gangguan
psikotik
lainnya.
Diunduh
dari
http//www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm
tanggal
16
November 2010
4. Skizofrenia.
Naruto.
blogspot.
file:///C:/Documents%20and
%20Settings/F%20A%20D%20L%20I/My%20Documents/makalahskizofrenia.html
5. www.psikomedia.com/article/psikologi-klinis/1006/skizofrenia
tanggal 19 september 2011
36
diunduh