Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
:
:
:
:
MERENCANAKAN, MERAKIT
DAN MENGUJI RANGKAIAN
AUDIO AMPLIFIER 10 WATT
MONO DENGAN IC TDA2003
No. Jobsheet
Kelas/Semester
Waktu
Tanggal
: 02
: X TAV / 2
: 24 jam x 45 menit
:
A. TUJUAN
Setelah selesai praktik diharapkan siswa dapat:
1. Memahami gambar skema rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003;
2. Mengidentifikasi komponen elektronika pasif dan aktif yang membangun rangkaian
audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003;
3. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003;
4. Merakit rangkaian rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003;
5. Melakukan uji dengar rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003
6. Melakukan pengukuran tegangan kerja rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC
TDA2003;
7. Melakukan kalibrasi CH1 dan CH2 Oscilloscope dual trace;
8. Menentukan setting awal AFG untuk menghasilkan sinyal sinusioda dengan
amplitudo 0,1 VP-P pada frekuensi 1 kHz dengan attenuasi 0 dB;
9. Melakukan pengaturan volume control untuk menghasilkan keluaran maksimum
tidak cacat;
10. Menguji respons frekuensi rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan IC TDA2003
untuk seluruh spektrum frekuensi audio 20 Hz 20 kHz;
11. Membuat gambar kurva respons frekuensi rangkaian audio amplifier 10 Watt dengan
IC TDA2003.
B. LANDASAN TEORI
Penguat (amplifier) adalah rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan tegangan atau
arus input menjadi beberapa kali lebih besar pada outputnya. Macam-macam amplifier
dilihat dari besaran yang dikuatkan ada 3 (tiga), yaitu:
1. Amplifier tegangan (voltage amplifier), yaitu: amplifier yang memperbesar amplitudo
tegangan input menjadi beberapa kali lebih besar. Amplifier tegangan biasanya
diterapkan sebagai penguat awal (pre amplifier).
2. Amplifier Arus (current amplifier), yaitu: amplifier yang tidak memperbesar
amplitudo tegangan input tetapi memperkuat arus yang dapat diberikan pada
beban. Amplifier arus ini biasanya diterapkan sebagai penguat akhir dan power
supply.
3. Amplifier Daya (power amplifier), yaitu: amplifier yang selain menguatkan
tegangan/amplitudo sinyal juga menguatkan arus sehingga daya (power) yang
diberikan pada beban menjadi lebih besar.
Amplifier sinyal lemah pada umumnya disebut sebagai penguat tegangan karena
penguat ini biasanya mengonversi sebuah tegangan input kecil menjadi tegangan output
yang jauh lebih besar. Pada sistem audio video rangkaian amplifier dibutuhkan untuk
menjalankan sebuah loudspeaker dan pada aplikasi seperti ini diperlukan Amplifier
Daya. Sesuai namanya, pekerjaan utama dari Amplifier Daya (atau Amplifier Sinyal Kuat)
adalah menyalurkan daya ke beban seperti pada pernyataan sebelumya yakni hasil
pengaplikasian arus dan tegangan ke beban dengan sinyal output menjadi lebih besar
daripada daya sinyal input. Dengan kata lain, sebuah amplifier daya menguatkan daya
input sinyal sehingga rangkaian amplifier jenis ini digunakan dalam penguat sinyal
output audio untuk membunyikan loudspeaker.
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
Rangkaian penguat dasar dibangun dari transistor bipolar tunggal yang terdiri dari 3
(tiga) macam konfigrasi, yaitu:
1. Emitter Bersama (Common Emitter) merupakan konfigurasi penguat transistor
dengan terminal emitter digunakan bersama-sama sebagai input dan
output(dihubungkan ke ground), dengan basis sebagai input dan kolektor sebagai
output.
2. Kolektor Bersama (Common Collector) merupakan konfigurasi penguat transistor
dengan terminal collector digunakan bersama-sama sebagai input dan output
(dihubungkan ke ground/terminal positif batterai secara langsung), dengan basis
sebagai input dan emitter sebagai putput.
3. Basis Bersama (Common Base) merupakan konfigurasi penguat transistor dengan
terminal basis digunakan bersama-sama sebagai input dan output(dihubungkan ke
ground), dengan emitter sebagai input dan kolektor sebagai output.
Peningkatan penguatan dapat diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa
konfigurasi rangkaian amplifier dengan menggunakan kopling antar tingkat penguat. Ada
beberapa macam kopling yang biasa diterapkan dalam rangkaian amplifier, yaitu:
kapasitor, langsung dan trafo.
Penguat daya audio diklasifikasikan ke dalam urutan huruf alphabet berdasarkan
konfigurasi rangkaian dan mode operasinya. Amplifier dibedakan ke dalam kelas operasi
seperti kelas A, kelas B, kelas C, kelas AB, dll. Perbedaan kelas amplifier dikisarkan mulai
dari yang bernilai output linear yang dekat dengan efisiensi rendah hingga yang bernilai
output non-linear dengan efisiensi yang tinggi. Suatu kelas penguat tidaklah lebih baik
atau lebih buruk dibandingkan dengan kelas yang lain setelah tipe operasi ditentukan
melalui penggunaan rangkaian penguat tersebut.
Berikut adalah jenis atau amplifier dengan efisiensi maksimumnya, yang secara umum
paling sering digunakan :
Amplifier Kelas A - memiliki efisiensi yang rendah, lebih rendah dari 40% tetapi
menghasilkan reproduksi dan linearitas sinyal yang baik.
Amplifier Kelas B - dua kali lebih efisien dari kelas A dengan maksimum efisiensi
secara teori sekitar 70% karena perangkat hanya melakukan penguatan (dan
menggunakan daya) pada setengah sinyal input.
Amplifier Kelas AB - memiliki tingkat efisiensi di antara kelas A dan kelas B tetapi
dengan reproduksi sinyal yang sediki lebih buruk dibandingkan dengan amplifier
kelas A.
Amplifier Kelas C - kelas amplifier paling efisien karena hanya sedikit bagian dari
sinyal input yang dikuatkan sehingga sinyal output mengalami sangat sedikit
kemiripan dengan sinyal input. Amplifier kelas C memiliki reproduksi sinyal paling
buruk.
Salah satu contoh rangkaian penguat daya audio (audio power amplifier) yang sederhana
menggunakan IC TDA 2003 yang memiliki bentuk fisik seperti transistor. Perbedaannya adalah
pada jumlah kakinya yaitu 5 pin (pentawatt). Rangkaian ini termasuk penguat kelas AB sehingga
sering digunakan pada audio mobil.
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
5. Bersihkan kaki komponen dan pad PCB dengan menggunakan amplas halus agar hasil
solderan baik (kokoh, mengkilat, dan runcing).
6. Gunakan alat tangan/mekanik dengan benar sesuai dengan fungsinya.
7. Pastikan semua komponen terpasang pada PCB dengan benar sesuai gambar skema
rangkaian.
8. Gunakan alat ukur AVO meter dengan benar, yaitu pemilihan range sesuai dengan
tegangan yang diukur.
9. Pada saat mengukur respon frekuensi dengan menggunakan CRO dan AFG, lakukan
kali brasi CRO terlebih dahulu dan setting awal AFG pada frekuensi tengah (1 kHz)
dengan wave form sinus dan attenuasi 0 dB.
E. GAMBAR KERJA
1. Gambar Skema Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA 2003
Power Amplifier
Load Speaker
Rangkaian Uji
(Audio Amplifier 10
Watt Mono dengan IC
TDA 2003)
RL
(Dummy Load)
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
Osciloscope
CH1
CH2
F. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Cek semua komponen yang akan dirakit dengan menggunakan AVO meter pada
fungsi ohm meter untuk mengidentifikasi komponen pasif dan aktif. Pastikan bahwa
semua komponen dalam kondisi baik. Masukkan hasil pengecakan pada Tabel 1.
3. Cek lay out (solder side) PCB. Pastikan jalur hubungan antar titik/kaki komponen
sudah benar sesuai dengan gambar skema rangkaian.
4. Pasang komponen sesuai dengan tata letak komponen. Pastikan bahwa komponen
terpasang dengan benar sesuai tata letak komponen dan gambar skema rangkaian.
5. Solder kaki komponen pada pad PCB. Penyolderan dimulai dari komponen pasif
terlebih dulu baru dilanjutkan dengan komponen aktif, yaitu: resistor kapasitor
(elco) IC. Gunakan teknik menyolder yang benar agar hasil solderan baik, yang
ditunjukkan dengan hasil solderan matang (mengkilat) dan kokoh.
6. Lakukan pengkabelan dengan benar dan rapi.
7. Pengujian Fungsi Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA 2003
a. Hubungkan input rangkaian uji ke pengaur volume (volume control) yang telah
tersambung dengan out audio R/L DVD player dan output rangkaian uji ke
loudspeaker serta beri catu daya polaritas tunggal 12 VDC. Pastikan semua
sambungan telah benar.
b. Hidupkan DVD player dan catu daya. Putar pengaur volume (volume control)
mulai dari posisi minimum berangsung-angsur naik sampai ke posisi maksimum.
Dengarkan reproduksi suara yang dihasilkan oleh loudspeaker.
c. Masukkan data hasil pengujian fungsi (uji dengar) pada Tabel 1.
8. Pengukuran Tegangan Kerja Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC
TDA 2003 :
a. Hubungkan rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA 2003 pada
catu daya 12 VDC polaritas tunggal. Pastikan bahwa polaritas tersambung dengan
benar.
b. Lakukan pengukuran tegangan kerja rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono
dengan IC TDA 2003 dengan menggunakan AVOmeter pada range DVC.
Masukkan data hasil pengukuran pada Tabel 2.
9. Pengujian Respons Frekuensi Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC
TDA 2003 :
a. Lakukan kalibrasi CRO CH1 dan CH2.
b. Lakukan setting awal AFG, meliputi:
1) Frekuensi = frekuensi tengah 1 kHz
2) Bentuk gelombang (waveform) = sinusioda
3) Attenuasi = 0 dB
4) Amplitudo output AFG = Vinput sebesar = 100 mVP-P = 0,1 VP-P
Agus Saefudin, S.Pd / NIP. 19751018 200903 1 003
Teknik Elektronika Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bawang
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
c. Hubungkan input rangkaian uji pada out AFG dan probe CH1 CRO, output
rangkaian uji pada CH2 CRO, dan terminal VCC dihubungkan ke catu daya 12 VDC
(batterai).
d. Pada saat frekuensi 1 kHz, perhatikan tampilan CRO CH1 dan CH2. Pastikan layar
CRO menampilkan bentuk gelombang input dan output yang bersih (smooth).
e. Lakukan pengukuran untuk seluruh spektrum frekuensi audio 20 Hz 20 kHz,
dengan mengubah-ubah frekuensi AFG. Perhatikan Vin adalah konstan jadi
jangan melakukan perubahan amplitudo AFG. Perhatikan tampilan bentuk
gelombang output CH2.
f. Hitung besar penguatan (gain), yaitu : besar Vout dibagi dengan Vin yang
menunjukkan seberapa X (kali) besar penguatan. Selanjutnya hitung penguatan
dalam decibel (dB), yaitu sebesar 20 log vout/Vin. Masukkan hasil pengukuran
pada Tabel 3.
10. Gambarkan grafik respons frekuensi rangkaian common emitter, common collector,
dan common base pada kertas semilogaritma dan bandingkan hasilnya.
11. Praktik selesai. Kembalikan semua alat dengan rapi dan buatlah laporan praktik.
G. TABEL DATA HASIL PRAKTIK
Tabel 1. Hasil Uji Dengar
Posisi VR
No.
(Volume Control)
1.
Maksimum
2.
Tengah
3.
Minimum
= .... V/div
= ... s/div
= ... div
= ... div
Perioda sinyal
Frekuensi
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
= .... V/div
= ... s/div
= ... div
= ... div
Perioda sinyal
Frekuensi
= .... V/div
= ... s/div
= ... div
= ... div
Perioda sinyal
Frekuensi
Hasil Pengaturan VR (volume control) untuk memperoleh output maksimum tidak cacat:
Vinput
Skala Volt/div
Skala Time/div
Div vertikal (amplitudo)
Div horizontal (perioda)
= .... V/div
= ... s/div
= ... div
= ... div
Perioda sinyal
Frekuensi
Skala Volt/div
Skala Time/div
Div vertikal (amplitudo)
Div horizontal (perioda)
= .... V/div
= ... s/div
= ... div
= ... div
Perioda sinyal
Frekuensi
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
No.
1.
20
2.
50
3.
80
4.
100
5.
200
6.
500
7.
1K
8.
2K
9.
5K
10.
10 K
11.
12 K
12.
15 K
13.
20 K
Jobsheet Praktik: Merencanakan, Merakit dan Menguji Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC TDA2003
Gambar Grafik Respons Frekuensi Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt Mono dengan IC
TDA2003