Materi Eko Bab2 Manajemen CV Firma
Materi Eko Bab2 Manajemen CV Firma
MANAJEMEN
PENGERTIAN MANAJEMEN
DARI SEGI SENI Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain.
DARI SEGI ILMU PENGETAHUAN Manajemen adalah bidang pengetahuan yang
berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia
bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
DARI SEGI PROSES Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
FUNGSI MANAJEMEN
1.Perancanaan (Planning)
Perencanaan merupakan proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dicapai
selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan agar tujuan-tujuan
tersebut dapat tercapai.
Sifat-sifat Perencanaan yang Baik :
Mempunyai tujuan yang jelas
Adanya kesatuan rencana.
Rencana yang logis atau masuk akal.
Mengandung unsur kelangsungan (kontinuitas ).
Jelas dan sederhana.
Mengandung unsur kelenturan (fleksibilitas).
Ada dalam perimbangan.
Mengandung stabilitas.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya organisasi, dan lingkungan tempat
organisasi berada.
Dapertementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan- kegiatan yang sejenis
dan saling berhubungan agar dapat berjalan dengan baik.
Pembagian kerja merupakan perincian pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas.
3.Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan personalia merupakan cara pengolahan sumber daya manusia agar
para karyawan dapat bekerja secara efektif.
Langkah-langkah penyusunan personalia:
Penerimaan pelamar
Seleksi
Pengangkatan
4.Penggerkan (Actuating)
2.
FIRMA
disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa
adanya kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu tidak
ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat,
maka harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana firma tersebut
berkedudukan dan kemudian akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam
usaha, didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu
berwenang menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud
di dalam Pasal 29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal
26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum
ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam
hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas
nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang
harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Pada umumnya Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan
hukum karena firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa
pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal
inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan
hukum.
Sebagai sebuah badan usaha maka CV atau Firma berkewajiban untuk mendaftarkan NPWP
yang terpisah dengan kewajiban para pemiliknya. Keuntungan usaha merupakan penghasilannya
CV atau Firma yang akan dikenai pajak dan dilaporkan oleh CV atau Firma sebagai Wajib Pajak.
Sedangkan penghasilan seorang investor dari penanaman modal di CV atau Firma adalah
penghasilan berupa pembagian laba. Jika seorang investor juga aktif menjalankan usaha, investor
dapat saja menerima tambahan penghasilan lain berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.
Proses Pembubaran
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal 1652
KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan
bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :
1. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian;
3.
Commanditaire vennootschap (CV) atau Persekutuan
komanditer
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah
suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu:
1.Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan
perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua
kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut
sebagai persero kuasa atau persero pengurus.
2.Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan
modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya
bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung,
uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status
Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada
suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang
dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun
kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan.
Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma),
sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
JENIS-JENIS CV
Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai
berikut:
Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan
ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah
sekutu komanditer.
Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan
modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau
sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat
diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil
satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari
terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk
menarik kembali modal yang telah disetorkan.
Cara Mendirikan Persekutuan Komanditer
Dalam KUHD tidak ada pengaturan secara khusus mengenai cara mendirikan
persekutuan komanditer. Karena persekutuan komanditer adalah firma, Pasal 22
KUHD dapat diperlakukan. Dengan demikian, persekutuan komanditer didirikan
dengan pembuatan anggaran dasar yang dituangkan dalam akta pendirian yang
dibuat dimuka notaries. Akta pendirian kemudian didaftarkan di kepaniteraan
pengadilan negri setempat. Akta pendirian yang sudah didftarkan itu diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara.
Sama halnya dengan firma, syarat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM tidak
diperlukan karena persekutuan komanditer bukan badan hukum. Praktik perusahaan
yang berbentuk persekutuan komanditer tidak ada pemisahan antara harta
kekayaan persekutuan dan harta kekayaan pribadi para sekutu komplementer.
Karena persekutuan komanditer adalah firma, maka tanggung jawab sekutu
komplementer secara pribadi untuk keseluruhan.
Tanggung Jawab Keluar
Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer
(Pasal 19 KUH Dagang). salah satu atau beberapa anggota bertangungjawab secara
tidak terbatas dan anggota lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang
Berakhirnya Persekutuan
Karena persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal
16 KUH Dagang), maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama
dengan berakhirnya persekutuan perdata dan persekutuan firma (Pasal 1646 s/d
1652 KUH Perdata)