Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahaya
an
(lux)
Kelompo
k
rendera Keterangan
si
warna
Rumah Tinggal
Teras
Ruang tamu
Ruang makan
Ruang kerja
Kamar tidur
Kamar mandi
Dapur
Garasi
60
120~250
120~250
120~250
120~250
250
250
60
1
1
1
1
1
1
1
3
atau 2
atau 2
atau 2
atau
atau
atau
atau
2
2
2
4
Perkantoran
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
Direktur
kerja
komputer
rapat
350
350
350
300
1
1
1
1
atau
atau
atau
atau
2
2
2
2
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
750
1 atau 2
150
300
3 atau 4
1 atau 2
Gunakan
pencahayaan
setempat pada meja
gambar.
Lembaga Pendidikan
Ruang kelas
Perpustakaan
Laboratorium
250
300
500
1 atau 2
1 atau 2
1
Ruang gambar
Kantin
750
1 atau 2
200
Gunakan
pencahayaan
setempat pada meja
gambar.
Lobby, koridor
100
Ballroom/ruang
sidang.
200
Ruang makan.
Cafetaria.
250
250
1
1
Kamar tidur.
150
1 atau 2
Dapur.
300
Pencahayaan
pada
bidang vertikal sangat
penting
untuk
menciptakan
suasana/kesan ruang
yang baik.
Sistem pencahayaan
harus
di
rancang
untuk
menciptakan
suasana yang sesuai.
Sistem pengendalian
switching
dan
dimming
dapat
digunakan
untuk
memperoleh berbagai
efek pencahayaan.
Diperlukan
lampu
tambahan
pada
bagian kepala tempat
tidur dan
cermin.
250
Ruang
operasi,
300
ruang bersalin.
Laboratorium
500
Ruang rekreasi dan
250
rehabilitasi.
1 atau 2
Gunakan
pencahayaan
setempat
tempat
diperlukan.
1 atau 2
1
Pertokoan/Ruang pamer
pada
yang
Ruang
pamer
dengan obyek
berukuran
besar 500
(misalnya
mobil).
Toko
kue
dan
makanan.
Toko buku dan alat
tulis/gambar.
Toko
perhiasan,
arloji.
Toko Barang kulit
dan sepatu.
Toko pakaian.
Pasar Swalayan.
250
300
500
500
500
500
1 atau 2
1 atau 2
Tingkat pencahayaan
ini harus di-penuhi
pada lantai. Untuk
beberapa
produk
tingkat
pencahayaan
pada
bidang vertikal juga
penting.
Pencahayaan
bidang vertical
rak barang.
pada
pada
Industri (Umum)
Ruang Parkir
Gudang
Pekerjaan kasar.
Pekerjaan sedang
Pekerjaan halus
Pekerjaan
amat
halus
Pemeriksaan
warna.
50
100
100~200
200~500
500~1000
1000~200
0
3
3
2 atau 3
1 atau 2
1
750
Rumah ibadah
Mesjid
200
1 atau 2
Untuk tempat-tempat
yang mem butuhkan
tingkat pencahayaan
yang
lebih
tinggi
dapat
digunakan
Gereja
Vihara
200
200
1 atau 2
1 atau 2
pencahayaan
setempat.
Idem
idem
E rata rata
Ftotal kp kd
A
lux
.....................(1)
Dimana :
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)
Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
(lumen).
A
= Luas bidang kerja (m2)
kp = Koefisien penggunaan
kd
= Koefisien depresiasi (penyusutan)
Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan
tertentu.
Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous
total yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang
direncanakan, dengan menggunakan persamaan:
Ftotal
E A
(lumen )
kp kd
........................(2)
Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan ratarata tertentu pada bidang kerja dihitung dengan menghitung terlebih dahulu
jumlah lampu yang diperlukan dengan persamaan:
Nlampu = Narmatur x n..........................................(4)
Dimana:
Nlampu = Jumlah lampu
n
= Jumlah lampu dalam satu armatur
Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan
persamaan:
Wtotal = Nlampu x W1............................................(5)
Dimana :
Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt)
W1 = daya setiap lampu (Watt)
Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan
kepadatan daya (Watt/m2) yang dibutuhkan untuk system pencahayaan
tersebut.
1. Loby
Kp
0.9
5
Kd
0.
8
(Lux
)
(m2
)
100
486
.4
Ftotal
E A
kp kd
N total
F1
n
(lumen)
(lumen)
Ftotal
F1 n
Nlampu
=
Narmatur
xn
W1
(Watt)
Wtotal
=
Nlampu
x W1
PHILIPS
(Watt)
64000
1800
18
36
26
936
PL-C
37333.33
3250
12
36
432
37333.33
3250
12
36
432
12378.94
3000
45
180
12378.94
3000
45
180
1166.66
900
15
15
1166.66
900
15
15
ECOTONE
PLE-U
ECOTONE
PLE-U
5416.66
1750
25
75
ALTO
2. Pengelola
a. Pengelola 1
0.9
b. Pengelola 2
3. Bank
0.9
0.
8
0.
8
0.9
5
0.9
5
0.
8
0.
8
a. Bank 1
b. Bank 2
4. Lavatory 1
a. Lavatory Pria
-toilet 1
0.9
-toilet 2
0.9
-pedestal
0.9
b. Lavatory
Wanita
-toilet 1
0.9
-toilet 2
0.9
0.
8
0.
8
0.
8
0.
8
0.
8
350
350
350
350
250
250
250
250
250
76.
8
76.
8
26.
88
26.
88
3.3
6
3.3
6
15.
6
3.3
6
3.3
6
1166.66
900
15
15
1166.66
900
15
15
TL-D
Super 80
TL-D
Super 80
ECOTONE
HL
ECOTONE
HL
ECOTONE
PLE-U
ECOTONE
PLE-U
-pedestal
0.9
0.
8
250
15.
6
5416.66
1750
25
75
ALTO
Nilai nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog
produk lampu philips yang terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu
dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) adalah sebesar 0,8, nilai ini
didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan.
Sedangkan pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat
pencahayaan yang direkomendasikan.
Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu
jenis TL-D Super 80 (36 Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini
berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan
tingkat pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan kelompok rendensi
warna (Ra) yang direkomendasikan adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok
rendensi warna 1, merupakan kelompok dengan nilai Ra > 85 dan kelompok
rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna yaitu 70 <
Ra < 85.
Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5,
lampu TL-D Super 80 dengan daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan
temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D Super 80 (36 Watt) dengan
Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra < 85
dan dari tabel yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TLD Super 80 (36 Watt) = 5000 K sehingga pemilihan temperatur warna
dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena berdasarkan SNI 2001 tentang
tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk dalam
kategori warna sedang atau Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI
bahwa untuk penerangan perkantoran di Indonesia disarankan memakai
lampu dengan temperatur warna antara 3300 - 5300 Kelvin.
Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001
tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih berdasarkan SNI 2001
tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung
yang disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.
Tabel 3. tabel katalog lampu Philips
Product
Volt Watt Cap
Description
(V)
PL-C
PL-C
ECOTONE
ECOTONE
ECOTONE
ECOTONE
PLE-U
PLE-U
HL
HL
220
220
220
220
220
220
26
20
15
20
45
65
G24
G24
G24
G24
G24
G10
Color
Temp
(K)
2700
2700
2700
2700
3000
3000
Lume
n
(lm)
1800
600
900
1350
3000
4200
CRI
(Ra)
83
87
83
83
83
83
PL-L
PL-L
ALTO
220
220
220
36
40
25
ESENSIAL
ESENSIAL
TORNADO
DECOTWIST
TL-D Super 80
TL-5
ARENA VISION
220
220
220
220
220
220
220
25
20
20
25
36
35
100
0
Beban
Penerangan I
Penerangan II
Penerangan III
Penerangan IV
Penerangan V
Ruangan
2G1
2G1
GX
2
G23
G23
G21
G21
G13
G13
G40
3500
3500
2700
2900
3500
1750
82
82
82
2700
2700
2700
2700
5000
5000
5000
1500
1250
1250
1700
3250
3300
9000
0
83
83
82
83
83
83
87
Beban
( VA)
R
540
kios1 -
Pengelola 1
Lavatori 1,
dan teras
Bank 1, ATM 1
Drop of
Loby (10 titik),
2 dan Kios 2.
Loby (8 titik)
Bank 2
Pengelola 2
lavatory
Fase
S
550
T
-
dan -
537, 5
ATM 800
dan -
745
802,5
2500
2500
2500
2500
2500
2500
812.5
593,7
5
-
1300
-
1300
-
575
593,75
223,7
5
-
dan
Ruang Serbaguna
(6 titik)
Ruang Serbaguna
(6 titik)
Ruang Panggung
Cafe1, cafe 2, cafe
3 dan lavatory
Rias Wanita, rias
pria dan masingmasing
lavatory
ruang rias.
Cafe 4, cafe 5, cafe
6 dan lavatory
Toko 1 dan selasar
Toko 2 dan selasar
Tunggu
223,75 217,5
Penerangan VI
Penerangan VII
Penerangan VIII
Total Beban
pementasan
selasar
Selasar 1 (sirkit
Selasar 1 (sirkit
Selasar 1 (sirkit
dan
1)
2)
3)
Selasar 2 (sirkit 1)
Selasar 2 (sirkit 2)
Selasar 2 (sirkit 3)
Selasar 3 (6 titik)
Selasar 3 (2 titik),
Tangga 1dan 3
Selasar 3 (2 titik),
Tangga 2 dan 4
487,5
-
487,5
-
487,5
487,5
487,5
-
487,5
422,5
487,5
-
422,5
9432.
5
9791.2 9848.7
5
5