Anda di halaman 1dari 13

II TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan mengenai: (1) Sejarah Singkat dan Perkembangan


Perusahaan, (2) Lokasi Pabrik, (3) Tata Letak Pabrik, (4) Tata Letak Alat, (5)
Struktur Organisasi, (6) Ketenagakerjaan, (7) Pemasaran Produk, (8) Rencana
Pengembangan Perusahaan.
2.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
Seorang warga belanda yang bernama Lambert Schroder pada tahun 1918
mendirikan suatu perusahaan pemotongan dan penjualan daging mentah di Jalan
Lengkong Besar No. 5 Bandung. Awalnya, perusahaan ini menjual daging dengan
mendatangi rumah para pelanggan terutama orang-orang Belanda, semakin lama
pelanggan bertambah banyak dan bertambah luas daerah pemasarannya.
Akibatnya

daging

mentah

yang

disediakan

bertambah

banyak,

untuk

mengantisipasi hal tersebut timbul gagasan untuk mengolah daging mentah yang
tidak terjual menjadi daging olahan.
Perusahaan ini menjadi berkembang, dari perusahaan perseorangan menjadi
perusahaan firma serta dengan menambah mesin-mesin, juga memproduksi
makanan kaleng. Hal tersebut berlangsung hingga tahun 1942 dan terdaftar
sebagai NV ( Naamloose Venootcshap ) pada tahun 1956, lalu disahkan pada
tahun 1957 dengan nama NV Food Trading Lambert Schroder, didirikan untuk
masa 75 tahun dimulai sejak hari pengesahannya. Lambert Schroder dan Herman
August sebagai pemegang sahamnya dengan modal masing-masing Rp.
500.000,00. Dalam anggaran dasar perusahaan dicantumkan sistem usahanya
yaitu usaha pemotongan hewan.

Akibat dari adanya ketegangan politik antara Pemerintah Indonesia dengan


Pemerintah Belanda menyebabkan para pemilik modal asal Belanda kembali
kenegaranya, oleh karena itu keadaan perusahaan pun mengalami kemunduran.
NV Food Trading Lambert Schroder, pada akhir tahun 1958 diambil alih
oleh Pemerintah Indonesia di bawah pengawasan Peraturan Pemerintah Daerah
(PEPERDA) Jawa Barat karena terkena Undang-Undang Nasionalisasi bagi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan ini dinasionalisasikan
pada tahun 1960 menjadi PD Badranaya, dengan surat keputusan PEPERDA Jawa
Barat tanggal 9 Agustus 1961 nomor KPTS/52/8/PPD/1961 dan selanjutnya
diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dibawah pengawasan
Badan Perusahaan Umum (BPU) Jawa Barat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KTP/51/1965,
Pemerintah Daerah menempatkan perusahaan ini ke dalam Perusahaan Daerah
Makanan dan Minuman (PD Mamin) Jawa Barat yang membawahi unit-unit
perusahaan lain seperti perusahaan roti, limun, pabrik es dan lain-lain.
Setelah unit-unit usaha itu berjalan beberapa tahun, ada beberapa unit usaha
yang dianggap kurang menguntungkan, kemudian dijual termasuk unit Badranaya.
Oleh karena itu, Direksi PD Mamin mengambil inisiatif mendirikan suatu badan
usaha yang membentuk perseroan terbatas yaitu PT Tirta Ratna yang mempunyai
misi menyelamatkan karyawan-karyawan dan perusahaan-perusahaan daerah yang
dijual padanya.

PT Tirta Ratna disahkan pada tanggal 30 Mei 1969 dihadapan Notaris


Koswara dengan membuat Akte No. 126 dan dengan pengesahan dari Departemen
Kehakiman No. 5/153/2, maka PT Tirta Ratna telah memenuhi syarat untuk
menjalankan operasinya dan memperoleh prioritas untuk membeli pabrik dan unit
Badranaya dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Akhirnya dengan membeli secara prioritas dari Pemerintah Daerah Tingkat I
Jawa Barat dengan pembayaran diangsur, beberapa unit yang dijual antara lain :
(1) Pabrik Daging Badranaya Bandung, (2) Perusahaan Roti dan Kue Merdeka
Bandung, (3) Pabrik Daging Ekaharja Bandung, (4) Pabrik Minuman Peresko
Bandung, (5) Pabrik Coklat Salawati Sukabumi, (6) Pabrik Penggilingan Beras
Sumur Bandung Karawang, (7) Pabrik Penggilingan Beras Cianjur, (8) Pabrik
Penggilingan Beras Tangerang, (9) Pabrik Penangkapan Ikan di Karanghantu
Banten, (10) Peternakan Ayam Lembang, dan (11) Pabrik Es Saripetojo Garut.
Unit-unit tersebut dibeli termasuk dengan karyawan yang bertujuan
memperkerjakan kembali karyawan tersebut. Di antara unit-unit yang telah dibeli
tersebut yang prospeknya dianggap kurang baik untuk diteruskan maka dijual
kembali dan karyawannya dipindahkan. Unit-unit usaha yang tersisa antara lain :
(1) Pabrik Daging Badranaya Bandung, (2) Pabrik Daging Ekaharja Bandung, (3)
Perusahaan Roti dan Kue Merdeka Bandung, (4) Pabrik Roti Caringin Bandung,
(5) Pabrik Es Saripetojo Garut, dan (6) Penjahit Rapih Bandung.
Perusahaan yang lainnya dijual dan keuntungannya untuk membayar
angsuran hutang kepada Pemda Tingkat I Jawa Barat. Dengan demikian, misi dari

PT Tirta Ratna untuk melangsungkan kehidupan para karyawannya dapat tercapai


sehingga sampai sekarang unit-unit yang dikelola oleh PT Tirta Ratna sampai
bulan Juli 2000 meliputi : (1) Pabrik Daging dan Sosis Badranaya Bandung, (2)
Perusahaan Roti dan Kue Merdeka Bandung, (3) Pabrik Es Saripetojo Garut, (4)
Pabrik Es Tirta Hurip Pamanukan Subang, dan (5) Merdeka Fresh Milk Bandung.
Salah satu unit usaha PT tirta Ratna yakni PD Badranaya diresmikan
menjadi PT Badranaya Putra pada tanggal 1 Mei 2000, dan pengesahannya
dilakukan pada tanggal 11 Mei 2000 berdasarkan akte notaris No. 24 tanggal 28
April 2000 tentang pendirian PT. Flores No. 2 Bandung, yang dimana lokasi
pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan maju
mundurnya PT Badranaya Putra. Saat ini PT Badranaya Putra sudah berganti
menjadi Unit Badranaya.
Lokasi pabrik Unit Badranaya Putra sangat strategis mengingat letaknya
ditepi jalan raya yang tidak terlalu padat lalu lintasnya, sehingga memperlancar
alat transportasi baik pengiriman Badranaya Putra yang merupakan anak dari
perusahaan PT Tirta Ratna.
2.2. Lokasi Pabrik
Unit Badranaya Putra mula-mula didirikan dipusat kota Bandung tepatnya
di Jalan Lengkong Besar No. 5 Bandung, tetapi tempat ini dijual kepada Bank
Central Asia, sedangkan PT Badranaya Putra sendiri pindah ke Jalan Aceh No. 71
A atau Jalan Flores No. 2 Bandung, kemudian sejak tahun 2008 Unit Badranaya

berpindah lokasi ke Jalan Merdeka No.27 Bandung. Saat ini Unit Badranaya
Putra sudah berpindah lokasi ke Jalan Purnawarman No. 10-12 Bandung.
Lokasi pabrik Unit Badranaya sangat strategis, karena mengingat letaknya
dengan 3 pusat belanja terkemuka yaitu Bandung Indah Plaza, Gramedia, dan
Bandung Electronic Centre yang membuat pabrik dan perkantoran Badranaya
mudah dijangkau, dekat dengan jalan raya. Untuk peta lokasi pabrik dapat dilihat
pada Gambar 1.
2.3. Tata Letak Pabrik
Unit Badranaya Putra terdiri dari lima lantai bangunan. Lantai dasar
digunakan untuk toko penjualan produk Soes Merdeka, Merdeka Wisata, dan Puja
Sera. Lantai kedua digunakan untuk Puja Sera. Lantai tiga digunakan sebagai
pabrik sosis dan olahan daging Unit Badranaya Putra dan gudang dari Merdeka
Snack. Lantai empat digunakan sebagai pabrik Merdeka Soes. Lantai kelima
digunakan sebagai ruang direksi. Tata letak pabrik dari Unit Badranaya Putra ini
dapat dilihat pada Gambar 2.
2.4. Tata Letak Alat
Tata letak mesin dan peralatan produksi di Unit Badranaya Putra pada
proses pengolahan daging asap diatur sedemikian rupa berdasarkan pola
penyusunan mesin-mesin dan peralatan menyerupai huruf U atau berdasarkan
urutan-urutan proses. Tata letak alat ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu
memudahkan aliran proses produksi, mempersingkat waktu produksi, ruang yang
digunakan untuk proses tidak terlalu luas, dan dapat mengefektifkan pekerjaan.

Peralatan yang digunakan sebagian besar terbuat dari baja anti karat
(stainless steel). Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi daging asap yaitu
timbangan digital, ruangan pendingin (chiller), ruangan pengasapan, mesin
pengiris (slicer), meja proses, mesin pengemas (Vaccum pack machine), lemari
pembekuan (freezer), pisau dan tong. Tata letak alat Unit Badranaya dapat dilihat
pada Gambar 3.
2.5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah gambaran secara skematis antara fungsi jabatan
dengan aktivitas dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Struktur
organisasi dalam Unit Badranaya Putra adalah berbentuk garis atau sistem divisi,
yaitu struktur yang terdapat garis-garis bersama dari kekuasaan, wewenang dari
pimpinan teratas sampai dengan yang terendah. Unit Badranaya Putra dalam
menjalankan usahanya dipimpin oleh seorang direktur yang berhubungan
langsung dengan komisaris. Direktur dibantu oleh kepala divisi pabrik, kepala
divisi niaga, dan kepala divisi keuangan. Struktur organisasi Unit Badranaya Putra
dapat dilihat pada Gambar 4.
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah suatu dewan tertinggi yang diberi kepercayaan oleh
pemegang saham untuk mengawasi jalannya seluruh kegiatan yang berlangsung di
perusahaan yang dilaksanakan oleh direktur.
2. Direktur
Direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu operasional organisasi.
Direktur berwenang dalam pengambilan keputusan mengenai langkah-langkah
maupun strategi perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kegagalan
dalam menjalankan usahanya.
Tugas direktur adalah : (1) melakukan manajemen seluruh kegiatan meliputi
keputusan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, (2)
mengevaluasi hasil kerja perusahaan setiap tahun dan menetapkan kebijaksanaan
untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan, dan (3) bertanggung jawab atas
seluruh faktor.
3. Divisi Pabrik
Divisi pabrik berfungsi untuk membantu direktur melaksanakan pengelolaan
operasional perusahaan dibidang produksi dan gudang, bertugas melaksanakan
petunjuk, pengarahan dan kebijakan direksi khususnya bidang produksi serta
mengadakan evaluasi hasil kerja keseluruhan secara periodik, bertanggung jawab
langsung kepada direktur.

4. Divisi Niaga

10

Tugas dan wewenang kepala divisi niaga adalah : (1) melaksanakan atau
merealisasikan petunjuk, pengarahan, dan kebijakan direktur khususnya dalam
bidang niaga dengan penuh wewenang dan tanggung jawab, (2) menganalisa
dampak pemasaran bagi produk-produk perusahaan dan mengaplikasikannya
dalam proses produksi, dan (3) mengembangkan pesanan-pesanan terhadap hasilhasil dari produksi perusahaan.
Kepala divisi niaga dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh
seksi bagian toko, seksi bagian administrasi, dan seksi bagian supermarket.
5. Divisi Keuangan
Divisi

keuangan

berfungsi

membantu

melakasanakan

pengelolaan

operasional perusahaan dibidang keuangan, melaksakan monitoring rutin, dan


memberikan pengarahan tertentu kepada anggotanya dalam melaksanakan
tugasnya.
6. Seksi-seksi
Seksi-seksi bertugas melaksanakan operasional perusahaan Unit Badranaya
Putra secara menyeluruh dan berfungsi sebagai staf membantu direksi, dan
membantu tugas kepala divisi dan bertanggung jawab kepada kepala divisi.
Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar
2.6. Ketenagakerjaan
2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
melancarkan semua kegiatan perusahaan. Menurut bidangnya tenaga kerja Unit
Badranaya Putra dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : (1) tenaga kerja kantor

11

adalah tenaga kerja yang tidak bekerja langsung pada proses produksi, (2) tenaga
kerja produksi adalah tenaga kerja yang bekerja langsung dalam proses produksi,
(3) tenaga kerja pertokoan adalah tenaga kerja yang menangani masalah
perniagaan, dan (4) karyawan khusus, dalam hal ini satpam adalah tenaga kerja
yang bertugas dalam menjaga keamanan.
Jumlah keseluruhan karyawan di Unit Badranaya Putra, dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Karyawan Unit Badranaya Putra
Karyawan
Komisaris
Direktur
Manajer
Quality Control
Administrasi
Niaga
Produksi
Pengemasan
Toko
Satpam
Total
Sumber : PT Badranaya Putra (2013)

Jumlah
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
4 orang
4 orang
2 orang
2 orang
1 orang
18 orang

2.6.2. Jam Kerja


Kegiatan yang dilakukan Unit Badranaya Putra setiap harinya adalah
pengolahan daging di pabrik dan penjualan produk serta barang lain yang dijual di
toko. Jam kerja perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : (1) jam kerja kantor
mulai pukul 08.00-16.00 WIB, (2) jam kerja pabrik mulai pukul 07.00-14.00
WIB, dan jam kerja toko dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pertama mulai pukul
07.00-14.00 WIB dan shift kedua mulai pukul 11.00-18.00 WIB.

12

Pada waktu kerja tidak ada waktu istirahat akan tetapi pada saat makan
siang dianggap waktu istirahat bagi karyawan. Waktu istirahat makan dilakukan
secara bergantian.
2.6.3. Sistem Penggajian
Karyawan Unit Badranaya Putra menerima gaji pokok setiap bulannya.
Disamping gaji pokok setiap bulan tersebut, setiap karyawan akan memperoleh
uang transport, uang insentif, dan uang lembur. Uang tersebut diberikan pada
karyawan menurut pembagian waktu, yaitu : (1) gaji pokok yang diberikan setiap
bulannya pada tanggal 1, dan (2) uang insentif yang diberikan setiap bulannya
pada tanggal 20.
2.6.4. Kesejahteraan Karyawan
Unit Badranaya Putra juga memberikan fasilitas lain dalam usaha
meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja seluruh karyawan, selain
memperoleh gaji dan tunjangan yang diberikan setiap bulannya. Fasilitas tersebut
meliputi : (1) karyawan akan mendapatkan makan siang, (2) karyawan
mendapatkan pakaian kerja dua kali setahun dan sepatu kerja satu kali setahun, (3)
tunjangan Hari Raya, Natal, dan Tahun Baru, (4) cuti tahunan selama 12 hari bagi
semua karyawan, (5) biaya pengobatan bagi seluruh karyawan atau keluarga
sebesar 80% untuk dokter atau rumah sakit yang ditunjuk, (6) rekreasi yang
diadakan minimal setahun sekali pada hari libur, (7) sarana ibadah yaitu mushola
untuk yang beragama islam.
2.7. Rencana Pengembangan Perusahaan

13

Unit Badranaya Putra berusaha melakukan pengembangan produksi yang


dilakukan secara bertahap sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan perlu merencanakan pengembangan usaha agar dapat
bersaing dipasaran diantaranya dengan jalan diversifikasi produk. Pengembangan
mutlak diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk disesuaikan dengan kemajuan
teknologi.
Rencana pengembangan perusahaan yang dilakukan Unit Badranaya Putra
adalah menambah penganekaragaman produk-produk dan memperkenalkan
produk-produknya ke pasaran seperti swalayan-swalayan, pasar-pasar tradisional,
dan semakin memfokuskan diri untuk mempertahankan kondisi pabrik agar tidak
mengalami kemunduran dan senantiasa meningkatkan kualitas dari produk yang
dihasilkan.
2.8. Pemasaran Hasil Produksi
Produksi yang dihasilkan oleh Unit Badranaya Putra selain daging segar
juga memproduksi daging olahan seperti sosis sapi, sosis ayam, sosis telur, beef
burger, daging asap, kekian ayam, lidah matang. Hasil olahan ini dikemas
sedemikian rupa untuk menjaga tingkat kualitas produk.
Pemasaran hasil produksi Unit Badranaya Putra dilakukan dengan dua
sistem, yaitu pemasaran aktif dan pemasaran pasif. Sistem pemasaran aktif
dilakukan dengan cara pengiriman produk olahan daging yang telah dikemas dan
divakum terlebih dahulu dengan ukuran yang berbeda-beda, sesuai dengan
permintaan, pengiriman dilakukan kepada para pelanggan seperti restoran,
supermarket, catering, dan pasar tradisional. Pemasaran sistem pasif produk dijual

14

di dalam toko, dimana konsumen dapat langsung membeli dengan pembayaran


tunai.
Pemasaran setiap produk dari Unit Badranaya Putra dikemas dalam ukuran
yang bervariasi mulai dari 250 gram sampai dengan 1000 gram. Pada produk
daging asap biasanya dipasarkan dengan ukuran 250 gram per satu kemasan.
Masa simpan dari produk-produk tersebut adalah tiga bulan. Harga jual produk di
pasaran, Unit Badranaya Putra tidak memberikan ketentuan khusus sehingga
harga jual dipasaran tergantung dari masing-masing penyalur.

15

Gambar 1. Lokasi Pabrik

Anda mungkin juga menyukai