Anda di halaman 1dari 15

ARSITEKTUR LANSKAP

PENGERTIAN DASAR ARSITEKTUR LANSKAP


Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang dalam suatu gambar,
taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan gabungan dari ilmu dan
seni. Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur lanskap, ilmu memiliki nilai fungsi
atau kegunaan sebagai efisiensi, lestari, nyaman dan sehat. Sedangkan menurut
pengertian seni tentang arsitektur lanskap, seni memiliki nilai estetika atau keindahan
sebagai komposisi, harmonis dan serasi. Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu
menganalisa, merencanakan desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu
lahan.
DEFINISI ARSITEKTUR LANSKAP MENURUT PARA AHLI
1.
Menurut Garret Eckbo
Arsitektur Lanskap adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk
oleh manusia (di luar bangunan, jalan dan utilitas) sampai ke alam bebas yang
dirancang terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia.
2.

Menurut Hubbard dan Theodora Kimball


Arsitektur Lanskap merupakan suatu seni yang berfungsi untuk menciptakan dan
melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia, guna mencapai
kenyamanan dan kesehatan yang sangat penting bagi moralitas, kesehatan dan
kebahagiaan manusia.

3.

Menurut Norman T. Newtown


Arsitektur Lanskap merupakan seni dan pengetahuan yang mengatur permukaan bumi
dengan ruang-ruang serta segala sesuatu yang ada di atas bumi untuk mencapai
efisiensi, keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi umat manusia.

4.

Menurut Zain Rachman


Arsitektur Lanskap adalah seni perencanaan (planning) dan perancangan (design)
serta pengaturan daripada lahan penyusunan benda-benda alam maupun benda-benda
buatan manusia melalui penggunaan gabungan antara ilmu pengetahuan dan budaya
dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan
sumber daya, sehingga pada akhirnya tercipta penyajian lingkungan yang fungsional
dan estetis sehingga dapat memenuhi secara optimal kebutuhan jasmani dan rohani
makhluk hidup di sekitarnya. Ditekankan fungsional dan estetis karena merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu perencanaan dan
perancangan.

ARSITEKTUR LANSKAP
1

5.

Menurut Hadi Susilo Arifin


Arsitektur Lanskap adalah seni dan ilmu dalam penataan dan pengubahan
pemandangan alam di atas suatu luasan lahan untuk memperoleh efek keindahan dan
fungsi kegunaan yang sesuai dengan yang diinginkan.

TUJUAN ARSITEKTUR LANSKAP


Meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan.
Menyelamatkan dan memperbaiki lingkungan.
Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan kebutuhan
lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya alam dalam menunjang kehidupan
social dan ekonomi.
4.
Menciptakan tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan.
1.
2.
3.

1.
2.
3.
1.
2.
3.

RUANG LINGKUP ARSITEKTUR LANSKAP


Arsitektur Lanskap berperan aktif dalam berbagai proyek dari skala besar maupun
skala kecil.
Skala besar Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
Perancangan tapak daerah industri
Studi perancangan regional
Perancangan kawasan rekreasi atau tamasya.
Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
Taman lingkungan
Taman kantor
Taman rumah

RUANG LINGKUP PEMIKIRAN DAN TANGGUNGJAWAB AKTIVITAS


ARSITEKTUR LANSKAP
1.
Masalah perancangan daerah konservasi, preservasi dan pelestarian yang dinamis.
2.
Masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah.
3.
Masalah erosi, ekologi, masalah sumber daya alam.
4.
Masalah pengembangan tempat-tempat bersejarah.
5.
Masalah ruang terbuka.
6.
Masalah pembangunan perkotaan yang berkembang.
7.
Masalah jalur lalu lintas dan pembangunan linier sepanjang jalur jalan.
8.
Masalah reklamasi tanah, masalah pantai dan perikehidupan pantai.
9.
Masalah hutan serta satwa liar yang berkurang.
10. Masalah kependudukan.

ARSITEKTUR LANSKAP
2

1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
3.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ARSITEK LANSKAP
Arsitek Lanskap adalah seorang (ahli) atau insan profesional yang mendapat
pendidikan melalui akademi atau universitas dalam bidang ilmu dan seni arsitektur
lanskap dan aktif dalam kegiatan perencanaan lanskap, perancangan lanskap dan
perancangan tapak. Ada tiga tipe aktivitas bagi seorang arsitek lanskap antara lain:
Penilaian dan perencanaan kawasan lahan.
Memiliki suatu dasar ilmu pengetahuan alam dan ekologi untuk mengevaluasi
secara sistematis lahan yang luas dari segi kecocokan atau kemampuan lahan untuk
tiap kemungkinan penggunaan masa depan.
Melibatkan sekelompok para ahli atau pakar di bidangnya.
Memiliki hasil berupa rencana tata guna lahan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan,
yaitu pengaturan jalur jalan, penunjukan lokasi industri serta konservasi nilai-nilai
tanah dan air.
Perancangan tapak.
Proses analisa, sintesa tapak dan persyaratan-persyaratan untuk kegunaan tapak.
Elemen-elemen lanskap dan fasilitas ditempatkan pada tapak sesuai dengan
fungsinya.
Perancangan detail lanskap berupa usaha seleksi dan ketepatan penggunaan
komponen atau elemen-elemen lanskap.
Seorang arsitek lanskap yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria berikut:
Memiliki dasar pengetahuan dan praktek mengenai tanaman serta cara penggunaan
yang tepat.
Memiliki dasar pengetahuan geologi, klimatologi, ekologi, sosiologi, budaya dan
ekonomi.
Memiliki pengertian dan tingkat pemahaman umum tentang arsitektur bangunan,
ilmu teknik sipil, tata kota dan tata daerah.
Mempunyai kesadaran biologis dan ekologis.
Terlatih secara baik dalam menggambar (mendesain/sketsa) rencana.
Mampu memberi petunjuk perencanaan pembangunan prasarana maupun sarana.
Mempunyai daya penalaran ilmiah yang tinggi, berwatak dan berjiwa sosial.

PROFESI ARSITEKTUR LANSKAP


Profesi arsitektur lanskap sebagai pengendali alam untuk masa depan kehidupan
manusia. Adapun organisasi-organisasi dalam arsitektur lanskap yaitu:
1.
I F L A (International Federation Of Landscape Architects)
Merupakan suatu lembaga organisasi profesi yang menghimpun organisasi profesi
arsitektur lanskap dari seluruh belahan dunia.
Berpusat di Versailles, Perancis.
Awalnya disebut The Institute Of Landscape Architects. Didirikan oleh Sir
Geoffrey Alan Jellicoe di Cambridge, Australia.
2. A F E L A (Asian Forum Of Educators In Landscape Architecture)
Merupakan organisasi yang dibentuk dengan tujuan sebagai wadah pertukaran halhal yang berhubungan dengan akademik, peneliti dan mahasiswa arsitektur lanskap di
benua Asia.

ARSITEKTUR LANSKAP
3

Aktivitas yang dilakukan antara lain Simposium Internasional setiap tahun,


program pertukaran pengajar/peneliti maupun mahasiswa serta kegiatan publikasi.
3.
I A L I (Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia)
Sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu dan mempererat persaudaraan sesama
anggota
Terbentuk dan berdiri pada tahun 1978, dipelopori oleh Ir. Zain Rachman dan Dr.
Sumarno Sostroatmodjo.
Organisasi ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan ilmu dan seni serta
profesi arsitektur lanskap di Indonesia. Selain itu, memiliki tujuan lain yaitu
membentuk sarana untuk mempererat kerjasama antara masyarakat arsitektur lanskap
di Indonesia dan mengadakan kerjasama dengan lembaga dan badan pemerintah
maupun badan non pemerintah, di dalam (internal) maupun di luar (eksternal) untuk
kepentingan pengembangan profesi arsitektur lanskap.
I A L I menjadi anggota dalam I F L A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Adapun skop profesi tentang arsitektur lanskap antara lain:


Desain lanskap.
Perencanaan tapak.
Perencanaan kota atau tata perkotaan.
Perencanaan lanskap regional.
Perencanaan taman dan area rekreasi.
Perencanaan pengembangan lahan.
Studi desain dan perencanaan ekologikal.
Perlindungan dan reklamasi sejarah.
Sosial dan aspek perilaku.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BIDANG


ARSITEKTUR LANSKAP
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua bagian, yaitu
faktor internal (manusia) dengan faktor eksternal (lingkungan).
1.
Faktor internal (manusia).
Perencanaan dan perancangan yang baik merupakan hasil dari suatu proses yang
memperhatikan sifat manusia dan alam.
Seorang arsitek lanskap dalam mendesain dituntut untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan manusia dengan persepsi lingkungan dengan harapan
menciptakan lingkungan yang lebih memuaskan.
Dalam mendesain, dituntut dan dibutuhkan perpaduan antara imajinasi dan
pertimbangan akal sehat dari arsitek lanskap.
Arsitek lanskap membuat asumsi-asumsi tentang kebutuhan manusia, membuat
perkiraan aktivitas atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, bagaimana
manusia bergerak dalam lingkungannya.
Pertimbangan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional,
rasional, ekonomis, dan tepat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan juga harus
dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk
bersosialisasi dengan sesamanya.

ARSITEKTUR LANSKAP
4

Contoh penerapan/aplikasi faktor internal arsitektur lanskap:


-

Penandaan lingkungan yang dilakukan arsitek lanskap melalui karyanya dapat


diinterpretasikan berbeda dengan penggunanya.
Bentuk-bentuk armatur lampu yang diduga pengguna sebagai tempat sampah
yang mengakibatkan sampah berserakan di dalam armatur maupun di sekitar lampu.
Tempat sampah didesain berbentuk cerobong kapal diduga pengguna sebagai
arsitek atau pengguna.
Dalam perancangan, ada tiga kategori yang menyangkut tentang faktor-faktor internal
atau manusia tentang arsitektur lanskap antara lain: Faktor fisik, faktor fisiologis dan
faktor psikologis.

a.

Faktor fisik.
Berkenaan dengan hubungan antara bentuk dan ukuran fisik seseorang dengan
lingkungannya. Analisis pada pengukuran dan sikap tubuh, gerakan dan pertumbuhan
rata-rata tubuh dapat menghasilkan ketentuan dari berbagai bagian bangunan dan
rancangan pertanaman. Misalnya, sebuah pintu harus dibuat cukup tinggi agar
memungkinkan orang-orang melewati tanpa membungkuk. Contoh yang lain seperti
pada kursi taman harus berada pada ketinggian dan bentuk sandaran yang tepat agar
terasa nyaman. Pertimbangan faktor fisik manusia digunakan untuk menentukan
spesifikasi dimensi fisik tempat aktivitas maupun fasilitas yang dibutuhkan.
Prinsipnya adalah menyamankan aktivitas manusia dan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Faktor fisik pada arsitektur lanskap berhubungan atau berkaitan
erat dengan antropometri manusia, dimana antropometri manusia merupakan suatu
perbedaan karakteristik kelompok pemakai akan menentukan ukuran-ukuran yang
digunakan pada proses desain. Misalnya, kebutuhan ruang untuk anak usia 2 tahun
sangat berbeda dengan orang dewasa.

b.

Faktor fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia timbul dari hubungan timbal balik antara
kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan, perlindungan dari kondisi yang
tidak menguntungkan. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis manusia dipenuhi melalui
penyediaan makanan yang bergizi, penyediaan udara yang kaya akan oksigen maupun
air bersih serta mengusahakan gerak badan dengan udara segar dan sinar matahari.
Suatu lingkungan yang buruk dapat menyebabkan suatu ketakutan dan ketegangan
emosi yang berbahaya bagi seseorang. Diperlukan suatu tingkat keselamatan fisik atau
keamanan tertentu di dalam lingkungan. Misalnya, pagar-pagar dipasang di sekeliling
kolam renang, pegangan-pegangan disepanjang jalur tangga dan jembatan, atau trotoar
dan peraturan lalu lintas pada jalur jalan raya.

ARSITEKTUR LANSKAP
5

c.

Faktor psikologis.
Kebutuhan-kebutuhan psikologis terkait dengan latar belakang budaya, pengalaman
dan kebutuhan dasar manusia (sandang, pangan dan papan). Dalam memahami
perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan kebutuhan dasar dan penggeraknya.
Menurut Maslow (1954), ada beberapa macam kebutuhan psikologis sekaligus sebagai
hierarki kebutuhan psikologis dari yang terkuat hingga terlemah dapat diurutkan
antara lain:

Physiological needs (kebutuhan fisiologi). Kebutuhan fisiologi ini untuk


mencukupi kebutuhan akan lapar dan dahaga.
Safety needs (kebutuhan keamanan). Perlindungan dari bahaya fisik dan
kesempatan mengurangi tekanan fisik dari pihak lain, dalam rangka untuk
membentuk privasi dan untuk kepentingan orientasi di lingkungan perkotaan.
Affiliation needs (kebutuhan afiliasi atau sosialisasi). Meliputi kebutuhan untuk
bergabung dalam suatu kelompok. Di perkotaan, afiliasi tidak secara teritorial lagi
tetapi berdasarkan kegemaran (hobi).
Esteem needs (kebutuhan kebanggaan). Kepuasan memperoleh penghargaan,
berkaitan dengan kemampuan mempersonalisasikan terhadap lingkungannya.
Actualization needs (kebutuhan aktualisasi). Kebutuhan untuk menunjukkan diri,
sesuai dengan kapasitas orang. Terkait dengan upaya untuk mengontrol dan mengatur
lingkungannya.
Cognitive/aesthetic needs (kebutuhan kognitif atau estetika). Kebutuhan akan
keindahan dan menambah pengetahuan maupun pembelajaran.

2.

Faktor eksternal (lingkungan).


Lingkungan merupakan suatu ekosistem kompleks yang berada di luar individu dan
mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tempat atau wilayah. Lingkungan
yang hidup terdiri atas tiga macam, yaitu lingkungan alamiah, lingkungan buatan
dengan lingkungan sosial.
a.
Lingkungan alamiah, terdiri dari:
-Lingkungan biotik (makhluk hidup), berupa vegetasi/ persebaran tumbuh-tumbuhan
dan tanaman, satwa/ binatang dan manusia. Vegetasi dan satwa (flora dan fauna)
merupakan elemen penting dalam lanskap, terutama pada lanskap alami.
-Lingkungan abiotik (benda mati), berupa iklim, geologis dan tanah, topografi dan
kemiringan lahan, hidrografis dan hidrologis maupun drainase. Iklim merupakan hasil
dan sejumlah faktor-faktor utama tetapi yang saling mempengaruhi, meliputi curah
hujan, suhu udara, kelembaban, radiasi matahari, uap air dan angin. Pengetahuan
informasi dan data mengenai kondisi geologis dan tanah sangat penting diketahui
karena keduanya mendukung kelangsungan aktivitas kehidupan serta tatanan yang
direncanakan pada suatu tapak. Topografi dan kemiringan lahan merupakan bentukan
dasar permukaan lahan atau struktur topografis suatu tapak selain merupakan penentu
luasan areal untuk suatu kepentingan atau suatu aktivitas yang akan direncanakan atau
dikembangkan, juga merupakan sumber daya visual dan estetika yang sangat
mempengaruhi lokasi, berbagai tata guna lahan serta berbagai fungsi, interpretasi, dan

ARSITEKTUR LANSKAP
6

lain-lain. Hidrografis dan hidrologis merupakan ketersediaan (dalam jumlah, kualitas,


dan distribusi) dan kelestarian air dan bagian-bagian air tidak hanya merupakan salah
satu faktor yang penting. Sedangkan sistem drainase dibuat untuk mengumpulkan dan
menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan tanah.
b.

Lingkungan buatan, merupakan seluruh bangunan dan benda buatan lainnya di


dalam tapak lanskap.
c.
Lingkungan sosial, dimana terdapat lingkungan yang didiami atau dihuni oleh
manusia yang memiliki nilai-nilai sosial dalam meningkatkan kesejahteraan, budaya,
etika, moral dan kepedulian terhadap sesama manusia pada suatu perancangan sebuah
bangunan di dalam tapak lanskap.

1.

2.

3.

4.

TAMAN (DEFINISI, PERANAN DAN FUNGSINYA)


Taman merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsurunsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Peranan dan fungsi taman dalam
arsitektur lanskap antara lain:
Taman sebagai bentuk ekosistem mini.
Merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup, dalam hal ini berupa lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan
sosial yang saling mempengaruhi.
Taman sebagai tatanan lingkungan.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
atau bentuk. Pembangunan berwawasan lingkungan memiliki perencanaan dalam
menggunakan, memanfaatkan, maupun mengelola sumber daya secara bijak dan
berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk kesejahteraan
manusia.
Taman sebagai bagian tatanan lingkungan.
Berupa sembilan fungsi taman sebagai tatanan lingkungan, diantaranya fungsi estetis
(estetika atau keindahan), fungsi hidrologis (tata air), fungsi klimatologis (iklim,
cuaca, suhu dan tata udara), fungsi edaphis (lingkungan hidup satwa atau
keanekaragaman hewan/binatang), fungsi ekologis (persebaran lingkungan maupun
saling ketergantungan antar makhluk hidup), fungsi protektif (faktor kenyamanan
berupa angin, cahaya dan kelembaban), fungsi produktif (hasil atau produksi), fungsi
edukatif (bernuansa pendidikan, pengetahuan, pemahaman dan ilmu) serta fungsi
higienis (terjamin). Taman sebagai bagian dari tatanan lingkungan dapat memberikan
kesan berupa perpaduan antara soft material dengan hard material yang memberikan
nilai estetika yang baik. Selain itu, terdapat hubungan saling ketergantungan, misalnya
dalam rantai makanan antara tikus, ular, elang dengan bakteri pengurai dan proses
penyerbukan pada bunga.
Taman sebagai sarana koleksi flora dan fauna di kawasan perkotaan.
Flora dan fauna nasional dan maskot daerah merupakan bagian dari kekayaan
keanekaragaman hayati makhluk hidup. Banyak tumbuhan liar (gulma/tanaman
penggangu) memiliki nilai estetika yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias di
lingkungan perkotaan.

ARSITEKTUR LANSKAP
7

1.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
c.
d.
e.

ELEMEN-ELEMEN PADA TAMAN


Elemen pada taman terdiri dari dua bagian, yaitu soft material dengan hard material.
Soft material, merupakan elemen yang dominan, terdiri dari:
Pohon
Perdu
Semak
Penutup tanah (mulsa)
Rumput.
Soft material berfungsi sebagai:
Pelindung atau naungan
Masalah/problem kebisingan/proteksi bising atau suara yang mengganggu
Pengarah (mengarahkan ke suatu tempat atau tujuan)
Pembatas (membatasi suatu lahan atau areal tertentu)
Pemecah angin (pohon, semak dan perdu)
Penghalang pandang
Proteksi terhadap bau (memakai pengharum untuk menghilangkan bau yang tidak
sedap atau menyengat).
Hard material, merupakan elemen selain vegetasi (selain dari persebaran dan
keanekaragaman tumbuhan atau tanaman), yang dimaksud disini adalah benda-benda
yang dirancang membentuk sebuah taman, terdiri dari:
Bangunan
Gazebo (rumah taman)
Kursi atau bangku taman.
Kolam ikan
Pagar taman
Pergola (perambat tanaman)
Fasilitas tempat sampah
Air mancur taman
Lampu taman
Hard material berfungsi sebagai:
Penambah suasana untuk meningkatkan nilai-nilai estetika atau keindahan
Dapat membangkitkan jiwa seni seseorang
Sebagai tempat untuk meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan dan kenikmatan
Menambah pengetahuan
Sebagai tempat bertamasya, rekreasi atau objek wisata.
ASAL MULA (SEJARAH) KONSEP TAMAN
Asal mula terbentuknya konsep taman (bahasa Inggrisnya: Garden) berasal dari
bahasa Ibrani. Gan, berarti melindungi atau mempertahankan. Oden, berarti
kesenangan, kenikmatan atau kegembiraan. Menurut pengertiannya, Garden
merupakan sebidang tanah atau lahan berpagar atau pertahanan yang digunakan untuk
kesenangan dan kegembiraan. Taman memiliki nilai simbolis, yaitu hubungan timbal
balik antara manusia dan alam (lingkungannya) serta sebagai karya seni.

ARSITEKTUR LANSKAP
8

Hubungan antara manusia dan alam terbentuklah simpiose mutualistik, maksudnya


adalah alam diolah manusia dengan berbagai kepentingan sesuai kebutuhan-kebutuhan
seperti pertanian, perkebunan, penghutanan, pemukiman, agrowisata dan lain-lain.
Salah satu kebutuhan manusia adalah mengolah lingkungan pemukiman supaya lebih
asri, sejuk/teduh, indah, teratur, nyaman, bersih dan sehat dalam menata suatu taman
(lingkungan hidup). Lanskap dan sikap atau pandangan hidup manusia yang berbeda
pada suatu tempat, areal, wilayah atau daerah akan menghasilkan rancangan taman
yang berbeda. Hal tersebut terdiri dari dua kriteria, yaitu:
1. Western Part, merupakan taman geometric dan formal yang dicirikan oleh pagar
atau tembok, saluran irigasi atau kanal dan penanaman berbaris teratur.
Misalnya: Taman Mesopotamia, Taman Mesir dan Taman Eropa.
2.

Eastern Part, merupakan taman berbentuk alami yang memiliki unsur-unsur


pembentuk taman yaitu air, batu dan bukit. Kesederhanaan dan keharmonisan alami
merupakan inti dari Taoism yang diterapkan dan diaplikasikan di dalam rancangan
taman.
Misalnya: Taman Cina dan Taman Jepang.

KONSEP HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM TENTANG TAMAN


Ada dua konsep hubungan antara manusia dan alam mengenai taman, yaitu:
1.
Konsep Barat.
Berakar dari mitos Taman Firdaus telah membawa manusia pada pandangan Hidup
Manusia adalah Untuk Menguasai Alam. Manusia mempunyai wewenang serta
kekuasaan terhadap alam dan berhak berbuat apa saja terhadap alam.
2.

Konsep Timur.
Manusia hidup bersama dan bersatu dengan alam secara langsung.
Menurut E.A. Gutkind dalam Laurie (An Introduction To Landscape Architecture)
mencatat empat tahapan perubahan sikap manusia terhadap lingkungannya, yaitu:
1. Tahap pertama.
Pola hubungan aku-engkau, yang ditandai dengan adanya rasa takut terhadap
kekuatan-kekuatan alam yang tak terduga, disertai dengan keinginan untuk
memperoleh perlindungan dan rasa aman. Manusia mempunyai hubungan langsung
dengan lanskap tempat mereka bekerja dan bertempat tinggal.
2.

Tahap kedua.
Ditandai dengan tumbuhnya kepercayaan diri yang membawa mereka lebih mampu
beradaptasi dengan lingkungan sesuai dengan kebutuhan yang bermacam-macam.
Pola hubungan aku-engkau masih dipertahankan manusia bekerja secara bersama
dengan alam dan didasarkan pengertian mereka terhadap proses alam. Lanskap
dipandang sebagai sumber daya dan hasil panen setiap tahun sangat bergantung pada
pengolahan dan pemeliharaan.

ARSITEKTUR LANSKAP
9

3.

Tahap ketiga.
Adalah situasi masyarakat berteknologi maju. Tahap ini merupakan tahap penyerbuan
dan penaklukan. Penyesuaian yang dilakukan pada tahap kedua berubah menjadi
eksploitasi dan pemborosan sumber daya alam. Hubungan dengan alam berubah
menjadi aku-dia, yang ditandai dengan pemujaan terhadap benda buatan manusia dan
perluasan. Pada wilayah perkotaan dilakukan penggundulan hutan daerah pedalaman,
penggalian bahan mineral dan pencemaran sungai. Hal ini melemahkan kesadaran
akan hubungan total manusia dan alam.

4.

Tahap keempat.
Terletak pada masa depan (perencanaan dan pencerahan tentang masa depan). Sikap
aku-dia tampak berubah menjadi pengertian yang diperbaharui kepada pemahaman
cara kerja alam yang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan. Sikap yang baru ini
bergantung kepada pengetahuan ekologi serta konservasi terhadap sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui.

TAMAN DAN PERIODE HISTORIS


Periode historis taman terdiri dari periode antik (klasik), periode abad pertengahan
(medieval), periode renaissance dan periode modern.
1.
Periode Antik (Klasik).
Terjadi pada masa sebelum masehi. Taman pada periode ini ditandai dengan pola
simetris dan tertutup. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang dapat dimakan
atau dikonsumsi hasilnya serta untuk bahan baku obat (herbal) dan aromaterapi
(parfum).
Contoh taman pada periode antik: Taman Babylonia, Taman Mesir, Taman Persia dan
Taman Periode Klasik (Taman Yunani dan Taman Romawi).
2.

Periode Abad Pertengahan (Medieval).


Belangsung sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15. Berhubungan erat dengan
perkembangan agama Kristen (Umat Nasrani). Ciri periode ini adalah Monastert
Garden atau Cloister Garden dan memiliki seni bangunan model Gothik. Taman pada
periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan tertutup sama halnya
dengan pola taman periode antik atau klasik. Tanaman yang digunakan adalah
tanaman untuk obat (herbal) untuk konsumsi dengan tanaman hias, seperti tanaman
bunga untuk ritual (upacara) dan bersifat simbolik.
Contoh taman pada periode abad pertengahan: Taman Bunga Madonna Lily
merupakan Lambang Bunda Maria.

3.

Periode Renaissance.
Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15 sampai abad ke 20 masehi, terutama di
benua Eropa. Periode ini merupakan penghidupan kembali bentuk-bentuk dan aspirasi
klasik. Kata Renaissance jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lahir
Kembali. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan
geometrik tetapi sudah agak terbuka elemen utamanya, berupa air sebagai elemen

ARSITEKTUR LANSKAP
10

bentuk kolam dan bentuk lain dengan tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk
hutan atau kelompok tanaman.
Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia, Taman Perancis dan Taman
Inggris.
4.

Periode Modern.
Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu mempertimbangkan unsur
manusia sebagai pengguna taman dan disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Termasuk dalam kategori taman berskala manusia.
Contoh taman pada periode Modern: Taman Rumah Tinggal, Taman Kota, Taman
Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak.
Tinjauan historis berbagai taman sangat penting untuk berbagai alasan, karena tiap
tipe taman merupakan suatu pencerminan hubungan antara manusia dengan alam.
Selain itu, dapat memperoleh gambaran atau pandangan dari berbagai jenis taman
besar yang pernah ada sebelumnya.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.

PROSES PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP


Dalam arsitektur lanskap, ada empat proses atau langkah-langkah dalam melakukan
perencanaan (planning) dan perancangan (design) dalam bidang lanskap, yaitu:
Proses perencanaan lanskap.
Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Pelaksanaan.
Pemeliharaan.
Untuk mewujudkan taman yang baik harus didahului dengan perencanaan (planning).
Rencana yang tertib adalah rencana yang terdokumentasikan dalam bentuk tertulis,
bentuk atau struktur, gambar atau lukisan, atau gabungan tertulis dengan terlukis.
Merencana merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dan proses pengambilan
keputusan. Secara ringkas dikatakan bahwa merencana adalah proses pemikiran dari
suatu ide atau gagasan ke arah suatu bentuk yang nyata. Dalam bidang Arsitektur
Lanskap, merencana merupakan suatu tindakan menata dan menyatukan berbagai
penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan atau areal dan kualitas
estetiknya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan.
Komponen utama perencanaan lanskap antara lain:
Proses alam. Berupa geologi, tanah hidrologi, topografi, iklim, vegetasi,
margasatwa, dengan hubungan-hubungan ekologis.
Proses sosial. Berupa budaya, etika, moral dan faktor fisiologis.
Metodologi. Berupa tahapan dan proses, sistem dan identifikasi konflik.
Teknologi. Berupa alat/peralatan, teknik analisis, grafis, sketsa, proporsi dan sistem
notasi.
Nilai-nilai. Berupa nilai pendidikan (ilmu pengetahuan/bimbingan) dan nilai seni.

ARSITEKTUR LANSKAP
11

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DALAM ARSITEKTUR LANSKAP


Menurut pengertian dalam Arsitektur Lanskap, perencanaan (planning) adalah proses
yang dinamis dan meningkat untuk memecahkan berbagai permasalahan atau
persoalan yang ditemukan pada tapak serta merumuskan dan menjabarkan daerahdaerah fungsional dan termasuk dalam proses untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan perancangan (design) menurut arsitektur lanskap adalah perluasan dari
perencanaan yang berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahanbahan, tumbuh-tumbuhan dan kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan masalah
yang ditemukan pada perencanaan. Antara perencanaan dan perancangan berkaitan
dengan proses yang saling berhubungan yang terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan.
Diawali dari inventarisasi dan diakhiri oleh desain (menurut Gold) atau diawali
dengan inventarisasi dan diakhiri oleh pemeliharaan (menurut Zain Rachman).
Dalam bidang Arsitektur Lanskap, perencanaan dan perancangan memiliki tahapantahapan kegiatan yang dapat dijabarkan secara umum sebagai berikut:
Persiapan (tapak dan perlengkapan)-----Inventarisasi (fisik, sosial dan ekonomi)----Analisis (analisis tapak, hambatan dan kesempatan, potensi dan program
pengembangan)-----Sintesis (alternatif-alternatif)-----Perencanaan----Perancangan-----Pelaksanaan-----Pemeliharaan-----Tujuan Perencanaan.
Menurut Gold, proses perencanaan dan perancangan terdiri dari tahapan-tahapan
kegiatan yang diawali dengan persiapan-----inventarisasi-----analisis-----sintesis----perencanaan-----perancangan-----dan diakhiri dengan desain. Sedangkan menurut Zain
Rachman, proses perencanaan dan perancangan terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan
yang diawali dengan persiapan-----inventarisasi-----analisis-----sisntesis----perencanaan-----perancangan-----dan diakhiri dengan pemeliharaan.
Secara umum, proses perencanaan (planning) dan perancangan (design) dapat
dijelaskan melalui tahapan berikut:
1.
Persiapan.
Dilakukan perumusan tujuan, program, informasi mengenai keinginan dan pembuatan
kesepakatan (kontrak). Penyiapan sumber daya, bahan dan alat untuk keperluan
lapang (field) maupun di ruang kerja atau studio (desk). Kegiatan yang dilakukan
dalam proses persiapan antara lain jadwal kerja kegiatan perencanaan, rencana biaya
pelaksanaan kegiatan perencanaan dan produk perencanaan yang akan dihasilkan.
2.
Inventarisasi.
Dilakukan pengumpulan data awal, survei lapang (praktek lapangan), wawancara,
pengamatan, perekaman dan lain-lain. Inventarisasi terdiri dari empat aspek utama,
yaitu:
a.
Aspek fisik dan biofisik, yang diletakkan pada peta dasar berupa:
- Ukuran
- Bangunan atau konstruksi
- Drainase
- Topografi
- Tanah
- Tanaman
- Wildlife (marga satwa)
- Iklim atau geografi
- View (pemandangan).

ARSITEKTUR LANSKAP
12

b.

Aspek sosial dan budaya, berupa:


- Jumlah dan usia user (pemakai)
- Tingkat pendidikan
- Faktor kesukaan dan pantangan
- Faktor kebutuhan
- Pengaruh adat, kepercayaan dan lain-lain.

c.

Aspek ekonomi, berupa:


- Faktor pendanaan dan pembiayaan
- Sustainabilitas dari lanskap.

d.

Aspek teknik, berupa:


- Peraturan
- Undang-Undang.
Inventarisasi berasal dari existing condition (keadaan awal). Intensitas interaksi
perancang dengan tapak harus tinggi untuk menjamin presisi. Inventarisasi lebih
mudah bila didukung oleh peralatan pendukung yang modern.

3.

Analisis.
Merupakan tahap penilaian terhadap masalah atau persoalan dan hambatan serta
potensi yang dimiliki oleh tapak.
Kegiatan analisis memiliki tujuan, sasaran dan fungsi yang diperoleh dari:
a.
Data secara kualitas deskriptif, berupa:
- Potensi tapak
- Kendala tapak
- Amenities (kesenangan, kenikmatan atau fasilitas-fasilitas) tapak
- Danger signals (tanda bahaya) tapak.
b.

Data secara kuantitatif, yang digunakan dalam penentuan batas daya dukung tapak.

4.

Sintesis.
Merupakan masalah atau persoalan yang dicari solusinya, sedangkan potensi
dikembangkan dan dioptimalkan. Sintesis dapat diperoleh dari konsep perencanaan
tata letak/rencana tapak (site planning) yang berperan dalam mengolah input dari
sintesis yang hasilnya berupa alternatif-alternatif perencanaan. Selain itu, juga
berperan dalam membagi ruang dan daerah fungsional.

5.

Konsep.
Merupakan pengembangan dari hasil-hasil analisis-sintesis (alternatif terpilih).
Konsep dapat memberikan rincian spesifik fungsi komponen atau elemen-elemen
lanskap atau bahkan jenis yang akan digunakan. Konsep terdiri atas konsep dasar dan
konsep pengembangan (konsep tata ruang, konsep tata hijau, konsep sirkulasi, konsep
fasilitas, konsep utilitas dan sebagainya).

ARSITEKTUR LANSKAP
13

6.

Perencanaan (planning).
Tahap pengembangan konsep yang dinyatakan sebagai rencana lanskap (landscape
plan), yang dapat disajikan dalam bentuk rencana lanskap total atau rencana tapak
(site plan).

7.

Perancangan (design) atau desain.


Berisi elemen-elemen yang sudah harus spesifik dalm hal jumlah, ukuran, jenis, warna
dan lain-lain. Hasil dari desain berupa rancangan lanskap detail (gambar tampak dan
potongan, rancangan penanaman, konstruksi, instalasi dan sebagainya) serta uraianuraian tertulis (RAB/Rencana Anggaran Biaya). Desain berfungsi sebagai bestek
(gambar kerja). Dalam sebuah desain, yang harus diperhatikan yaitu:
Skala atau perbandingan
Teknik atau cara menggambar/mendesain
Penggunaan simbol yang digunakan
Diterima secara umum
Gambar pendukung: tampak, potongan, axonometric dan perspektif.
Elemen-elemen yang spesifik, berupa jumlah, ukuran, warna, jenis, proporsi,
bentuk, titik, garis, ruang dan lain-lain.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

ARSITEKTUR LANSKAP
14

Anda mungkin juga menyukai