Anda di halaman 1dari 14

A.

Macam-macam Sanksi Pajak


Ada 2 macam sanksi perpajakan, yaitu :
1. SANKSI ADMINISTRASI
Sanksi administrasi merupakan sanksi yang dikenakan pada wajib pajak yang terkena
sanksi pajak berupa pemungutan dana. Sanksi administrasi atau sanksi pungutan dana ini di
bagi menjadi 3 yaitu :
a.

Sanksi Administrasi Berupa Denda


Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan
dalam UU perpajakan. Terkait besarannya denda dapat ditetapkan
sebesar jumlah tertentu, persentase dari

jumlah tertentu, atau suatu

angka perkalian dari jumlah tertentu.


Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambah
dengan sanksi pidana. Pelanggaran yang juga dikenai sanksi pidana ini
adalah pelanggaran yang sifatnya alpa atau disengaja. dimuat hal-hal
yang dapat menyebabkan sanksi administrasi berupa denda, bentuk
pengenaan denda, dan besarnya denda. Sanksi denda :
N
o

Pasal

Masalah

7 (1)

SPT Terlambat
disampaikan :

a. Masa PPN, masa


lainnya

b. Tahunan PPh WPOP,


Badan

8 (3)

Pembetulan sendiri
setelah pemeriksaan dan
belum disidik

Sanksi

Rp500.000
,
Rp
100.000
Rp100.000
,
Rp
1.000.000
150%

Keterang
an

Per SPT

Per SPT

Dari jumlah
pajak yang
kurang

N
o

Pasal

Masalah

Sanksi

Keterang
an
dibayar

4.

5.

14 (4)

14 (5)

25 (9)

a. Pengusaha yang telah


dikukuhkan sebagai
PKP, tetapi tidak
membuat faktur pajak
atau membuat faktur
pajak, tetapi tidak tepat
waktu;

2%

Dari DPP

b. Pengusaha yang telah


dikukuhkan sebagai PKP
yang tidak mengisi
faktur pajak secara
lengkap

2%

Dari DPP

c. PKP melaporkan faktur


pajak tidak sesuai
dengan masa
penerbitan faktur pajak

2%

Dari DPP

PKP gagal berproduksi


telah diberikan
pengembalian Pajak
Masukan

2%

Dari DPP

Keberatan ditolak atau


dikabulkan sebagian

b. Sanksi Aministrasi Berupa Bunga

50%

Dari jumlah
pajak
berdasarkan
keputusan
keberatan
dikurangi
dengan pajak
yang telah
dibayar
sebelum
mengajukan
keberatan

Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran


yang menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar. Jumlah bunga
dihitung berdasarkan persentase tertentu dari suatu jumlah, mulai dari
saat bunga itu menjadi hak/kewajiban sampai dengan saat diterima
dibayarkan.
Besarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang
tidak/kurang dibayar. Tetapi, dalam hal Waiib Paiak hanya membayar
sebagian atau tidak membayar sanksi bunga yang terdapat dalam surat
ketetapan pajak yang telah diterbitkan, maka sanksi bunga tersebut
dapat ditagih kembali dengan disertai bunga lagi.
Perbedaan lainnya dengan bunga utang pada umumnya adalah
sanksi bunga dalam ketentuan perpajakan pada dasarnya dihitung 1
(satu) bulan penuh. Dengan kata lain, bagian dari bulan dihitung 1 (satu)
bulan penuh atau tidak dihitung secara harian. Untuk mengetahui lebih
jelas mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan sanksi bunga dan
penghitungan besarnya bunga dalam pajak.
Sanksi bunga:
No

Pasal

Masalah

1.

8 (2 dan
2a)

Pembetulan SPT
Masa dan Tahunan

2.

9 (2a dan
2b)

Keterlambatan
pembayaran pajak
masa dan tahunan

3.

13 (2)

Kekurangan
pembayaran pajak
dalam SKPKB

4.

13 (5)

SKPKB diterbitkan
setelah lewat
waktu 5 tahun
karena adanya

Sank
si

Keterangan

2%

Per
bulan,
dari
jumlah pajak yang
kurang dibayar

2%

Per
bulan,
dari
jumlah
pajak
terutang

2%

48%

Per bulan, dari


jumlah kurang
dibayar, max 24
bulan
Dari jumlah pajak
yang tidak atau
kurang dibayar.

No

Pasal

Masalah

Sank
si

Keterangan

tindak pidana
perpajakan
maupun tindak
pidana lainnya
yang merugikan
pendapatan
Negara

5.

14 (3)

a. PPh tahun
berjalan
tidak/kurang
bayar
b. SPT kurang
bayar

6.

7.

8.

15 (4)

SKPKBT diterbitkan
setelah lewat
waktu 5 tahun
karena adanya
tindak pidana
perpajakan
maupun tindak
pidana lainnya

19 (1)

SKPKB/T, SK
Pembetulan, SK
Keberatan,
Putusan Banding
yang
menyebabkan
kurang bayar
terlambat dibayar

19 (2)

Mengangsur atau
menunda

2%

Per bulan, dari


jumlah pajak tidak/
kurang dibayar,
max 24 bulan

2%

Per bulan, dari


jumlah pajak tidak/
kurang dibayar,
max 24 bulan

48%

Dari jumlah pajak


yang tidak atau
kurang dibayar

2%

Per bulan, atas


jumlah pajak yang
tidak atau kurang
dibayar

2%

Per bulan, bagian


dari bulan dihitung
penuh 1 bulan

No

Pasal

9.

c.

Masalah
Kekurangan pajak
akibat penundaan
SPT

19 (3)

Sank
si

Keterangan
Atas kekurangan
pembayaran pajak

2%

Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan


Jika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi administrasi berupa
kenaikan adalah sanksi yang paling ditakuti oleh wajib Pajak. Hal ini
karena bila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus dibayar
bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan pada dasarnya
dihitung dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang
tidak kurang dibayar.
Jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan biasanya dikenakan
karena

Wajib

Pajak

tidak

memberikan

informasi-informasi

yang

dibutuhkan dalam menghitung jumlah pajak terutang.


Sanksi kenaikan:
No

1.

2.

Pasal

Masalah

8 (5)

Pengungkapan ketidak
benaran SPT sebelum
terbitnya SKP

13 (3)

Apabila: SPT tidak


disampaikan
sebagaimana disebut
dalam surat teguran,
PPN/PPnBM yang tidak
seharusnya
dikompensasikan atau
tidak tarif 0%, tidak
terpenuhinya Pasal 28
dan 29

Sanks
i
50%

Keterangan
Dari
pajak
kurang dibayar

yang

No

Pasal

Masalah
a. PPh yang tidak atau
kurang dibayar
b. tidak/kurang
dipotong/ dipungut/
disetorkan
c. PPN/PPnBM tidak atau
kurang dibayar

3.

15 (2)

Kekurangan pajak pada


SKPKBT

Sanks
i

Keterangan

50%

Dari PPh yang tidak/


kurang dibayar

100%

Dari PPh yang tidak/


kurang
dipotong/
dipungut

100%

Dari PPN/ PPnBM yang


tidak
atau
kurang
dibayar

100%

Dari
kekurangan
tersebut

2. SANKSI PIDANA
No.
1.

Pasal
38 Ayat (1)

Masalah
a. tidak menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT);
atau
b. menyampaikan
SPT, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan
keterangan yang isinya

Sanksi
pidana kurungan
paling lama 1 (satu)
tahun dan atau
denda paling tinggi
2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang
tidak atau kurang
dibayar.

tidak benar,
2.

39 Ayat (1)
pidana

penjara

- tidak mendaftarkan diri, atau

paling

lama

menyalahgunakan, atau

6 (enam) tahun dan

menggunakan tanpa hak

denda paling tinggi

Nomor Pokok Wajib Pajak

4 (empat)

(NPWP) atau Pengukuhan

jumlah

Pengusaha Kena Pajak (PKP);

terutang yang tidak

atau

atau

kali
pajak
kurang

jumlah
pajak

- tidak menyampaikan SPT;

dibayar.

atau menyampaikan SPT dan


atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak
lengkap; atau
- menolak untuk dilakukan
pemeriksaan; atau
- memperlihatkan pembukuan,
pencatatan, atau dokumen
lain yang palsu atau
dipalsukan seolah-olah benar;
atau
- tidak menyelenggarakan
pembukuan atau pencatatan,
tidak memperlihatkan atau
tidak meminjamkan buku,
catatan, atau dokumen
lainnya; atau
- tidak menyetorkan pajak
yang telah dipotong atau
dipungut,

3.

39 Ayat (2)

Seseorang melakukan lagi


tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1
(satu) tahun, terhitung sejak
selesainya menjalani pidana
penjara yang dijatuhkan

pidana 2 (dua) kali


lipat dari ancaman
pidana yang diatur
sebagaimana
b.

butir

4.

39 Ayat (3)

Setiap orang yang melakukan


percobaan untuk melakukan
tindak pidana

pidana

penjara

tahun

menggunakan tanpa hak


NPWP atau Pengukuhan PKP,
atau menyampaikan SPT dan
atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap

dan

paling

denda

tinggi

(empat) kali jumlah


restitusi

yang

dimohon dan atau


kompensasi

dalam rangka mengajukan

yang

dilakukan oleh Wajib

permohonan restitusi atau


melakukan kompensasi pajak
39A

dengan

paling lama 2 (dua)

menyalahgunakan atau

5.

dipidana

Pajak.

a. menerbitkan dan/atau menggunakan Penjara paling singkat 2


faktur pajak, bukti pemungutan pajak, tahun

paling

lama

dan/atau bukti setoran pajak yang tahun, dan denda paling


tidak

berdasarkan

transaksi

yang sedikit 2 kali dan paling

sebenarnya ; atau
lama 6 kali
b. menerbitkan faktur pajak tetapi
belum dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak
3. DALUWARSA TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau
waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa
Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya Tahun Pajak yang
bersangkutan.
4. SANKSI BAGI PEJABAT DAN PIHAK KETIGA
Setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas
di bidang perpajakan, dilarang mengungkapkan kerahasiaan WP yang
menyangkut masalah perpajakan.

Pelanggaran atas larangan mengungkapkan kerahasiaan WP tersebut


dapat diancam sanksi pidana sebagai berikut:

No
1

Pasal
41 ayat (1)

Masalah

Sanksi

Pejabat yang karena

pidana kurungan

kealpaannya tidak memenuhi

paling lama 1 (satu)

kewajiban merahasiakan hal

tahun dan

kerahasiaan Wajib Pajak

denda paling
banyak Rp.
25.000.000,00 (dua
puluh lima juta
rupiah).

41 ayat (2)

Pejabat yang dengan sengaja

dipidana dengan

tidak memenuhi kewajibannya

pidana penjara

atau seseorang yang

paling lama 2 (dua)

menyebabkan tidak

tahun dan denda

dipenuhinya kewajiban

paling

pejabat

banyak Rp.50.000.0
00,00 (Lima puluh
juta rupiah).

41A

41B

Setiap orang yang menurut

dipidana dengan

ketentuan wajib memberikan

pidana penjara

keterangan atau bukti yang

paling lama 1 (satu)

diminta tetapi dengan sengaja

tahun dan denda

tidak memberi keterangan

paling banyak Rp.

atau bukti; atau memberi

25.000.000,00 (Dua

keterangan atau bukti yang

Puluh Lima juta

tidak benar

rupiah).

Setiap orang yang dengan

dipidana dengan

sengaja menghalangi atau

pidana penjara

mempersulit penyidikan

paling lama 3 (tiga)

tindak pidana perpajakan

tahun dan denda


paling banyak Rp.
75.000.000,00
(Tujuh puluh lima
juta rupiah).

41 C ayat Setiap orang yang sengaja

Kurungan paling

(1)

tidak memenuhi kewajiban

lama 1 tahun, denda

merahasiakan segala sesuatu

paling banyak 1

yang diketahui dan

Milyar.

diberitahukan kepadanya oleh


wajib pajak dalam rangka
jabatan atau pekerjaannya
untuk menjalankan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan.
6

41 C ayat Setiap orang yang dengan

Kurungan paling

(2)

sengaja menyebabkan tidak

lama 10 bulan,

terpenuhinya kewajiban

denda paling

pejabat dan pihak lain dalam

banyak 800 juta.

merahasiakan segala sesuatu


yang diketahui dan
diberitahukan kepadanya oleh
wajib pajak dalam rangka
jabatan atau pekerjaannya
untuk menjalankan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan.

41 C ayat Setiap orang yang dengan

Kurungan paling

(3)

sengaja tidak memberikan

lama 10 bulan,

data dan informasi yang

denda paling

diminta oleh DJP dalam

banyak 800 juta.

menghimpun data dan


informasi untuk kepentingan
penerimaan Negara.
8

41 C ayat Setiap orang yang dengan

Kurungan paling

(4)

sengaja menyalahgunakan

lama 1 tahun, denda

data dan informasi perpajakan

paling banyak 500

sehingga menimbulkan

juta

kerugian bagi Negara.


5. PENGECUALIAN SANKSI PAJAK (pasal 7 ayat (2))
Ada pengecualian atas sanksi administrasi berupa denda terhadap wajib
pajak, jika :
a. Wajib pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia
b. Wajib pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
c. Bentuk usaha tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia
d. Wajib pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi
belum di bubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi
f. Wajib pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan
peraturan Menteri Keuangan
g. Wajib pajak lain yang di atur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.

6. CONTOH KASUS
A. Sanksi atas Keterlambatan Pembayaran Pajak

Jatuh tempo pembayaran PPh Pasal 25 untuk bulan Mei 2013 adalah Tgl 15 Juni 2013
(bertepatan jatuh pada hari Sabtu), maka tanggal jatuh tempo diundur menjadi Tgl 17 Juni
2013 (hari Senin).
Apabila membayar PPh Pasal 25 pada Tgl 19 Juli 2013 (terlambat 1 bulan 2 hari = 2 bulan
keterlambatan), maka akan dikenakan bunga sebesar 2% x 2 bulan = 4%.
Apabila nilai Pajak Terutang sebesar Rp 5.000.000,Denda Bunga (4% x Rp 5.000.000,-) = Rp 200.000,Total yang harus dibayar = Rp 5.200.000,B. Pelunansan pajak setelah penerbitan SKPKB
Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena pajak selama Tahun Pajak 2006 sebesar
Rp100.000.000,00 dan menyampaikan Surat Pemberitahuan tepat waktu. Pada bulan
April 2009 berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar maka sanksi bunga dihitung sebagai berikut:
1. Penghasilan Kena Pajak
Rp 100.000.000,00
2. Pajak yang terutang
(30% x Rp100.000.000,00) Rp 30.000.000,00
3. Kredit pajak
Rp 10.000.000,00 (-)
4. Pajak yang kurang dibayar
Rp 20.000.000,00
5. Bunga 24 bulan (24 x 2% x Rp 20.000.000,00)
Rp 9.600.000,00 (+)
6. Jumlah pajak yang masih harus dibayar
Rp 29.600.000,00
Dalam hal pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, selain harus menyetor pajak yang terutang, pengusaha tersebut
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
pajak yang kurang dibayar yang dihitung sejak berakhirnya Masa Pajak untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan.
C. SKPKB
1) Pajak Penghasilan
Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
sebesar Rp 80.000.000,00.
Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang


Bayar dengan penghitungan sebagai berikut:

2)

Pajak Pertambahan Nilai


Pengusaha Kena Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak sebesar Rp 60.000.000,00.
Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang


Bayar dengan penghitungan sebagai berikut:

D. SANKSI ADMINISTRASI MENGANGSUR DAN MENUNDA PEMBAYARAN


PAJAK

Anda mungkin juga menyukai