MAIMUNA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
Judul Skripsi
Nama
: Maimuna
NIM
: G74110051
Disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Diketahui oleh
iii
Disetujui tanggal:
Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Departemen Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
Oleh:
MAIMUNA
G74110051
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
organisasi
kemahasiswaan
penulis
juga
mengikuti
organisasi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan
hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul
Karakterisasi Biphasic Calsium Phosphate Berpori dengan Rasio 60/40 Sebelum
dan Sesudah Diimplankan ke dalam Tulang Domba. Usulan ini disusun agar
penulis dapat segera melakukan penelitian dan sebagai salah satu syarat kelulusan
program sarjana di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepadakedua orang tuadan
para sahabat yang selalu memberikan nasehat, bimbingan dan semangat kepada
penulis. Kepada pembimbing skripsi yang selalu memberikan motivasi dan
semangat serta menyempatkan waktunya untuk berdiskusi mengenai penyusunan
usulan penelitian ini. Tak lupa pula kepada rekan-rekan fisika terutama rekan
fisika 48 beserta civitas akademika fisika lainnya yang telah banyak membantu
penulis selama ini.
Keterbatasan manusia membuat penulis merasa perlu kritik dan saran dari
rekan-rekan agar penelitian yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan
selesai tepat waktu. Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi semuanya.
Bogor, 21 September 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.3 Perumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Hipotesis........................................................................................................ 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Tulang ........................................................................................................... 3
2.2 Hidroksiapatit ................................................................................................ 4
2.3 - TCP .......................................................................................................... 4
2.3 Biphasic Calcium Phosphate Berpori ........................................................... 4
2.4 Domba Sebagai Hewan Uji ........................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 5
3.2 Bahan ............................................................................................................ 6
3.3 Alat ................................................................................................................ 6
3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 11
BAB I PENDAHULUAN
haruslah
bersifat
bioaktif,
biokompatibiliti,
mudah
didapat,
1.4 Hipotesis
BCP dengan rasio 60% HA dan 40% -TCP setelah diimplankan pada
domba selama 3 bulan akan menghasilkan BCP yang bersifat bioaktif,
biokompatibel dan berguna untuk membantu proses penyembuhan tulang.
2.1 Tulang
Tulang tersusun atas mineral dan matriks. Senyawa mineral yang ada pada
tulang umumnya berbentuk senyawa kalsium. Senyawa kalsium dalam tulang
yang berikatan dengan fosfat disebut kalsium fosfat.10 Kalsium dapat diperoleh
secara alami maupun sintesis. Secara alami kalsium diperoleh dari susu, daging,
sayuran dan cangkang telur sedangkan sintetis diperoleh dari suplemen.
Tulang merupakan jaringan hidup yang hidup yang dinamis terbentuk dari
sel aktif.6 Tulang terus menerus mengalami perbaikan dan pembentukan yang
dikenal dengan proses remodelling tulang. Sejak masih janin sampai usia 30-35
tahun tulang mengalami proses pembentukan dan perbaikan tulang. Tetapi
umumnya diatas usia tersebut, pertumbuhan tulang selesai sehingga yang terjadi
2.2 Hidroksiapatit
Hidroksiapatit merupakan senyawa mineral dan anggota mineral apatit
dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2sebagai suatu bahan keramik yang memiliki
kesamaan dengan jaringan tulang asli.12 HA merupakan senyawa kalsium fosfat
yang paling stabil, memiliki sifat bioaktif dengan bioafinitas yang tinggi, bersifat
biokompatibel, serta memiliki kesamaan komposisi dan biologis dengan tulang.
Sifat bioaktif inilah yang dapat mempercepat proses pembentukan tulang.13
Namun jika digunakan sendiri, hidroksiapatit tidak memiliki kekuatan mekanik
atau rapuh, mudah hansur karena tidak tahan terhadap tekanan.14
2.3 - TCP
Tri kalsium fosfat (TCP) merupakan biomaterial sintetik yang memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan jaringan tubuh manusia. Salah satu
polimorf TCP yang banyak digunakan adalah -TCP.15 -TCP merupakan
bioceramics dengan sifat biokompatibiliti yang baik dan digunakan untuk
regenerasi tulang. Penyerapan secara biologis pada -TCP dengan laju yang tinggi,
bioresobable dan bioaktif.16 Apabila HA dan -TCP digabungkan akan
membentuk BCP yang sifatnya lebih baik dan saling melengkapi.
BCP berpori, BCP berpori dapat dilakukan dengan menambahkan bahan porogen
yang akan menghilang selama proses kalsinasi. Bahan parogen antara lain: parafin,
naftalena, pati atau beberapa polimer seperti gelatin, kitosan dan alginat.17 Pada
penelitian ini menggunakan alginat sebagai parogen karena alginat banyak
terdapat di alam salah satunya diperoleh dari alga coklat. Beberapa jenis alga
coklat ditemukan tumbuh melimpah di perairan Indonesia, salah satunya adalah
sargassum sp.18 Material alginat diperoleh secara komersil dari PT Setia Guna
Bogor, Jawa Barat.
dilakukan di
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkang telur ayam,
H3PO4, CaCl2, (NH4)2HPO4, aquabides, aquades, alginat, zylazine, antropin,
ketamin, fluxin. entrofluxaxin. Hewan percobaan yang digunakan domba lokal
yang berjumlah 4 ekor dengan umur 2 tahun dan berat badan 29 kg (ratarata 28,751,04).
3.3 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, labu
takar, elenmayer, furnace, gelas piala, kertas saring, buret, magnetic stirrer, pipet
tetes, hot plate, alumunium foil, XRD, FTIR, SEM-EDX, Vickers, alat bedah dan
alat suntik.
sebanyak 2.8628 gram dengan (NH4)2HPO4 sebanyak 3.9579 gram dalam 100 ml
aquades. Metode yang digunakan adalah presipitasi dalam waktu 1.5 jam dan
distiring selama 1 jam. Campuran tersebut kemudian di aging dan disaring
menggunakan vakum. Hasil penyaringan dikeringkan pada suhu 110 oC dan
disintering menggunakan furnace dengan suhu 900 oC selama 5 jam. Sintesis TCP dilakukan dengan mereaksikan antara Ca dari cangkang telur 4.8096 gram
dengan H3PO4 sebanyak 4.608 ml dalam 100 ml aquabides. Pada penelitian ini
menggunakan metode presipitasi dalam waktu 2 jam pada suhu 50 oC. Campuran
tersebut kemudian disaring menggunakan vakum. Hasil penyaringan disintering
menggunakan furnace dengan suhu 1000 oC selama 7 jam.
Dalam
digunakan
berbentuk pellet. BCP dibuat dengan mencampurkan HA dan -TCP dalam 100
ml aquabides. HA dan TCP tersebut distiring selama 30 menit dengan
kecepatan putar 300 rpm dan dikeringkan menggunakan furnace pada suhu 110
o
C selama 5 jam. Kemudian setelah terbentuk BCP maka kita sintesis BCP/alginat
dengan metode freeze drying, BCP dipreparasi dengan mencampur serbuk alginat
ke dalam larutan BCP dengan rasio 70/30. Pencampuran tersebut dilakukan
menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan putar 300 rpm selama 1 jam
pada suhu kamar dan dihomogenisasi dengan kecepatan putar 600 rpm.
Selanjutnya, larutan crosslink CaCl2 0,03M ditambahkan ke dalam campuran
BCP/alginat dan dilakukan homogenisasi kembali sehingga berbentuk gel. Gel
BCP/alginat yang dihasilkan pada proses tersebut kemudian di cetak di dalam plat
kultur 48-well dan didiamkan selama 1 jam (sehingga menjadi polimerisasi
sempurna). Pembekuan gel BCP/alginat dilakukan di freezer selama satu malam
dan dilanjutkan dengan pengeringan beku menggunakan freezer dryer sehingga
BCP/alginat berbentuk pellet. BCP berpori yang telah dalam bentuk pellet
dikarakterisasi melalui analisis XRD, FTIR, SEM-EDX.
Pengujian BCP secara In vivo
Proses ini dilakukan dengan mengoperasi domba. Domba yang digunakan
berumur 2 tahun. Sebelum operasi domba diberi obat bius menggunakan zylazine,
antropin, ketamine. Tulang tibia domba sebelah kanan dibor menggunakan bor
sesuai dengan ukuran implan. Kemudian memasukkan implan BCP berpori rasio
60/40 ke dalam tulang tersebut. Empat ekor domba lokal yang digunakan pada
penelitian ini, tiga ekor domba lokal yang diimplankan menggunakan BCP
berpori dan satu ekor domba sebagai kontrol tanpa implan. Seluruh domba
kemudian dipanen pada hari ke-90 pascaoperasi. Selama tiga bulan tersebut,
domba dipelihara dalam lingkungan kandang yang memadai dengan sirkulasi
udara yang cukup, pencahayaan dan temperatur normal, asupan pakan sebanyak
dua kali sehari disertai asupan. Pemeliharaan domba dilakukan selama 10 hari
sebelum operasi implantasi untuk evaluasi kondisi hewan, serta selama 30, 60,
dan 90 hari setelah operasi. Selama tiga bulan dilakukan pengamatan, parameter
pengamatan antara lain keadaan, bentuk, dan tingkat degradasi implan, ikatan
antara implan dengan tulang, dan pertumbuhan tulang baru ke dalam implan.
Setelah tiga bulan, tulang domba baik yang sebagai kontrol maupun yang
diimplankan BCP berpori akan dikarakterisasi melalui analisis XRD, FTIR, SEMEDX dan Uji kekerasan tulang. Untuk mengetahui karakteristik struktur kristal
yang dihasilkan dilakukan pengujian dengan XRD pada sampel. Pengujian XRD
ini dilakukan pada sudut 2 dari 10o sampai 80o. Pengujian gugus fungsi pada
sampel dilakukan dengan FTIR. Untuk mengetahui morfologi dan komposisi
unsur dilakukan pengujian dengan SEM-EDX. Pengujian sifat mekanik dilakukan
dengan uji kekerasan tulang untuk mengetahui tingkat kekerasan permukaan
sampel. Tulang yang diuji adalah tulang tibia sebelah kanan yang terdapat implan
BCP.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Vaananen HK & Horton M: The osteoclast clear zone is a specialized cellextracellular matrix adhesion structure. J Cell Sci. 108, pp 2729-2732,
1995.
3.
4.
[Anonim].
2006.
Wanita
rentan
Terkena
Osteoporosis.
6.
Kalfas
IH.
Principles
of
Bone
Healing.
Neurosurgery
Focus.
8.
Kim HS, Kim JT, Jung YJ.2007. Preparation of porous chitosan/fibrionhydroxiapatite composite matrix for tissue engineering. Macromolecular
Research 15(1): 65-73.
9.
Pearce AI, Richards RG, Milz S, Schneider E, Pearce SG. Animal models
for implant biomaterial research in bone: a review. Switzerland: AO
Research Institute, AO Foundation. 2007
10.
10
11.
12.
13.
14.
Hutchens, S A., Woodward, J., Evans, B.R., and ONeil, H.M., 2004.
Composite Material, United State Patent 20040096509, May 20, 2004
15.
16.
Lobo SE, Arinzeh TL. Biphasic Calsium Phosphate Ceramics for bone
regeneration and tissue enginerring applications Materials. 2010. 3:815826.
17.
18.
19.
Newman E, Turner AS, Wark JD. 1995. The potential of sheep for the
study of osteopenia: current status and comparison with other animal
models. Bone16:277S-284S.
20.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Kegiatan Penelitian
Tahun 2014/2015
Kegiatan penelitian
Penelusuran Literatur
Penyusunan Usulan
Penelitian
Seminar Usul
Penelitian
Analisa dan Penyusunan
Skripsi
Seminar Hasil
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
12
Pembuatan -TCP
Pengujian In vivo
Analisis Data
Penyusuna laporan
Selesai
8i
13
No
Transaksi
Satuan
Jumlah
barang
Harga satuan
(Rp)
Total (Rp)
Peralatan
1
Selang suntik
Buah
20.000
20.000
Gelas piala(1000mL)
Buah
100.000
100.000
Elenmeyer(100 mL)
Buah
50.000
50.000
Pipet tetes
Buah
10.000
10.000
Labu takar
Buah
125.000
125.000
Buah
60.000
120.000
Buah
20.000
40.000
Botol sampel
Buah
14
7.000
98.000
Subtotal
Bahan-bahan
Limbah cangkang
telur
563.000
domba
ekor
1.2500.000
5.000.000
H3PO4
Botol
64.000
64.000
CaCl2
Pack
40.000
40.000
(NH4)2HPO4
Set
100.000
100.000
Aquades
Liter
10
10.000
100.000
Aquabides
Liter
50.000
250.000
Alginat
gram
100
500
50.000
Alumunium foil
gulung
22.000
64.000
NaOH
Pack
45.000
45.000
zylazine, antropin,
Set
90.000
50.000
14
ketamin, fluxin.
Entrofluxaxin
Subtotal
5.763.000
Karakterisasi
XRD
Sampel
100.000
300.000
FTIR
Sampel
100.000
300.000
SEM-EDX
Sampel
400.000
1.200.000
Sampel
100.000
500.000
Subtotal
2.300.000
Akomodasi Kolokium
Kali
Akomodasi Seminar
hasil
15.000
90.000
150.000
150.000
Kali
200.000
200.000
Penyusunan Tugas
akhir
Eksempla
r
50.000
300.000
Akomodasi Sidang
Kali
100.000
100.000
BogorBATAN
Bandung untuk
penelitian
(Karakterisasi XRD,
FTIR, SEM/EDAX,
Uji Kekerasan)
(pulang-pergi)
Kali
200.000
400.000
Pengambilan sampel
yang telah
dikarakterisai ke
BATAN(pulangpergi)
Kali
200.000
200.000
Subtotal
1.440.000
Total
10.066.000