JURNAL
I P T E K OLAHRAGA
Volume 1 4 , Nomor 3, September-Desember 2 0 1 2
Sukadiyanto)
Diterbitkan oleh:
iSSN: 1411-0016
Pembina
Dr. Andi A. Mallarangeng (Menteri Pemuda dan Olahraga R.I.)
Penasihat
Dra. Yuli Mumpuni Widarso (Sekretaris Kemenpora R.I.)
Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M. Kes. (Deputi Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga)
Penanggung J a w a b
Drs. Agus Mahendra, M.A. (Asisten Deputi Penerapan Iptek Keolahragaan)
Ketua Penvunting
Dr. Wahjoedi, M. Pd. (Universitas Pendidikan Ganesha Bali)
YVakil Ketua Penyunting
Prof. Dr. H. M.E. Winarno, M. Pd. (Universitas Negeri Malang)
Mitra Bestari
Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M. Pd. (Universitas Negeri Semarang)
Prof. Dr. Hari A. Rachman, M. Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd. (Universitas Negeri Surabaya)
Prof. Dr. Adang Suherman, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia)
Dr. Asep Suharta, M.Pd. (Universitas Negeri Medan)
Dr. Ali Maksum, M.Si. (Universitas Negeri Surabaya)
Drs. Toto Subroto, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia)
Drs. Dimyati, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Penyunting Pelaksana
Drs. Wisler Manalu, M.M., Drs. Bambang Sutiyono, M.Pd.,
Drs. Hery Yansen Manurung, dan Muhammad Alfin, M.Pd.
/
Sekretariat
Tolkhah Mansyur, S.Sos., Naomas S. Sitio, Mahyudin R., S.Sos, Sugiharti, SE., dan Dini Yusliyanti
JURNAL IPTEK OLAHRAGA: Diterbitkan oleh Asisten Deputi Iptek Olahraga, Deputi Peningkatan Prestasi
Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I. Perintis: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga
(PPPITOR).
Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah/artikel yang belum pemah diterbitkan dalam jurnal lain (Petunjuk
bagi Penulis: baca pada bagian dalam sampul belakang).
Alamat Penyunting dan Sekretariat: Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I., c.q Asisten Deputi Iptek Olahraga,
Gedung Grha Pemuda dan Olahraga Lantai 4, Jalan Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta Pusat (10270),
Telp/Fax (021) 5731106, email: jurnal_iptekor@yahoo.com.
I
ISSN: 1411-0016
3
D A F T A R ISI
Pengembangan Hardware
dan Software
untuk
Mengetahui Karakteristik Lompat Jauh Berbasis
Telemetri
215-228
Indonesia:
Kajian
288-308
motivasi
olahraga,
kepercayaan
diri, penampilan
olahraga.
Beberapa instrumen dalam bentuk skala yang telah dikembangkan untuk mengukur
keterampilan psikologis baik yang bersifat unidimensional maupun multidimensional pada
umumnya dikhususkan untuk atlet-atlet elit dan dewasa, misalnya The Sport Anxiety Scale
(Smith, Smoll, & Schultz, 1995), Sport Imagery Quesionnaire (Hall, et al., 1998; Hall,
Munroe-Chandler, Fishburne, & Hall, 2009), Psychologial Skills Inventory for Sport atau
PSIS (Mahoney)& Avener, 1977; Mahoney, Gabriel, & Perkins, 1987), PSIS Revised-5 (versi
baru dari PSIS) yang dikembangkan oleh Tammen, Murphy, & Jowdy (dalam Chartrand,
Jowdy, & Danish (1992), TOPS Inventory (Thomas, Murphy, & Hardy, 1999; Lane, 2004, et
al\ Hidayat, 2010), Athletic Coping Skills Inventory (Smith, Schutz, Smoll, & Ptacek (1995),
Ottawa Mental Skills Assessment Tool atau OMSAT-3 (Durand-Bush, Salmela, & Greenp
Demers (2001), sementara intrumen untuk atlet pemula, anak-anak, atau junior masih sangat
terbatas, kalaupun ada masih bersifat uni-teknik seperti The Sport Imagery Questionnaire for
Children atau SIQ-C (Hall, Munroe-Chandler, Fishburne, & Hall, 2009), padahal tersedianya
Yusup Hidayat adalah Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
(FPOK-UPI). Sedngkan Sukadiyanto adalah Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri
Yogyakarta (FIK-UNY)
268
2012:268-287.
instrumen yang memadukan beberapa teknik keterampilan mental akan sangat membantu
efekti-vitas implementasi program latihan keterampilan mental atau psikologis.
Dinilai sebagai kebutuhkan
instrumen yang
memadukan beberapa teknik atau metode keterampilan mental sekaligus aspek mentalnya
untuk atlet anak-anak atau junior, dengan beberapa alasan, antara lain: (1) instrumen yang
valid dan reliabel untuk atlet elit dan dewasa tidak akan valid dan reliabel untuk atlet anakanak karena
269
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
akhirnya dapat digunakan secara integratif dalam merancang program latihan secara
keseluruhan sebagai alat asesmen kebutuhan.
METODE
Metode Penelitian Studi 1
Populasi dan
sampelpenelitian
Populasi studi 1 ini adalah atlet anak-anak yang tergabung di klub, sekolah, atau diklat
cabang olahaga yang ada di Jawa Barat. Sampel dipilih dan ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive-stratified proporsional random sampling. Kriteria inklusivitas sampel terdiri
atas (1) atlet anak-anak usia 11-13 tahun; (2) jenis kelamin putera atau puteri; (3) telah latihan
di klub, sekolah, atau diklat olahraga minimal satu tahun. Sampel berjumlah 482 atlet (286
atlet anak putera (59,37% dan 196 atlet anak puteri 40,63%) yang berasal dari delapan Kota
dan Kabupaten yang ada di Jawa Barat dan 12 cabang olahraga individual dan beregu.
Instrumen penelitian
Instrumen dikembangkan dalam bentuk skala menggunakan model skala Likert, ada
empat jenis skala yang digunakan, yaitu: (1) Skala strategi multiteknik mental olahaga untuk
Atlet Anak Usia 11-13 tahun, terdiri atas tiga subskala, yaitu subskala penetapan tujuan
(Zimmerman & Kitsantas, 1996, 1999), sub skala self-talk (Zervas, Stavrou, & Psychountaki,
2007) dan imajeri mental (Hall, Mack, Paivio, & Hausenblas, 1998); (2) Skala motivasi
olahraga terdiri atas dimensi motivasi ektrinsik dan intrinsik (Pelletier, et al, 1995; Martens
& Webber, 2002); (3) Skala kepercayaan diri, terdiri atas dimensi efisiensi kognitif, latihan
dan keterampilan fisik, dan xesiliensi (Vealey & Chase, 2008); dan (4) Skala penampilan
olahraga terdiri dari empat dimensi yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik, dan psikologis
(Bompa, 2000; Blumenstein & Lidor, 2007; Holliday, Burtona, Suna, Hammermeisterb,
Naylore, & Tenenbaum, 2008).
270
Diri, dan
2012:268-287.
Penampilan Olahaga. Semua data dianalisis dengan menggunakan uji analisis faktor
konfirmatori (confirmatory Factor Analysis/CFA) dengan bantuan program AMOS 16. CFA
digunakan untuk memvalidasi komposisi dan struktur faktor instrumen yang digunakan.
Proses analisis dilakukan melalui dua tahapan, yaitu (1) analisis sub skala/dimensi secara
terpisah untuk menguji model faktor tunggal dari setiap sub skala/dimensi dengan tujuan
untuk mengases validitas konvergen dari aitem yang membangun sub skala/dimmensi; (2)
analisis model lengkap untuk setiap skala berdasarkan analisis tahap 1, dengan ketentuan (1)
melihat nilai signifikansi dari parameter standardized loading, signifikan dengan nilai
probilitas < 0,05, dan (2) melihat nilai convergent validity, yaitu indikator dengan factor
louding di bawah 0,40 (pada standardized regression weight) dinyatakan tidak valid sebagai
pengukur konstrak dan di drop dari analisis (Tabachnick & Fidell, 1996).
Metode Penelitian Studi 2
271
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
variabel yang lain, baik efek variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen maupun
efek variabel laten endogen ke variabel endogen iainya. Setiap atlet mengisi Skala SSMMOAA11-13, Skala Motivasi Olahraga, Skala Kepercayaan Diri, dan Skala Penampilan Olahaga.
Skala dikembangkan dengan menggunakan model skala Likert dengan rentang skala 1 sampai
4. Data dikumpulkan dari atlet anak usia 11-13 tahun yang tersebar di 12 klub atau sekolah
cabang olahraga yang berasal dari 8 Kota/Kabupaten di Jawa Barat.
Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
analisis model
272
2012:268-287.
akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam kaitannya dengan aspek mental
motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga.
Uji CFA motivasi olahraga
Sesuai dengan hasil CFA setiap dimensi dari skala motivasi olahraga untuk atlet anak
usia U - L tahun diperoleh 11 item yang tidak valid karena memiliki nilai muatan faktor di
bawah 0.4 dan memiliki nilai signifikansi (p) > 0.05. Ke-11 item tersebut adalah RE56,
RE63, RJ64, RT65, RT72, RG59, MS60, MS81, KS75, SS55, SS76 dan semuanya akan di
drop dari analisis model lengkap. Sesuai dengan hasil analisis ada 31 item yang membentuk
konstruk teoretis motivasi olahraga, masing-masing terdiri atas 18 item motivasi ekstrinsik
dan 13 item motivasi intrinsik. Model lengkap fit marjinal dengan x2=1289.687; p=0.000;
CMINDF=3.115; GFI=0.851; AGF1=0.821; RMSEA=0.64.
analisis. Berdasarkan hasil CFA model lengkap skala kepercayaan diri diperoleh sebanyak 32
item yang memiliki validitas konstruk di atas 0.4 (Tabachnick & Fidell, 1996) atau 28 item
yang memiliki validitas konstruk di atas 0.5 (Ghozali, 2009) dan semua item sangat
signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE, sementara item
yang tidak valid adalah item MKT135. Jadi ada 20 item atau 16 item yang tidak valid atau
item tidak mampu mengukur konstruk laten teoretisnya, sementara item yang valid mampu
memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan
skor sesungguhnya di dalam populasi.
Uji CFA penampilan olahraga
Sesuai dengan hasil analisis setiap dimensi penampilan olahraga, diperoleh 12 item
yang memiliki validitas konstruk di atas 0.40 dan nilai p < 0.05, sementara empat item tidak
valid yaitu item KF143, KTE140, KTE148, dan KTA141. Selanjutnya ke-12 item tersebut
273
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
model lengkap, terbukti ke 12 item yang dianalisis memiliki validitas konstruk di atas 0.40
dan sangat signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE.
Model fit dengan j l =1.323, GFI=0.980, AGFI=0.965, dan RMSEA=0.026. Artinya, ke 12
item tersebut mampu memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang aiambil dari
sampel menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasi.
Hasil Studi 2
Uji kesesuaian model
Langkah analisis persamaan struktural model secara lengkap dimaksudkan untuk
menguji model, apakah fit atau tidak fit antara model teori dengan data empiris secara
keseluruhan. S'ebelum analisis, terlebih dahulu harus dilakukan uji CFA setiap variabel
eksogen dan endogen serta uji asumsi. Seperti diketahui estimasi dengan metode maximum
likelihood menuntut beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu (1) jumlah sampel harus
besar, (2) distribusi dari observed variable normal secara multivariat, (3) model yang
dihipotesakan harus valid, dan (4) skala pengukuran variabel kontinyu atau interval (Ghozali,
2008).
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Chi-Square
setelah melakukan
modifikasi diperoleh model maksimal dengan besaran nilai Chi-Square = 237.552, p = 0,000,
CMINDF = 2.329, GFI = 0.948, AGFI = 0.922, TLI = 0.959, dan RMSEA = 0.052. Sesuai
dengan hasil tersebut, model fit secara marjinal, artinya masih ada kriteria yang masih belum
terpenuhi. Jadi model teoretis yang dibangun kurang sesuai dengan data empiris lapangan,
namun masih cukup baik karena fit untuk kriteria GFI, AGFI, TLI, dan RMSEA.
/
mempengaruhi
motivasi olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0.159) > 0,05 dan nilai standardized
koefisien parameter sebesar 0.079; (2) penetapan tujuan mempengaruhi
274
kepercayan diri
2012:268-287.
secara signifikan karena nilai t-hitung (0.000) < 0,05 dan nilai standardized koefisien
parameter sebesar 0.704; (3) penetapan tujuan tidak mempengaruhi penampilan olahraga
secara signifikan karena t-hitung (0,748) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter 0.030; (4) self-talk mempengaruhi motivasi olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung
(0,038) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.325; (5) self-talk tidak
tidak mempengaruhi
kepercayaan diri karena nilai t-hitung (0,289) > 0,05 dan nilai
standardized koefisien parameter sebesar 0.246; (6) self-talk tidak mempengaruhi penampilan
oahraga karena nilai t-hitung (0.775) > 0,05 dan nilai
sebesar -0.068; (7) imajeri mental mempengaruhi motivasi olahaga secara signifikan karena
nilai t-hitung (0.022) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.380; (8)
imajeri mental tidak mempengaruhi kepercayaan diri secara signifikan karena nilai t-hitung
(0,438) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.191; (9) imajeri mental
mempengaruhi penampilan olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0,018) < 0,05 dan
dengan nilai standardized koefisien parameter 0.614; (10) motivasi olahraga mempengaruhi
penampilan olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0.000) < 0,05 dan nilai
standardized koefisien parameter sebesar 0.244; (11) kepercayaan diri tidak mempengaruhi
penampilan olahraga secara signifikan t-hitung (0,778) > 0,05 dan nilai
standardized
koefisien parameter sebesar -0, 022; (12) semua variabel laten (strategi multiteknik penetapan
tujuan, self-talk, dan imajeri mental), motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan
olahraga) mempengaruhi semua indikator secara signifikan karena memiliki t-hitung (0.000)
> 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter terentang dari 0.397 sampai 0.945.
Uji kesahihan konvergen
Uji ini dilakukan untuk menentukan kesahihan setiap indikator yang diestimasi,
dengan mengukur dimensi dari konsep yang diuji pada penelitian. Apabila setiap indikator
memiliki nilai critical ratio (C.R) yang lebih besar dari dua kali standar kesalahan (standard
error), menunjukkan bahwa indikator secara sahih telah mengukur apa yang seharusnya
diukur pada model yang disajikan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua
nilai bobot regresi menunjukkan nilai C.R. yang lebih besar dari dua kali standar kesalahan
yang berarti semua butir pada penelitian sahih terhadap setiap variabel penelitian.
275
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis E f e k Langsung, Efek Tidak Langsung, dan Efek Total
Efek Variabel ke Variabel Lain
Variabel Penelitian
Efek
Langsung
Efek Tidak
Langsung
Efek
Total
Kepercayaan Diri
0.704
Motivasi Olahraga
0.325
0,000
0,000
0.704
Self Talk
Imajeri Mental
Penetapan Tujuan
Motivasi Olahraga
0.280
0,000
Motivasi Olahraga
0.079
0,000
0,280
0.079
Self Talk
Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri
Penampilan Olahraga
0.246
0,000
0,246
-0.191
-0.022
0,000
0,000
-0,191
-0,022
Penetapan Tujuan
Imajeri Mental
Kepercayaan Diri
Motivasi olahraga
Imajeri mental
Self talk
Penetapan Tujuan
0.325
0.244
0.068
0,000
0,072
0,074
0.030
0,004
-0.027
Penampilan Olahraga
Penampilan Olahraga
Penampilan Olahraga
0.244
0,614
Penampilan Olahraga
0,686
0.006
2
Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinasi ( R )
variabel pada output hasil Squared Multiple Correlations,
masing-masing
sebagai berikut:
Pertama,
Koefisien determinasi (R ) motivasi olahraga sebesar 0,368, artinya variabel penetapan tujuan,
self-talk, dpn imajeri mental memberikan sumbangan efektif secara simultan sebesar 36.8 %
terhadap motivasi olahraga. Sisanya sebesar 63,2 % dapat dijelaskan atau diprediksi oleh
variabel lain, di luar model penelitian ini.
Kedua, Koefisien determinasi (R2) kepercayaan diri sebesar 0,505, artinya variabel
penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan sumbangan efektif secara
simultan sebesar 50,5 % terhadap kepercayaan diri. Sisanya sebesar 49,5 % dapat dijelaskan
atau diprediksi oleh variabel lain, di luar model penelitian ini.
Ketiga, Koefisien determinasi (R2) penampilan olahraga sebesar 0,511, artinya variabel
penetapan tujuan, self-talk,
276
2012:268-287.
olahraga. Sisanya sebesar 48.9 % dapat dijelaskan atau diprediksi oleh variabel lain, di luar
model penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Studi 1
Hasil analisis awal terhadap setiap sub skala yang membentuk skala SSMMO-AA1113 menunjukkan bahwa item-item setiap sub skala bersifat favorabel (mendukung) dan
terbukti struktur model setiap sub skala fit marjinal. Ada 31 item yang memiliki validitas
konstruk di atas 0.4 dan sangat signifikan pada p (0,000) < 0,05, terdiri dari 11 item sub skala
penetapan tujuan, 10 item sub skala self-talk, dan 10 item sub skala imajeri mental.
Berdasarkan hasil analisis model lengkap diperoleh 21 item yang membangun struktur faktor
skala strategi Multiteknik Mental Olahraga untuk atlet anak usia 11-13 tahun. Struktur faktor
yang dibangun oleh 21 item tersebut memiliki rentang muatan faktor (loading factor) dari
0,407 sampai 0,864.
Adapun untuk skala motivasi olahraga setelah dianalisis dengan menggu-nakan CFA,
pada tahap awal diperoleh 31 item yang memiliki nilai validitas konstruk di atas 0.40 dengan
rentang nilai loading factor antara 0.48 sampai 0. 83 dan signifikan pada nilai p (0,000) <
0,05. Selanjutnya setelah dilakukan analisis untuk model struktural lengkap, terbukti semua
item yang lolos pada analisis awal setiap dimensi menunjukkan besaran validitas konstruk di
atas 0,40 dan semua signifikan pada nilai p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio
> 2 x SE. Besaran nilai validitas konstruknya terentang dari 0,464 sampai 0,873, sedangkan
reliabilitas konstruknya pada kisaran 0,49 sampai 0,78. Hasil ini mendukung penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Pelletier, Tuson,
Fortier, Vallerand, Briere,, & Blais, (1995); Martens, & Webber (2002).
Berdasarkan hasil analisis awal terhadap setiap dimensi yang membentuk konstruk
kepercayaan diri, diperoleh 33 item yang memiliki nilai validitas konstruk atau faktorial di
atas 0,40 dan signifikan pada nilai p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x
SE. Dilihat dari kriteria goodness of fit index pada setiap model struktur dimensi, ternyata
semua model fit maijinal, terutama untuk model struktur dimensi efisiensi kognitif, selain
memiliki nilai p (0,000) < 0,05, juga kriteria AGFI masih di bawah nilai 0,90. Namun secara
277
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
umum dapat dinyatakan bahwa item-item yang disusun pada umumnya mendukung terhadap
indikator dan dimensi teoretisnya.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis model lengkap dengan menggu-nakan CFA
diperoleh se'ouh model yang Fit Marjinal karena memiliki nilai Chi-Square 1.900 dan nilai
probabilitas (p) = 0,000 < 0,005, serta kriteria-kriteria lainnya seperti GFI = 0,917, AGFI =
0,895, dan RMSEA= 0,043. Berdasarkan model hasil analisis di atas diperoleh sebanyak 32
item yang memiliki validitas konstruk di atas 0,4 (Hardy, 2010) atau 28 item yang memiliki
validitas konstruk di atas 0,5 (Ghozali, 2009) dan semua item sangat signifikan pada p
(0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE dan hanya satu item yang memiliki
validitas kontruk di bawah 0,40 yaitu item MKT135. Jadi ada 20 item atau 16 item yang tidak
valid atau item tersebut tidak mampu mengukur konstruk laten teoretisnya, sementara item
yang valid mampu memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari
sampel menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasi (Ghozali, 2009).
Analisis CFA terakhir dilakukan terhadap konstruk laten penampilan olahraga,
berdasarkan hasil analisis awal diperoleh 12 item yang memiliki validitas konstruk di atas 0.4
dan sangat signifikan pada p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis model lengkap, terbukti ke-12 item memiliki
standardized loading factor di atas 0.4 dan sangat signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan
kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE. Secara keseluruhan model struktural fit dengan nilai Chi
Square = 60.865; CMINDF = 1.323; Probability - 0.070; GFI = 0.980; AGFI = .965;
RMSEA - .026.
Berdasarkan semua hasil analisis tersebut ternyata semua model struktural baik untuk
dimensi, sub skala, dan skala fit secara maijinal. Artinya tidak/semua kriteria kesesuaian
antara konstruksi atau model teoretis sesuai dengan model praktisnya. Ada beberapa
kemungkinan untuk menjelaskan hasil ini, antara lain: Pertama, item-item masih belum
menunjukkan ukuran indikator secara cermat sehingga mampu merefleksikan konstruk laten
teoretisnya atau besaran nilai validitas konstruk masih belum memberikan kepercayaan secara
sempurna bahwa indikator yang disusun dan dikembangkan dari sampel menggambarkan
skor sesungguuhnya di dalam populasi (Ghozali, 2009), bahkan jika digunakan batas ideal
signifikan validitas konstruknya sebesar 0,70, maka akan lebih banyak item gugur. Kedua,
Ketidak sempuraaan item mungkin dikuatkan oleh perbedaan tingkat usia, lama latihan di
278
2012:268-287.
klub, dan kondisi-kondisi demografis lainnya, sehingga daya baca dan daya cerna responden
heterogen bukan karena itemnya yang sangat unik tetapi karena level kognisi, keterampilan,
dan latar belakang demografis yang memang berbeda, selain karena kelemahan peneliti
sendiri di dalam menyusun dan mengembangkan item yang berkualitas.
Pembahasan Hasil Studi 2
Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh bukti model yang diuji fit marjinal karena
ada sebagain kriteria yang dipersyaratkan tidak terpenuhi. Namun demikian secara
keseluruhan strategi multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan
kontribusi signifikan terhadap aspek mental motivasi olahraga dan kepercayaan diri. Motivasi
olahraga dan kepercayaan diri memberi-kan kontribusi positif terhadap penampilan olahraga.
Secara parsial, penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri,
self-talk memberikan pengaruh signifikan terhadap motivasi olahraga, imajeri mental
memberikan pengaruh signifikan terhadap motivasi olahraga dan penampilan olahraga, serta
motivasi olahraga memberikan pengaruh signifikan terhadap penampilan olahraga. Hasil
penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian-penelitian lain tentang pengaruh
signifikan penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental sebagai teknik latihan keterampilan
psikologis terhadap motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga baik secara
soliter maupun bersama-sama (Landin & Hebert, 1999; Hardy, Gammage, & Hall, 2001;
Perkos, Theodorakis, & Chroni, 2002; Papaioannou dkk., 2004).
Menurut perspektif teori mekanistik (Locke, dkk., 1981, 2002; Gould, 2001), penetapan
tujuan mempengaruhi penampilan olahraga melalui empat mekanisme, yaitu mekanisme (1)
fungsi direktif, (2) fungsi energetik, (3) fungsi persistensi usaha, dan (4) fungsi mengarahkan
kesiagaan, diskoveri, dan atau menggunakan pengetahuan dan strategi yang relevan. Tiga
cara pertama termasuk mekanistik langsung (direct mechanistic) dan cara terakhir masuk
dalam kategori mekanistik tidak langsung (indirect mechanistic).
Pertama, secara direktif tujuan mengarahkan perhatian dan usaha terhadap aktivitas
yang relevan dengan tujuan dan menghindari aktivitas yang tidak relevan. Dalam hal ini,
tujuan mempengaruhi performa secara kognitif dan behavioral (Locke & Latham, 2002).
Karena itu tujuan perlu ditetapkan secara spesifik dan relatif sulit sebab akan mengarahkan
individu pada tujuan itu sendiri dan pada tugas-tugas yang terkait dengan tujuan tersebut.
Kedua, tujuan memiliki fungsi energetik, yakni menggiatkan, profulsif, atau memobilisasi
279
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
usaha. Ketika perhatian dan aktivitas individu terarah pada suatu tujuan tertentu, maka akan
memobilisasi usahanya untuk berlatih sekuat tenaga dalam upaya mencapai tujuan tersebut.
Dengan kata lain, penetapan tujuan akan mempengaruhi peningkatan usaha atlet selama
latihan,'.sehingga atlet dapat mencapai tujuan yang ditetapkannya. Ketiga, penetapan tujuan
berfungsi untuk meningkatkan persistensi usaha. Persistensi usaha akan meningkat ketika
tujuan diietapkan lebih sulit dan dielaborasi kedalam beberapa tahap pencapaian yang lebih
spesifik dan realtistik Ada pertalian antara waktu dan intensitas usaha dengan penetapan
tujuan, jika individu dihadapkan pada tujuan yang sulit dan batas waktu penyelesaian yang
ketat, maka individu akan bekerja lebih cepat dengan intensitas lebih tinggi, dan sebaliknya.
Cox (2007) menegaskan bahwa selama tujuan ditetapkan dan individu bermaksud untuk
mencapai tujuan tersebut maka individu akan terus melakukan usaha yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keempat, tujuan mempengaruhi perilaku secara tidak langsung
melalui arousal, diskoveri, dan atau penggunaan pengetahuan dan strategi yang relevan
dengan tugas yang akan dikerjakan. Fungsi ini merupakan sebuah aksioma virtual yang
menegaskan bahwa semua aktivitas merupakan hasil dari proses aspek kognisi dan motivasi
dan kedua aspek dapat berinteraksi dengan cara-cara yang kompleks (Locke, 2000).
Teori Mediasi Kognitif Garland (1985) menyatakan bahwa tujuan mem-pengaruhi
performa melalui proses berfikir atau proses kognitif. Ketika individu menetapan tujuan suatu
tugas gerak, maka tujuan tersebut mempengaruhi individu melalui valensi dan harapan
performanya. Harapan performa adalah efikasi diri atau kepercayaan diri atlet untuk
mencapai tingkat performa tertentu, dan salah satu aspek harapan performa adalah
kepercayaan atlet untuk mencapai tujuan yang spesifik. Jadi diestimasi bahwa atlet yang lebih
percaya diri akan dapat mencapai tujuan yang lebih spesifih karena perfor-manya lebih baik.
Adapun valensi performa berkenaan dengan antisipasi tingkat kepuasan atlet yang diperoleh
dari pencapaian berbagai tingkat performa. Jadi atlet mengantisipasi tingkat kepuasaan
tertentu dengan menetapkan tujuan yang spesifik dan mencapai tingkat performa yang
spesifik pula. Ketika suatu tujuan tercapai maka individu akan merasa lebih puas, berarti
valensi performanya meningkat dan individu menjadi kurang termotivasi untuk meningkatkan
penampilan.
Berdasarkan beberapa perspektif teori di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan
penampilan atau hasil latihan keterampilan motorik terjadi karena tujuan mempengaruhi
280
2012:268-287.
aspek-aspek psikologis seperti kecemasan, keyakinan, kepuasan, dan motivasi atlet, juga
mengarahkan perhatian dan usaha terhadap aktivitas yang relevan, menggiatkan atau
memobilisasi usaha, meningkatkan persistensi usaha, dan meningkatan arousal, diskoveri,
dan atau penggunaan pengetahuan dan strategi yang relevan dengan tugas yang akan
dikerjakan.
Dalam kaitannya dengan self-talk, hasil penelitian ini memberi dukungan terhadap
hasil-hasil penelitian
meningkatkan motivasi atlet (Hardy, Gammage, & Hall, 2001), mengen-dalikan fokus
perhatian (Papaioannou, Ballon, Theodorakis, & Auwelle, 2004), meningkatkan kepercayaan
diri (Landin & Hebert, 1999), meningkatkan penguasaan keterampilan gerak (Landin &
Hebert, 1999; Perkos, Theodorakis, & Chroni, 2002), dan meningkatkan penampilan olahraga
(Papaioannou dkk., 2004). Self talk terbukti dapat meningkatkan penampilan gerak dalam
beragam cabang olahraga (Mamassis & Doganis, 2004; Perkos, dkk., 2002; Rogerson &
Hrycaiko, 2002; Harvey, dkk., 2002; Slogrove, Potgieter, & Foxcroft, 2003; Papaioannou,
dkk., 2004; Hatzigeorgiadis, dkk., 2004; Stamou, dkk., 2007. Berdasarkan analisis empiris
tersebut, jelas bahwa self talk dapat digunakan sebagai sebuah teknik untuk meningkatkan
penampilan atlet.
Teori efikasi diri dari Bandura merupakan salah satu teori yang aplikabel untuk
menjelaskan kovariasi antara self talk dengan penampilan olahraga. Efikasi diri adalah
"beliefs in one's capabilities to organize and execute the courses of action required to
produce given attainments"
sebuah kondisi khusus dari kepercayaan diri dan diyakini berkorelasi positif dengan
penampilan olahraga (Morjiz, Feltz, Fahrbach, & Mack, 2003). Menurut Bandura (1997), ada
hubungan antara self-talk dengan efikasi diri, analisis hubungannya dapat dicermati dalam
sumber efikasi diri, yaitu keberhasilan penampilan (previous performance
accomplishment),
dan
kesiagaan emosional (interpretation of physiological and affective state). Salah satu sumber
efikasi diri yang berkorelasi positif dengan self-talk adalah persuasi verbal. Bandura yakin
bahwa persuasi verbal yang lebih positif {self-talk) akan berpengaruh lebih tinggi terhadap
keyakinan diri terutama pada situasi-situasi yang menantang, dan ketika keyakinan diri
meningkat maka penampilan pun akan meningkat pula. Persuasi verbal biasanya berupa
281
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyanto)
pernyataan Iisan sebagai bentuk dorongan dari pelatih, orang tua, seseorang yang dianggap
menjadi panutan atau dari diri sendiri. Persuasi verbal memiliki peranan penting bagi atlet,
sebab dapat membantu atlet untuk memahami dan menyadari kemam-puan yang dimilikinya
sehingga membantu pula dalam pencapaian keberhasilan yang diinginkannya. Karena alasan
itu, persuasi verbal yang bersifat negatif harus dihindari. Sebagai contoh, pelatih lebih baik
mengatakan "Anggun, ayunan raketmu cukup bagus" daripada mengatakan "anggun ayunan
raketmu kurang bagus", Andi, ingatlah untuk tetap menjaga pandangan pada bola".
Temuan tentang adanya pengaruh imajeri mental terhadap motivasi olahraga dan
penampilan olahraga menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan mengantarkan pada
pertanyaan tentang dinamika kerja atau kinerja dari imajeri mental, bagaimana suatu
pengalaman sensoris dalam pikiran dapat meningkatkan kemampuan untuk menampilkan
keterampilan dalam olahraga? Salah satu penjelasannya dapat ditilik dari kajian teori fungsi
ekuivalensi (Kosslyn, Ganis, & Thompson, 2001). Imajeri mental memiliki ekuivalensi secara
fungsional sebagai aktivitas kognitif yang menyerupai aktivitas perseptual yang terjadi di
dalam sistem jaringan persyarafan di dalam otak dan sebagai salah satu bentuk latihan mental
berekuivalensi juga secara fungsional dengan latihan fisik yang sebenarnya, kedua-duanya
digerakan oleh sistem representasi syaraf pusat yang menghasilkan inervasi elektrikal di
dalam otot. Pada bagian struktur otak tertentu ditemukan adanya pola aktivitas syaraf selama
melakukan imajeri mental yang serupa dengan penampilan gerak yang sebenarnya (Kosslyn,
Ganis, & Thompson, 2001; Slade, Landers, & Martin, 2002; dan Smith & Collins, 2004)
Selain itu, imajeri mental merupakan sumber efikasi diri/kepercayaan diri yang
digolongkan sebagai pengalaman membayangkan, imajeri mental juga berfungsi sebagai satu
set persiapan yang dapat membantu siswa/atlet untuk mencapai tingkat kesiagaan optimal
agar siswa/ atlet dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang relevan dan menghindari tugastugas yang tidak relevan. Selain itu, imajeri mental dapat mempengaruhi penampilan olahraga
melalui pengaruhnya pada aspek-aspek keterampilan psikologis seperti meningkatkan efikasi
diri atau kepercayaan diri, motivasi, dan menurunkan kecemaan yang diyakini sebagai aspekaspek penting dalam upaya meningkatkan penampilan (Jones, Hanton & Connaughton, 2002;
Callow, Robert, & Fawkes, 2006; Cumming, Hall, Harwood, & Gammage, 2002; Evans,
Jones, & Mullen, 2004).
282
2012:268-287.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, CFA pada dimensi tunggal dari setiap sub
Skala SSMMO-AA11-13 terbukti semua model fit marjinal, dan ada 21 item dari 48 item
yang menunjukkan dukungan untuk dimensi penetapan tujuan proses (4 item) dan hasil (2
item), self-talk instruksional (6 item) dan motivasional (2 item), serta imajeri kognitif (5 item)
dan motivasional (2 item). Model teoretis untuk skala atau model lengkap terbukti fit
marjinal. Kedua, CFA pada setiap indikator motivasi olahraga menunjukkan semua model fit,
kecuali untuk indikator regulasi interjeksi dan sesuai hasil analisis model lengkap diperoleh
31 item yang menunjukkan dukungan untuk skala motivasi olahraga, masing-masing 18 item
untuk motivasi ekstrinsik (tersebar di empat indikator) dan 13 item untuk motivasi intrinsik
(tersebar di tiga indikator). Secara keseluruhan model lengkap teoretis fit marjinal. Ketiga,
CFA pada setiap dimensi kepercayaan diri menunjukkan semua model fit marjinal, dan sesuai
hasil analisis model lengkap diperoleh 32 item yang menunjukkan dukungan untuk skala
kepercayaan diri, masing-masing 13 item untuk dimensi efisiensi kognitif (tersebar di tiga
indikator), 8 item untuk dimensi belajar keterampilan dan fisik (tersebar di dua indikator),
dan 11 item untuk dimensi resiliensi (tersebar di tiga indikator). Secara keseluruhan model
lengkap teoretis fit maijinal. Keempat, CFA pada setiap dimensi penampilan olahraga
menunjukkan semua model fit, dan sesuai hasil analisis model lengkap diperoleh 12 item
yang menunjukkan dukungan untuk skala penampilan olahraga, masing-masing 3 item untuk
dimensi kemampuan fisik, 2 item untuk dimensi kemampuan teknik, 3 item untuk dimensi
kemampuan psikologis, dan 4 item untuk dimensi kemampuan taktik. Secara keseluruhan
model lengkap teoretis fit. Kelima, Model konseptual persamaan struktural yang dirancang
berdasarkan goodness of fit kurang sesuai dengan kondisi empiris (fit maijinal), namun
demikian secara keseluruhan strategi multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri
mental memberikan kontribusi positif terhadap aspek mental motivasi olahraga, kepercayaan
diri. Penetapan tujuan, self-talk,
terhadap penampilan olahraga melalui kepercayaan diri dan motivasi olahraga. Kepercayaan
diri dan motivasi olahraga memberikan pengaruh positif terhadap penampilan olahraga.
Secara parsial, penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri,
self-talk terhadap motivasi olahraga, imajeri mental terhadap motivasi olahraga dan
penampilan olahraga, serta motivasi olahraga terhadap penampilan olahraga.
283
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1997. Self efficacy the Exercise Of Control. New York: W.H. Freeman and
Company.
Behncke, L. 2004. Mental Skill for Sports: A Brief Review. Journal of Sport Psychology,
Volume 6 Nomor 1, hal. 1-19.
Blakeslee, M.L. & Goff, D.M. 2007. The Of a Mental Skill Training Workshop for Male
Intercollegiate Lacrosse Players. The Sport Psychologist, Volume 6, hal. 139-147.
Blumenstein, B. & Lidor, R. 2007. The Road to The Olympic Games: Four-Year
Psychological Preparation Program. Journalof Sport Psychology. Volume 9 Nomor 4, hal.
15-25.
Bompa, O.T. 2000. Theoiy and Methodology of Training. Dubuque: Kendal/Hunt Publishing
Company.
Brustad, R. 1998. Development Considerations in Sport and Exercise
Measurement. In J.L Duda (Ed.), Advances in Sport and Exercise
Measurement. Morgantown: Fitness Information Technology Inc.
Psychology
Psychology
Callow, N. & Roberts,R., Fawkes., J.Z. 2006. Effects of Dynamic and Static.
Chartrand, J.M., Jowdy, D.P. and Danish, S.J. 1992. The Psychological Skills Inventory for
Sports: Psychometric Characteristics and Applied Implica-tions. Journal of Sport and
Exercise Psychology, Volume 14, hal. 405-413.
Cohen, A.B. Tenenbaum, G., & English, R.W. 2006. An IZOF-Based Applied Sport
Psychology Case Study. Behavior Modification, Volume 30, hal. 259-280.
Cox, R.H. 2007. Sport Psychology:
Publishers.
Crews, D.J. 1993. Self-Regulation Strategies in Sport and Exercise. In Singer, R.N.,
Murphey, M., & Tennant, L.K. Handbook of Research on Sport Psychology. New
York: Macmillan.
Cumming, J., Hall., C., Harwood, C., & Gammage, K. 2002. Motivational Orientation and
Imagery Use: A Goal Profiling Analysis. Journal of Sport Sciences, Volume 20
Nomor 2, hal. 127-136.
Durand-Bush, N., Salmela, J.H., & Greenp Demers, I. 2001, The Ottawa Mental Skill
Assessment Toll (OMSAT-3). The Sport Psychologist, Volume 15, hal. 1-19.
Edward, D. J & Styen, B. J.M. 2008. Sport Psychological Skills Training and Psychological
Well-Being. South African Journal for Research in Sport, Physical Education and
Recreation, 2008, Volume 30 Nomor 1, hal. 15-28.
Evans, L., Jones, L., & Mullen, R. 2004. An Imagery Intervention During the Competitive
Season with an Elite Rugby Union Player. The Sport Psycho-logist, Volume 18, hal.
252-271.
Faturochman. 2006. Pemodelan Persamaan Struktural: Suatu Pengantar. Anima, Indonesian
Psychological Journal, Volume 21 Nomor 4, hal. 319-332.
284
2u
285
Instrumen
Strategi Multiteknik
Sukadiyan'o)
Lane, A.M., Harwood, C., Terry, P.C., & Karageorghis, C.I. 2004. Confirmatory Factor
Analysis of The Test of Performance Strategies (TOPS) Among Adolescence
Athletes. Preliminary Validation of A Comprehensive Measure of Athletes'
Psychological Skills. Journal of Sport Science,Wo lurne 22, hal. 803-812.
Locke, E.A. Show, K.N., Saari, L.M., & Latham, G.P. 1981. Goal Setting and Task
Performance. Psychological Bulletin, Volume 90 Nomor 1, hal. 125-152.
Locke, E.A. 2000. Motivation, Cognition, and action. An analyisis of studies of task goals
and knowledge. Applied Psychology. An International Review, Volume 19, hal. 408429.
Locke, E.A., & Latham, G.P. 2002. Building a Pratically Useful Theory of Goal Setting and
Task Motivation. American Psychologist, Volume 57 Nomor 9, 705-717.
Mahoney, M.J., & Avener, M. 1977. Psychology of The Elite Athlete: An Exploratory Study.
Cognitive Therapy and Research, Volume 83, hal. 639-642.
Mahoney, M.J., Gabriel, T.J. and Perkins, T.S. 1987. Psychological Skills and Exceptional
Athletic Performance. The Sport Psychologist, Volume 1, hal. 181-199.
Mamassis, G. and Doganis, G. 2004. The Effects of A Mental Training Programme on
Juniors' Pre-competitive Anxiety, Self-confidence, and Tennis Performance. Journal
of Applied Sport Psychology, Volume 16, hal. 118-137.
Martens, M.P. & Webber, S.N. 2002. Psychometric Properties of The Sport Motivation Scale:
An Evaluation With College Varsity Athletes From the U.S. Journal of Sport and
Exercise Psychology, Volume 24, hal. 254-270.
Moritz, S. E., Feltz, D. L., Fahrbach, K. R. & Mack, D. E. 2003. The Relation of
Selfefficacy Measures to Sport Performance: A Meta-Analytic Review.
Research Quarterly for Exercise and Sport, Volume 71, hal. 280-294.
Papaioannou, A., Ballon, F., Theodorakis, Y., & Auwelle, Y.V. 2004. Combined Effect of
Goal Setting and Self-talk in Performance of a Soccer-Shooting Task. Perceptual and
Motor Skills, Volume 98, hal. 89-99.
Pates, J., Maynard, I., & Westbury, T. 2001. An Investigation Into the Effects of Hypnosis on
Basketball Performance. Journal of Applied Sport Psychology, Volume 13, hal. 84102.
Pelletier, L.G., Tuson, D.M., Fortier, M.S., Vallerand, R.J., Briere, N.M., & Blais, M.R.
1995. Toward New Measure of Intrinsic Motivation, Extrinsic Motivation, and
Amotivation in Sport: The Sport Motivation Scale. Journal of Sport and Exercise
Psychology, Volume 17, hal. 411-429.
Perkos, S., Theodorakis, Y., & Chroni, S. 2002. Enhancing Performance and Skill Acqui-sition
in Novice Basketball Players With Instructional Self-talk. The Sport
Psychologist, Volume 16, hal. 368-383.
Rogerson, J.L., & Hrycaiko, W.D. 2002. Enhancing Competitive Performance of Ice-Hockey
Goaltender Using Centering and Self talk. Journal Applied Sport Psychology, Volume
14, hal. 14-26.
286
JUikNAL IPTEK
OLAHRAGA,
2012:268-287.
Slade J.ivl., L a n d e r s , D.M., & Martin, P.E. 2002. Muscular Activity During Real and
I m a g i n e d M o v e m e n t s : A Test of in Flow Explanation. Journal of Sport and Exercise
Psychology,
V o l u m e 24, hal. 151-167.
Slorove, L., P o t g i e t e r , J. R., & Foxcroft, C. D. 2003. Thought Sampling of Cricketers
D u r i n g B a t t i n g . S. A. Journal for Research in Sport, Physical Education and
Recreation,
V o l u m e 25, hal. 97-113.
Smith. R.E., S c h u t z , ' R . W . , Smoll, F.L. and Ptacek, J.T. 1995. Development and Validation
of A Multidimensional Measure of Sport-Specific Psychological Skills: The Athletic
Coping Skills Inventory-28. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 17, hal.
379-398.
Smith, D., & C o l l i n s , D. 2004. Mental Practice, Motor Performance, and Teh Late CNV.
Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 26, hal. 412-426.
R.E., MacCracken, Eidson, T.A., Severance, 2002. A Childern's From of The
C o m p e t i t i v e State Axianty Inventory: the CSAI 2c. Measurement in Physical
Education and Exsercise Scince, Volume 6 Nomor 3, hal. 147-165.
Stadulist,
Stamou, E., T h e o d o r a k i s , Y., Kokaridas, D., Perkos, S., & Kessanopoulou. 2007. The Effect
of Self T a l k on The Penalty Execution in Goalball. British Journal of Visual
Inpairment,
Volume 25, hal. 233-247.
Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. 1996. Using Multivariate Statistics. New York: Harper
Collins.
Thomas, P.R., M u r p h y , S. and Hardy, L. 1999. Test of Performance Strategies: Development
and P r e l i m i n a r y Validation of A Comprehensive Measure of Athletes' Psychological
Skills. Journal of Sports Sciences, Volume 17, hal. 697-711.
Thelwell, R.~ C. & Greenlees, I. A. 2001. The Effects of Mental Skill Training Package on
G y m n a s i u m Triathlon Performance. The Sport Psychologist, Volume 15, hal. 127141.
Vealey. R. S & Chase, M. A. 2008. Self Confidence in Sport. Advances in Sport Psychology.
Weinberg, R. 2008. Does Imagery Work? Effects on Performance and Mental Skills. Journal of
Imagery Research in Sport and Physical Activity. Volume 3, Nomor 1, hal. 1-21.
//
W'haley, D . E . 2007. A Life Span Development Approach to Studying Sport and Exercise
B e h a v i o r . In G. Tenenbaum & Eklund, R.C. (Eds.). Handbook of Sport Psychology
(3rd ed). Oboken. NJ: John Wylie and Sons.
Zervas, Y , Stavrou, N. A & Psychountaki, M. 2007. Development and Validation of The
S e l f - T a l k Questionnaire (S-TQ) for Sports. Journal of Applied Sport Psychology,
V o l u m e 19 Nomor 2, hal. 142-159.
Z i m m e r m a n , B. J & Kitsantas, A. 1996. Self-Regulated Learning of a Motoric Skill: The
R o l e of Goal Setting and Self-Monitoring. Journal of Applied Sport Psychology,
V o l u m e 8, hal. 60-75.
Z i m m e r m a n , B. J. & Kitsantas, A. 1999. Acquiring Writing Revision Skill: Shifting From
P r o c e s s to Outcome Self Regulation Goal. Journal of Educa-tional Psychology,
V o l u m e 91 Nomor 2, hal. 241-254.
287