Anda di halaman 1dari 7

REFRIGERANT

Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi.


Refrigeran merupakan komponen yang terpenting siklus refrigerasi karena
refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin
refrigerasi. ASHRAE (2005) mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja di
dalam mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor. Refrigeran
menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya
melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi.
Refrigeran yang pertama kali digunakan yaitu pada tahun 1834 adalah eter
oleh Jacob Perkins pada mesin kompresi uap. Selanjutnya pada tahun 1874
digunakan sulfur dioksida (SO2), dan pada tahun 1875 mulai digunakan ethyl
chloride (C2H5Cl) dan ammonia. Selanjutnya metil khlorida (CH 3Cl) mulai
digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida (CO 2) pada tahun 1881. Nitrogen
oksida (N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan C3H8) banyak digunakan
sekitar tahun 1910 sampai 1930. Dichloromethane (CH 2Cl), dichloroethylene
(C2H2Cl2) dan monobromomethane (CH3Br) juga digunakan sebagai refrigeran
pada mesin sentrifugal.
Pada tahun 1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama
(Chlorofluorocarbon), R-12. CFC adalah nonflammable, tidak beracun (bila
dibandingkan dengan Sulfur Dioksida) dan efisien. Produksi komersial dimulai
pada 1931 dan dengan cepat dapat di temui di rumah-rumah berpendingin. Willis
Carrier mengembangkan chiller sentrifugal pertama untuk penggunaan komersial
dan era refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai. Penggunaan refrigeranrefrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah ditemukannya Freon (merek
dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Copada sekitar tahun 1930an, dan
menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985. Refrigeran ini disebut sebagai
refrigeran halokarbon (halogenated hydrocarbon) karena adanya unsur-unsur
halogen yang digunakan (Cl, Br) atau kadangkala disebut sebagai refrigeran
fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon) karena danya unsur fluor (F) dalam
senyawanya.

Gambar 1. Refrigeran
(sumber : Prakarsa, 2010)

Dalam pemilihan refrigeran, sifat refrigeran yang penting antara lain sifat
termodinamika, kimia, dan fisik. Sifat termodinamika yang penting antara lain
titik didih, tekanan penguapan dan pengembunan, tekanan dan suhu kritis, titik
beku, volume uap, COP, tenaga per ton refrigerasi. Sifat kimia berhubungan
dengan reaksi refrigeran terhadap keadaan sekitar, antara lain tidak mudah
terbakar, tidak beracun, tidak bereaksi dengan air, minyak dan bahan konstruksi.
Sedangkan sifat fisik refrigeran berhubungan dengan bahan itu sendiri,antara lain
konduktivitas dan kekentalan. Adapun parameter yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1) Tekanan penguapan harus cukup tinggi
2) Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi,
sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator
dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan
kompresi
3) Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan
pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya
menjadi lebih rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat
dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin
dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran,
kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
4) Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor
laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas
refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih
kecil
5) Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran
dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang
kecil (berat jenis yang besar) akan memungkinkan penggunaan kompresor
dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk
kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan
menjadi lebih kecil
6) Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari
refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk
menentukan biaya operasi
7) Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting
untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor
8) Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang
9) Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar,
serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik

10) Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang
dipakai, jadi juga tidak menyebabkan korosi
11) Refrigeran tidak boleh beracun
12) Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
13) Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada
tekanan atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran
udara luar masuk sistem refrigeran karena kemungkinan adanya vakum
pada seksi masuk kompresor (pada tekanan rendah).
Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting:
Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya dipakai untuk keperluan
operasi pendinginan temperatur rendah (refrigerasi). Refrigeran yang memiliki
titik didih tinggi digunakan untuk keperluan pendinginan temperatur tinggi
(pendinginan udara). Titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan
apakah refrigeran dapat menguap pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi
pada tekanan yang tidak terlalu rendah. Dari segi termodinamika R12, R22, R500,
R502, ammonia dapat dipakai untuk daerah suhu yang luas, dari keperluan
pendinginan udara sampai ke refrigerasi. Sifat termofisik dari beberapa refrigeran
disajikan pada tabel 5.1.
Parameter
Simbol Kimia

Tabel 1. Sifat Termofisik Beberapa Refrigeran


R-12
R-22
R-114
R-500
R-502
CCl2F2 CHClF CClF2
-

R-717
NH3

R-718
H2O

17
-33.3
-77.8
1.31
132.8
1423.4
1314.2

18
100

Berat Molekul
Td (C, 1 atm)
Tb (C, 1 atm)
Cp/Cv (g)
T kritis (C)
P kritis (kPa)
Panas laten
penguapan
(kJ/kg)

120.9
-29.8
-157.8
1.13
112.2
4115.7
161.7

86.5
-40.8
-160.0
1.18
96.1
4936.1
217.7

170.9
3.6

99.29
-33.3

112
-45.6

1.40

(sumber : web.ipb.ac.id, 2008)

Pengelompokan jenis refrigeran dapat dikelompokkan dari jenis


senyawanya dan dari penggunaannya. Menurut jenis senyawanya, refrigeran dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon
Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon
(HC) yaitu metana (CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan
mengganti atom-atom hidrogen dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl),
fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom hidrogen tergantikan oleh atom Cl
dan F maka refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor, fluor dan
karbon. Refrigeran ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika

hanya sebagian saja atom hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka
refrigeran yang terbentuk disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC).
Refrigeran halokarbon yang tidak mengandung atom khlor disebut
hydrofluorocarbon (HFC). CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai
R-11 atau CFC-11. CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12
atau CFC-12. CHClF2 (Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau
HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan sebagai R-113 atau CFC-113. Metana (CH 4)
dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6) adalah R-170, propane (C3H8) R-290
dan seterusnya.
Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F
ditambahkan agar senyawa menjadi stabil. Refrigeran yang mempunyai
banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar senyawa
menjadi stabil.

Gambar 2. Contoh Refrigeran Halokarbon yang Biasa Digunakan


(sumber : Ayfazema, 2012)

2. Kelompok Refrigeran Senyawa Organik Cyclic


Kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor
refrigeran adalah sama dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi
ditambahkan huruf C sebelum nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini
adalah:
R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane
R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane
R-318 C4F8 octafluorocyclobutane
3. Kelompok Refrigeran Campuran Zeotropik
Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri
dari campuran refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang
terbentuk merupakan campuran tak bereaksi yang masih dapat dipisahkan
dengan cara destilasi. Refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan 4 sedangkan
digit selanjutnya dibuat sesuai perjanjian. Contohnya :
R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) + R-124(34%)
R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) + R-22(60%)

R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) + R-290(5%)


Refrigeran campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada
temperatur yang berbeda hal ini akan menyebabkan terjadinya temperature
glide baik di evaporator maupun di kondensor, yaitu refrigeran mengalami
perubahan fasa pada tekanan konstan tetapi temperaturnya terus berubah
4. Kelompok Refrigeran Campuran Azeotropik
Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi
yang tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada
konsentrasi, tekanan dan temperatur tertentu bersifat azeotropik, yaitu
mengembun dan menguap pada temperatur yang sama, sehingga mirip dengan
refrigeran tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi, temperatur
atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik.
Kelompok refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan angka lima,
sedangkan digit berikutnya dibuat sesuai perjanjian, sebagai contoh:
R-500: R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC
R-502: R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC
5. Kelompok refrigeran organik lainnya
Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya.
Namun demikian cara penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara
penomoran refrigeran halokarbon karena jumlah atom H nya jika ditambah
dengan 1 lebih dari 10 sehingga angka kedua pada nomor refrigeran menjadi
dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan sesuai
dengan cara penomoran refrigeran halokarbon, maka refrigeran ini akan
bernomor R-3110, sehingga akan menimbulkan kerancuan.
Nomor kelompok refrigeran ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya
dipilih sebarang berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigeran dari kelompok
ini adalah:
R-600 : Butana, CH3CH2CH2CH3
R-600a : Isobutana, CH(CH3)3
R-610 : ethyl ether, C2H5OC2H5
R-611 : methyl format, HCOOCH3
R-630 : methyl amine, CH3NH2
R-631 : ethyl amine, C2H5NH2
6. Kelompok refrigeran senyawa unorganik
Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan
digit selanjutnya menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari
refrigeran ini adalah:
R-702 : hidrogen
R-704 : helium
R-717 : amonia

R-718 : air
R-720 : Neon (Ne)
R-729 : Udara
R-732 : O2
R-740 : Argon
R-744 : CO2
R-744A : N20
R-764 : SO2
7. Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh
Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan
menambahkan angka kempat yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap
didepan ketiga angka yang sudah dibahas dalam sistem penomoran refrigeran
halokarbon. Contoh dari jenis refrigeran ini adalah:
R-1130 1,2-dichloroethylene (CHCl=CHCl)
R-1150 Ethylene (CH2=CH2)
R-1270 Propylene (C3H6)
R- 50 Metane (CH4)
R-170 Ethane (CH3CH3)
Berdasarkan penggunaannya, refrigeran dibagi menjadi refrigeran primer
dan sekunder. Refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap
dikelompokkan menjadi refrigeran primer. Sedangkan jika fluida digunakan untuk
memindahkan panas, maka fluida ini disebut sebagai refrigeran sekunder.
1. Refrigeran Primer
Refrigeran primer adalah refrigeran yang digunakan pada sistem kompresi
uap. Refrigeran yang digunakan pada sistem pendinginan kompresi uap harus
mempunyai mempunyai sifat-sifat kimia, fisika, termodinamika tertentu yang
sesuai dengan kondisi penggunaan. Jenis refrigeran yang digunakan adalah
refrigeran dari golongan halokarbon, inorganik, hidrokarbon, dan azeotrop.
2. Refrigeran Sekunder
Refrigeran sekunder merupakan fluida yang membawa panas dari benda
yang didinginkan ke evaporator suatu sistem pendinginan. Suhu refrigeran
sekunder akan berubah saat refrigeran mengambil panas namun tidak berubah
fasa. Air dapat digunakan sebagai refrigeran sekunder, namun hanya untuk
kondisi operasi di atas titik beku air. Refrigeran yang umum digunakan adalah
campuran garam dan air (brine) atau anti beku yang mempunyai titik beku di
bawah 00C. Beberapa anti beku yang umum digunakan adalah campuran air
dengan etilen glikol, propiln glikol atau kalsium klorida. Etilen glikol dapat
digunakan dalam industri makanan karena tidak beracun.

Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Refrigerant. (Online). http://klinikac.com/index.php/tips/93refrigerant. (Diakses pada 14 September 2015).
Anonim.
2008.
Teknik
Pendinginan.
(Online).
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik
%20Pendinginan/bab5.php. (Diakses pada 14 September 2015)
Hundy, G.F. 2008. Refrigeration and Air Conditioning. United Kingdom :
Elsevier Science and Technology

Anda mungkin juga menyukai