Anda di halaman 1dari 4

Lampiran 4

TOPIK I : SESAT PIKIR

Deskripsi:
Mengapa kekerasan dan kerusuhan mudah terjadi dalam masyarakat
dengan tingkat pendidikan rendah? Mengapa mereka lebih mudah
terbakar oleh isu yang tidak jelas? Karena mereka jarang mengolah
pikiran dengan benar alias mudah terperangkap oleh isu yang
menyesatkan. Sesat pikir adalah jebakan proses penalaran, maka
sebagai kaum terpelajar harus hati-hati dalam berpikir dan bersikap.
Dengan mempelajari topik ini, kita memiliki sikap kritis terhadap
peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
Relevansi:
Jika kelak mahasiswa sudah lulus dan bekerja akan lebih banyak
melakukan sharing pendapat dengan orang lain melalui argumentasi
yang rasional dan logis, sehingga tidak mudah terjebak pada
pemikiran yang keliru.
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami premis dan argumen yang keliru,
sehingga tidak mudah terjebak dalam sesat pikir.

TOPIK I : SESAT PIKIR

Sesat pikir terjadi karena kegagalan dalam argumentasi. Ada dua faktor
penyebab, yakni faktor premis dan faktor ambiguitas atau kerancuan
argumen.
Contoh faktor premis keliru :
Premis 1 : mahasiswa pasti rajin belajar
Premis 2 : rajin belajar pasti lulus
Kesimpulan
: mahasiswa pasti lulus
Kedua premis tersebut keliru karena belum tentu semua mahasiswa
rajin belajar (malah banyak yang malas) dan belum tentu pula rajin
belajar pasti lulus (misalnya saat ujian sakit).
Contoh argumen rancu:
Tidak terjadi kelaparan, tetapi hanya kekurangan makan
Harga-harga tidak naik, hanya disesuaikan
Anggota POLRI terima suap, jadi POLRI lembaga korup

TOPIK I : SESAT PIKIR

Tunjukkan premis yang keliru :


kosong = berisi, = , jadi kosong = berisi
Orang Jawa berperasaan halus, tapi Bambang kasar.
Jadi
Bambang bukan orang Jawa
Burung terbang karena punya sayap, berarti yang bisa
terbang harus punya sayap. Jadi helikopter tak bisa
terbang
karena tak bersayap.

TOPIK I : SESAT
PIKIR

Rangkuman:
Waspadai premis yang keliru, premis yang tidak ada hubungan
dengan kesimpulan, argumen menipu untuk mencari sensasi,
generalisasi yang menyesatkan.
Berpikirlah secara cermat, kritis, rasional dan logis agar tidak
mengalami sesat pikir.
Pembahasan selanjutnya adalah bagaimana kita harus mampu
berpikir logis.
Tes Formatif : digabung bersama dengan topik II.

Anda mungkin juga menyukai