Bab 1
Bab 1
LATAR BELAKANG
Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses perencanaan,
proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Salah satu bagian penting dari
proses menerus tersebut adalah perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk
peraturan daerah. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki dokumen Rencana
Tata Ruang Wilayah Wilayah yang disusun pada Tahun 1999 dengan masa berlaku sampai
Tahun 2010. Selama periode tersebut, telah banyak kebijakan baik yang berskala lokal,
regional sampai nasional yang berubah, termasuk gambaran perkembangan pemanfaatan
sumber daya baik alam maupun buatan. Perubahan-perubahan tersebut perlu dikaji ulang
serta perlu dilakukan updating data-data yang telah ada guna penyusunan revisi RTRW yang
telah ada sebelumnya.
Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang No.26 tahun 2007 sebagai pengganti UndangUndang No. 24 tahun 1992, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang,
selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang merupakan salah satu
upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Pengenaan sanksi ini tidak hanya
diberikan kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan
pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang
menerbitkan ijin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Disamping itu dengan lahirnya Undang-undang No. 26 Tahun 2007 memberikan kejelasan
tugas dan tanggung jawab pembagian wewenang antara pemerintah, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang.
Sejalan dengan perubahan mendasar tersebut di atas,maka daerah dalam hal ini Kabupaten
Banyuwangi diberikan waktu selama 3 (tiga) tahun untuk melakukan penyesuaian terhadap
rencana tata ruang yang ada, yaitu dengan melakukan peninjauan kembali atau
penyempurnaan rencana tata ruang agar sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 serta untuk menjadikan ruang yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Kegiatan peninjauan kembali rencana tata ruang adalah suatu
proses yang dilakukan secara berkala selama jangka waktu perencanaan berjalan agar
selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang berfungsi seperti yang ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007. Selanjutnya rencana tata ruang wilayah yang ada
setidaknya ditinjau 1 (satu) kali setiap 5 (lima) tahun dengan tujuan utama untuk mengecek
kesesuaian dan keefektifan pelaksanaan RTRW dan bukan ditujukan untuk pemutihan
penyimpangan pemanfaatan ruang. Faktor yang menjadikan kegiatan peninjauan kembali
I-1
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
perlu dilakukan salah satunya adalah karena adanya ketidaksesuaian atau simpangan antara
rencana dengan kenyataan yang terjadi di lapangan baik karena faktor internal maupun
karena faktor eksternal. Menyadari hal tersebut, dan sebagai amanat dari dikeluarkannya
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka mulai disusun revisi
terhadap Rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999.
Berdasarkan pada hal tersebut di atas, dengan tersusunnya RTRW Kabupaten Banyuwangi
yang baru diharapkan akan terwujud arahan pembangunan yang lebih harmonis, serasi,
selaras dan seimbang dan terkoordinir antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan yang mengacu pada RTRW Kabupaten
Banyuwangi. Pada akhirnya diharapkan akan semakin mendorong kualitas ruang dan
kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara berkelanjutan. RTRW akan
menjadi alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi
perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan
tata ruang. RTRW kabupaten ini dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci
yakni Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten. Rencana-rencana ini
merupakan perangkat operasional dari RTRW Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, RTRW
Kabupaten Banyuwangi akan dapat menjadi input bagi Dokumen Perencanaan
Pembangunan Lainnya.
1.2
Sesuai pasal 2 Undang-Undang No.26 Tahun 2007, maka dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi, akan didasarkan pada azas-azas sebagai
berikut :
a. Azas Keterpaduan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai
kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan
(pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat).
b. Azas Keserasian, Keseimbangan dan Keselarasan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara
struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, keselarasan antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah
serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
c. Azas Berkelanjutan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan
kepentingan generasi mendatang.
d. Azas Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang
yang berkualitas.
I-2
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
e. Azas Keterbukaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.
f. Azas Kebersamaan dan Kemitraan
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
g. Azas Perlindungan dan Kepentingan Umum,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengedepankan kepentingan
masyarakat.
h. Azas Kepastian Hukum dan Keadilan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban
semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
i.
Azas Akuntabilitas,
Adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik
prosesnya, pembiayaannya maupun hasilnya.
1.3
I-3
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
Disamping itu, visi ini juga didasarkan atas azas penyusunan rencana tata ruang wilayah
dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang nasional. Azas penyusunan penataan ruang
yaitu:
1.
Keterpaduan;
2.
3.
Keberlanjutan;
4.
5.
Keterbukaan;
6.
7.
8.
9.
Akuntabilitas.
Sementara itu, tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional adalah untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional melalui :
1.
2.
Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3.
Berdasarkan azas dan tujuan penataan ruang wilayah nasional serta isu pengembangan
wilayah dan visi yang telah ditetapkan dalam RPJP Kabupaten Banyuwangi, maka disusunlah
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi yaitu:
Mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian bersinergi dengan
pengembangan perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa yang
berdaya saing dan berkelanjutan.
1.4
1.4.1. Pengertian
Pengertian-pengertian dasar yang dapat digunakan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, berpedoman pada pasal 1 (satu) Undang-undang
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang.
3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
I-4
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.
5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
7. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
8. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan ruang.
9. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
10. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
11. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayannya.
14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional.
17. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
18. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
19. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan budidaya.
20. Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Kabupaten adalah kawasan
budidaya yang dipandang sangat penting bagi upaya pencapaian pembangunan
kabupaten dan/atau menurut peraturan perundang-undangan perizinan dan/atau
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten.
21. Kawasan Lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis
merupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, kawasan lindung yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah
kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan
I-5
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
LAPORAN RENCANA
tata ruang wilayah kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
kabupaten yang berisi usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya,
instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
34. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang berlaku.
35. Indikasi Program Utama Jangka Menengah Lima Tahunan adalah petunjuk yang
memuat usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan, dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan rencana tata ruang.
36. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan pengembangan
wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten guna mencapai tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
37. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
38. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah
ketentuan yang dibuat/disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kab yang dirupakan dalam bentuk ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.
39. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak, yang
digunakan sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
40. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum
yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk
setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten.
41. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau
beberapa propinsi.
42. Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN adalah
kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan
perbatasan negara.
43. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala regional atau beberapa
kabupaten/kota.
44. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan.
I-7
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
45. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan
ruang wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
budidaya yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW Kab (20 tahun),
sehingga dapat memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
46. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten adalah rencana jaringan
prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan
untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala
kabupaten.
47. Rencana Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten adalah rencana susunan
kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang
menunjukkan keterkaitan eksisting maupun rencana yang membentuk hierarki
pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.
48. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup
sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam
wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan
untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala
kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumberdaya air,
termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, serta
prasarana lainnya yang memiliki skala layanan satu kabupaten.
49. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW Nasional dan
Propinsi berupa rencana operasional pembangunan wilayah kabupaten sesuai dengan
peran dan fungsi wilayah yang telah ditetapkan, yang akan menjadi landasan dalam
pelaksanaan pembangunan di wilayah kabupaten.
50. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran kebijakan
penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang
menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah kabupaten.
51. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah tujuan yang ditetapkan
Pemerintahan Daerah Kabupaten yang merupakan perwujudan visi dan misi
pembangunan jangka panjang kabupaten pada aspek keruangan, yang pada dasarnya
mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
1.4.2. Lingkup Wilayah
Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043 s/d 8046 Lintang Selatan dan 113053 s/d
114038 Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Situbondo,
Sebelah Timur
: Selat Bali,
Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia,
Sebelah Barat
I-8
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
d. Menyusun database dan peta RTRW Kabupaten Banyuwangi dalam bentuk digital
dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG).
e. Mengembangkan kapasitas/pembelajaran kepada aparatur daerah dalam pengelolaan
database dan peta digital RTRW Kabupaten Banyuwangi.
f. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun
2011 sampai dengan Tahun 2031, sesuai dengan muatan materi yang ada di UndangUndang 26 Tahun 2007.
1.4.4. Waktu Perencanaan
Waktu perencanaan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi yaitu selama kurun waktu 20 tahun, yang disesuaikan dengan jangka waktu
perencanaan sebagaimana tertuang dalam RPJP Nasional, RPJP Propinsi dan Kabupaten
Banyuwangi serta RPJMD Kabupaten Banyuwangi. Jangka waktu 20 tahun ini dibagi dalam 5
tahunan, disertai penjelasan waktu penyusunan dan pengesahan sebagai berikut:
I-9
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
1.5
: 2012
Tahap I
: 2012 - 2016
Tahap II
: 2017 - 2021
Tahap III
: 2022 2026
Tahap IV
: 2027 2032
PROFIL WILAYAH
Kecamatan
Pesanggaran
Siliragung
Bangorejo
Purwoharjo
Tegaldlimo
Muncar
Cluring
Gambiran
Tegalsari
Glenmore
Kalibaru
Genteng
Srono
Rogojampi
Kabat
Singojuruh
Sempu
Songgon
Glagah
Licin
Banyuwangi
Giri
Kalipuro
Wongsorejo
Jumlah
LAPORAN RENCANA
Dari hasil Sensus Penduduk 2010, masih tampak bahwa penyebaran penduduk
Kabupaten Banyuwangi masih tertumpu di Kecamatan Muncar yakni sebesar 8,2 persen,
kemudian diikuti oleh Kecamatan Banyuwangi sebesar 6,8 persen, Kecamatan Rogojampi
sebesar 5,9 persen, Kecamatan Srono sebesar 5,6 persen, Kecamatan Genteng sebesar 5,3
persen dan kecamatan lainnya di bawah 5 persen. Kecamatan Licin, Glagah dan Giri adalah
3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang
masing-masing berjumlah 27.993 orang, 28.295 orang dan 33.984 orang. Sedangkan
Kecamatan Muncar dan Banyuwangi merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya di Kabupaten Banyuwangi, yakni masing-masing sebanyak 127.919 orang dan
106.112 orang.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi per tahun selama sepuluh
tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,44 persen. Laju pertumbuhan
penduduk Kecamatan Kalipuro adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan lain di
Kabupaten Banyuwangi yakni sebesar 1,72 persen, sedangkan yang terendah di Kecamatan
Singojuruh yakni sebesar -0,17 persen. Kecamatan Muncar menempati urutan pertama dari
jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
0,46 persen.
I-11
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-12
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-13
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-14
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
Ketinggian 0 100 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 131.714 Ha
( 38,10 % dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi kecuali kecamatan Singojuruh, Songgo, Genteng, Glenmore
dan Kalibaru.
Ketinggian 100 500 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 159.056 Ha
( 46,01 % ) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi kecuali kecamatan Banyuwangi, Muncar, dan Purwoharjo.
Ketinggian 500 1000 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 36.191 Ha
( 10,47 % ) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan Wongsorejo,
Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.
Ketinggian 1000 1500 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
10.226,5 Ha (2,96%) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.
Ketinggian 1500 2000 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
5.075,5 Ha (1,48%) dari luas Kabupaten Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, dan Glenmore.
Ketinggian 2000 2500 meter di atas permukaan air laut meliputi luas wilayah 2.235
Ha (0,65%) dari luas kabupaten ketinggian ini terdapat di kecamatan Wongsorejo,
Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.
Ketinggian lebih dari 2500 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
1.153 Ha (0,33%) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Glagah, Songgon, dan Glenmore.
I-15
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-16
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-17
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-18
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
1.5.3.3 Geologi
Di Kabupaten Banyuwangi tekstur geologi hasil gunung api kwater muda memiliki angka
paling tinggi yaitu sebesar 131.547 Ha atau 38,05% dari luas wilayah Kabupaten. Lapisan
batuan ini paling tinggi terdapat di Kecamatan Glenmore yaitu seluas 26.260 Ha atau
19,96% dari luas total hasil gunung api kwater muda. Sedangkan ynag paling rendah adalah
lapisan andesit yaitu 8.654 Ha atau 2,50% dari luas wilayah dan tersebar dikecamatan
Pesanggaran, Glenmore, dan Kalibaru.
Kali Sobo panjangnya 13,818 Km, melewati Kecamatan Galagah dan Banyuwangi
LAPORAN RENCANA
Kali Wagud panjangnya 44,6 Km, melewati Kecamatan Genteng, Cluring dan
Muncar.
Kali Baru panjangnya 80,7 Km, melewati Kecamatan Kalibaru dan Pesanggaran.
I-20
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-21
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-22
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
I-23
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
Peta 1.10.
I-24
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
Peta 1.11.
I-25
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
Peta 1.12.
I-26
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
2.
3.
4.
5.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati
dan Ekosistem (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, tambahan Lembaran Negara
Nomor 3419);
6.
7.
8.
9.
LAPORAN RENCANA
LAPORAN RENCANA
LAPORAN RENCANA
I-30
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA
98. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 pengganti Permendagri 147
tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
99. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;
100. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan dan
Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah Perkotaan;
101. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No.11 tahun 1991 tentang
Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Dati I Jawa Timur;
102. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No.4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di
Jawa Timur;
103. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No.6 tahun 2005 tentang Penertiban dan
Pengendalian Hutan Produksi di Propinsi Jawa Timur;
104. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005-2020;
105. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 31 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999 2010;
106. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi.
penataan
ruang
dan
LAPORAN RENCANA
PEMANFAATAN
RUANG
WILAYAH
Bab ini berisikan tentang Ketentuan Umum Pengaturan Zonasi untuk Pola Ruang
Wilayah Kabupaten, Ketentuan Umum Perizinan (Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan
Ruang), Ketentuan Umum Insentif dan Disinsentif, Arahan Sanksi Administratif
BAB 8. HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban serta peranserta masyarakat dalam
Penataan Ruang.
BAB 9.PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan Penusunan
Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagai arahan
pengembangan pada masa yang akan datang, serta rekomendasi yang seharusnya
dilakukan guna menunjang kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah.
I-32
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032
LAPORAN RENCANA