Anda di halaman 1dari 32

1.

LATAR BELAKANG

Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses perencanaan,
proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Salah satu bagian penting dari
proses menerus tersebut adalah perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk
peraturan daerah. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki dokumen Rencana
Tata Ruang Wilayah Wilayah yang disusun pada Tahun 1999 dengan masa berlaku sampai
Tahun 2010. Selama periode tersebut, telah banyak kebijakan baik yang berskala lokal,
regional sampai nasional yang berubah, termasuk gambaran perkembangan pemanfaatan
sumber daya baik alam maupun buatan. Perubahan-perubahan tersebut perlu dikaji ulang
serta perlu dilakukan updating data-data yang telah ada guna penyusunan revisi RTRW yang
telah ada sebelumnya.
Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang No.26 tahun 2007 sebagai pengganti UndangUndang No. 24 tahun 1992, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang,
selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang merupakan salah satu
upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Pengenaan sanksi ini tidak hanya
diberikan kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan
pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang
menerbitkan ijin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Disamping itu dengan lahirnya Undang-undang No. 26 Tahun 2007 memberikan kejelasan
tugas dan tanggung jawab pembagian wewenang antara pemerintah, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang.
Sejalan dengan perubahan mendasar tersebut di atas,maka daerah dalam hal ini Kabupaten
Banyuwangi diberikan waktu selama 3 (tiga) tahun untuk melakukan penyesuaian terhadap
rencana tata ruang yang ada, yaitu dengan melakukan peninjauan kembali atau
penyempurnaan rencana tata ruang agar sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 serta untuk menjadikan ruang yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Kegiatan peninjauan kembali rencana tata ruang adalah suatu
proses yang dilakukan secara berkala selama jangka waktu perencanaan berjalan agar
selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang berfungsi seperti yang ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007. Selanjutnya rencana tata ruang wilayah yang ada
setidaknya ditinjau 1 (satu) kali setiap 5 (lima) tahun dengan tujuan utama untuk mengecek
kesesuaian dan keefektifan pelaksanaan RTRW dan bukan ditujukan untuk pemutihan
penyimpangan pemanfaatan ruang. Faktor yang menjadikan kegiatan peninjauan kembali
I-1
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

perlu dilakukan salah satunya adalah karena adanya ketidaksesuaian atau simpangan antara
rencana dengan kenyataan yang terjadi di lapangan baik karena faktor internal maupun
karena faktor eksternal. Menyadari hal tersebut, dan sebagai amanat dari dikeluarkannya
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka mulai disusun revisi
terhadap Rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999.
Berdasarkan pada hal tersebut di atas, dengan tersusunnya RTRW Kabupaten Banyuwangi
yang baru diharapkan akan terwujud arahan pembangunan yang lebih harmonis, serasi,
selaras dan seimbang dan terkoordinir antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan yang mengacu pada RTRW Kabupaten
Banyuwangi. Pada akhirnya diharapkan akan semakin mendorong kualitas ruang dan
kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara berkelanjutan. RTRW akan
menjadi alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi
perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan
tata ruang. RTRW kabupaten ini dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci
yakni Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten. Rencana-rencana ini
merupakan perangkat operasional dari RTRW Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, RTRW
Kabupaten Banyuwangi akan dapat menjadi input bagi Dokumen Perencanaan
Pembangunan Lainnya.

1.2

AZAZ PENATAAN RUANG KABUPATEN BANYUWANGI

Sesuai pasal 2 Undang-Undang No.26 Tahun 2007, maka dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi, akan didasarkan pada azas-azas sebagai
berikut :
a. Azas Keterpaduan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai
kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan
(pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat).
b. Azas Keserasian, Keseimbangan dan Keselarasan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara
struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, keselarasan antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah
serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
c. Azas Berkelanjutan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan
kepentingan generasi mendatang.
d. Azas Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang
yang berkualitas.

I-2
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

e. Azas Keterbukaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.
f. Azas Kebersamaan dan Kemitraan
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
g. Azas Perlindungan dan Kepentingan Umum,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengedepankan kepentingan
masyarakat.
h. Azas Kepastian Hukum dan Keadilan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban
semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
i.

Azas Akuntabilitas,
Adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik
prosesnya, pembiayaannya maupun hasilnya.

1.3

VISI DAN MISI PENATAAN RUANG KABUPATEN BANYUWANGI

Visi penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi dirumuskan berdasarkan isu


pengembangan wilayah dan visi pembangunan wilayah yang tertuang dalam RPJP
Kabupaten Banyuwangi. Visi tersebut adalah : Terwujudnya pengembangan wilayah
dan pertumbuhan ekonomi kabupaten berbasis pada potensi sumber daya alam
daerah yang didukung oleh pembangunan sarana dan prasarana yang memadai
dengan memperhatikan harmoniasi antara pengelolaan kawasan budidaya,
kawasan lindung, dan pengendalian kawasan rawan bencana.
Sedangkan misi penataan ruang Kabupaten Banyuwangi yaitu :
1. Mewujudkan pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan pengendalian
kawasan rawan bencana secara harmonis dan berkelanjutan;
2. Mengembangkan sarana dan prasarana wilayah perkotaan dan perdesaan untuk
mendukung pengembangan wilayah dan untuk mengurangi disparitas antar wilayah;
3. Mewujudkan pengembangan kawasan ekonomi unggulan yang berbasis sumber daya
lokal berupa pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. Mewujudkan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, industri kecil dan
menengah serta industri besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi;
5. Mewujudkan pengembangan pendidikan yang berbasis sumber daya lokal dalam rangka
mendukung peningkatan sumber daya manusia;
6. Meningkatkan kerjasama investasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat
untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat;
7. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara optimal untuk mendorong
kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

I-3
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Disamping itu, visi ini juga didasarkan atas azas penyusunan rencana tata ruang wilayah
dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang nasional. Azas penyusunan penataan ruang
yaitu:
1.

Keterpaduan;

2.

Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;

3.

Keberlanjutan;

4.

Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;

5.

Keterbukaan;

6.

Kebersamaan dan kemitraan;

7.

Perlindungan kepentingan umum;

8.

Kepastian hukum dan keadilan; serta

9.

Akuntabilitas.

Sementara itu, tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional adalah untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional melalui :
1.

Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

2.

Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

3.

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap


lingkungan akibat pemanfaatan ruang

Berdasarkan azas dan tujuan penataan ruang wilayah nasional serta isu pengembangan
wilayah dan visi yang telah ditetapkan dalam RPJP Kabupaten Banyuwangi, maka disusunlah
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi yaitu:
Mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian bersinergi dengan
pengembangan perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa yang
berdaya saing dan berkelanjutan.

1.4

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

1.4.1. Pengertian

Pengertian-pengertian dasar yang dapat digunakan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, berpedoman pada pasal 1 (satu) Undang-undang
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang.
3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

I-4
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.
5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
7. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
8. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan ruang.
9. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
10. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
11. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayannya.
14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional.
17. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
18. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
19. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan budidaya.
20. Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Kabupaten adalah kawasan
budidaya yang dipandang sangat penting bagi upaya pencapaian pembangunan
kabupaten dan/atau menurut peraturan perundang-undangan perizinan dan/atau
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten.
21. Kawasan Lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis
merupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, kawasan lindung yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah
kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan
I-5
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah


kabupaten.
22. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
23. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
degan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
24. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber
daya alam tertentu yang ditunjukkan dengan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
25. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
26. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup propinsi terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan.
27. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, dan
pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi.
28. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
29. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh, ditanam dan dikelola diatas tanah yang
dibebani hak milik atau hak lainnya dan arealnya berada diluar kawasan hutan negara.
Hutan rakyat dapat dimiliki oleh orang baik sendiri maupun bersama orang lain atau
badan hukum.
30. Izin Pemanfaatan ruang adalah izin yang disyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
31. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau
lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau
sama dengan 2.000 km2.
32. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
33. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai dengan rencana
I-6
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

tata ruang wilayah kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
kabupaten yang berisi usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya,
instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
34. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang berlaku.
35. Indikasi Program Utama Jangka Menengah Lima Tahunan adalah petunjuk yang
memuat usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan, dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan rencana tata ruang.
36. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan pengembangan
wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten guna mencapai tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
37. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
38. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah
ketentuan yang dibuat/disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kab yang dirupakan dalam bentuk ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.
39. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak, yang
digunakan sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
40. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum
yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk
setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten.
41. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau
beberapa propinsi.
42. Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN adalah
kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan
perbatasan negara.
43. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala regional atau beberapa
kabupaten/kota.
44. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan.
I-7
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

45. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan
ruang wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
budidaya yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW Kab (20 tahun),
sehingga dapat memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
46. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten adalah rencana jaringan
prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan
untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala
kabupaten.
47. Rencana Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten adalah rencana susunan
kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang
menunjukkan keterkaitan eksisting maupun rencana yang membentuk hierarki
pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.
48. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup
sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam
wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan
untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala
kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumberdaya air,
termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, serta
prasarana lainnya yang memiliki skala layanan satu kabupaten.
49. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW Nasional dan
Propinsi berupa rencana operasional pembangunan wilayah kabupaten sesuai dengan
peran dan fungsi wilayah yang telah ditetapkan, yang akan menjadi landasan dalam
pelaksanaan pembangunan di wilayah kabupaten.
50. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran kebijakan
penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang
menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah kabupaten.
51. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah tujuan yang ditetapkan
Pemerintahan Daerah Kabupaten yang merupakan perwujudan visi dan misi
pembangunan jangka panjang kabupaten pada aspek keruangan, yang pada dasarnya
mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
1.4.2. Lingkup Wilayah
Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043 s/d 8046 Lintang Selatan dan 113053 s/d
114038 Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara

: Kabupaten Situbondo,

Sebelah Timur

: Selat Bali,

Sebelah Selatan

: Samudera Indonesia,

Sebelah Barat

: Kabupaten Jember dan Bondowoso.

I-8
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 28 kelurahan dan


189 desa dengan luas total wilayah sekitar 578,250 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai
batas administratif Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Peta 1.1.
1.4.3. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi perkembangan wilayah Kabupaten Banyuwangi yang mencakup kegiatan:
pengumpulan data primer dan sekunder, pengamatan lapangan, dan inventarisasi
potensi dan permasalahan yang diperlukan untuk melihat kecenderungan perkembangan
wilayah.
b. Menyusun kembali RTRW Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2031 sesuai peraturan
perundangan dan ketentuan prosedur teknis yang disesuaikan dengan Undang-undang
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan NSPK tentang Penyusunan RTRW
Kabupaten dan Kota yang dikeluarkan oleh Departemen PU dan yang sudah
disosialisasikan ke Pemerintah Kabupaten/Kota yang diselenggarakan oleh Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang Prov Jawa Timur tahun 2008-2009.
c. Melaksanakan sosialisasi, diskusi dan seminar, meliputi:

Sosialisasi Kebijakan Penataan Ruang dan maksud penyusunan RTRW Kabupaten

Diskusi pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Fakta dan Analisis, serta


Laporan Rencana dengan Tim Teknis dan unsur masyarakat.

Penerbitan buletin/pamflet/executive summary khusus untuk sosialisasi konsep


RTRW kepada masyarakat umum.

Seminar Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan di


tingkat kabupaten.

d. Menyusun database dan peta RTRW Kabupaten Banyuwangi dalam bentuk digital
dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG).
e. Mengembangkan kapasitas/pembelajaran kepada aparatur daerah dalam pengelolaan
database dan peta digital RTRW Kabupaten Banyuwangi.
f. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun
2011 sampai dengan Tahun 2031, sesuai dengan muatan materi yang ada di UndangUndang 26 Tahun 2007.
1.4.4. Waktu Perencanaan
Waktu perencanaan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi yaitu selama kurun waktu 20 tahun, yang disesuaikan dengan jangka waktu
perencanaan sebagaimana tertuang dalam RPJP Nasional, RPJP Propinsi dan Kabupaten
Banyuwangi serta RPJMD Kabupaten Banyuwangi. Jangka waktu 20 tahun ini dibagi dalam 5
tahunan, disertai penjelasan waktu penyusunan dan pengesahan sebagai berikut:

I-9
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

1.5

Penyusunan Revisi RTRW

: 2012

Tahap I

: 2012 - 2016

Tahap II

: 2017 - 2021

Tahap III

: 2022 2026

Tahap IV

: 2027 2032

PROFIL WILAYAH

1.5.1 Wilayah Administrasi


Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah
penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil
pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang
merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Secara keseluruhan administrasi wilayah
di Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi 24 wilayah Kecamatan dengan total luas wilayah
sebesar 5.782,5 Km2.
Tabel 1.1
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANYUWANGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14
15
16
17
18
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Kecamatan
Pesanggaran
Siliragung
Bangorejo
Purwoharjo
Tegaldlimo
Muncar
Cluring
Gambiran
Tegalsari
Glenmore
Kalibaru
Genteng
Srono
Rogojampi
Kabat
Singojuruh
Sempu
Songgon
Glagah
Licin
Banyuwangi
Giri
Kalipuro
Wongsorejo
Jumlah

Luas Wilayah (Km2)


802,5
95,15
137,43
200,30
1.341,12
146,07
97,44
66,77
65,23
421,98
406,76
82,34
100,77
102,33
107,48
59,89
174,83
301,84
76,75
169,25
30,13
21,31
310,03
464,80
5.782,50

1.5.2 Perkembangan Penduduk


Dengan luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.782,52 km 2 yang didiami oleh
1.556.078 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah
sebanyak 269 orang per km2.Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kecamtan Banyuwangi yakni sebanyak 3.522 orang per km2sedangkan yang paling
rendah adalah Kecamatan Tegaldlimo yakni sebanyak 46 orang per km2.
I-10
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Dari hasil Sensus Penduduk 2010, masih tampak bahwa penyebaran penduduk
Kabupaten Banyuwangi masih tertumpu di Kecamatan Muncar yakni sebesar 8,2 persen,
kemudian diikuti oleh Kecamatan Banyuwangi sebesar 6,8 persen, Kecamatan Rogojampi
sebesar 5,9 persen, Kecamatan Srono sebesar 5,6 persen, Kecamatan Genteng sebesar 5,3
persen dan kecamatan lainnya di bawah 5 persen. Kecamatan Licin, Glagah dan Giri adalah
3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang
masing-masing berjumlah 27.993 orang, 28.295 orang dan 33.984 orang. Sedangkan
Kecamatan Muncar dan Banyuwangi merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya di Kabupaten Banyuwangi, yakni masing-masing sebanyak 127.919 orang dan
106.112 orang.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi per tahun selama sepuluh
tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,44 persen. Laju pertumbuhan
penduduk Kecamatan Kalipuro adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan lain di
Kabupaten Banyuwangi yakni sebesar 1,72 persen, sedangkan yang terendah di Kecamatan
Singojuruh yakni sebesar -0,17 persen. Kecamatan Muncar menempati urutan pertama dari
jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
0,46 persen.

I-11
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.1. Orientasi Wilayah

I-12
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.2. Admintrasi Wilayah

I-13
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.3. Kepadatan Penduduk

I-14
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

1.5.3 Fisik Dasar

1.5.3.1 Potensi Daya Dukung Lahan


Topografi wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara pada
umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran
rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan
rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya. Daratan
yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata
curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah tingkat kesuburan tanah.
Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0 sampai dengan > 2500 meter
diatas permukaan laut. Ketinggian tempat tersebut dapat dibedakan atas :

Ketinggian 0 100 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 131.714 Ha
( 38,10 % dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi kecuali kecamatan Singojuruh, Songgo, Genteng, Glenmore
dan Kalibaru.

Ketinggian 100 500 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 159.056 Ha
( 46,01 % ) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi kecuali kecamatan Banyuwangi, Muncar, dan Purwoharjo.

Ketinggian 500 1000 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah 36.191 Ha
( 10,47 % ) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan Wongsorejo,
Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.

Ketinggian 1000 1500 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
10.226,5 Ha (2,96%) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.

Ketinggian 1500 2000 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
5.075,5 Ha (1,48%) dari luas Kabupaten Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, dan Glenmore.

Ketinggian 2000 2500 meter di atas permukaan air laut meliputi luas wilayah 2.235
Ha (0,65%) dari luas kabupaten ketinggian ini terdapat di kecamatan Wongsorejo,
Giri, Glagah, Songgon, Genteng, Glenmore, dan Kalibaru.

Ketinggian lebih dari 2500 meter diatas permukaan air laut meliputi luas wilayah
1.153 Ha (0,33%) dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di kecamatan
Wongsorejo, Glagah, Songgon, dan Glenmore.

I-15
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.4. Topografi Wilayah

I-16
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.5. Kemiringan Lereng

I-17
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.6. Morfologi Wilayah

I-18
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

1.5.3.2 Jenis Tanah


Jenis tanah yang terdapat dikabupaten Banyuwangi terdiri dari Regosol, Litosol, Latosol,
Padsolik, dan Gambut. Luas tanah terbesar adalah tanah Padsolik yaitu seluas 208.450 Ha
atau 60,39% dari luas wilayah Kabupaten, sednagkan luas tanah yang terkecil adalah
berupa tanah Latosol seluas 8.426 Ha atau 2,44% dari luas wilayah Kabupaten.

1.5.3.3 Geologi
Di Kabupaten Banyuwangi tekstur geologi hasil gunung api kwater muda memiliki angka
paling tinggi yaitu sebesar 131.547 Ha atau 38,05% dari luas wilayah Kabupaten. Lapisan
batuan ini paling tinggi terdapat di Kecamatan Glenmore yaitu seluas 26.260 Ha atau
19,96% dari luas total hasil gunung api kwater muda. Sedangkan ynag paling rendah adalah
lapisan andesit yaitu 8.654 Ha atau 2,50% dari luas wilayah dan tersebar dikecamatan
Pesanggaran, Glenmore, dan Kalibaru.

1.5.3.4 Potensi Sumber Daya Air


Kabupaten Banyuwangi terletak di bawah aquator yang dikelilingi oleh laut jawa, selat Bali,
dan samudra Indonesia dengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim :
1. Musim penghujan, antara bulan Oktober sampai dengan April
2. Musim kemarau, antara bulan April sampai dengan Oktober
Diantara kedua musim ini terdapat musim perealihan pancaaroba yaitu sekitar bulan
april sampai mei dan bulan oktober sampai bulan November, dengan rata-rata curah hujan
sebesar 7,64 mm pertahun sedangkan untuk bulam kering yaitu paada bulan april, agustus,
september dan oktober
Kabupaten Banyuwangi terdapat Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang mana terdapat banyak
sungai besar dan sungai kecil. Adapun nama-nama sungai dan panjang sungai dapat
dikemukakan sebagai berikut :

Kali Selogiri, panjangnya 6,173 Km, Melewati Kecamatan Giri

Kali Ketapang, panjangnya 10,260 Km, melewati Kecamatan Giri

Kali Sukodadi panjangnya 15,825 Km, melewati Kecamatan Giri

Kali Bendo panjangnya 15,826 Km, melewati Kecamatan Glagah

Kali Ketapang panjangnya 10,260 Km, melewati Kecamatan Giri

Kali Sobo panjangnya 13,818 Km, melewati Kecamatan Galagah dan Banyuwangi

Kali Pakis panjangnya 7,043, melewati Kecamatan Banyuwangi

Kali Tambong panjangnya 24,347 Km,melewati Kecamatan Glagah dan Kabat

Kali Binau panjangnya 21,279 Km, melewati Kecamatan Rogojampi

Kali Bomo panjangnya 7,417 Km, melewati Kecamatan Rogojampi

Kali Bajulmati panjangnya 20 Km, melewati Kecamatan Wongsorejo

Kali Setail panjangnya 73,35 Km, melewati Kecamatan Gambiran, Purwoharjo,


Muncar dan Genteng

Kali Probolinggo panjangnya 30,7 Km, melewati Kecamatan Genteng


I-19

REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Kali Barumanis panjangnya 18 Km, melewati Kecamatan Kalibaru dan Glenmore

Kali Wagud panjangnya 44,6 Km, melewati Kecamatan Genteng, Cluring dan
Muncar.

Kali Karangtambak panjangnya 44,6 Km, melewati Kecamatan Pesanggaran

Kali Bangi panjangnya 18 Km, melewati Kecamatan Bangorejo dan Pesanggaran

Kali Baru panjangnya 80,7 Km, melewati Kecamatan Kalibaru dan Pesanggaran.

1.5.4 Penggunaan Lahan


Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur
yang mempunyai luas daerah terbesar. Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah
578.250 Ha, dari luas tersebut penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi masih
didominasi lahan tidak terbangun berupa hutan, sawah dan lain sebagainya. Berdasarkan
pemanfaatan lahan yang digunakan oleh para petani, mulai dari kawasan Selatan ke arah
Utara yang melebar ke arah Barat merupakan daerah potensi tanaman bahan makanan.
Utamanya tanaman padi banyak ditanam di kawasan ini, bahkan sebagain besar dari
kawasan tersebut pola tanam padi dalam satu tahunnya bisa dilakukan hingga tiga kali.
Seiring dengan perkembangan wilayah Kabupaten Banyuwangi, lahan pertanian
setiap tahun mengalami pengurangan lahan sebagai akibat digunakan untuk kepentingan
lain. Misalnya digunakan sebagai daerah pemukiman maupun pemanfaatan yang lain.
Risikonya produksi tanaman bahan makanan akan menurun sebanding dengan
berkurangnya lahan pertanian tersebut.
Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah
produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian
rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan,
pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi
dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

I-20
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.7. Geologi Batuan

I-21
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.8. Jenis Tanah

I-22
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.9. Tekstur Tanah

I-23
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.10.

Kedalaman Efektif Tanah

I-24
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.11.

Daerah Aliran Sungai

I-25
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Peta 1.12.

Penggunaan tanah Eksisting

I-26
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

1.6 DASAR HUKUM

1.6.1 Dasar Peraturan Perundangan


Dasar hukum Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi
sebagai berikut:
1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2034);

2.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun


1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

3.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan


Keamanan Negara Republik Indonesia

4.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun


1984 Nomor 22, Tambahan lembaran Negara Nomor 3274),

5.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati
dan Ekosistem (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, tambahan Lembaran Negara
Nomor 3419);

6.

Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 427);

7.

Undang-undang No.15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan;

8.

Undang-Undang No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

9.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran


Negara Tahun 1992 Nomor 23, tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);

10. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;


11. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
12. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian;
13. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 68, tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
15. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
16. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
17. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi
18. Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
19. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional;
20. Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan;
21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
22. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
23. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;
24. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN)
I-27
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

25. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;


26. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
27. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulaupulau Kecil;
28. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
30. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
31. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
32. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
33. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
34. Undang-undang Nomor 3o Tahun 2009 tentang ketenagalistrikkan
35. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
36. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan;
37. Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
38. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
39. Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan;
40. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri;
41. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1991 tentang Rawa;
42. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
43. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
serta Bentuk dan Tata Cara, Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang;
44. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
45. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
46. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang
Wilayah;
47. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
48. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan;
49. Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;
50. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa;
51. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 No.143);
52. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;
53. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah;
54. Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
I-28
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

55. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;


56. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 2006 tentang Jalan;
57. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional;
58. Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;
59. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah,Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
60. Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
61. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
62. Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air;
63. Peraturan Pemerintah No.43 tahun 2008 tentang Air Tanah;
64. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman.
65. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
66. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 tahun 1989 tentang Pengelolaan
Kawasan Budidaya;
67. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 tahun 1989 tentang Kawasan
Industri;
68. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan
Budidaya;
69. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
70. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan
Tanah Bagi Pembangunan Kawasan Industri;
71. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 tahun 1993 tentang Tata Cara
Penanaman Modal;
72. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1996 tentang Kawasan
Industri;
73. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Nasional;
74. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional;
75. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan
Pembinaan Kawasan Kumuh yang berada di atas Tanah Negara;
76. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
77. Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 dan No. 683/KPTS/UM/II/1998
tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
I-29
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

78. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang pengesahan 33


Standar Konstruksi Bangunan Indonesia;
79. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 50 Tahun 1997 Tentang
Standar Teknis Kawasan Industri;
80. Keputusan Menteri ESDM No.1456k/20/MBM/2000 tentang pedoman pengelolaan
kawasan Kars
81. Keputusan Menteri ESDM No.1452k/10/MEM/2000 tentang pedoman teknis
penyelenggaraan tugas pemerintahan di Bidang Inventarisasi Sumberdaya Mineral dan
Energi dan penyusunan peta geologi dan pemetaan zona kerentanan gerakan tanah.
82. Keputusan Menteri Kimpraswil No.327 tahun 2002 tentang Penataan Pedoman Bidang
Penataan Ruang;
83. Keputusan Menteri Perhubungan No 54 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
84. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 173/Menkes/Per/VIII/77
85. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;
86. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pelabuhan
Perikanan;
87. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah
Kota di Seluruh Indonesia;
88. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
89. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta bentuk dan Tata Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan
Tata Ruang di Daerah;
90. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah;
91. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
92. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A Tahun 2006 Tentang kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai;
93. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
94. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan
Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
95. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Daya Dukung
Lingkungan ;
96. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Kehutanan;
97. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria teknis Kawasan
Peruntukan Pertanian;

I-30
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

98. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 pengganti Permendagri 147
tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
99. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;
100. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan dan
Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah Perkotaan;
101. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No.11 tahun 1991 tentang
Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Dati I Jawa Timur;
102. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No.4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di
Jawa Timur;
103. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No.6 tahun 2005 tentang Penertiban dan
Pengendalian Hutan Produksi di Propinsi Jawa Timur;
104. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005-2020;
105. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 31 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999 2010;
106. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi.

1.7 SISTEMATIKA PENYUSUNAN


Sistematika Penyusunan Laporan Rencana Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Banyuwangi, sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang penyusunan, dasar hukum yang melandasi
penyusunan, definisi dan ketentuan umum, Visi misi, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup, dimensi perencanaan, metode pendekatan serta sistematika penusunan.
BAB 2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
BANYUWANGI
Bab ini berisikan tentang kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah Kabupaten Banyuwangi.

penataan

ruang

dan

BAB 3. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI


Bab ini berisikan tentang Rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten
Banyuwangi serta rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten, mencakup:
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi, Rencana
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi, Rencana Pengembangan Sistem
Jaringan Prasarana Sumberdaya Air, Sumber-Sumber Air Baku dan jaringan Air
Baku Wilayah, Sistem Jaringan Irigasi, sungai danau, waduk, DAS/Wilayah Sungai
dan lainnya, Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi,
Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan (Rencana Sistem
Persampahan, Rencana Sistem Sanitasi Lingkungan, Rencana Sistem
Pengembangan Kebutuhan Air Bersih).
I-31
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

BAB 4. RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI


Bab ini berisikan tentang Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung (Kawasan yang
Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya, Kawasan Perlindungan Setempat,
Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, Kawasan Rawan Bencana Alam)
serta Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya (Kawasan Peruntukan Hutan
Produksi, Kawasan Hutan Rakyat, Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan
Peruntukan Perkebunan, Kawasan Peruntukan Peternakan, Kawasan Peruntukan
Perikanan, Kawasan Peruntukan Pertambangan, Kawasan Peruntukan Industri,
Kawasan Peruntukan Pariwisata, Kawasan Peruntukan Permukiman, Kawasan
Eksploitasi Sumberdaya Air dan Mineral, Kawasan Ruang Terbuka Hijau).
BAB 5. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI
Bab ini berisikan penetapan Penetapan Kawasan Strategis Hankam, Penetapan
Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Ekonomi, Penetapan Kawasan
Strategis Sosio-Kultural,Penetapan Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan
Hidup, Penetapan Kawasan Strategis Lainnya
BAB 6. ARAHAN PEMANFATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI
Bab ini berisikan tentang Tabel indikasi program utama jangka panjang yang dirinci
pada program jangka menengah lima tahunan kabupaten, yang mencakup indikasi
program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, perkiraan pembiayaan,
sumber dana, kelembagaan dan instansi pelaksana yang distrukturkan dalam:
Indikasi program perwujudan rencana struktur wilayah kabupaten, meliputi indikasi
program utama perwujudan pusat-pusat kegiatan, dan program utama perwujudan
sistem prasarana wilayah di kabupaten; Indikasi program perwujudan rencana pola
ruang wilayah kabupaten, meliputi indikasi program perwujudan kawasan lindung,
indikasi program perwujudan kawasan budidaya; dan Indikasi program perwujudan
kawasan strategis kabupaten.
BAB 7. KETENTUAN
PENGENDALIAN
KABUPATEN BANYUWANGI

PEMANFAATAN

RUANG

WILAYAH

Bab ini berisikan tentang Ketentuan Umum Pengaturan Zonasi untuk Pola Ruang
Wilayah Kabupaten, Ketentuan Umum Perizinan (Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan
Ruang), Ketentuan Umum Insentif dan Disinsentif, Arahan Sanksi Administratif
BAB 8. HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban serta peranserta masyarakat dalam
Penataan Ruang.
BAB 9.PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan Penusunan
Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagai arahan
pengembangan pada masa yang akan datang, serta rekomendasi yang seharusnya
dilakukan guna menunjang kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah.
I-32
REVISI RTRW KABUPATEN BANYUWANGI 2012-2032

LAPORAN RENCANA

Anda mungkin juga menyukai