Anda di halaman 1dari 18

Melatih Disiplin Sejak Dini,

Kenapa Tidak ..... ? .


by Rachmawati, S.Psi

Kenapa harus sejak dini?


karena lebih membekas dalam diri anak
sampai ia dewasa. Saat dewasa ia bisa
merasakan bahwa kedisiplinan itu suatu
kebutuhan.
penting untuk penyesuaian dirinya kelak
sebagai anggota masyarakat.
Dimulai dari aktivitas rutin harian yang dilakukan
secara konsisten. Kemudian dalam semua
aspek siklus kehidupan anak, dari bangun tidur
sampai tidur kembali.

H O W ....?
B A G A I M A N A ..?
bersikap T E G A S
KONSISTEN
penuh K A S I H S A Y A N G

Pilih cara yang bijaksana /


gunakan taktik
anak kecil secara natural
mempunyai rasa ingin tahu.
Jadi daripada harus berkali-kali
berteriak JANGAAAAN...!, lebih bijak
kalau kita untuk mengurangi semua
barang-barang yang dianggap
berbahaya seperti video player, stereo,
perhiasan , perabotan pecah belah yang
istimewa dan khususnya alat (cairan)
pembersih dan obat-obatan harus
ditempatkan yang baik, tidak dapat
terjangkau.

si kecil mulai mengembangkan kemandiriannya


Ia mulai mengenal, "Saya maunya ini," atau
"Ini punyaku."

anak usia ini sedang dalam tahap


eksplorasi. Ia belajar tentang dunianya
melalui eksperimen, pengamatan sebabakibat, dan mencoba lingkungannya.

Tak heran jika anak usia ini kerap dikatakan


"susah diatur". Tapi tak berarti si kecil tak
bisa diatur atau dilatih berdisiplin

misal mengatur jam tidur anak:


Memasuki jam tidur, ajak anak masuk
kamar
Aktivitas menjelang tidur

Semakin tumbuh dan berkembang anak, dia


mulai mengerti hubungan antara perbuatan
dan konsekuensinya, yakinkan anda
memulai komunikasi mengenai peraturanperaturan di rumah.

Misal anak mulai belajar memegang crayon


dan mulai mencoret- coret dinding

Aturan/larangan harus jelas bagi anak


misalnya:

"Kamu boleh main di luar rumah, asal tidak jauh-jauh."


Aturan ini akan membuat anak bingung. "Tidak jauhjauh"nya itu sampai di mana? Lagipula, anak usia ini
belum dapat diminta untuk menentukan sendiri. Lebih
baik katakan:
"Kamu boleh main di luar rumah, tapi hanya sampai di
depan pintu pagar halaman depan rumah kita."

kita juga perlu memberikan alternatif kegiatan


atau tingkah laku yang bisa diterima sebagai
gantinya.
misal :

"Kamu tidak boleh main ke rumah tetangga,


maka kita harus memberikan alternatifnya,
"tapi kamu boleh minta temanmu main ke rumah kita.
"Kamu tidak boleh mencoret-coret di tembok, tapi kamu
boleh mencoret-coret di atas kertas.
"Kamu tidak boleh meninju kakakmu. Kalau kamu mau
bertinju, maka kamu boleh meninju bantal."

KONSISTEN
dalam mendisiplinkan anak tak bisa
sekaligus, dilakukan secara bertahap. Kalau
sekaligus, "ia akan merasa terpaksa alias
terpenjara hingga ia pun akan selalu mencari
jalan untuk bisa lolos dari penjara itu.
Lakukan dengan konsisten. Kalau tidak, "siasialah pendisiplinan yang kita lakukan.

dalam mendisiplinkan anak, kita sebaiknya


menciptakan suasana yang kondusif di
rumah.
Ingat... anak usia ini masih dalam
tahap modeling. Jadi, bagaimana ia
mau disiplin bila kita tak pernah
memberikan contoh yang baik
kepadanya.

Perilaku meniru

PENUH KASIH SAYANG


Tentunya, kita pun harus lihat situasi dan kondisi
lingkungan, serta diri si anak sendiri. Jangan sampai, kala
si kecil sakit, misal, kita tak mentolerir ketakdisiplinannya.
Selain itu, dalam mendisiplinkan anak usia ini harus
dilakukan dengan cara tegas namun penuh kasih sayang,
hingga anak tak merasa dimusuhi atau malah dikasari.
Jika cuma tegas yang diterapkan, kita cenderung bersikap
kasar.
Dengan demikian, ia pun dengan senang hati akan
menjalankan aturan yang berlaku. Tak hanya itu, ia juga
tetap merasa dicintai orang tuanya.

Jika anak salah, tegur perilakunya


Hukuman perlu ??
Justru hukuman juga perlu dalam
mendisiplinkan anak bila ia melakukan
sesuatu di luar aturan yang ditetapkan
Hanya saja, dalam menghukum, ada yang
perlu diperhatikan : yang dihukum adalah
perilakunya, bukan orangnya.
Yang terbaik, terapkan sanksi atau
konsekuensi karena lebih bersifat mendidik

Penyetrapan (timeouts)
Seorang anak yang suka
memukul, menggigit, atau
melemparkan makanan, sebagai
contoh, harus diberikan alasan
mengapa perbuatan tersebut tidak
dapat diterima, lalu bawa anak
tersebut ke tempat penyetrapan,
kursi di dapur atau di tangga bawah
untuk semenit atau dua menit agar
anak tersebut kalem (penyetrapan
lebih lama tidak akan efektif untuk
anak kecil diusia dini).

BERI REWARD
Si kecil juga perlu diberi reward
atau hadiah bila ia taat aturan atau
berdisiplin. Reward-nya bisa
berupa barang, bisa pula kasih
sayang semisal pelukan dan
ciuman.
Hingga, hubungan orang tua dan
anak pun jadi lebih erat.

TETAPLAH BERSEMANGAT
UNTUK MENCOBA.....

Terimakasih....
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai