PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ketersediaan listrik saat ini belum optimal dan merata, hal ini disebabkan oleh susunan letak
antar distrik yang cenderung tidak merata dan tersebar, sehingga pencapaian listrik oleh PLN
sangat terbatas.
Namun secara potensi khususnya untuk potensi pengembangan PLTMH di daerah air pau,
provinsi Bengkulu sangatlah besar, hal ini didukung oleh melimpahnya sumber daya air
berupa sungai sungai yang cukup besar dengan tinggi jatuh yang mencukupi.
Studi ini dilaksanakan di Provinsi Bengkulu - Air Pau, dimana di lokasi tersebut sama sekali
belum tersentuh listrik, untuk itu diperlukan suatu kajian potensi pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH) dengan melihat kondisi sungai disekitar.
Dalam rangka peningkatan penyediaan tenaga listrik di Indonesia serta dalam usaha
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, Pemerintah membuat program
peningkatan pembangunan pembangkit listrik alternatif non minyak antara lain dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya alam berupa air sungai yang banyak terdapat di seluruh
Indonesia.
Salah satu solusi menghadapi masalah kelistrikan terutama di daerah perdesaan adalah
pembangkit listrik tenaga air skala mikro. Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH)
merupakan sejenis pembangkit tenaga listrik yang mirip dengan PLTA, hanya sekalanya lebih
kecil. Air dari sungai menggerakan pemutar kincir secara alami dan disambung ke generator
untuk menghasilkan listrik. Untuk itu telah diadakan survai lapangan yang dilanjutkan dengan
penyusunan studi kelayakan dan rancang dasar (basic design) pada lokasi pekerjaan.
PENDAHULUAN
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan studi ini adalah sebagai berikut :
a.
Melakukan survai dan pengumpulan data (primer dan sekunder) dari berbagai aspek,
antara lain teknis, ekonomi/bisnis, keuangan dan lingkungan;
b.
c.
Membuat Basic Design Engineering (sipil, elektrikal, mekanikal), termasuk pemilihan dan
penentuan letak lokasi pembangkit, kapasitas dan jenis pembangkit, sistem instalasi
pembangkit, serta kemungkinan interkoneksi dengan jaringan PLN Distribusi;
d.
Menghitung dan Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Proyek berdasarkan real price
saat ini di lokasi pekerjaan.
e.
PENDAHULUAN
PENGENALAN PLTMH
APAKAH PLTMH
PLTMH merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro atau dalam bahasa
Inggrisnya Micro Hydro Power (MHP). PLTMH adalah suatu sistem pembangkit listrik dengan
menggunakan sumber energi dari tenaga air. Mikro menunjukan ukuran kapasitas pembangkit,
yaitu antara 500 Watt 100 kilo Watt (menurut UNIDO, sedangkan menurut Permen ESDM
tahun 2002 berkapasitas < 1 MW).
PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan ketinggian tertentu dijatuhkan melalui
pipa pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran
turbin di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan
menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumahrumah penduduk atau konsumen lainnya. Jadi PLTMH mengubah energi potensial yang
berasal dari air menjadi energi listrik. Untuk memanfaatkan energi air dengan tepat dan
menghasilkan energi listrik yang baik, diperlukan peralatan yang sesuai dan perencanaan
yang baik.
PENDAHULUAN
Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan curah hujan
yang memadai
sepanjang
tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.
PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.
Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industriindustri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.
PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.
Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, air sebagai sumber energi berubah
secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke menit seperti halnya
angin.
Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.
Meskipun demikian ada juga sejumlah kekurangan yang harus dipertimbangkan ketika
membandingkan PLTMH dengan sumber energi lain. Pembangkit listrik air skala kecil identik
dengan :
Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.
Terlepas dari sejumlah klasifikasi teknis yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya,
pembangkit listrik tenaga air di kelompokan berdasarkan ukuran kapasitasnya. Walaupun
ada sejumlah definisi yang berbeda, dalam hal ini kita akan memakai klasifikasi berdasarkan
standard UNIDO dan Permen ESDM tahun 2002.
Definisi tenaga air berdasarkan kapasitas daya
Istilah
Power Output
Pico Hydro
< 500 W
500 W hingga 100 kw
Micro Hydro
M ini Hydro
100 kw hingga 1MW
Small Hydro
1MW to 10 MW
Full (large) hyd ro -scale
> 10 MW
KOMPONEN CIVIL
Kondisi topografi dan hidrologi lokasi aliran sungai yang berpotensi minihidro, secara alami
sangat mempengaruhi skema sistem PLTMH, dan memberikan beberapa alternatif lokasi
konstruksi bangunan sipil PLTMH sebagai komponen skema sistem PLTMH. Dengan demikian
pemilihan lokasi bangunan sipil berdasarkan kondisi topografi dan hidrologi menentukan
skema sistem PLTMH. Perlu dipahami bahwa dari banyak kasus pembangunan pembangkit
listrik skala kecil (PLTMH) memiliki hambatan antara lain adalah biaya pembangunan yang
relatif tinggi karena kondisi topografi dan mempengaruhi tingkat keekonomisan. Bab ini akan
membantu menjelaskan prinsip teknologi konstruksi bangunan sipil yang tepat, berkualitas
dan diharapkan dengan biaya pembangunan yang efisien.
1.
Dalam suatu lokasi potensi pembangin energi minihidro dapat dipetakan sebagai suatu skema
sistem (gambar) yang terdiri dari bererapa komponen bangunan sipil seperti bendungan
(weir), saluran pengambil (intake), saluran pembawa, bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang, pipa pesat (penstock), rumah pembangkit dan saluran pembuang.
Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau kolam untuk dialirkan ke
dalam saluran, penstock atau bak penampungan. Tantangan utama dari bangunan intake
adalah ketersediaan debit air yang penuh dari kondisi debit rendah sampai banjir. Juga sering
kali adanya lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon sekitar sungai yang
terbawa aliran sungai.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi bendungan (weir) dan
intake, antara lain :
2.
Tujuan bangunan saluran pembawa air (headcare/canal) adalah untuk mengalirkan air dari
intake/settling basin ke bak penenang, dan untuk memelihara volume air.
Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil, cenderung untuk memiliki bangunan yang
terbuka. Ketika sebuah saluran terbuka dibangun pada sebuah lereng bukit maka beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan :
3.
Tujuan bangunan bak penenang (forebay) adalah sebagai penyaring terakhir seperti settling
basin untuk menyaring benda-benda yang masih tersisa dalam aliran air, dan merupakan
tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran menjadi minimum sebagai
antisipasi aliran yang cepat pada turbin tanpa menurunkan elevasi muka air yang berlebihan
dan menyebabkan arus baik pada saluran.
Pemilihan lokasi bak penenang untuk pembangkit listrik skala kecil seringkali berada pada
punggung yang lebih tinggi, beberapa yang dapat dipertim-bangkan antara lain :
a. Keadaan topografi dan geologi lokasi.
b. Sedapat mungkin dipilih lokasi dimana bagian tanahnya relatif stabil. Dan jika
umumnya terdiri dari batuan keras maka sedapat mungkin dapat mengurangi
jumlah pekerjaan penggalian.
c. Walaupun ditempatkan pada punggung, dipilih tempat yang relatif datar.
d. Mengurangi hubungan dengan muka air tanah yang lebih tinggi.
4.
Tujuan bangunan pipa pesat (penstock) adalah sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air yang
menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang berhubungan dengan
peralatan mekanik seperti turbin.
Kondisi topografi dan pemilihan skema sistem PLTMH mempengaruhi tipe pipa pesat
(penstock). Umumnya sebagai saluran ini harus didesain/dirancang secara benar sesuai
kemiringan (head) sistem PLTMH.
Berdasarkan kondisi topografi yang ada pada lokasi skema sistem PLTMH, beberapa
pertimbangan pemilihan lokasi pipa pesat (penstock) antara lain adalah :
a. Topografi yang dilewati memiliki tingkat kemiringan yang memenuhi persyaratan
dimana rute pipa pesat harus berada di bawah minimum garis kemiringan hidraulic,
seperti digambarkan berikut.
b. Stabilitas tanah dari daerah yang dilewati
c. Penmanfaatan jalan yang telah ada atau tersedia.
5.
Beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi dan membangun rumah pembangkit ini, antara
lain :
a. Konstruksi harus berada di atas struktur tanah yang sangat stabil, tidak di lereng
yang curam, dan umumnya di pinggir daerah aliran sungai yang relatif rendah dan
datar.
b. Memiliki akses jalan yang cukup lebar untuk transportasi peralatan elektriralmekanikal yang akan dipasang.
c. Di lokasi yang relatif rata dan kering, sedikit luas sehingga dapat digunakan untuk
tempat kerja seperti pada saat perbaikan dan perawatan peralatan.
d. Elevasi lantai rumah pembangkit ini harus berada di atas elevasi muka air saat banjir
yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir.
e. Karena berupa bangunan, harus memiliki ventilasi udara, jendela untuk cahaya
masuk tetapi diberikan seperti kasa untuk melindungi serangga masuk.
f.
Ruangan yang dibangun juga cukup untuk digunakan seperti penyimpanan peralatan
dan atau suku cadang peralatan elektrikal dan mekanikal.
g. Kondisi pondasi harus cukup kuat untuk menahan pemasangan beberapa peralatan
yang memiliki berat yang cukup.
6.
Saluran Pembuang
Tujuan saluran pembuang ini adalah sebagai saluran pembuang aliran air yang masuk kedalam
rumah pembangkit dan menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah pembangkit
dan aliran sungai.
Dalam hal penempatan rute saluran pembuang ini, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
antara lain :
a. Perkiraan tinggi genangan air pada rumah pembangkit ketika terjadi banjir besar.
b. Menghindari penggenangan bantaran sungai dan permukaan tanah di sekitar rumah
pembangkit.
c. Fluktuasi dasar sungai pada daerah saluran pembuang.
d. Saluran pembuang harus diarahkan sesuai arah aliran sungai.
Panel kontrol
Turbin
Generator
1.
Turbin
Merupakan peralatan mekanik yang mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanik (putaran). Air yang memiliki tekanan dan kecepatan tertentu menumbuk sudu
sudu turbin dan memutar runner turbin sehingga berputar dengan daya yang sebanding
dengan daya dari potensi air.
Turbin crossflow
Turbin propeller
Ada beberapa jenis turbin yang digunakan dalam pemanfaatan PLTMH yang disesuaikan
dengan besarnya debit air dan tinggi jatuh. Turbin yang paling banyak digunakan untuk
PLTMH di Indonesia adalah :
Turbin crossflow : cocok untuk aplikasi tinggi jatuh medium 10 100 meter, daya 1 kW
250 kW.
Turbin propeler (open flume) : cocok untuk tinggi jatuh yang rendah 2 10 meter
dengan debit air yang besar.
Turbin Pelton : cocok untuk tinggi jatuh yang tinggi lebih dari 80 meter.
2.
Generator
3.
Panel listrik merupakan tempat dimana sambungan kabel (terminal) dan peralatan
pengaman listrik (MCB) serta meter listrik ditempatkan. Berikut fungsi panel listrik dan alat
kontrol :
Sebagai alat pengaman generator dan peralatan listrik dari hubung singkat, arus
beban lebih, tegangan lebih/kurang (over/under voltage), frekuensi lebih/kurang
(over/under frequency) dan lain- lain.
kontrol, dimana frekuensi pada ELC dan tegangan pada IGC. Cara paling mudah untuk
membedakannya adalah adanya kapasitor pada IGC dan sedangkan pada ELC tidak ada.
4.
Beban ballast hanya digunakan pada PLTMH dengan pemakaian kontrol beban (ELC/IGC)
sedangkan pada PLTMH tanpa kontrol tidak menggunakan beban ballast. Pada PLTMH tanpa
menggunakan kontrol, tegangan dan frekuensi akan naik dan turun sesuai dengan
perubahan beban konsumen, hal ini akan mengakibatkan lampu dan peralatan elektronik
akan cepat rusak.
Beban ballast digunakan
untuk membuang energi listrik yang dibangkitkan oleh
generator tetapi tidak terpakai oleh konsumen. Sehingga daya yang dihasilkan generator
dengan daya yang dipakai akan seimbang, hal ini dimaksudkan untuk menjaga tegangan dan
frekuensi generator tetap stabil.
Kabel Penghantar
2.
Tiang Listrik
Tiang listrik digunakan untuk menyangga dan menarik kabel penghantar supaya menjaga
jarak aman dari tanah dan tidak mengganggu lalulintas manusia dan barang dibawahnya.
Tiang listrik yang dipakai harus kuat menyangga beban kabel, beban karena angin dan
hujan dan beban tarikan kabel. Untuk itu digunakan material yang kuat dan ditanam di
dalam tanah, seperti beton dan besi. Tetapi karena beton dan besi di anggap cukup
mahal sering juga digunakan kayu dan bahkan bambu. Untuk transmisi tegangan rendah,
tiang listrik yang digunakan memiliki ketinggian minimum 7 meter.
3.
Instalasi Rumah
Instalasi rumah biasanya terdiri dari tiga titik lampu dan satu stop kontak. Pembatas arus
menggunakan MCB 1 Ampere untuk daya 220 Watt dan 0,5 Ampere untuk daya 110 Watt.
DESAIN PLTMH
TEORI DASAR
Ada beberapa pertimbangan suatu proyek mikro hidro dianggap layak dan menarik, tidak
hanya secara teknis tetapi aspek aspek lain yang juga berperan penting dalam suksesnya
suatu proyek. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian suatu proyek
mikrohidro adalah sebagai berikut :
PENGENALAN PLTMH
B. Faktor sekunder
a. Kondisi geografis dan resiko teknis
idak dapat dihindari bahwa kebanyakan lokasi PLTMH adalah didaerah terpencil
dengan akses transport terbatas dan kondisi geografis yang biasanya ekstrim. hal ini
meningkatkan resiko teknis dari suatu PLTMH, oleh karena itu sebaiknya dipilih lokasi
dengan tingkat resiko teknis yang lebih minim terutama terhadap kondisi bencana
seperti tanah longsor dan banjir atau dengan tindakan pencegahan (preventif) dari
kondisi alam yang ekstrem.
b. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Setiap wilayah memiliki karakter sosial dan kondisi ekonomi yang berbeda, sehingga
hendaknya dalam pembangunan suatu proyek PLTMH juga dipertimbangkan hal ini
mengingat pendekatan yang berbeda diperlukan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat. Misalnya dalam tahap keterlibatan masyarakat selama
pembangunan, tahap pengoperasian, pengeloaan dan besaran tarif listrik. Jangan
sampai dengan adanya PLTMH dapat menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat.
c. Jenis konsumen/ kepadatan
Tipe konsumen dan peralatan yang digunakan juga memerlukan pertimbangan
dalam perencanaan awal suatu PLTMH, misalnya jika PLTMH akan digunakan
untuk penerangan saja atau digunakan untuk mesin - mesin produksi akan
memerlukan spesifikasi generator dan sistem kontrol yang berbeda. Selain itu
kepadatan konsumen memperngaruhi dalam hal faktor beban pembangkit dan
biaya untuk jaringan dan sambungan rumah.
d. Status pemilikan lahan
Dalam tahap studi kelayakan seharusnya dilakukan penelitian mengenai kepemilikan
lahan dan bagaimana mengatasinya. Tentunya hal ini akan mempengaruhi komponen
biaya proyek jika lahan harus mendapatkan ganti rugi atau di hibahkan. Selain itu
untuk menghindari konflik dimasa yang akan datang mengenai status lahan dan
kepemilikannya yang akan mengggangu operasional PLTMH.
e. Pemanfaatan air
Apakah air yang akan dipakai untuk PLTMH menggangu kepentingan pemakain
air yang lain misalnya pertanian, perikanan, air bersih dan lain lain? Ini merupakan
salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, dibeberapa tempat
PLTMH hanya dapat dipergunakan pada malam hari karena siang hari air dipakai
untuk irigasi sawah. Pertimbangan semacam ini mempengaruhi pola operasi dan
pemanfatan PLTMH.
f.
Lingkungan
Apakah
habitat
PENGENALAN PLTMH
lingkungan? bisa saja PLTMH yang direncanakan berada dalam disuatu lokasi
konservasi yang dapat mengganggu hewan dilindungi atau dimungkinkan untuk
merusak lingkungan, sehingga sebaiknya perlu dilakukan penelitian sebelum proyek
dilaksanakan.
Optimasi tata letak PLTMH dilakukan untuk menganalisa beberapa alternatif lokasi bendung,
waterway, penstock dan power house yang dibuat, dengan menggunakan debit potensi
Pembangkit PLTMH yang kemudian akan dipilih lokasi yang paling baik ditinjau dari segi teknis
dan ekonomi. Dengan membandingkan beberapa alternatif tata sehingga diharapkan akan
mendapatkan desain dengan harga yang ekonomis dengan tingkat pelaksanaan yang paling
mudah.
Adapun tahapan pembuatan alternatif tata letak adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Menentukan lokasi kolam penenang (head pond) dan jalur pipa pesat (penstock)
PENGENALAN PLTMH
7.
PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan ketinggian tertentu dijatuhkan melalui
pipa pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran
turbin di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan
menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumahrumah penduduk atau konsumen lainnya. Jadi PLTMH mengubah energi potensial yang
berasal dari air menjadi energi listrik. Untuk memanfaatkan energi air dengan tepat dan
menghasilkan energi listrik yang baik, diperlukan peralatan yang sesuai dan perencanaan
yang baik.
PENGENALAN PLTMH
Power House
Penstock
Tenaga air merupakan salah satu cara untuk membangkitkan listrik yang telah dimanfaatkan
sejak jaman dulu oleh penduduk Indonesia, dan dikenal dengan istilah kincir. Secara
prinsip kerja, kincir dengan PLTMH adalah sama, tetapi secara teknologi PLTMH jauh lebih
modern dan lebih efisien. Adapun beberapa keunggulan pemanfaatan PLTMH dibandingkan
dengan teknologi lain adalah :
Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan curah hujan
yang memadai
sepanjang
tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.
PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.
Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industriindustri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.
PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.
Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, air sebagai sumber energi berubah
secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke menit seperti halnya
angin.
PENGENALAN PLTMH
Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.
Meskipun demikian ada juga sejumlah kekurangan yang harus dipertimbangkan ketika
membandingkan PLTMH dengan sumber energi lain. Pembangkit listrik air skala kecil identik
dengan :
Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.
PENGENALAN PLTMH
dimana:
P
kW
1,0 kg/m3
= efisiensi turbin
= percepatan gravitasi
9.81 m/det2
= debit pembangkit
m3/det
Hnetto
meter
2.00
0.80
1.00
+ 192.30
0.60
4.20
0.50+ 191.80
3.09
5.50
1.03
0.40
1.00
1.00
1.00
1.00
0.50
0.40
1.00
5.31
+ 196.80
+ 197.80
3.23
0.45
0.20
5.27
1.20
0.25
0.70
Pip a. Pembuang
+ 198.00
2.00
1.70
0.30
+ 196.50
0.20
0.20
GENERATOR
TURBIN
PANEL
+ 201.48
0.45
0.20
0.08
0.40
1.17
0.90
0.25
0.05
0.60
1.03
PIPA PESAT 35 c m
0.05
0.60
1.03
DESAIN PLTMH
perbaikan, sehingga kejadian itu tidak terulang. Proses yang secara bertahap dapat
mengurangi masalah dan bergerak maju menuju praktik terbaik sebagai aktivitas yang
berkelanjutan dalam mengadopsi pengembangan teknologi mikrohidro untuk sedapat
mungkin meningkatkan kinerja sistem pembangkit. Antara lain mencakup:
Rekayasa ulang di masing-masing subsistem, dengan solusi perancangan komponen;
sistem kebersihan minyak untuk memperlama usia pelumasan, dan meminimalkan
dampak kontaminasi; penggunaan alat bantu pemantauan kondisi.
Sebenarnya penilaian tampak fisik, weir, intake, headrace, forebay , penstock, power
house, turbin, generator, panel, controller, ballast, transmission system, tailrace dapat dijadikan
ukuran kualitas dari standar komponen yang dipakai dan bagaimana mekanisme
perawatan yang telah dilakukan selama ini. Kehandalan ini terlihat dari pengamatan di
lapangan terutama terkait dengan dokumentasi kerusakan yang terjadi dan tingkat
kerusakan apakah bersifat fatal atau minor. Sistem penilaian yang diambil berdasarkan
pandangan subsistem dan komponen itu baik selama ia melakukan fungsinya (berfungsi)
dan tidak ada indikasi bahwa itu akan mengalami kerusakan. Penilaian ini dapat ditelusuri
dari masing- masing subsistem atau menggunakan output yang diharapakan dari sistem itu
secara keseluruhan. Dari hal tersebut kita dapat menilai bahwa sistem itu berjalan baik
dengan kualitas baik.
O &M
Operator harus selalu memeriksa kondisi fasilitas dan alat-alat pembangkit. Ketika
dia menemukan suatu kerusakan atau keganjilan dia harus melaporkan kepada orang
yang bertanggungjawab dan mengatasinya jika dianggap mampu.
OPERASI PEMBANGKIT
A. Pemeriksaan Sebelum Operasi
Sebelum pembangkit dijalankan operator harus memeriksa dan menjamin komponen dan
fasilitas pembangkit berada pada kondisi aman dan siap beroperasi terutama setelah
pembangkit berhenti lama, overal atau perbaikan. Bagian-bagian yang harus diperiksa pada
umumnya adalah sebagai berikut :
a. sistem penyediaan dan pembawa air (konstruksi sipil)
tidak ada sediment atau lumpur yang berlebihan sehingga menghambat aliran
air.
O &M
b. peralatan electro-mechanic
pastikan turbin pada posisi yang benar, periksa dan kencangkan kembali baut-baut
pada Angkor.
periksa kabel jaringan trasnmisi dalam keadaan baik (tidak ada yang putus atau
tertimpa pohon, dll).
periksa tiang penyangga kabel masih dalam kondisi bagus, tidak miring, roboh atau
keropos
B. Pengoperasian
Berikut ini adalah langkah-langkah pengoperasian PLTMH (pada umumnya) :
1. Pastikan kondisi berikut ini (Persiapan)
katup utama turbin telah dibuka sampai pressure gauge menunjukan angka
optimalnya (sesuai dengan head yang tersedia).
2. Buka guide vane / katup turbin perlahan lahan, sampai kondisi berikut ini :
arus ke ballast load mencapai kira-kira 1/3 dari beban nominal (jika pakai kontrol).
3. tambahkan bukaan guide vane turbin sampai pada posisi optimalnya dan arus ke ballast
menunjukan 80 % dari arus maksimum.
4. pada panel nyalakan MCB ke beban (posisi ON), maka kondisi berikut seharusnya tercapai
ampere meter
tersambung.
beban
menunjukan sesuai
dengan
beban
yang
O &M
Periksa struktur sipil dan saluran pembawa air dalam kondisi baik Bersihkan sampah
pada trashrack yang menghalangi aliran air masuk penstock
Periksa katup utama turbin dan bukaan guide vane turbin sesuai dengan besarnya
beban sehingga tegangan dan frekuensi listrik pada batasan nilai yang ditetapkan.
Periksa getaran dan suara dari generator dan turbin, jika getaran dan suaranya
melebihi ambang
batas
normal, hentikan pembangkit dan perbaiki
kerusakan/kejanggalan.
Periksa temperature bearing generator dan turbin, body generator dan control panel
pada range yang normal dan aman.
Periksa setiap kondisi yang tidak normal, lakukan tindakan penanggulangan dan
perbaikan, hentikan pembangkit jika dirasa perlu.
D. Menghentikan Pembangkit
Untuk mencegah kondisi yang berbahaya bagi peralatan pembangkit dan konsumen,
diperlukan prosedur penghentian pembangkit yang benar. Kondisi berbahaya dapat berupa
pelepasan beban secara tiba-tiba yang mengakibatkan overspeed pada turbin dan generator.
Berikut prosedur penghentian pembangkit :
1. Tempatkan semua circuit breaker beban pada posisi OFF
2. Tutup guide vane turbin pelan-pelan sampai pada posisi tutup maksimum.
3. Tutup kembali pintu air intake dan buka pintu air penguras. Hal ini dilakukan terutama jika
pembangkit akan dihentikan cukup lama atau saluran air (sungai) akan digunakan
untuk keperluan lain, seperti irigasi dan keperluan rumah tangga.
O &M
OPERASI PEMBANGKIT
Selama keadaan tertentu, operasional pembangkit harus dilakukan dengan teliti dan
hati-hati atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu. Adapun keadaan darurat
dapat berupa;
A.
Banjir
Hampir semua pembangkit mikro hidro pada kebanyakan lokasi dapat dioperasikan pada
keadaan banjir. Bagaimanapun pada saat banjir dimana banyak lumpur dan sampah yang
terbawa mungkin dapat masuk waktu dengan menutup pintu masuk intake. Setelah banjir
mereda, operator harus mengecek kondisi saluran, pintu air dan membersihkan sampah
dan lumpur yang masuk ke saringan dan saluran pembawa.
B. Gempa bumi
Gempa bumi dapat mempengaruhi hampir semua komponen pembangkit. Dari mulai struktur
sipil, elektro mekanik dan jaringan transmisi. Oleh karena itu setelah terjadi gempa bumi
operator harus melakukan tindakan berikut ini :
1. Tutup pintu utama intake menuju saluran.
2. Periksa kemungkinan kerusakan pada struktur sipil dari retak, longsor, bocor dan
kerusakan lainnya, segera perbaiki jika ada kerusakan!
3. Periksa kesejajaran shaft turbin dan generator dari kemungkinan pergeseran.
4. Periksa baut-baut dari kemungkinan longgar.
5. Periksa peralatan listrik dari kemungkinan kerusakan.
6. Periksa tiang listrik dan kabel dari kemungkinan roboh atau miring.
7. Lakukan perbaikan dan penanggulangan jika dianggap perlu dan dapat mengganggu
operasional pembangkit.
C. Kekeringan
Turbin air dirancang untuk dapat beroperasi pada daerah range debit tertentu. Debit
minimum yang dijinkan untuk operasional turbin telah ditentukan sehingga turbin masih
dapat beroperasi dengan baik. Pada tahap perencanaan seharusnya telah ditetapkan debit
minimum air yang tersedia sepanjang tahun (musim kemarau), dimana dijadikan sebagai
acuan dalam perencanaan dan pemilihan turbin dan komponen lainnya. Bagaimanapun jika
pada keadaan dimana air yang tersedia sangat kurang dan melebihi batas minimum yang
diijinkan, sebaiknya operator menghentikan operasi pembangkit. Karena operasional terus
menerus pada kondisi tersebut efisiensi turbin akan jatuh dan bahkan dapat merusak
turbin.
O &M
D. Kecelakaan
Jika terjadi kecelakaan selama operasional pembangkit, misalnya ada bagian yang lepas
atau konsleting listrik dll. Operator sebaiknya segera menghentikan pembangkit. Langkahlangkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
1. Hentikan pembangkit dengan segera.
2. Berikan bantuan atau pertolongan jika kecelakaan menimpa orang.
3. Laporkan kejadian kepada orang yang bersangkutan (ketua, lurah,dll).
4. Selidiki penyebab kecelakaan dengan teliti.
5. Kembali operasikan pembangkit jika operator dapat
penyebab kecelakaan dan kerusakan.
6. Hubungi pembuat peralatan jika operator tidak dapat menemukan dan memperbaiki
kerusakan, minta petunjuk dan jika tidak yakin minta mereka untuk memperbaikinya
PERAWATAN
Dalam operasional sebuah PLTMH sangat perlu untuk diketahui mengenai hal-hal
dasar yang terkait dengan tata cara pengoperasian, perawatan dan perbaikan sistem secara
menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat mengatasi masalah yang mungkin timbul serta
perawatan sistem PLTMH secara mandiri oleh operator yang ditugaskan maupun
masyarakat secara umum sebagai pengguna. Adapun hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam opersional dan perawatan sebuah PLTMH adalah sebagai berikut :
A. Bangunan Sipil
Bangunan sipil mempunyai beberapa bagian
penting yang perlu diperhatikan
pemeliharaannya untuk memastikan lancarnya operasional dan kesinambungan suplai air ke
pembangkit. Adapun bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan adalah :
Periksa sisi bendungan dan intake dari gerusan air, terutama pada musim hujan untuk
menghindari kebocoran dan retaknya bendungan.
Pastikan level permukaan air dalam kondisi yang aman (tidak berlebihan ataupun
kurang terisi).
Tambahkan pelumas pada roda gigi dan ulir pintu air sebulan sekali.
Gunakan kunci pengaman pada pemutar pintu air jika sedang tidak digunakan untuk
mencegah orang yang iseng.
O &M
Bersihkan sampah dan kotoran yang menyumbat saringan untuk memperlancar jalan
masuk air secara rutin (minimal 1 hari sekali).
Saluran Pembawa
Periksa kondisi tanah disekitar saluran pembawa dari kemungkinan longsor terutama pada
musim hujan.
Lakukan penyemenan ulang jika ditemukan kebocoran dan keretakan pada badan
saluran.
dan
Bak Penenang
Periksa level permukaan air dalam kondisi yang aman (tidak melebihi batas minimum
dan maksimum yang diperbolehkan).
Pastikan tidak ada sampah dan kotoran dalam bak penenang yang dapat terbawa masuk
kedalam pipa pesat dan turbin.
dan
keretakan
berkala,
pada
terutama
O &M
Periksa baut dan sekrup pada sambungan dan dudukan penstock (anchor) untuk
menghindari kelonggaran dan pergeseran posisi.
Lakukan pengecatan pada penstock paling lama tiga tahun untuk menghindari kerusakan
akibat perkaratan.
Rumah Pembangkit
Bersihkan lantai dan dinding power house dari sampah dan Bersihkan peralatan dan
perlengkapan dalam power house seperti turbin, generator dan panel. (hati-hati jangan
menyentuh bagian yang ada tegangan!!! matikan pembangkit jika perlu).
Periksa saluran pembuangan turbin (tailrace) bersihkan jika ada lumpur dan sampah.
Periksa atap power house dari kebocoran, terutama pada musim hujan dimana air
dapat berbahaya jika membasahi panel dan peralatan listrik lainnya.
Periksa mur dan baut yang ada pada turbin! Pastikan dalam keadaan kencang.
Berikan pelumas grease secara teratur (2-3 minggu sekali) pada bagian-bagian yang
berputar dan ulir, terutama bearing dan guide vane dengan
spesifikasi yang
dianjurkan oleh pembuat/manufaktur Cek dan bersihkan bagian dalam turbin secara
berkala 3-6 bulan sekali. Pastikan tidak ada benda padat yang masuk ke dalam
turbin.
Bersihkan bagian luar turbin dari kotoran dan air untuk mencegah perkaratan.
Periksa baut pengunci pulley (transmisi mekanik) kencangkan jika terasa longgar, jaga
belt agar tidak terkena grease atau air.
Kontrol tingkat ketegangan belt tiga bulan sekali, kencangkan atau kembalikan
kekondisi semula jika kendor. Belt yang terlalu kendor terasa longgar, jaga belt agar
tidak terkena grease atau air.
O &M
Kontrol tingkat ketegangan belt tiga bulan sekali, kencangkan atau kembalikan
kekondisi semula jika kendor. Belt yang terlalu kendor belt yang terlalu kencang akan
menyebabkan bearing generator cepat rusak
Generator
Generator merupakan alat yang merubah energi mekanik putaran dari turbin menjadi energi
listrik. Generator dapat dihubungkan langsung dengan turbin atau melalui perantara sabuk
transmisi (belt). Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan generator
adalah sebagai berikut :
Kontrol generator setiap hari untuk tingkat pemanasan yang berlebihan. Badan
generator boleh hangat, tetapi jika telapak tangan tidak dapat diletakan dengan
santai diatas permukaan hal itu sudah di luar kewajaran.
Periksa akan adanya kebisingan, getaran yang berlebihan dari generator dan bau
yang tidak normal
Bersihkan ventilasi dan kipas generator dari kotoran dan debu (pada saat sistem
berhenti).
Periksa tingkat ketegangan sabuk transmisi (belt), kencangkan jika terasa kendor
dengan menggeser posisi roda gila.
Generator menghasilkan tegangan dan arus listrik yang berbahaya bagi keselamatan
manusia. Jangan menyentuh atau mengubah hubungan listrik pada saat generator
bekerja.
Periksa sambungan dan ikatan kabel, kencangkan bila longgar dan perbaiki/ganti jika
terjadi kerusakan.
Bersihkan panel dari kotoran dan debu. Pastikan tidak ada air yang dapat masuk
kedalam rangkaian panel.
O &M
Kontrol kabel pentanahan apakah masih tersambung dengan baik pada kotak metal,
badan generator, penstok dan komponen logam lainnya.
No
Penyebab
Penanggulangan
1 Suara atau
getaran
berlebihan dari
dalam turbin
Dudukan bearing
turbin longgar
Turbin
terhambat
kotoran
2 Putaran pulley
tidak seimbang
Baut pada
chasis/base frame
ada yang longgar
3 Putaran turbin
dan generator
tidak stabil
(menyentak
nyentak) atau
belt berbunyi
lebih keras dari
biasanya
4 Temperatur
bearing melebihi
biasanya (tidak
tahan dipegang
oleh tangan)
Terjadi pergeseran
pada dudukan
turbin atau
generator
Masalah dengan
sistem kontroler
Stempet/pelumasa
n kurang
Banyak
kotoran/stempet
lama yang
menumpuk
pada bearing
5 Laher poros
Dudukan laher
generator pulley terlepas
Konsultasikan dengan
pembuat alat kontrol
mengenai penanganan
masalah
Beri tambahan
stempet/pelumas
secukupnya
Buka rumah bearing, buang
stempet lama, bersihkan
dengan minyak tanah dan isi
dengan stempet baru
Kontrol kedudukan baut
dan kencangkan
O &M
terlalu panas
Suara atau
getaran dari
laher turbin
Ganti laher
oleh tumbuhan. Seperti pohon roboh dan ranting yang menghalangi jaringan
distribusi terutama jika menggunakan kabel telanjang.
Periksa kerusakan yang mungkin terjadi pada tiang penyangga kabel akan adanya
kemungkinan roboh, keropos dll.
Periksa kabel-kabel penghantar terhadap kemungkinan kendor atau putus. Ganti jika
dianggap perlu dengan jenis yang sama
Pastikan masih bagus, tidak ada pencurian daya dan instalasi ilegal.
No
Penyebab
Penanggulangan
Kelebihan beban
Beberapa
elemen diballast
rusak
O &M
8 Pada rumah
bearing keluar
air
Baut coupling
lepas/longgar
Karet fleksible
bearing rusak
B. Peralatan Elektrikal
Dalam hal ini diasumsikan bahwa pembangkit menggunakan peralatan load controller (ELC
atau IGC)
No
Gangguan/
Kerusakan
Penyebab
Penanggulangan
Saat dinyalakan
lampu fuse ada
yang menyala
Saat dinyalakan
tidak keluar
tegangan
V-PH tetap
pada nol
Suara
generator
terdengar
lebih keras
AVR rusak
Jalur generator
ada yang konslet
Sikat arang
generator (brush)
habis
Saat dinyalakan
Ampere ballast
tidak mau naik
Freq.
lebih dari
52 Hz
Ballast/HRC fuse
konslet/putus
Saat dinyalakan
control tidak
berfungsi
Freq >53 Hz
V-PH > 230V
Module controller
(mainboard) rusak
atau kabel pada
mainboard
kendor
Matikan pembangkit,
test resistansi pada HRC
fuse ganti jika rusak
Jalankan turbin lebih
cepat tegangan 220-230 V,
tahan
Matikan pembangkit.
Kencangkan baut pada
mainboard, jika kesulitan
hubungi manufaktur
pembuat
O &M
Saat dinyalakan
lampu PL ready
menyala, tetapi
kontaktor tidak
mau dinyalakan
Kabel PUSH
Matikan pembangkit,
BUTTON
kencangkan baut yang kendor
kendor/putu
s
Coil kontaktor putus Ukur resistansi coil, ganti coil
jika rusak
Saat dinyalakan
kontrol dan
kontaktor
normal, saat
MCB beban
dinyalakan
kontaktor selalu
lepas
Beban konsumen
terlalu banyak
Matikan pembangkit,
kurangi/tertibkan
beban dikonsumen
Konslet di jaringan
Lakukan pengukuran
resisitansi masing2 fasa dan
fasa netral. Temukan konslet
sebelum dinyalakan kembali
Saat dinyalakan
kontrol dan
kontaktor
normal, saat
MCB beban
dinyalakan MCB
selalu jatuh
kontaktor tidak
lepas
Konslet di jaringan
Saat pembangkit
dinyalakan,
beban
konsumen
padam
Terjadi overvoltage
MCB pada AVR
jatuh pada posisi
OFF. Turbin
runaway speed
Ballast konslet
O &M
Komponen
pemanas pada
ballast terbakar
A. Struktur Sipil
1. Pastikan saluran air dan kolam penenang tidak dijadikan arena bermain anak-anak
karena sangat berbahaya jika sampai terjadi kecelakaan.
2. Pastikan pintu-pintu air dikunci untuk mencegah orang yang iseng membuka atau menutup
pintu air sehingga dapat menggangu atau membahayakan fasilitas PLTMH.
B. Rumah Pembangkit
1. Kunci rumah pembangkit dan pastikan hanya orang yang berkepentingan yang
memasuki rumah pembangkit,
jangan sampai ada anak-anak yang masuk tanpa
diketahui.
2. Pastikan semua bagian yang berputar seperti pulley, shaft turbine dan generator dilindungi
oleh sangkar/pagar pengaman.
3. Pastikan semua bahan bahan metal/logam seperti panel listrik, turbin, generator telah
di tanahkan (di grounding) untuk mencegah sengatan listrik (ke setrum) jika terjadi
kebocoran arus listrik.
4. Rumah pembangkit harus dilengkapi dengan peralatan kebersihan dan pastikan rumah
pembangkit selalu dalam keadaan bersih.
5. Simpanlah sampah atau sisa-sisa oli, stempet/gemuk, plastik dan lain lain pada tempat
yang telah disediakan dan buang ditempat pembuangan yang aman. Jangan dibuang
O &M
sembarangan ke sungai atau tanah!. Hal ini akan mencemari lingkungan dan kesehatan
manusia.
6. Pasang tanda-tanda atau peringatan keselamatan pada tempat- tempat atau komponen
yang dianggap berbahaya.
C. Instalasi Rumah
1. Pastikan bahwa hanya kabel yang standar yang digunakan untuk instalasi di rumah,
jangan biarkan kabel sembarangan yang digunakan oleh konsumen.
2. Pastikan konsumen tidak mengganti MCB tanpa diketahui pengelola/operator,
dan hanya MCB dengan kapasitas dan merk standar bersertifikat yang boleh digunakan.
3. Periksa instalasi rumah rumah setiap bulannya untuk memastikan tidak ada instalasi
illegal dan perubahan dari instalasi standar.