Anda di halaman 1dari 40

STUDI PERENCANAAN

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


(PLTMH)
PT. PRIMA DISTRIBUSI ELEKTRIKA

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ketersediaan listrik saat ini belum optimal dan merata, hal ini disebabkan oleh susunan letak
antar distrik yang cenderung tidak merata dan tersebar, sehingga pencapaian listrik oleh PLN
sangat terbatas.
Namun secara potensi khususnya untuk potensi pengembangan PLTMH di daerah air pau,
provinsi Bengkulu sangatlah besar, hal ini didukung oleh melimpahnya sumber daya air
berupa sungai sungai yang cukup besar dengan tinggi jatuh yang mencukupi.
Studi ini dilaksanakan di Provinsi Bengkulu - Air Pau, dimana di lokasi tersebut sama sekali
belum tersentuh listrik, untuk itu diperlukan suatu kajian potensi pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH) dengan melihat kondisi sungai disekitar.
Dalam rangka peningkatan penyediaan tenaga listrik di Indonesia serta dalam usaha
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, Pemerintah membuat program
peningkatan pembangunan pembangkit listrik alternatif non minyak antara lain dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya alam berupa air sungai yang banyak terdapat di seluruh
Indonesia.
Salah satu solusi menghadapi masalah kelistrikan terutama di daerah perdesaan adalah
pembangkit listrik tenaga air skala mikro. Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH)
merupakan sejenis pembangkit tenaga listrik yang mirip dengan PLTA, hanya sekalanya lebih
kecil. Air dari sungai menggerakan pemutar kincir secara alami dan disambung ke generator
untuk menghasilkan listrik. Untuk itu telah diadakan survai lapangan yang dilanjutkan dengan
penyusunan studi kelayakan dan rancang dasar (basic design) pada lokasi pekerjaan.

MAKSUD DAN TUJUAN


Kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat, baik untuk komersial maupun nonkomersial, sementara ini sebagian suplai listrik di Indonesia menggunakan energi fosil, yang
tentunya sangat mahal dan tidak ramah lingkungan. Untuk itu diupayakan utnuk pemenuhan
kebutuhan listrik menggunakan energi terbarukan, dalam hal ini adalah pemanfaatan energi
air yang sangat melimpah di Indonesia.
Daerah air pau Provinsi Bengkulu, mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan
pembangkit listrik tenaga air, khusunya untuk minihidro. Untuk itu diperlukan survey yang
lebih lanjut untuk melihat potensi tenaga air di air pau Provinsi Bengkulu yang sangat
membutuhkan pasokan tenaga listrik agar dapat mendukung laju perkembangan wilayah
serta perekonomian diwilayah sekitarnya.

PENDAHULUAN

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan studi ini adalah sebagai berikut :

a.

Melakukan survai dan pengumpulan data (primer dan sekunder) dari berbagai aspek,
antara lain teknis, ekonomi/bisnis, keuangan dan lingkungan;

b.

Melakukan evaluasi dan analisa data;

c.

Membuat Basic Design Engineering (sipil, elektrikal, mekanikal), termasuk pemilihan dan
penentuan letak lokasi pembangkit, kapasitas dan jenis pembangkit, sistem instalasi
pembangkit, serta kemungkinan interkoneksi dengan jaringan PLN Distribusi;

d.

Menghitung dan Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Proyek berdasarkan real price
saat ini di lokasi pekerjaan.

e.

Melakukan beberapa Analisa Kelayakan berikut kesimpulannya, yang ditinjau dari


masing-masing aspek yaitu:
- Analisa kelayakan teknis,
- Analisa kelayakan ekonomi,
- Analisa kelayakan keuangan, dan
- Analisa kelayakan lingkungan.

PENDAHULUAN

PENGENALAN PLTMH
APAKAH PLTMH
PLTMH merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro atau dalam bahasa
Inggrisnya Micro Hydro Power (MHP). PLTMH adalah suatu sistem pembangkit listrik dengan
menggunakan sumber energi dari tenaga air. Mikro menunjukan ukuran kapasitas pembangkit,
yaitu antara 500 Watt 100 kilo Watt (menurut UNIDO, sedangkan menurut Permen ESDM
tahun 2002 berkapasitas < 1 MW).
PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan ketinggian tertentu dijatuhkan melalui
pipa pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran
turbin di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan
menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumahrumah penduduk atau konsumen lainnya. Jadi PLTMH mengubah energi potensial yang
berasal dari air menjadi energi listrik. Untuk memanfaatkan energi air dengan tepat dan
menghasilkan energi listrik yang baik, diperlukan peralatan yang sesuai dan perencanaan
yang baik.

Tinggi jatuh (head) pada PLTMH


Tenaga air merupakan salah satu cara untuk membangkitkan listrik yang telah dimanfaatkan
sejak jaman dulu oleh penduduk Indonesia, dan dikenal dengan istilah kincir. Secara
prinsip kerja, kincir dengan PLTMH adalah sama, tetapi secara teknologi PLTMH jauh lebih
modern dan lebih efisien. Adapun beberapa keunggulan pemanfaatan PLTMH dibandingkan
dengan teknologi lain adalah :

PENDAHULUAN

Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan curah hujan
yang memadai
sepanjang
tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.

PLTMH tidak menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan, bahkan masyarakat


sekitar akan diajak turut serta menjaga hutan sebagai sumber air.

PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.

Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industriindustri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.

PLTMH dapat lebih panjang umur dibandingkan dengan pembangkit listrik


lainnya jika dipelihara dengan baik.

PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.

Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, air sebagai sumber energi berubah
secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke menit seperti halnya
angin.

Pengoperasian dan perawatan PLTMH sangat mudah


dengan generator diesel atau pembangkit lainnya.

Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.

dan murah dibandingkan

Meskipun demikian ada juga sejumlah kekurangan yang harus dipertimbangkan ketika
membandingkan PLTMH dengan sumber energi lain. Pembangkit listrik air skala kecil identik
dengan :

Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.

Memerlukan penguasaan pengetahuan khusus yang kadang tidak tersedia


dimasyarakat setempat. Perlu diperhatikan bahwa PLTMH bukan
merupakan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikecilkan, tetapi sebuah pembangkit
yang memerlukan perencanaan dan pembangunan yang unik dan berbeda dengan
PLTA.

Meskipun PLTMH memerlukan perhatian yang sederhana, tetapi harus dilakukan


secara terus menerus, terutama dalam operasional dan perawatannya. Kadang-kadang
masyarakat desa tidak dipersiapkan untuk melakukannya, sehingga mereka kurang
terorganisir, kurang sadar dan kurang rasa memiliki. Akibatnya PLTMH kurang
mampu bertahan lama. Hal ini merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan
teliti dalam merencanakan sebuah PLTMH.

Terlepas dari sejumlah klasifikasi teknis yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya,
pembangkit listrik tenaga air di kelompokan berdasarkan ukuran kapasitasnya. Walaupun
ada sejumlah definisi yang berbeda, dalam hal ini kita akan memakai klasifikasi berdasarkan
standard UNIDO dan Permen ESDM tahun 2002.
Definisi tenaga air berdasarkan kapasitas daya
Istilah
Power Output
Pico Hydro
< 500 W
500 W hingga 100 kw
Micro Hydro
M ini Hydro
100 kw hingga 1MW
Small Hydro
1MW to 10 MW
Full (large) hyd ro -scale
> 10 MW

Permen ESDM Tahun


2
- 002
< 1 MW
1 MW 10 MW

KOMPONEN CIVIL
Kondisi topografi dan hidrologi lokasi aliran sungai yang berpotensi minihidro, secara alami
sangat mempengaruhi skema sistem PLTMH, dan memberikan beberapa alternatif lokasi
konstruksi bangunan sipil PLTMH sebagai komponen skema sistem PLTMH. Dengan demikian
pemilihan lokasi bangunan sipil berdasarkan kondisi topografi dan hidrologi menentukan
skema sistem PLTMH. Perlu dipahami bahwa dari banyak kasus pembangunan pembangkit
listrik skala kecil (PLTMH) memiliki hambatan antara lain adalah biaya pembangunan yang
relatif tinggi karena kondisi topografi dan mempengaruhi tingkat keekonomisan. Bab ini akan
membantu menjelaskan prinsip teknologi konstruksi bangunan sipil yang tepat, berkualitas
dan diharapkan dengan biaya pembangunan yang efisien.

1.

Skema Sistem PLTMH

Dalam suatu lokasi potensi pembangin energi minihidro dapat dipetakan sebagai suatu skema
sistem (gambar) yang terdiri dari bererapa komponen bangunan sipil seperti bendungan
(weir), saluran pengambil (intake), saluran pembawa, bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang, pipa pesat (penstock), rumah pembangkit dan saluran pembuang.

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

Skema Sistem PLTMH

Lokasi Bendungan dan Intake


Tujuan dari bendungan adalah untuk menaikkan/mengontrol tinggi air dalam sungai secara
signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan ke dalam intake
pembangkit minihidro.
Lokasi bendungan, bendung dan intake yang berfungsi untuk menaikkan dan mengontrol
aliran air sungai untuk instalasi PLTMH terdiri dari berbagai variasi tipe. Tipe tersebut dapat
dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan atas pertimbangan tingkat keekonomisan
PLTMH. Disamping itu pemilihan lokasi bendungan (weir) dan intake juga bergantung dari
kelayakan daerah aliran sungainya.
Sebuah bendungan dilengkapi dengan pintu air untuk membuang kotoran/lumpur yang
mengendap. Perlengkapan lainnya adalah : penjebak/saringan sampah. PLTMH umumnya
merupakan pembangkit tipe run off river sehingga bangunan bendungan dan intake dibangun
berdekatan. Dengan pertimbangan dasar stabilitas sungai dan aman terhadap banjir, dapat
dipilih lokasi untuk bendungan (weir) dan intake.

Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau kolam untuk dialirkan ke
dalam saluran, penstock atau bak penampungan. Tantangan utama dari bangunan intake
adalah ketersediaan debit air yang penuh dari kondisi debit rendah sampai banjir. Juga sering
kali adanya lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon sekitar sungai yang
terbawa aliran sungai.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi bendungan (weir) dan
intake, antara lain :

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

a. Jalur daerah aliran sungai.


Lokasi bendungan (weir) dan intake dipilih pada daerah aliran sungai dimana
terjamin ketersediaan airnya, alirannya stabil, terhindar banjir dan pengikisan air
sungai.
b. Stabilitas lereng yang curam.
Oleh karena pemilihan lokasi PLTMH sangat mempertimbangkan head, sudah tentu
pada lokasi lereng atau bukit yang curam. Dalam mempertimbangkan lokasi
bangunan bendung (weir) dan intake hendaknya mempertimbangkan stabilitas
sedimen atau stuktur tanahnya yang stabil.
c. Memanfaatkan fasilitas saluran irigasi yang tersedia di pedesaan.
Pemanfaatan ini dapat dipertimbangkan untuk efisiensi biaya konstruksi, karena
sudah banyak sungai di pedesaan telah dibangun konstruksi sipil untuk saluran
irigas.
d. Memanfaatkan topografi alami seperti kolam dan lain-lain.
Penggunaan kealamian kolam untuk intake air dapat meemberikan keefektifan yang
cukup tinggi untuk mengurangi biaya, disamping itu juga membantu menjaga
kelestarian alam tata ruang sungai dan ekosistem sungai. Yang perlu diperhatikan
adalah keberlanjutan kolam dan pergerakan sedimen.
e. Level volume yang diambil (tinggi dam) dan level banjir.
Karena pebangunan bendung/dam intake pada bagian yang sempit dekat sungai,
maka level banjir pada daerah itu lebih tinggi sehingga diperlukan daerah bagian
melintang dam yang diperbesar untuk kestabilan.
f.

Peletakan intake selalu pada sisi terluar dari lengkungan sungai.


Pertimbangan ini dilakukan untuk memperkecil sedimen di dalam saluran pembawa.
Dan sering kali dibuat pintu air intake untuk melakukan pembilasan sedimen yang
terendap dari intake.

g. Keberadaan penggunaan air sungai yang mempengarungi keluaran/ debit air.


Jika intake untuk pertanian atau tujuan lain yang mengambil air maka akan
mempengaruhi debit air.

2.

Rute Saluran Air

Tujuan bangunan saluran pembawa air (headcare/canal) adalah untuk mengalirkan air dari
intake/settling basin ke bak penenang, dan untuk memelihara volume air.
Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil, cenderung untuk memiliki bangunan yang
terbuka. Ketika sebuah saluran terbuka dibangun pada sebuah lereng bukit maka beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan :

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

a. Topografi dari rute


Rute saluran air yang melewati daerah kemiringan yang curam, perlu diperhatikan
gradient kemiringannya, tingkat potensi longsornya. Gradient aliran yang dilewati
tidak tinggi sehingga dapat mengalirkan kecepatan air melebihi kecepatan maksimal
yang dapat mengakibatkan erosi pada dinding saluran.
b. Kesetabilan tanah pada daerah yang dilewati
Terdapat banyak kejadian penimbunan saluran air karena longsornya lereng bukit
sehingga perlu diteliti/diperiksa kestabilan tanahnya.
c. Penggunaan struktur yang telah tersedia, termasuk jalan dan saluran irigasi
Pemilihan saluran air sepanjang jalan yang telah tersedia dan saluran irigasi yang
tersedia memberikan banyak keuntungan disamping mengurangi biaya, juga untuk
pemeliharaan dan pengawasan kualitas dan penggunaan air.
d. Geometri saluran yang baik adalah seperti setengah lingkaran

3.

Bak Penenang (Forebay) dan Fasilitas Pendukung

Tujuan bangunan bak penenang (forebay) adalah sebagai penyaring terakhir seperti settling
basin untuk menyaring benda-benda yang masih tersisa dalam aliran air, dan merupakan
tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran menjadi minimum sebagai
antisipasi aliran yang cepat pada turbin tanpa menurunkan elevasi muka air yang berlebihan
dan menyebabkan arus baik pada saluran.
Pemilihan lokasi bak penenang untuk pembangkit listrik skala kecil seringkali berada pada
punggung yang lebih tinggi, beberapa yang dapat dipertim-bangkan antara lain :
a. Keadaan topografi dan geologi lokasi.
b. Sedapat mungkin dipilih lokasi dimana bagian tanahnya relatif stabil. Dan jika
umumnya terdiri dari batuan keras maka sedapat mungkin dapat mengurangi
jumlah pekerjaan penggalian.
c. Walaupun ditempatkan pada punggung, dipilih tempat yang relatif datar.
d. Mengurangi hubungan dengan muka air tanah yang lebih tinggi.

4.

Rute Pipa Pesat (Penstock)

Tujuan bangunan pipa pesat (penstock) adalah sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air yang
menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang berhubungan dengan
peralatan mekanik seperti turbin.
Kondisi topografi dan pemilihan skema sistem PLTMH mempengaruhi tipe pipa pesat
(penstock). Umumnya sebagai saluran ini harus didesain/dirancang secara benar sesuai
kemiringan (head) sistem PLTMH.

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

Berdasarkan kondisi topografi yang ada pada lokasi skema sistem PLTMH, beberapa
pertimbangan pemilihan lokasi pipa pesat (penstock) antara lain adalah :
a. Topografi yang dilewati memiliki tingkat kemiringan yang memenuhi persyaratan
dimana rute pipa pesat harus berada di bawah minimum garis kemiringan hidraulic,
seperti digambarkan berikut.
b. Stabilitas tanah dari daerah yang dilewati
c. Penmanfaatan jalan yang telah ada atau tersedia.

5.

Rumah Pembangkit (Power House)

Tujuan bangunan rumah pembangkit (power


house) adalah sebagai bangunan yang berfungsi
untuk melindungi peralatan elektro mekanikal
seperti : turbin, generator, panel kontrol, dan
lainnya dari segala cuaca dan juga mencegah
dari orang yang tidak berkepentingan dan
pencurian peralatan barang tersebut.

Beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi dan membangun rumah pembangkit ini, antara
lain :
a. Konstruksi harus berada di atas struktur tanah yang sangat stabil, tidak di lereng
yang curam, dan umumnya di pinggir daerah aliran sungai yang relatif rendah dan
datar.
b. Memiliki akses jalan yang cukup lebar untuk transportasi peralatan elektriralmekanikal yang akan dipasang.
c. Di lokasi yang relatif rata dan kering, sedikit luas sehingga dapat digunakan untuk
tempat kerja seperti pada saat perbaikan dan perawatan peralatan.
d. Elevasi lantai rumah pembangkit ini harus berada di atas elevasi muka air saat banjir
yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir.
e. Karena berupa bangunan, harus memiliki ventilasi udara, jendela untuk cahaya
masuk tetapi diberikan seperti kasa untuk melindungi serangga masuk.
f.

Ruangan yang dibangun juga cukup untuk digunakan seperti penyimpanan peralatan
dan atau suku cadang peralatan elektrikal dan mekanikal.

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

g. Kondisi pondasi harus cukup kuat untuk menahan pemasangan beberapa peralatan
yang memiliki berat yang cukup.

6.

Saluran Pembuang

Tujuan saluran pembuang ini adalah sebagai saluran pembuang aliran air yang masuk kedalam
rumah pembangkit dan menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah pembangkit
dan aliran sungai.
Dalam hal penempatan rute saluran pembuang ini, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
antara lain :
a. Perkiraan tinggi genangan air pada rumah pembangkit ketika terjadi banjir besar.
b. Menghindari penggenangan bantaran sungai dan permukaan tanah di sekitar rumah
pembangkit.
c. Fluktuasi dasar sungai pada daerah saluran pembuang.
d. Saluran pembuang harus diarahkan sesuai arah aliran sungai.

3.4. KOMPONEN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Panel kontrol
Turbin
Generator

Komponen mekanikal elektrikal pada PLTMH

Peralatan elektro-mekanikal adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk merubah


energi potensial air menjadi energi listrik. Peralatan utamanya terdiri dari :

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

1.

Turbin

Merupakan peralatan mekanik yang mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanik (putaran). Air yang memiliki tekanan dan kecepatan tertentu menumbuk sudu
sudu turbin dan memutar runner turbin sehingga berputar dengan daya yang sebanding
dengan daya dari potensi air.

Gambar 5. Turbin crossflow

Turbin crossflow

Turbin propeller

Ada beberapa jenis turbin yang digunakan dalam pemanfaatan PLTMH yang disesuaikan
dengan besarnya debit air dan tinggi jatuh. Turbin yang paling banyak digunakan untuk
PLTMH di Indonesia adalah :

Turbin crossflow : cocok untuk aplikasi tinggi jatuh medium 10 100 meter, daya 1 kW
250 kW.

Turbin propeler (open flume) : cocok untuk tinggi jatuh yang rendah 2 10 meter
dengan debit air yang besar.

Turbin Pelton : cocok untuk tinggi jatuh yang tinggi lebih dari 80 meter.

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

2.

Generator

Contoh generator sinkron


Generator induksi / motor sebagai generator

Generator merupakan komponen yang berfungsi merubah energi mekanik berupa


putaran menjadi energi listrik. Generator yang digunakan biasanya jenis arus bolak balik (AC)
dengan frekuensi 50 hz pada putaran 1500 rpm. Energi listrik yang dihasilkan dapat berupa 1
fasa (2 kabel) atau 3 fasa (4 kabel) dengan tegangan 220/380 Volt. Generator diputar oleh
turbin melalui kopel langsung atau melalui puley dan sabuk (belt). Ada dua jenis generator
yang banyak digunakan untuk PLTMH yaitu generator sinkron dan motor induksi sebagai
generator (generator induksi).

3.

Panel Listrik dan Alat Kontrol

Panel listrik merupakan tempat dimana sambungan kabel (terminal) dan peralatan
pengaman listrik (MCB) serta meter listrik ditempatkan. Berikut fungsi panel listrik dan alat
kontrol :

Memonitor parameter dan besaran listrik seperti tegangan generator, arus


beban, frekuensi, indikator lampu, jam operasional dan lain lain.

Sebagai alat pengaman generator dan peralatan listrik dari hubung singkat, arus
beban lebih, tegangan lebih/kurang (over/under voltage), frekuensi lebih/kurang
(over/under frequency) dan lain- lain.

Sebagai alat pengendali/kontrol generator supaya tegangan dan frekuensi


generator stabil pada saat terjadi perubahaan beban di konsumen. Ada dua jenis
kontrol yaitu ELC (electronic load controller) untuk generator sinkron dan IGC
(induction generator controller) untuk generator induksi/motor. Pada prinsipnya
kedua jenis kontrol ini adalah sama, hanya berbeda parameter yang di

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

Panel Kontrol ELC (elektronic load controller)

Panel kontrol IGC dengan kapasitor

kontrol, dimana frekuensi pada ELC dan tegangan pada IGC. Cara paling mudah untuk
membedakannya adalah adanya kapasitor pada IGC dan sedangkan pada ELC tidak ada.

4.

Beban Ballast (Ballast Load)

Beban ballast hanya digunakan pada PLTMH dengan pemakaian kontrol beban (ELC/IGC)
sedangkan pada PLTMH tanpa kontrol tidak menggunakan beban ballast. Pada PLTMH tanpa
menggunakan kontrol, tegangan dan frekuensi akan naik dan turun sesuai dengan
perubahan beban konsumen, hal ini akan mengakibatkan lampu dan peralatan elektronik
akan cepat rusak.
Beban ballast digunakan
untuk membuang energi listrik yang dibangkitkan oleh
generator tetapi tidak terpakai oleh konsumen. Sehingga daya yang dihasilkan generator
dengan daya yang dipakai akan seimbang, hal ini dimaksudkan untuk menjaga tegangan dan
frekuensi generator tetap stabil.

Beban ballast berupa elemen pemanas udara

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

3.5. JARINGAN D ISTRIBUSI DAN INSTALASI RUMAH


1.

Kabel Penghantar

Kabel penghantar digunakan untuk mentransmisikan daya listrik yang dibangkitkan di


generator kepada konsumen dirumah-rumah dan pusat beban lainnya. Pada PLTMH
transmisi listrik dilakukan pada tegangan rendah (220/380 Volt). Kabel transmisi yang
digunakan biasanya adalah kabel jenis twisted (NFA2X) dengan diameter penghantar 70 mm2
atau 50 mm2 atau lebih kecil sesuai dengan panjang transmisi dan besarnya beban yang
ditransmisikan.
Perlu diperhatikan bahwa transmisi daya listrik 3 fasa menggunakan kabel 4 penghantar
dengan salah satu penghantar lebih kecil dari yang lainnya. Kabel yang lebih kecil ini
digunakan sebagai penghantar NETRAL. Contohnya kabel ukuran 70 mm2 jumlah kabelnya
adalah 3x70+50 mm2. Ukuran 70 mm2 sebagi penghantar fasa (R, S, T) dan 50 mm2 sebagai
penghantar netral/nol.

Kabel twisted untuk jaringan

2.

Tiang Listrik

Tiang listrik digunakan untuk menyangga dan menarik kabel penghantar supaya menjaga
jarak aman dari tanah dan tidak mengganggu lalulintas manusia dan barang dibawahnya.
Tiang listrik yang dipakai harus kuat menyangga beban kabel, beban karena angin dan
hujan dan beban tarikan kabel. Untuk itu digunakan material yang kuat dan ditanam di
dalam tanah, seperti beton dan besi. Tetapi karena beton dan besi di anggap cukup
mahal sering juga digunakan kayu dan bahkan bambu. Untuk transmisi tegangan rendah,
tiang listrik yang digunakan memiliki ketinggian minimum 7 meter.

3.

Instalasi Rumah

Instalasi rumah biasanya terdiri dari tiga titik lampu dan satu stop kontak. Pembatas arus
menggunakan MCB 1 Ampere untuk daya 220 Watt dan 0,5 Ampere untuk daya 110 Watt.

DESKRIPSI LOKASI DAN SURVEY


LAPANGAN

DESAIN PLTMH
TEORI DASAR
Ada beberapa pertimbangan suatu proyek mikro hidro dianggap layak dan menarik, tidak
hanya secara teknis tetapi aspek aspek lain yang juga berperan penting dalam suksesnya
suatu proyek. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian suatu proyek
mikrohidro adalah sebagai berikut :

A. Faktor Utama / primer :


a. Adanya tinggi jatuh (Head)
Untuk PLTMH idealnya tinggi jatuh adalah 10 50 meter, hal ini mengingat untuk
daya yang sama konstruksi sipil dan peralatan elektromekanik akan lebih kecil dan
sederhana dibandingkan lokasi dengan head rendah. Bukan berarti head reah tidak
memungkinkan, tetapi dari sisi teknis dan biaya, head medium lebih menarik.
b. Debit / aliran air yang cukup
Ketersediaan aliran air sepanjang tahun sangat penting untuk menjaga
kelanjutan penyediaan listrik, untuk itu sebaiknya dipilih lokasi yang memiliki aliran air
yang relatif stabil sepanjang tahun dan cukup untuk melayani kebutuhan beban
konsumen.
c. Jarak beban dengan pembangkit
Semakin jauh jarak pembangkit dengan konsumen maka semakin besar tegangan
jatuh dijalan, semakin besar rugi daya, semakin panjang kabel penghantar yang
dibutuhkan dan semakin banyak tiang yang digunakan. Secara ekonomis hal ini akan
lebih mahal juga, oleh karena itu pilihlah lokasi pembangkit yang dekat dengan
konsumen jika memungkinkan.
d. Daya terbangkit Vs kebutuhan beban
Sebaiknya diperhitungkan dengan matang sebelum benar benar memulai sebuah
proyek jika ternyata daya terbangkit dari PLTMH yang direncanakan dibawah standar
minimum kebutuhan konsumen. Hal ini dikemudian hari akan menjadi persoalan
teknis dengan kondisi beban lebih (overal) dengan kondisi beban lebih
kemungkinan konflik sosial antara masyarakat karena masalah rebutan listrik.
Idealnya daya terbangkit adalah 30% lebih besar dari kebutuhan konsumen untuk
kemungkinan pertumbuhan beban, musim kemarau, pemanfaatan produktif dan
juga factor keamanan peralatan (derating).

PENGENALAN PLTMH

B. Faktor sekunder
a. Kondisi geografis dan resiko teknis
idak dapat dihindari bahwa kebanyakan lokasi PLTMH adalah didaerah terpencil
dengan akses transport terbatas dan kondisi geografis yang biasanya ekstrim. hal ini
meningkatkan resiko teknis dari suatu PLTMH, oleh karena itu sebaiknya dipilih lokasi
dengan tingkat resiko teknis yang lebih minim terutama terhadap kondisi bencana
seperti tanah longsor dan banjir atau dengan tindakan pencegahan (preventif) dari
kondisi alam yang ekstrem.
b. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Setiap wilayah memiliki karakter sosial dan kondisi ekonomi yang berbeda, sehingga
hendaknya dalam pembangunan suatu proyek PLTMH juga dipertimbangkan hal ini
mengingat pendekatan yang berbeda diperlukan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat. Misalnya dalam tahap keterlibatan masyarakat selama
pembangunan, tahap pengoperasian, pengeloaan dan besaran tarif listrik. Jangan
sampai dengan adanya PLTMH dapat menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat.
c. Jenis konsumen/ kepadatan
Tipe konsumen dan peralatan yang digunakan juga memerlukan pertimbangan
dalam perencanaan awal suatu PLTMH, misalnya jika PLTMH akan digunakan
untuk penerangan saja atau digunakan untuk mesin - mesin produksi akan
memerlukan spesifikasi generator dan sistem kontrol yang berbeda. Selain itu
kepadatan konsumen memperngaruhi dalam hal faktor beban pembangkit dan
biaya untuk jaringan dan sambungan rumah.
d. Status pemilikan lahan
Dalam tahap studi kelayakan seharusnya dilakukan penelitian mengenai kepemilikan
lahan dan bagaimana mengatasinya. Tentunya hal ini akan mempengaruhi komponen
biaya proyek jika lahan harus mendapatkan ganti rugi atau di hibahkan. Selain itu
untuk menghindari konflik dimasa yang akan datang mengenai status lahan dan
kepemilikannya yang akan mengggangu operasional PLTMH.
e. Pemanfaatan air
Apakah air yang akan dipakai untuk PLTMH menggangu kepentingan pemakain
air yang lain misalnya pertanian, perikanan, air bersih dan lain lain? Ini merupakan
salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, dibeberapa tempat
PLTMH hanya dapat dipergunakan pada malam hari karena siang hari air dipakai
untuk irigasi sawah. Pertimbangan semacam ini mempengaruhi pola operasi dan
pemanfatan PLTMH.
f.

Lingkungan
Apakah

keberadaan PLTMH kan menggangu

habitat

ekologi sungai dan

PENGENALAN PLTMH

lingkungan? bisa saja PLTMH yang direncanakan berada dalam disuatu lokasi
konservasi yang dapat mengganggu hewan dilindungi atau dimungkinkan untuk
merusak lingkungan, sehingga sebaiknya perlu dilakukan penelitian sebelum proyek
dilaksanakan.

Optimasi tata letak PLTMH dilakukan untuk menganalisa beberapa alternatif lokasi bendung,
waterway, penstock dan power house yang dibuat, dengan menggunakan debit potensi
Pembangkit PLTMH yang kemudian akan dipilih lokasi yang paling baik ditinjau dari segi teknis
dan ekonomi. Dengan membandingkan beberapa alternatif tata sehingga diharapkan akan
mendapatkan desain dengan harga yang ekonomis dengan tingkat pelaksanaan yang paling
mudah.
Adapun tahapan pembuatan alternatif tata letak adalah :
1.

Pembuatan potongan memanjang sungai utama


Potongan memanjang sungai dibuat untuk mengetahui selisih beda tinggi
terbesar untuk menentukan lokasi bendung, waterway dan power house.

2.

Pemilihan lokasi bendung


Lokasi bendung dipilih pada bentang sungai yang tersempit, pada alinyemen
sungai yang lurus, tidak terletak pada belokan sungai, atau jika dia berada pada
belokan sungai, bendung terletak pada belokan sisi luar sungai, sesuai dengan
Kriteria Perencanaan (KP 02), dan juga memperhatikan kondisi topografi dan
geologi yang baik dan stabil.

3.

Penentuan lokasi sand trap


Penempatan sand trap dipilih pada lokasi dengan kondisi topografi yang
memungkinkan tidak terjadi belokan pada bangunan sand trap, sehingga tidak
menggangu proses pembilasan sedimen pada sand trap.

4.

Penentuan lokasi dan alinyemen saluran hantar (waterway)


Alinyemen waterway dipilih dengan meminimalisasi halangan topografi ekstrim
seperti bukit terjal maupun lembah anak sungai/ alur drainase.
Waterway ditentukan dengan metode hidrolika saluran terbuka dengan aliran
gravitasi, sedangkan bangunan waterway ini ditentukan dari :
Pasangan batu untuk daerah datar dan terbuka, serta memiliki stabilitas daya
dukung yang baik. Untuk ketinggian tertentu yang disyaratkan akan
menggunakan pasangan beton beton bertulang.
Box culvert, bila melalui tebing curam dan apabila diperlukan diurug.
Talang, apabila melintasi lembah atau aliran drainase bukit.
Sedapat mungkin dihindari konstruksi waterway diatas timbunan.

5.

Menentukan lokasi kolam penenang (head pond) dan jalur pipa pesat (penstock)

PENGENALAN PLTMH

Kolam penenang dibuat di daerah datar dengan aksesibilitas dan kemudahan


dalam konstruksi serta tidak diperbolehkan dibuat diatas tanah urugan. Kolam
ini merupakan peralihan aliran terbuka dengan aliran bertekanan ketika air
mengalir melalui pipa pesat.
Penentuan jalur pipa pesat dibuat dengan sebisa mungkin menghindari belokan
sudut horisontal, untuk mendapatkan panjang pipa yang paling pendek dengan
tujuan untuk meminimalisasi kehilangan tinggi, serta berada pada struktur tanah
yang baik dan stabil.
6.

Penentuan lokasi powerhouse dan elevasi tailrace


Lokasi powerhouse direncanakan di area dengan aksesibilitas dan stabilitas
lokasi yang baik, dengan mempertimbangkan juga panjang penstock, serta
berada tidak jauh dari outlet tailrace.
Elevasi powerhouse sangat tergantung dari elevasi tailrace, dan tinggi muka air
banjir serta tipe turbin yang digunakan.
Elevasi lantai powerhouse dan ruang peralatan ditentukan dengan elevasi banjir
kala ulang Q50 tahun. Adapun elevasi tail race di sungai adalah muka air pada
aliran normal dan rata-rata.

7.

Kondisi lingkungan, topografi, geologi dan jalan akses.


Lokasi penempatan bangunan utama PLTMH (bendung, sand trap, waterway,
head pond, penstock & powerhouse) memperhatikan kondisi topografi, geologi
dan jarak terdekat dari jalan akses dan jalur transmisi 20 kV terdekat.

PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan ketinggian tertentu dijatuhkan melalui
pipa pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran
turbin di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan
menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumahrumah penduduk atau konsumen lainnya. Jadi PLTMH mengubah energi potensial yang
berasal dari air menjadi energi listrik. Untuk memanfaatkan energi air dengan tepat dan
menghasilkan energi listrik yang baik, diperlukan peralatan yang sesuai dan perencanaan
yang baik.

PENGENALAN PLTMH

Tinggi Jatuh (head)


Anchor block (beton)

Power House

Penstock

Saddle support (beton)

Tinggi jatuh (head) pada PLTMH

Tenaga air merupakan salah satu cara untuk membangkitkan listrik yang telah dimanfaatkan
sejak jaman dulu oleh penduduk Indonesia, dan dikenal dengan istilah kincir. Secara
prinsip kerja, kincir dengan PLTMH adalah sama, tetapi secara teknologi PLTMH jauh lebih
modern dan lebih efisien. Adapun beberapa keunggulan pemanfaatan PLTMH dibandingkan
dengan teknologi lain adalah :

Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan curah hujan
yang memadai
sepanjang
tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.

PLTMH tidak menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan, bahkan masyarakat


sekitar akan diajak turut serta menjaga hutan sebagai sumber air.

PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.

Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industriindustri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.

PLTMH dapat lebih panjang umur dibandingkan dengan pembangkit listrik


lainnya jika dipelihara dengan baik.

PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.

Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, air sebagai sumber energi berubah
secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke menit seperti halnya
angin.

PENGENALAN PLTMH

Pengoperasian dan perawatan PLTMH sangat mudah


dengan generator diesel atau pembangkit lainnya.

Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.

dan murah dibandingkan

Meskipun demikian ada juga sejumlah kekurangan yang harus dipertimbangkan ketika
membandingkan PLTMH dengan sumber energi lain. Pembangkit listrik air skala kecil identik
dengan :

Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.

Memerlukan penguasaan pengetahuan khusus yang kadang tidak tersedia


dimasyarakat setempat. Perlu diperhatikan bahwa PLTMH bukan
merupakan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikecilkan, tetapi sebuah pembangkit
yang memerlukan perencanaan dan pembangunan yang unik dan berbeda dengan
PLTA.

Meskipun PLTMH memerlukan perhatian yang sederhana, tetapi harus dilakukan


secara terus menerus, terutama dalam operasional dan perawatannya. Kadang-kadang
masyarakat desa tidak dipersiapkan untuk melakukannya, sehingga mereka kurang
terorganisir, kurang sadar dan kurang rasa memiliki. Akibatnya PLTMH kurang
mampu bertahan lama. Hal ini merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan
teliti dalam merencanakan sebuah PLTMH.

4.2. OPTIMASI KAPASITAS


Kapasitas terpasang dan energi listrik yang dihasilkan dihitung sebagai berikut :

PENGENALAN PLTMH

dimana:
P

= daya yang dihasilkan

kW

= masa jenis air

1,0 kg/m3

= efisiensi turbin

= percepatan gravitasi

9.81 m/det2

= debit pembangkit

m3/det

Hnetto

= tinggi jatuh bersih

meter

2.00

0.80
1.00

+ 192.30

0.60

4.20

0.50+ 191.80

3.09

5.50

1.03

0.40

1.00

1.00

1.00

1.00

0.50

0.40

1.00

5.31

+ 196.80

+ 197.80

3.23

0.45

0.20

5.27

1.20

0.25

0.70

Pip a. Pembuang
+ 198.00

2.00
1.70
0.30
+ 196.50

0.20

0.20

GENERATOR

TURBIN

PANEL

+ 201.48

PEN ANGKAL PETIR

0.45
0.20

0.08

0.40
1.17

0.90

0.25

0.05

0.60

1.03

PIPA PESAT 35 c m

0.05

0.60

1.03

DESAIN PLTMH

IMPLEMENTASI PLTMH BERBASIS


MASYARAKAT

KEBERLANJUTAN PLTMH ASPEK TEKNIS


Reliabilitas Mikrohidro
Reliabilitas teknologi mikrohidro sangat bergantung pada reabilitas masing-masing
subsistem : Weir, Intake, Headrace, Forebay, penstock Power House, turbin, generator,
panel, controller, ballast, transmission system, tailrace. Reliabiltas yang baik untuk
setiap subsistem mencerminkan reliabilitas keseluruhan sistem. Dari sudut pandang
engineering ada dua elemen dalam upaya mengelola komponen- komponen sub
sistem tersebut. Pertama sifat robust komponen yang dipasang, yang kedua
perawatan yang dilakukan pada komponen tersebut ketika sistem itu berjalan. Melihat
kualitas komponen yang sesuai pada pembangkit mikrohidro adalah melihat sejauh mana
perawatan dan kualitas komponen berjalan sebagaimana mestinya untuk memenuhi
fungsi setiap komponen.
Dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro untuk pelistrik an desa
banyak faktor yang harus diperhatikan
agar pembangunan tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal dan tidak sia- sia. Faktor tersebut diantaranya didasarkan
pada studi kelayakan sebagai kelanjutan studi terhadap potensi alam dan sumber daya
setempat. Keakuratan kajian data hasil studi kelayakan akan menentukan
keberhasilan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro.
Study kelayakan dan engineering Design ini meliputi desain teknis bangunan sipil dan sistem
elektro-mekanikal, sistem kontrol, serta sistem transmisi dan distribusi hingga analisis
penyiapan kelembagaan Pembangkit
Listrik Tenaga
finansial dan
desain
Mikro/Minihidro. Desain teknis ini harus dilakukan secara tepat akurat, dengan
menerapkan teknologi yang telah teruji agar pembangkit listrik mempunyai
kehandalan yang baik. Setelah tahapan tersebut selesai dilakukan, mengingat potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro sangat besar dan manfaat dari Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro/Minihidro dapat dijadikan salah sebagai satu faktor pemicu bagi
pengembangan masyarakat setempat, maka teknologi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro/Minihidro beserta seluruh aspek sosial ekonominya perlu difahami dengan baik
oleh sumber daya lokal di daerah. Dengan demikian pasca implementasi fisik PLTMH perlu
dilakukan alih teknologi dan transfer pengalaman berbagai aspek yang berkaitan
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro.
Untuk itu dimensi kualitas sistem pembangkit mikrohidro dari hasil pengamatan fisik
merupakan salah satu cara untuk menentukan apakah sebuah pembangkit itu
memenuhi fungsinya secara baik atau malah tidak sesuai. Hasi pengamatan setiap
subsistem akan memberikan kita sebuah kesimpulan: 1) proses studi kelayakan, konstruksi
pembangkit mikrohidro dalam hal sesuai dan memenuhi aspek-aspek rekayasa
teknologi; 2) proses perawatan memenuhi teknik yang sesuai dengan ancaman yang
mungkin terkait dengan proses kegagalan, efektivitas pembiayaan komponen, dan
dukungan aktif operator dalam perawatan dalam upaya menjamin aset fisik pembangkit
mikrohidro sehingga dapat memenuhi fungsi yang diemban secara terus-menerus.
Perawatan yang handal akan terpusat pada sifat reliabilitas perawatan yang sangat

IMPLEMENTASI PLTMH BERBASIS


MASYARAKAT

dipengaruhi oleh konteks perawatannya. Sebuah


proses yang digunakan
untuk menentukan apa yang mesti dilakukan untuk menjamin aset fisik
pembangkit mikrohidro terus dapat memenuhi fungsinya. Misalnya komponen
pembangkit dan distribusi sangat dipengaruhi kapabilitas kemampuan memasang dan
melepas bantalan, penyebarisan pembawa mekanik, pelumas dan pelumasan, instalasi
kelistrikan pada mesin, perawatan pencegahan, perawatan prediktif, dan perawatan
korektif merupakan sesuatu yang pasti dilakukan untuk memenuhi tujuan awalnya sebagai
menjalankan fungsinya. Maka oleh karenanya bongkar pasang mesin,
rekondisi
mesin, perbaikan
dan penyiapan suku cadang, pembersihan headrace, intake,
forebay, intake gate, melamak, memeriksa saluran air menuju penstock merupakan
sebuah kemampuan dalam membangun sistem perawatan mandiri yang dilakukan
oleh operator. Termasuk dalam hal ini mampu membangun sistem perawatan terencana
yang meliputi sistem perawatan preventif, korektif, prediktif dan produktif untuk
komponen pembangkit mikrohidro dengan teknologi konvensional. Dalam melakukan
perawatan pembangkit
mikrohidro mengoptimalkan efisiensi aset dengan cara
menentukan proses-proses, teknologi dan perubahan metode yang diperlukan di dalam
sub-sub sistem, dan memberikan cara untuk meningkatkan kualitasnya adalah sesuatu
yang penting untuk dimensi kualitas. Disamping itu, Operator dapat mengandalkan
peningkatan waktu operasional subsistem untuk meningkatkan utilitas. Ini akan
memberikan alternatif terhadap praktik perawatan yang ada. Dengan terus mengacu
pada konsep realibilitas, ini akan meningkatkan efisiensi aset dengan menyediakan
keahlian
teknis dalam bidang perawatan terutama terkait dengan mesin rotasi.
Perawatan pembangkit mikrohidro memberikan
pengetahuan tentang konsep
perancangan mesin dan teknik diagnostik, untuk memberikan
keandalan dan
kemampuan prediksi pada mesin. Pendayagunaan aset yang ditingkatkan dan
operator akan mendapatkan efisiensi yang maksimal dari pembangkit mikrohidro.

Menilai Kinerja Mikrohidro


Proses ini dapat dimulai dengan penilaian terperinci terhadap perilaku atau mekanisme
kerja turbin, transmisi mekanik dan generator, termasuk biaya komponen dan praktik
perawatan. Ini akan menentukan masalah- masalah utama dalam sistem pembangkit,
dan memungkinkan pembuatan sebuah program perbaikan perawatan sehingga
kinerjanya bisa bagus. Proses perawatan dilakukan secara aktif sehingga keandalan
sistem makin terjaga. Analisa strategi perawatan perlu dilakukan di sini pada seluruh
subsistem pembangkit
mikrohidro dan di setiap sub sistem pembangkit, akan
memungkinkan pembangkit untuk berfungsi kembali ke tugas-tugas utamanya, sehingga
memastikan bahwa aktivitas perawatan dapat menambah nilai kepada realibilitas
pembangkit sebagai kualitas yang dituju. Itu adalah sebuah sistem perawatan yang
dilakukan dengan kemampuan mengamati subsistem secara prediktif dan terencana
dengan efektif.
Melalui proses yang telah ditetapkan, termasuk aktivitas pemantauan kondisi praktik
kerja terbaik dalam perawatan, akar masalah dapat didiagnosa dan diambil tindakan

IMPLEMENTASI PLTMH BERBASIS


MASYARAKAT

perbaikan, sehingga kejadian itu tidak terulang. Proses yang secara bertahap dapat
mengurangi masalah dan bergerak maju menuju praktik terbaik sebagai aktivitas yang
berkelanjutan dalam mengadopsi pengembangan teknologi mikrohidro untuk sedapat
mungkin meningkatkan kinerja sistem pembangkit. Antara lain mencakup:
Rekayasa ulang di masing-masing subsistem, dengan solusi perancangan komponen;
sistem kebersihan minyak untuk memperlama usia pelumasan, dan meminimalkan
dampak kontaminasi; penggunaan alat bantu pemantauan kondisi.
Sebenarnya penilaian tampak fisik, weir, intake, headrace, forebay , penstock, power
house, turbin, generator, panel, controller, ballast, transmission system, tailrace dapat dijadikan
ukuran kualitas dari standar komponen yang dipakai dan bagaimana mekanisme
perawatan yang telah dilakukan selama ini. Kehandalan ini terlihat dari pengamatan di
lapangan terutama terkait dengan dokumentasi kerusakan yang terjadi dan tingkat
kerusakan apakah bersifat fatal atau minor. Sistem penilaian yang diambil berdasarkan
pandangan subsistem dan komponen itu baik selama ia melakukan fungsinya (berfungsi)
dan tidak ada indikasi bahwa itu akan mengalami kerusakan. Penilaian ini dapat ditelusuri
dari masing- masing subsistem atau menggunakan output yang diharapakan dari sistem itu
secara keseluruhan. Dari hal tersebut kita dapat menilai bahwa sistem itu berjalan baik
dengan kualitas baik.

Perawatan berkala dilakukan untuk menjamin keberlanjutan PLTMH aspek teknis

O &M

OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN


Untuk menjaga keandalan dan kesinambungan operasional pembangkit maka perlu dilakukan
prosedur operasional dan perawatan yang standar dan teratur. Manual petunjuk operasi dan
perawatan untuk setiap pembangkit mikro hidro harus disiapkan sebelum pembangkit
mulai beroperasi. Selain itu training untuk operator juga perlu dilaksanakan sehingga mereka
benar-benar siap untuk diserahi segala kewajiban dan tanggungjawab dalam mengoperasikan
dan merawat pembangkit.
Pihak manajemen maupun operator harus mengerti hal-hal berikut :

Operator harus melaksanakan operasi dan perawatan pembangkit sesuai dengan


manual dan standard yang diberlakukan. Baik itu oleh pihak pabrikan maupun
pengelola.

Operator harus terbiasa dan mengenali semua komponen pembangkit beserta


fungsi fungsinya.

Operator harus selalu memeriksa kondisi fasilitas dan alat-alat pembangkit. Ketika
dia menemukan suatu kerusakan atau keganjilan dia harus melaporkan kepada orang
yang bertanggungjawab dan mengatasinya jika dianggap mampu.

Operator harus mencoba untuk mencegah segala macam kerusakan dan


kecelakaan. Dilakukan dengan
tindakan pencegahan berupa perawatan dan
penyediaan fasilitas pencegah kecelakaan.

OPERASI PEMBANGKIT
A. Pemeriksaan Sebelum Operasi
Sebelum pembangkit dijalankan operator harus memeriksa dan menjamin komponen dan
fasilitas pembangkit berada pada kondisi aman dan siap beroperasi terutama setelah
pembangkit berhenti lama, overal atau perbaikan. Bagian-bagian yang harus diperiksa pada
umumnya adalah sebagai berikut :
a. sistem penyediaan dan pembawa air (konstruksi sipil)

pastikan tidak ada struktur yang retak atau roboh.

tidak ada sediment atau lumpur yang berlebihan sehingga menghambat aliran
air.

aman dari longsor dan banjir.

tidak terjadi kebocoran pada saluran air (headrace dan penstock).

O &M

b. peralatan electro-mechanic

pastikan turbin pada posisi yang benar, periksa dan kencangkan kembali baut-baut
pada Angkor.

periksa ketegangan sabuk belt dan pulley.

periksa sambungan generator, grounding dan system pengaman.

periksa kembali pengkabelan controller, ballast load dan sistem proteksi.

c. transmisi dan distribusi

periksa kabel jaringan trasnmisi dalam keadaan baik (tidak ada yang putus atau
tertimpa pohon, dll).

periksa tiang penyangga kabel masih dalam kondisi bagus, tidak miring, roboh atau
keropos

periksa sambungan kabel ke cabang jaringan dari kemungkinanhubung singkat dan


salah sambung.

B. Pengoperasian
Berikut ini adalah langkah-langkah pengoperasian PLTMH (pada umumnya) :
1. Pastikan kondisi berikut ini (Persiapan)

buka pintu intake sehingga air mengalir melalui saluran pembawa.

semua MCB pada panel control pada posisi off.

katup utama turbin telah dibuka sampai pressure gauge menunjukan angka
optimalnya (sesuai dengan head yang tersedia).

2. Buka guide vane / katup turbin perlahan lahan, sampai kondisi berikut ini :

tegangan pada posisi 220 230 V.

arus ke ballast load mencapai kira-kira 1/3 dari beban nominal (jika pakai kontrol).

frekuensi meter menunjukan angka pada range 48 52 Hz.

3. tambahkan bukaan guide vane turbin sampai pada posisi optimalnya dan arus ke ballast
menunjukan 80 % dari arus maksimum.
4. pada panel nyalakan MCB ke beban (posisi ON), maka kondisi berikut seharusnya tercapai

ampere meter
tersambung.

ampere meter ballast load berkurang dari posisi semula

beban

menunjukan sesuai

dengan

beban

yang

O &M

C. Peran Operator Selama Operasi Normal


Setelah pembangkit di hidupkan dan beban ke konsumen menyala, operator harus
menunggu beberapa saat sampai kondisi pembangkit benar-benar aman dan normal.
Pada kondis beban puncak operator diharapkan ada di lokasi untuk mencegah overload
sehingga bisa membuka turbin lebih besar lagi. Untuk PLTMH yang tidak menggunakan
kontrol peran operator sangat penting untuk menjaga tegangan dan frekuensi
generator stabil pada saat beban naik turun, sehingga operator harus mengunggui rumah
pembangkit jika memungkinkan.
Tindakan yang harus dilakukan operator selama operasional pembangkit diantaranya
sebagai berikut :

Periksa struktur sipil dan saluran pembawa air dalam kondisi baik Bersihkan sampah
pada trashrack yang menghalangi aliran air masuk penstock

Periksa katup utama turbin dan bukaan guide vane turbin sesuai dengan besarnya
beban sehingga tegangan dan frekuensi listrik pada batasan nilai yang ditetapkan.

Periksa getaran dan suara dari generator dan turbin, jika getaran dan suaranya
melebihi ambang
batas
normal, hentikan pembangkit dan perbaiki
kerusakan/kejanggalan.

Periksa temperature bearing generator dan turbin, body generator dan control panel
pada range yang normal dan aman.

Periksa setiap kondisi yang tidak normal, lakukan tindakan penanggulangan dan
perbaikan, hentikan pembangkit jika dirasa perlu.

D. Menghentikan Pembangkit
Untuk mencegah kondisi yang berbahaya bagi peralatan pembangkit dan konsumen,
diperlukan prosedur penghentian pembangkit yang benar. Kondisi berbahaya dapat berupa
pelepasan beban secara tiba-tiba yang mengakibatkan overspeed pada turbin dan generator.
Berikut prosedur penghentian pembangkit :
1. Tempatkan semua circuit breaker beban pada posisi OFF

Arus beban (ampere meter) menunjukan angka nol

Arus ke ballast load akan naik sesuai kapasitas nominal pembangkit

2. Tutup guide vane turbin pelan-pelan sampai pada posisi tutup maksimum.
3. Tutup kembali pintu air intake dan buka pintu air penguras. Hal ini dilakukan terutama jika
pembangkit akan dihentikan cukup lama atau saluran air (sungai) akan digunakan
untuk keperluan lain, seperti irigasi dan keperluan rumah tangga.

O &M

OPERASI PEMBANGKIT
Selama keadaan tertentu, operasional pembangkit harus dilakukan dengan teliti dan
hati-hati atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu. Adapun keadaan darurat
dapat berupa;

A.

Banjir

Hampir semua pembangkit mikro hidro pada kebanyakan lokasi dapat dioperasikan pada
keadaan banjir. Bagaimanapun pada saat banjir dimana banyak lumpur dan sampah yang
terbawa mungkin dapat masuk waktu dengan menutup pintu masuk intake. Setelah banjir
mereda, operator harus mengecek kondisi saluran, pintu air dan membersihkan sampah
dan lumpur yang masuk ke saringan dan saluran pembawa.

B. Gempa bumi
Gempa bumi dapat mempengaruhi hampir semua komponen pembangkit. Dari mulai struktur
sipil, elektro mekanik dan jaringan transmisi. Oleh karena itu setelah terjadi gempa bumi
operator harus melakukan tindakan berikut ini :
1. Tutup pintu utama intake menuju saluran.
2. Periksa kemungkinan kerusakan pada struktur sipil dari retak, longsor, bocor dan
kerusakan lainnya, segera perbaiki jika ada kerusakan!
3. Periksa kesejajaran shaft turbin dan generator dari kemungkinan pergeseran.
4. Periksa baut-baut dari kemungkinan longgar.
5. Periksa peralatan listrik dari kemungkinan kerusakan.
6. Periksa tiang listrik dan kabel dari kemungkinan roboh atau miring.
7. Lakukan perbaikan dan penanggulangan jika dianggap perlu dan dapat mengganggu
operasional pembangkit.

C. Kekeringan
Turbin air dirancang untuk dapat beroperasi pada daerah range debit tertentu. Debit
minimum yang dijinkan untuk operasional turbin telah ditentukan sehingga turbin masih
dapat beroperasi dengan baik. Pada tahap perencanaan seharusnya telah ditetapkan debit
minimum air yang tersedia sepanjang tahun (musim kemarau), dimana dijadikan sebagai
acuan dalam perencanaan dan pemilihan turbin dan komponen lainnya. Bagaimanapun jika
pada keadaan dimana air yang tersedia sangat kurang dan melebihi batas minimum yang
diijinkan, sebaiknya operator menghentikan operasi pembangkit. Karena operasional terus
menerus pada kondisi tersebut efisiensi turbin akan jatuh dan bahkan dapat merusak
turbin.

O &M

D. Kecelakaan
Jika terjadi kecelakaan selama operasional pembangkit, misalnya ada bagian yang lepas
atau konsleting listrik dll. Operator sebaiknya segera menghentikan pembangkit. Langkahlangkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
1. Hentikan pembangkit dengan segera.
2. Berikan bantuan atau pertolongan jika kecelakaan menimpa orang.
3. Laporkan kejadian kepada orang yang bersangkutan (ketua, lurah,dll).
4. Selidiki penyebab kecelakaan dengan teliti.
5. Kembali operasikan pembangkit jika operator dapat
penyebab kecelakaan dan kerusakan.

menangani dan memperbaiki

6. Hubungi pembuat peralatan jika operator tidak dapat menemukan dan memperbaiki
kerusakan, minta petunjuk dan jika tidak yakin minta mereka untuk memperbaikinya

PERAWATAN
Dalam operasional sebuah PLTMH sangat perlu untuk diketahui mengenai hal-hal
dasar yang terkait dengan tata cara pengoperasian, perawatan dan perbaikan sistem secara
menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat mengatasi masalah yang mungkin timbul serta
perawatan sistem PLTMH secara mandiri oleh operator yang ditugaskan maupun
masyarakat secara umum sebagai pengguna. Adapun hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam opersional dan perawatan sebuah PLTMH adalah sebagai berikut :

A. Bangunan Sipil
Bangunan sipil mempunyai beberapa bagian
penting yang perlu diperhatikan
pemeliharaannya untuk memastikan lancarnya operasional dan kesinambungan suplai air ke
pembangkit. Adapun bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan adalah :

Bendungan dan Intake

Periksa sisi bendungan dan intake dari gerusan air, terutama pada musim hujan untuk
menghindari kebocoran dan retaknya bendungan.

Pastikan level permukaan air dalam kondisi yang aman (tidak berlebihan ataupun
kurang terisi).

Tambahkan pelumas pada roda gigi dan ulir pintu air sebulan sekali.

Gunakan kunci pengaman pada pemutar pintu air jika sedang tidak digunakan untuk
mencegah orang yang iseng.

O &M

Kuras bendungan 1-2 bulan sekali untuk menghindari penumpukan sedimen


dan kotoran.

Bersihkan sampah dan kotoran yang menyumbat saringan untuk memperlancar jalan
masuk air secara rutin (minimal 1 hari sekali).

Lakukan pengurasan intake untuk menghindari


dan penyumbatan

terjadinya penumpukan sedimen

Bak Pengendap Pasir


Dalam bak pengendap terjadi perlambatan laju air sehingga par tikel-par tikel dengan
ukuran kecil akan mengalami pengendapan didasar kolam sehingga sangat penting untuk
melakukan pengurasan secara teratur, untuk menghindari pendangkalan dan penumpukan
sedimen yang nantinya dapat menghambat aliran air dan merusak turbin jika sampai masuk
pipa pesat.

Saluran Pembawa

Pemeriksaan akan terjadinya kebocoran sepanjang saluran pembawa.

Periksa kondisi tanah disekitar saluran pembawa dari kemungkinan longsor terutama pada
musim hujan.

Pembersihan saluran dari rumput


sepanjang saluran.

Lakukan penyemenan ulang jika ditemukan kebocoran dan keretakan pada badan
saluran.

dan

tumbuhan yang menghalangi laju aliran air

Bak Penenang

Periksa level permukaan air dalam kondisi yang aman (tidak melebihi batas minimum
dan maksimum yang diperbolehkan).

Pastikan tidak ada sampah dan kotoran dalam bak penenang yang dapat terbawa masuk
kedalam pipa pesat dan turbin.

Bersihkan saringan secara rutin.

Periksa akan adanya kebocoran


lakukan perbaikan jika diperlukan!

Bersihkan bak penenang secara


penumpukan sedimen didasar kolam.

dan

keretakan
berkala,

pada
terutama

bak penenang. Segera


untuk menghindari

O &M

Pipa Pesat (Penstock)

Periksa penstock akan kemungkinan terjadinya kebocoran pada sambungan maupun


maupun pada badan pipa.

Periksa baut dan sekrup pada sambungan dan dudukan penstock (anchor) untuk
menghindari kelonggaran dan pergeseran posisi.

Periksa kondisi tanah, pastikan


penstock dan dudukannya.

Lakukan pengecatan pada penstock paling lama tiga tahun untuk menghindari kerusakan
akibat perkaratan.

tidak terjadi longsor atau pergerakan disekitar

Rumah Pembangkit
Bersihkan lantai dan dinding power house dari sampah dan Bersihkan peralatan dan
perlengkapan dalam power house seperti turbin, generator dan panel. (hati-hati jangan
menyentuh bagian yang ada tegangan!!! matikan pembangkit jika perlu).

Periksa tebing sekitar dan potong rumput sekitar power house.

Periksa saluran pembuangan turbin (tailrace) bersihkan jika ada lumpur dan sampah.

Periksa atap power house dari kebocoran, terutama pada musim hujan dimana air
dapat berbahaya jika membasahi panel dan peralatan listrik lainnya.

Turbin dan Kelengkapannya


Turbin dan kelengkapannya harus dijaga dan dirawat untuk dapat menjamin
kelancaran operasional PLTMH. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

Periksa mur dan baut yang ada pada turbin! Pastikan dalam keadaan kencang.

Berikan pelumas grease secara teratur (2-3 minggu sekali) pada bagian-bagian yang
berputar dan ulir, terutama bearing dan guide vane dengan
spesifikasi yang
dianjurkan oleh pembuat/manufaktur Cek dan bersihkan bagian dalam turbin secara
berkala 3-6 bulan sekali. Pastikan tidak ada benda padat yang masuk ke dalam
turbin.

Bersihkan bagian luar turbin dari kotoran dan air untuk mencegah perkaratan.

Periksa kondisi bagian-bagian turbin apakah terjadi pemanasan berlebihan, posisi


yang janggal atau suara bising yang berlebihan.

Periksa baut pengunci pulley (transmisi mekanik) kencangkan jika terasa longgar, jaga
belt agar tidak terkena grease atau air.

Kontrol tingkat ketegangan belt tiga bulan sekali, kencangkan atau kembalikan
kekondisi semula jika kendor. Belt yang terlalu kendor terasa longgar, jaga belt agar
tidak terkena grease atau air.

O &M

Kontrol tingkat ketegangan belt tiga bulan sekali, kencangkan atau kembalikan
kekondisi semula jika kendor. Belt yang terlalu kendor belt yang terlalu kencang akan
menyebabkan bearing generator cepat rusak

Generator
Generator merupakan alat yang merubah energi mekanik putaran dari turbin menjadi energi
listrik. Generator dapat dihubungkan langsung dengan turbin atau melalui perantara sabuk
transmisi (belt). Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan generator
adalah sebagai berikut :

Periksa baut dan mur, pastikan dalam keadaan kencang.

Kontrol generator setiap hari untuk tingkat pemanasan yang berlebihan. Badan
generator boleh hangat, tetapi jika telapak tangan tidak dapat diletakan dengan
santai diatas permukaan hal itu sudah di luar kewajaran.

Periksa akan adanya kebisingan, getaran yang berlebihan dari generator dan bau
yang tidak normal

Bersihkan ventilasi dan kipas generator dari kotoran dan debu (pada saat sistem
berhenti).

Periksa tingkat ketegangan sabuk transmisi (belt), kencangkan jika terasa kendor
dengan menggeser posisi roda gila.

Generator menghasilkan tegangan dan arus listrik yang berbahaya bagi keselamatan
manusia. Jangan menyentuh atau mengubah hubungan listrik pada saat generator
bekerja.

Panel Kontrol dan Switch


Kontrol elektrik merupakan bagian yang mengontrol energi listrik dari generator dan beban
untuk memastikan bahwa listrik tersebut memenuhi standar yang diharapkan (tegangan,
frekuensi arus, dll) serta mendistribusikannya dengan aman ke konsumen melalui kabel
transmisi dan distribusi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani dan merawat kontrol elektrik ini adalah
sebagai berikut :

Pada saat pemeriksaan pastikan pembangkit dalam keadaan berhenti!

Periksa sambungan dan ikatan kabel, kencangkan bila longgar dan perbaiki/ganti jika
terjadi kerusakan.

Bersihkan panel dari kotoran dan debu. Pastikan tidak ada air yang dapat masuk
kedalam rangkaian panel.

Bersihkan tangki ballast, pastikan air tersedia dengan cukup.

O &M

Kontrol kabel pentanahan apakah masih tersambung dengan baik pada kotak metal,
badan generator, penstok dan komponen logam lainnya.

Jaringan Transmisi dan Distribusi


Jaringan transmisi dan distribusi digunakan untuk menghantarkan energi listrik ke konsumen
yang biasanya pada tegangan rendah (220/380 V). Jaringan distribusi pada umumnya terdiri
dari empat kabel, 1 netral dan 3 line yang masing mempunyai tegangan sama (jika beban
seimbang). Hal- hal yang dapat dilakukan untuk memelihara jaringan distribusi adalah :

No

Pemeriksaan sepanjang jaringan dari gangguan yang diakibatkan


Gangguan /
Kerusakan

Penyebab

Penanggulangan

1 Suara atau
getaran
berlebihan dari
dalam turbin

Dudukan bearing
turbin longgar

Kencangkan baut pada


dudukannya

Turbin
terhambat
kotoran

Bersihkan bagian dalam turbin


dan periksa saringan pada bak
penenang

2 Putaran pulley
tidak seimbang

Baut pada
chasis/base frame
ada yang longgar

Kencangkan mur dan baut

3 Putaran turbin
dan generator
tidak stabil
(menyentak
nyentak) atau
belt berbunyi
lebih keras dari
biasanya

Baut penarik belt


longgar

Kencangkan pulley dan cek


kelurusannya dengan benang
dan kencangkan kembali baut
yang longgar

4 Temperatur
bearing melebihi
biasanya (tidak
tahan dipegang
oleh tangan)

Terjadi pergeseran
pada dudukan
turbin atau
generator
Masalah dengan
sistem kontroler

Stempet/pelumasa
n kurang
Banyak
kotoran/stempet
lama yang
menumpuk
pada bearing

5 Laher poros
Dudukan laher
generator pulley terlepas

Konsultasikan dengan
pembuat alat kontrol
mengenai penanganan
masalah
Beri tambahan
stempet/pelumas
secukupnya
Buka rumah bearing, buang
stempet lama, bersihkan
dengan minyak tanah dan isi
dengan stempet baru
Kontrol kedudukan baut
dan kencangkan

O &M

terlalu panas
Suara atau
getaran dari
laher turbin

Laher sudah aus

Ganti laher

Tegangan flat belt


terlalu kencang

Kendurkan tegangan flat belt

oleh tumbuhan. Seperti pohon roboh dan ranting yang menghalangi jaringan
distribusi terutama jika menggunakan kabel telanjang.

Periksa kerusakan yang mungkin terjadi pada tiang penyangga kabel akan adanya
kemungkinan roboh, keropos dll.

Periksa kabel-kabel penghantar terhadap kemungkinan kendor atau putus. Ganti jika
dianggap perlu dengan jenis yang sama

Kontrol secara berkala sambungan keperumahan/konsumen.

Pastikan masih bagus, tidak ada pencurian daya dan instalasi ilegal.

PENGENALAN DAN PENANGGULANGAN GANGGUAN


(TROUBLESHOOTING)
A. Peralatan Mekanik
Gangguan/
Kerusakan
1 Turbin tidak
berputar atau
kecepatanny
a rendah

No

Penyebab

Penanggulangan

Kelebihan beban

Baca meter beban dan hitung


beban terpasang
kurangi pemakaian
beban
bagian yang
Periksa apakah ada penghalang
berputar tidak bebas yang membebani putaran
lepaskan/longgarkan jika ada
Tidak cukup air

2 Kecepatan turbin Beban konsumen


tinggi
terlalu kecil

Beberapa
elemen diballast
rusak

Periksa sakuran air dan intake !


Bersihkan jika ada sampah
atau penghalang tambah
air yang masuk ke intake
Kurangi bukaan guide vane
turbin, pastikan tegangan
dipanel pada 220 volt dan
frekuensi 50 hz.
Cek dengan multimeter dan
ganti elemen atau sekering
yang rusak

O &M

8 Pada rumah
bearing keluar
air

Baut penjebak air


terlepas

Buka runner turbin,


kencangkan/ganti baut
yang longgar

"O" ring penjebak air Buka O ring dan ganti dengan


rusak
yang baru
9 Getaran/buny
i coupling
melebihi
biasanya

Baut coupling
lepas/longgar

Matikan pembangkit dan


kencangkan baut yang longgar

Karet fleksible
bearing rusak

Ganti dengan yang baru

B. Peralatan Elektrikal
Dalam hal ini diasumsikan bahwa pembangkit menggunakan peralatan load controller (ELC
atau IGC)
No

Gangguan/
Kerusakan

Penyebab

Penanggulangan

Saat dinyalakan
lampu fuse ada
yang menyala

Fuse gelas ada yang Segera matikan pembangkit.


putus
Ganti fuse gelas dengan yang
sesuai dan cek wiring dari
kemungkinan hubung singkat

Saat dinyalakan
tidak keluar
tegangan
V-PH tetap
pada nol
Suara
generator
terdengar
lebih keras

AVR rusak

Ganti AVR dengan tipe yang


sama

Jalur generator
ada yang konslet

Lakukan test resistansi untuk


masing-masing fasa dan fasa
netral pada jalur generator

Sikat arang
generator (brush)
habis

Periksa sikat arang dan ganti


jika habis

Saat dinyalakan
Ampere ballast
tidak mau naik
Freq.
lebih dari
52 Hz

Ballast/HRC fuse
konslet/putus

Saat dinyalakan
control tidak
berfungsi
Freq >53 Hz
V-PH > 230V

Module controller
(mainboard) rusak
atau kabel pada
mainboard
kendor

ELC perlu waktu


untuk start

Matikan pembangkit,
test resistansi pada HRC
fuse ganti jika rusak
Jalankan turbin lebih
cepat tegangan 220-230 V,
tahan
Matikan pembangkit.
Kencangkan baut pada
mainboard, jika kesulitan
hubungi manufaktur
pembuat

O &M

Saat dinyalakan
lampu PL ready
menyala, tetapi
kontaktor tidak
mau dinyalakan

Kabel PUSH
Matikan pembangkit,
BUTTON
kencangkan baut yang kendor
kendor/putu
s
Coil kontaktor putus Ukur resistansi coil, ganti coil
jika rusak

Saat dinyalakan
kontrol dan
kontaktor
normal, saat
MCB beban
dinyalakan
kontaktor selalu
lepas

Beban konsumen
terlalu banyak

Matikan pembangkit,
kurangi/tertibkan
beban dikonsumen

Daya turbin tidak


maksimal

Tambah bukaan katup turbin

Konslet di jaringan

Lakukan pengukuran
resisitansi masing2 fasa dan
fasa netral. Temukan konslet
sebelum dinyalakan kembali

Saat dinyalakan
kontrol dan
kontaktor
normal, saat
MCB beban
dinyalakan MCB
selalu jatuh
kontaktor tidak
lepas

Konslet di jaringan

Matikan pembangkit. Lakukan


pengukuran resisitansi
masing2 fasa dan fasa
netral. Temukan konslet
sebelum dinyalakan kembali

Saat pembangkit
dinyalakan,
beban
konsumen
padam

Terjadi overvoltage
MCB pada AVR
jatuh pada posisi
OFF. Turbin
runaway speed

Matikan pembangkit. Tutup


katup turbin. ON kan kembali
MCB AVR, nyalakan
pembangkit

Ballast konslet

Matikan pembangkit. Test


resistansi ballast. Catat jumlah
dan daya ballast yang konslet.
Ganti dengan ballast baru

Ventilasi terhalangi Buka dan bersihkan


Kotak panel
kontrol (IGC/ELC)
Kipas tidak berfungsi perbaiki/ganti
panas

10 Arus pada ballast SCR mati sebelah


tidak seimbang

Periksa sambungan pada


modul control, kencangkan
konektor gate SCR

O &M

Komponen
pemanas pada
ballast terbakar

Ukur dengan multimeter


dan ganti

Modul kontrol rusak Hubungi pembuat


untuk diganti
Beban tidak
seimbang

Periksa ampere meter R,S,T


pada panel

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan suatu system pembangkitan yang
cukup sederhana, tetapi dari mulai saluran masuk air hingga ke rumah penduduk terkandung
resiko yang dapat membahayakan keselamatan manusia maupun peralatan lainnya, untuk
itu perlu diperhatikan langkah langkah dalam menanggulangi dan mengatasi bahaya.
Berikut ini diberikan panduan hal-hal yang harus diperhatikan oleh operator maupun
masyarakat setempat untuk mencegah kecelakaan kerja

A. Struktur Sipil
1. Pastikan saluran air dan kolam penenang tidak dijadikan arena bermain anak-anak
karena sangat berbahaya jika sampai terjadi kecelakaan.
2. Pastikan pintu-pintu air dikunci untuk mencegah orang yang iseng membuka atau menutup
pintu air sehingga dapat menggangu atau membahayakan fasilitas PLTMH.

B. Rumah Pembangkit
1. Kunci rumah pembangkit dan pastikan hanya orang yang berkepentingan yang
memasuki rumah pembangkit,
jangan sampai ada anak-anak yang masuk tanpa
diketahui.
2. Pastikan semua bagian yang berputar seperti pulley, shaft turbine dan generator dilindungi
oleh sangkar/pagar pengaman.
3. Pastikan semua bahan bahan metal/logam seperti panel listrik, turbin, generator telah
di tanahkan (di grounding) untuk mencegah sengatan listrik (ke setrum) jika terjadi
kebocoran arus listrik.
4. Rumah pembangkit harus dilengkapi dengan peralatan kebersihan dan pastikan rumah
pembangkit selalu dalam keadaan bersih.
5. Simpanlah sampah atau sisa-sisa oli, stempet/gemuk, plastik dan lain lain pada tempat
yang telah disediakan dan buang ditempat pembuangan yang aman. Jangan dibuang

O &M

sembarangan ke sungai atau tanah!. Hal ini akan mencemari lingkungan dan kesehatan
manusia.
6. Pasang tanda-tanda atau peringatan keselamatan pada tempat- tempat atau komponen
yang dianggap berbahaya.

C. Instalasi Rumah
1. Pastikan bahwa hanya kabel yang standar yang digunakan untuk instalasi di rumah,
jangan biarkan kabel sembarangan yang digunakan oleh konsumen.
2. Pastikan konsumen tidak mengganti MCB tanpa diketahui pengelola/operator,
dan hanya MCB dengan kapasitas dan merk standar bersertifikat yang boleh digunakan.
3. Periksa instalasi rumah rumah setiap bulannya untuk memastikan tidak ada instalasi
illegal dan perubahan dari instalasi standar.

Anda mungkin juga menyukai