Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku manusia (Human behavior) makin menempati tempat yang
penting dalam proses manajemen. Perencanaan yang bagus tidak jarang
terbentur dan gagal setelah sampai pada tahap pelaksanaan, karena faktor
manusia yang tidak secara cermat diperhtungkan dalam proses perencanaan.
Dalam playanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih rumit, karena tidak
hanya terkait dengan beberapa kelompok manusia saja, tetapi juga sifat
khusus pelayanan kesehatan itu sendiri. Dalam manajemen pelayanan
kesehatan tersangkut 3 kelompok manusia yang terlibat, yaitu kelompok
manusia penyelenggara kesehatan (health provider seperti: dokter dan
perawat), kelompok penerima jasa pelayanan kesehatan (konsumen), serta
kelompok ketiga, yang secara tidak langsung terlibat, misalnya para
administrator (Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. PT Grameia Pustaka
Utama; Jakarta)
Pelayanan keperawatan professional (professional nursing) adalah
rangkaian

upaya

melaksanakan

sistem

pemberian

pelayanan/asuhan

keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan keperawatan


sebagai suatu profesi. Sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
profesional bersifat saling berhubungan (interrelation) dan saling bergantung
(interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam
pemberian pelayanan sistem kesehatan. Asuhan keperawatan profesional

(profesional nursing care) merupakan kegiatan melaksanakan asuhan


keperawatan kepada klienb berdasarkan ilmu keperawatan (Nursing science
and art), bersifat humane, dengan pendekatan holistik, mencakup biopsiko-sosial/kulltural dan spritual, serta dengan orientasi kebutuhan objektif
klien, dalam bentuk praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing practice)
(Kusnanto. 2003. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
EGC; Jakarta).
Terdapat suatu persamaan antara proses keperawatan dan manajemen
keperawatan. Dasar pengetahuan dari ilmu manajemen meliputi teori-teori,
konsep-konsep, metode-metode dan prinsip-prinsip. Dalam keperawatan,
manajemen berhubungan dengan perencanaan (plannning), pengorganisasian
(organizing), pengaturan staf (staffing), dan pengendalian (controlling) (Ester
M. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Kepereawatan Untuk
Perawat Klinis. EGC; Jakarta)
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi
keperawatan profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem
pendokumentasian

dapat

dilakukan

dengan

benar.

Kegiatan

pendokumentasian meliputi keterampilan berkomunikasi serta keterampilan


mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan. Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan professional. Kesadaran masyarakat terhadap
hukum semakin meningkat, sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas
sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, perawat professional diharapkan dapat
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala

tindakan yang dilaksanakan. Komponen penting dalam pendokumentasian


adalah komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan.
Efektivitas dan efesiensi sangat bermanfaat dala mengumpulkan informasi
yang relevan serta meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan
(Nursalam & Efendi., F. 2010. Pendidikan dalam keperawatan. Salemba
Medika; Jakarta)
Dari hasil penelitian yang dilakukan Widyaningtyas (2010), mengenai
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang dilakukan di Rumah Sakit
Mardi Rahayu Kudus ( = 0,05) didapatkan hal-hal yang mempengaruhi
proses pendokumentasian meliputi: unsur tenaga (p value = 0,003), pelatiham
(p value = 0,001), sarana (p value = 0,006), supervisi (p value = 0,0017),
reward (p value = 0,0017), punishment (p value = 0,002), waktu (p value =
0,037), kegunaan (p value = 0,0013) dan motivasi (p value = 0,002), dan
setelah dilakukan uji regresi lgistik untuk mencacari faktor yang dominan,
dapatkan, unsur tenaga (sig: 0,004) dan motivasi (sig: 0,011) (Widyaningtyas
T.S, 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus. Jawa tengah)
Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan pada Kepala Ruang
Rawat Inap Bedah Pria (Jeumpa I) yang dilakukan pada jumat, 27 sepember
2013 didapatkan bahwa pendokumentasian keperawatan diruang Jeumpa I
belum optimal, hal ini dapat diebabkan oleh beberapa faktor seperti
kurangnya pengetahuan pendokumentasian keperawatan, kurangnya tenaga

kerja,

atau

kurangnya

waktu

yang

tersedia

untuk

melakukan

pendokumentasian keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengoptimalkan proses pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang
rawat inap bedah pria (Jeumpa I) RSUDZA Banda Aceh.
2. Tujuan Khusus
a. Mengoptimalkan komunikasi keperawatan di ruang rawat inap bedah
pria (Jeumpa I) RSUDZA Banda Aceh.
b. Mengoptimalkan proses keperawatan di ruang rawat inap bedah pria
(Jeumpa I) RSUDZA Banda Aceh.
c. Mengoptimalkan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap
bedah pria (Jeumpa I) RSUDZA Banda Aceh.
C. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan K3S bidang manajemen keperawatan di Ruang
Rawat Inap Bedah Pria Jeumpa I RSUDZA Banda Aceh ini memberikan
gambaran tentang permasalahan mengoptimalkan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruangan serta upaya yang dilakukan yntuk mengatasi masalah
tersebut. Oleh karena itu diharapkan hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi:
1. Rumah Sakit Umum daerah dr. Zainal Abidin Banda Aceh, sebagai bahan
masukan dan evaluasi bagi optimalnya kinerja perawat dalam tim untuk
memberikan pelayanan keperawatan secara komprahensif di Ruang Rawat
Inap Bedah Pria Jeumpa I RSUDZA Banda Aceh.
2. Rumah Sakit Umum dr. Zainal Abidin Banda Aceh khususnya bidang
keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi optimalnya kinerja
perawat dalam tim untuk memberikan pelayanan keperawatan secara
komprehensif.
3. Kepala ruang, wakil kepala ruang dan seluruh staf perawat pelaksana
Ruang Rawat Inap Bedah Pria

Jeumpa I RSUDZA Banda Aceh,

diharapkan dengan adanya ________________________ oleh mahasiswa


K3S PSIK FK Unsyiah Banda Aceh dapat mengoptimalkan proses
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruangan.
4. Pengelola K3S PSIK FK Unsyiah Banda Aceh, sebagai bahan masukan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan K3S khususnya bidang manajemen
keperawatan.
5. Mahasiswa K3S bidang manajemen keperawatan PSIK FK Unsyiah,

sebagai kegiatan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan serta


menambah wawasan keilmuan dibidang manajemen keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai