Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fitria Yusrifa
Nur Khofifah
Syafrida Putri Yeni
Amanda Rachmadita
Neni Poniarsih
Leonardus FP
Alisa Lutfiana Rahma
12/329347/FI/03665
12/329356/FI/03671
12/337965/FI/03737
12/340069/FI/03749
12/329329/FI/03660
12/335977/FI/03734
12/339709/FI/03746
Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Filsafat merupakan kajian teoritis terhadap permasalahan yang ada dalam
terhadap
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana garis besar pemikiran Thomas Aquinas tentang
2.
negara.
Untuk mengetahui bagaimana sistem politik menurut Thomas Aquinas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Aquinas
banyak
mendapat
pengaruh
Politica
dari
Aristoteles(Schmid,1988: 71).
Menurut Thomas Aquinas, manusia menurut kodratnya adalah makhluk
kemasyarakatan maka dari itu manusia harus hidup bersama orang lain dalam
masyarakat. Aquinas berpendapat bahwa suatu masyarakat harus dipimpin oleh
seorang penguasa yang mampu mengatur dan mengarahkan masyarakat agar tidak
terjadi perpecahan ataupun bentrok yang disebabkan karena perbedaan pola
pemikiran. Selain itu, penguasa tersebut harus mampu memenuhi kebutuhankebutuhan hidup masyarakatnya.
Penguasa yang ideal adalah penguasa yang tidak memiliki tujuan untuk
mengejar kepentingannya sendiri, melainkan mengejar kepentingan umum,
karena apabila sang penguasa hanya mengejar kepentingannya pribadi maka ia
adalah penguasa yang zalim.
Negara menurut Thomas Aquinas adalah sekumpulan manusia yang hidup
bermasyarakat di suatu lingkungan daerah yang dipimpin oleh seorang penguasa
yang mampu mengatur kehidupan masyarakat di daerah tersebut (Schmid, 1988:
71-72).
Lebih lanjut, Aquinas menjelaskan mengenai negara sebagai agen untuk
memenuhi kebutuhan duniawi manusia dan membantunya dalam tugas
pemenuhan dirinya. Negara hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut
yang tidak bisa dipenuhinya secara individu dan kelompok sosial yang lebih kecil.
(Schmandt, 2002: 199).
Berangkat dari pengertian mengenai negara di atas, Aquinas menjelaskan
mengenai tugas negara, yaitu menyelenggarakan perdamaian, mengurus ukuranukuran dan timbangan-timbangan dan melihat fakir miskin. Namun, ini bukan
murni tujuan negara, melakinkan ada campur tangan kristen dan hubungan
dengan dunia lain sesuai dengan Zaman Pertengahan.
2.
Tujuan Negara
Dalam Schmandt (2002: 199), Aquinas mengemukakan bahwa tujuan
negara adalah mempertahankan masyarakat yang tertib dengan menjaga
B.
Satu-satunya hak penguasa yang sah pada kekuasaan adalah hak yang ia
terima sebagai hasil penyerahan oleh tindakan rasional yang bebas dan
persetujuanya dari masyarakat. Dalam pengetrtian ini, negara dan otoritas politik
bisa dikatakan menjadi asal usul langsung manusia. Dominion atau kontrol
polotik berasal dari hukum manusia, rakyat secara moral wajib memberikan
persetujuan mereka bagi pembentukan otoritas politik demi memenuhi kebutuhan
dan tujuan bersama sebagai hal yang bisa dipahami secara rasional. Dengan kata
lain, mereka bebas merahasiakan persetujuan pada pembentukan masyarakat sipil
karena eksistensinya penting bagi perkembangan mereka sebagai manusia.
C. Analisa Pemikiran Thomas Aquinas
1. Kelebihan :
a. Bentuk negara yang monarki akan memudahkan pemimpin untuk mengatur
jalannya pemerintahan dalam mengatur masyarakatnya.
b. Pemimpin yang religius akan menjalankan amanahnya dengan baik dan benar.
c. Menurut Thomas Aquinas, manusia menurut kodratnya adalah makhluk
kemasyarakatan, maka dari itu manusia harus hidup bersama orang lain dalam
masyarakat. Sehingga sangat benar bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri
dan pasti membutuhkan pertolongan orang lain.
d. Penguasa yang ideal adalah penguasa yang tidak memiliki tujuan untuk
mengejar kepentingannya sendiri, melainkan mengejar kepentingan umum.
Sehingga menjadi seorang pemimpin harus mengutamakan kepentingan orang
banyak terlebih dahulu daripada kepentingan pribadi karena apabila sang
penguasa hanya mengejar kepentingannya pribadi, maka ia adalah penguasa
yang zalim.
e. Negara atau pemerintah menjadi tempat untuk pemenuhan kebutuhan duniawi
manusia dan membantunya dalam tugas pemenuhan dirinya yang tidak bisa
dipenuhinya secara individu dan kelompok sosial yang lebih kecil.
f. Pemikiran Thomas Aquinas mengenai politik pada umumnya setuju dengan
Aristoteles seperti mengenai watak dan tujuan badan politik, ia menerima
gagasan Aristoteles sebagai masyarakat yang sempurna hanya dalam makna
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara menurut Thomas Aquinas adalah sekumpulan manusia yang hidup
bermasyarakat disuatu lingkungan daerah yang dipimpin oleh seorang penguasa
yang mampu mengatur kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Dan mnegara
memiliki tujuan yakni mempertahankan masyarakat yang tertib dengan menjaga
perdamaian internal dan eksternal dan menjamin pemenuhan kebutuhan fisik
manusia. Tujuan tertingginya ialah memberi makna sejati pada kebaikan umum
adalah penyempurnaan duniawi anggota-anggotanya. Sehingga semua bentuk
pemerintahan tergantung pada legitimasinya yang berupa persetujuan sukarela dari
rakyatnya
yang
kemudian
menyebabkan
pemerintahan
tersebut
memiliki
kewenangan.
Dalam pemikiran Thomas Aquinas mengenai politik pada umumnya setuju
dengan Aristoteles seperti mengenai watak dan tujuan badan politik, ia menerima
gagasan Aristoteles sebagai masyarakat yang sempurna hanya dalam makna
tertentu. Ketika terdapat pertanyaan mengenai bagaimana kekeuasaan politik dalam
kekuasaanya sampai pada penguasa sekuler, maka hanya ada sedikit kesepakatan.
Berhenti dengan pernyataan bahwa otoritas politik berasal dari Tuhan berarti
meninggalkan begitu saja pertanyaan kurusial mengenai bagaimana kekuasaan ini
secara moral dan sah diperoleh oleh mereka yang menjalankannya secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Schmandt, Henri J. 2002. Filsafat politik kajian historis dari zaman yunani kuno sampai
zaman modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Schmid, J.J Von. 1988. Ahli-ahli pikir besar tentang negara dan hukum. Yogyakarta: P.T
Pembangunan