Teknik Audit
Teknik Audit
TEKNIK AUDIT
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Frendi Tri Prasetia
(08320006580/15)
(08320006597/16)
(08320006600/17)
(08320006622/18)
(08320006626/19)
(08320006635/20)
Imam Taufik
(08320006636/21)
(08320006659/22)
TEKNIK AUDIT
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
Teknik
audit
adalah
metode
yang
digunakan
oleh
auditor
untuk
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
klien, auditor dapat meminta bantuan seseorang yang ahli dalam penilaian emas
(misalnya penilai emas dari Pegadaian) untuk membantu auditor menentukan nilai
persediaan emas tersebut.
2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah metode yang digunakan auditor untuk memperoleh bukti
audit dengan cara meminta tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak
ketiga yang independen mengenai item-item tertentu yang mempengaruhi laporan
keuangan klien. Pada konfirmasi tertulis, konfirmasi adalah surat yang ditandatangai
klien, ditujukan kepada pihak ketiga terkait (biasanya pelanggan atau kreditur) untuk
meminta penegasan (konfirmasi) mengenai saldo utang/piutang klien pada pihak
ketiga tersebut per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca). Bukti audit yang
diperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi karena bukti audit
dari teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang independen terhadap klien. Oleh
karena bukti audit yang diperoleh dari konfirmasi sangat tinggi, teknik audit ini
adalah teknik audit yang paling banyak digunakan, terutama untuk menguji asersi
manajemen terhadap utang dan piutang usaha.
Konfirmasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi
negatif. Pada konfirmasi positif auditor mengirimkan surat yang isinya meminta
tanggapan kepada pihak ketiga terkait, pihak yang dimintakan konfirmasi tersebut
diharuskan menjawab (membalas) apakah setuju atau tidak dengan jumlah yang
tercantum dalam surat yang dikirimkan auditor. Konfirmasi positif biasanya
digunakan dalam keadaan:
1)
2)
3)
4)
dibalas pihak yang dimintakan konfirmasi apabila jumlah yang tercantum dalam
surat yang dikirimkan auditor tersebut tidak disetujui oleh pihak ketiga tersebut.
Apabila pihak ketiga setuju dengan jumlah yang tercantum dalam surat yang
dikirimkan auditor, maka pihak ketiga tersebut tidak perlu membalas surat yang
dikirimkan tersebut. Biasanya dalam konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor
diberi batas waktu. Jika pihak terkait yang dikirimi surat tidak memberikan jawaban
atas konfirmasi tersebut sampai pada waktu yang ditetapkan
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
Asersi utama yang diuji melalui konfirmasi adalah keberadaan (existence)
serta hak dan kewajiban (rights and obligations). Teknik ini juga dapat digunakan
untuk memberikan bukti mengenai penilaian (valuation) atau alokasi (completeness),
kelengkapan (completness), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure).
Contoh dari konfirmasi adalah auditor mengirimkan surat yang berisi jumlah
piutang yang dimiliki klien kepada seorang pelanggan untuk meminta konfirmasi
mengenai benar tidaknya jumlah piutang yang dimiliki klien kepada pelanggan
tersebut. Jika yang dilakukan adalah konfirmasi positif, maka pelanggan tersebut
harus membalas surat dari auditor walaupun jumlah yang tercantum dalam surat
tersebut disetujui atau tidak. Sedangkan jika yang dilakukan adalah konfirmasi
negatif, maka pelangan hanya membalas surat yang dikirimkan auditor jika jumlah
dalam surat tersebut tidak disetujui oleh kreditur.
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
: Santoso
Swalayan Frendie
: Accounting Manager
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
12
Maret
2010
Yth. Swalayan Frendie
Jln. Hj. Sarmili No. 21,
Tangerang Selatan
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik
kami terhadap laporan keuangan kami per 31 Desember 2009, kami mohon
bantuan anda untuk memeriksa kebenaran data di bawah ini. Menurut catatan
kami, saldo piutang kami kepada Swalayan Frendie pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar Rp20.157.410.072,00. (Transaksi sesudah 31 Desember 2009
tidak perlu diperhitungkan).
Jika data yang tercantum di atas adalah benar, maka surat ini tidak perlu
dibalas. Akan tetapi, jika data yang kami cantumkan di atas tidak benar, maka
harap diisi jumlah yang benar disertai perhitungan menurut catatan anda. Surat
balasan anda agar dikirimkan kepada Kantor Akuntan Publik Wiryawan dan
Rekan, Jln. Gatot Subroto No. 22, Jakarta
jawaban terlampir.
Atas kerja sama Anda kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
PT SATYA LENCANA, Tbk
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh
auditor dengan cara menguji berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Dokumen
dan catatan klien yang diuji oleh auditor adalah dokumen dan catatan yang
menyediakan informasi tentang pelaksanaan bisnis klien. Jumlah bukti audit yang
dapat dikumpulkan melalui dokumentasi cukup besar karena pada umumnya setiap
transaksi dalam organisasi klien minimal didukung dengan selembar dokumen.
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
Secara sederhana, dokumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang
disiapkan dan digunakan dalam organisasi klien sendiri serta tidak pernah
disampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi klien. Contoh dokumen internal
adalah salinan faktur penjualan, laporan waktu kerja karyawan, dan laporan
penerimaan persediaan. Sedangkan dokumen eksternal adalah dokumen yang
pernah berada dalam genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak
yang menjadi lawan transaksi klien, tetapi dokumen tersebut sekarang berada di
tangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien. Contoh dokumen
eksternal adalah faktur-faktur dari pemasok, surat utang yang dibatalkan, dan polispolis asuransi. Dari kedua kelompok dokumen di atas, dokumen eksternal memiliki
keandalan yang lebih tinggi karena dokumen eksternal pernah berada baik di tangan
klien maupun pihak lain (pihak eksternal) sebagai lawan transaksi klien.
Dalam dokumentasi, terdapat beberapa istilah. Berikut ini adalah beberapa
istilah tersebut dan penjelasan singkatnya.
A. Vouching
Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran atau
keabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilih
catatan yang ada pada catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidiki
dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan
ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching, arah pengujian berlawanan
dengan tracing. Penelusuran dimulai dari catatan ke dolumen.
Vouching digunakan untuk mendeteksi apakah catatan akuntansi klien
ketinggian (overstatement). Selain itu, vouching juga digunakan untuk menguji asersi
manajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan
kewajiban (rights and obilgation), penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure). Namun, vouching juga memiliki kelemahan. Pengujian asersi mengenai
kelengkapan (completeness) melalui vouching lebih sulit dilakukan karena pengujian
kelengkapan mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak tercatat.
Verifikasi adalah sebuah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk
memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan pembukuan,
kepemilikan, dan
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
dengan
vouching
dan
tracing,
inspeksi
melakukan
pemeriksaan atas dokumen dengan cara yang berbeda dari kedua teknik di atas.
Inspeksi mencakup pembacaan yang kritis atas dokumen untuk membandingkan
informasi yang tersaji di dalamnya dengan informasi lain yang diketahui auditor atau
dicatat dalam akun. Inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumen
yang berbeda, seperti sewa, kontrak, notulen rapat, instrumen utang formal, dan
polis asuransi. Karena inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumen,
maka inspeksi dapat digunakan untuk menguji semua asersi manajemen.
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
Inspeksi juga dapat memberikan informasi bagi auditor sebagai dasar dalam
melakukan pengujian audit khusus, seperti inspeksi atas instrumen utang untuk
menentukan suku bunga guna menguji beban bunga. Inspeksi juga bisa menambah
informasi yang dicatat dalam catatan akuntansi, seperti menentukan persetujuan
atas akuisisi pabrik dan peralatan dengan menginspeksi notulen rapat dewan
direksi.
Berbeda dengan inspeksi yang melakukan pembacaan yang kritis terhadap
suatu dokumen, scanning melakukan penelaahan yang tidak terlalu rinci atas
dokumen atau catatan. Adapun tujuan dari scanning adalah untuk menentukan
apakah terdapat hal yang tidak umum yang memerlukan investigasi lanjutan. Contoh
dari kegiatan scanning adalah auditor bisa men-scan buku besar piutang usaha
untuk menentukan keberadaan (existence) dari setiap pelanggan yang memiliki
saldo kredit besar yang harus direklasifikasikan sebagai kewajiban.
D. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah proses penandingan antara dua set pencatatan yang
kemungkinan memiliki jumlah yang berbeda, kemudian berusaha mencari jumlah
yang seharusnya (jumlah yang benar). Biasanya dalam melakukan suatu audit, satu
set pencatatan adalah milik klien dan yang lainnya adalah milik pihak ketiga.
Rekonsiliasi dapat digunakan untuk menguji asersi manajemen terutama
mengenai kelengkapan (completeness) dan keberadaan (existence). Dengan
merekonsiliasi dua catatan, auditor dapat menemukan item-item yang tidak dicatat
dalam catatan klien, seperti pembayaran jasa bank (bank service charge).
Contoh umum dari rekonsiliasi adalah penyusunan rekonsiliasi bank. Ketika
melakukan rekonsiliasi, auditor akan menandingkan catatan kas klien dengan
laporan dari bank. Dengan mempertimbangkan item-item rekonsiliasi seperti cek
yang beredar, setoran dalam perjalanan, bank service charge, bunga bank, dan lainlain, auditor berusaha untuk memperhitungkan semua item yang menyebabkan
perbedaan antara catatan klien dan laporan bank kemudian berusaha mencari
jumlah kas yang seharusnya (jumlah kas yang benar).
E. Read
Read adalah penelaahan atas informasi tertulis untuk menentukan faktafakta yang berkaitan dengan audit yang dilakukan. Contoh penerapannya adalah
auditor membaca notulen rapat serta mengikhtisarkan semua informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan dalam kertas kerja.
F. Compare
Kelompok 3 Kelas 3-E
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
Compare adalah perbandingan informasi dari dua lokasi yang berbeda.
mungkin
rincian
yang
dapat
dilakukan
dalam
praktek.
Contoh
10
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
secara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang
persediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang. Wawancara
dilakukan kepada manajemen dan pegawai klien karena manajemen dan
pegawailah yang paling mengetahui operasi dan pengendalian internal klien.
Informasi yang diperoleh auditor dari wawancara kepada klien memiliki
keandalan yang terbatas karena informasi ini diperoleh dari pihak internal klien.
Walaupun demikian, informasi ini merupakan titik awal dari pelaksanaan teknik audit
lainnya. Pada umumnya, jawaban atas wawancara diperkuat dengan kinerja atau
teknik lainnya. Akan tetapi, pelaksanaan audit akan lebih efisien jika auditor
mencermati jawaban atas wawancara daripada mencari jawaban secara independen
melalui suatu pemeriksaan tidak langsung atas bukti terperinci.
Wawancara kepada klien juga meliputi pengujian pengendalian dan
pengujian substantif. Wawancara kepada klien dapat digunakan auditor untuk
menguji semua asersi laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan wawancara
untuk mempelajari kebijakan dan prosedur pengendalian apa saja yang telah
diterapkan klien, prinsip akuntansi apa saja yang telah digunakan klien, dan
bagaimana transaksi-transaksi tertentu diproses. Selain itu, wawancara juga dapat
digunakan untuk memperoleh penjelasan dari manajemen tentang hasil pengujian
audit tertentu.
Berikut ini adalah contoh daftar pertanyaan dalam Internal Control
Questionaire (ICQ) untuk menilai kekuatan pengendalian intern klien pada segmen
persediaan.
Klien: PT SATYA LENCANA, Tbk
Y= Ya, T= Tidak
TR=
Tidak
Relevan
Y
T
TR
11
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
secara
berkala
dicocokan
dengan
.............................................
12
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
.
..
............................................
.............................................
STOCK OPNAME
9. Apakah yang mengawasi atau melakukan perhitungan
atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas dari:
a. Penguasaan secara fisik atas barang (penjaga
gudang dan sebagainya)?
b. Pencatatan kartu persediaan?
10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan
stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock
opname?
11. Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan pengeluaran
barang selama stock opname?
12. Apakah barang yang slow moving, usang, dan rusak,
dipisahkan?
13. Apakah
hasil
stock
opname
dicocokan
dengan
biaya
standar/kalkulasi
dimuka
13
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
e. Kelebihan persediaan?
f.
baku
yang
langganan/pemesan
disediakan
oleh
(customers
supplied
materials)?
f.
Barang
kemasan
perusahaan
yang
dapat
metode
penilaian
persediaan
penilaian
berdasarkan:
a. Cost:
i. LIFO
ii. FIFO
iii. Moving average
iv. Weighted average
b. Lower of cost or market
c. Harga jual
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada
pernyataan diatas:
.............................................
14
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
.............................................
.............................................
B. Catatan lain:
.............................................
............................................
.............................................
C. Kesimpulan penilaian? (Baik/Buruk)
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)
Diisi oleh: Imam
Direview oleh: Heru
6. Hitung Uji
Hitung uji adalah metode pengumpulan bukti audit di mana auditor
melakukan proses pengulangan aktivitas klien, kemudian hasil yang diperoleh
auditor dari pengulangan aktivitas tersebut dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh oleh klien untuk mendapatkan bukti audit. Hitung uji melibatkan pengujian
kembali atas berbagai perhitungan dan pengujian kembali atas berbagai transfer
informasi. Pengujian kembali atas berbagai perhitungan ini terdiri dari pengujian atas
keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur, seperti pengujian
perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan serta penjumlahan dalam
jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung. Sedangkan pengujian kembali atas
berbagai transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh
keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu
tempat, informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama.
Pada hitung uji, terdapat istilah foot. Foot merupakan perhitungan kolom
angka-angka untuk menentukan apakah nilai totalnya sama dengan nilai yang
diperoleh klien. Contoh penerapannya adalah melakukan footing atas nilai-nilai
dalam buku jurnal penjualan untuk periode selama satu bulan dan membandingkan
semua total nilai yang terdapat dalam buku jurnal penjualan tersebut dengan nilai
yang terdapat dalam buku besar.
Salah saji yang ditemukan auditor ketika melakukan hitung uji dapat
mencerminkan pelanggaran terhadap asersi mengenai keberadaan (existence),
Kelompok 3 Kelas 3-E
15
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
fisik
klien.
Observasi
berhubungan
dengan
memperhatikan
serta
menyaksikan pelaksanaan dari suatu kegiatan dan proses. Contoh dari observasi
adalah auditor mengamati proses perhitungan persediaan klien untuk mengamati
ketelitian
dan
kompetensi
pegawai
klien
dalam
pelaksanaan
perhitungan
16
TUGA
S
[TEKNIK AUDIT]
yang besar karena auditor harus melakukan sejumlah prosedur secara hati-hati
dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali,
serta upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima
tanggapan atau sejumlah pengecualian informasi.
Sedangkan teknik audit yang memerlukan biaya yang relatif sedikit adalah
observasi, wawancara, dan hitung uji. Observasi umumnya dilakukan oleh auditor
dengan sejumlah prosedur audit yang lainnya. Wawancara juga dapat dilakukan
oleh auditor dengan ekstensif dalam setiap proses audit. Sedangkan untuk hitung
uji, karena hanya melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhana
yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan auditor, yang biasanya
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang dimiliki auditor,
maka hitung uji memerlukan biaya yang rendah.
17