Anda di halaman 1dari 4

Dinamika

Vol. 3, No. 2, Oktober 2012

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA


MATERI PENGGOLONGAN DAUN DENGAN
METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
Sri Wahyuningsih
SD Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
III pada kompetensi dasar mengidenti kasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Permasalahan
dari penelitian ini adalah : (1) rendahnya prestasi belajar siswa, (2) motivasi belajar siswa rendah,
(3) siswa kurang mendapatkan peran aktif dalam berdemonstrasi. Penelitian dilaksanakan di SD
Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Kelas III Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan
metode pembelajaran penemuan terbimbing yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I siswa
yang tuntas belajar 27 siswa dari 39 siswa prosentase 69,23% dan diakhiri pada Siklus II siswa yang
tuntas belajar 35 siswa dari 39 siswa prosentase 89,74%. Adapun hasil pembelajaran yang diperoleh
siswa sebagai berikut : Siklus I rata-rata perolehan hasil belajar siswa 74,04 dan diakhiri pada Siklus
II rata-rata perolehan hasil belajar siswa 82,76.
2012 Dinamika
Kata Kunci: IPA; Penemuan Terbimbing

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pengalaman guru IPA di SD Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal, bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat
di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan jarang dilakukan.
Guru IPA sebagian masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa memperdulikan
kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena
siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini
cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa.
Dari studi awal pengalaman ulangan harian menunjukkan bahwa pada semester ke II
Tahun Pelajaran 2010 / 2011 hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam tentang Penggolongan Daun
masih rendah, yaitu 30,77% tingkat ketuntasannya dari 39 siswa kelas III SD Negeri Suniarsih
Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal perolehan nilai Ilmu Pengetahuan Alam hanya 12 siswa yang
mendapat nilai di atas 70. Ternyata ini kurang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran IPA kelas III (lima) semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 di SD Negeri
Suniarsih, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal dengan materi pokok penggolongan daun, hasil
yang dicapai pada pembelajaran tersebut masih rendah atau masih jauh dari harapan. Dari 39
siswa, yang sudah mencapai KKM hanya 12 siswa atau 30,77%, sedangkan 27 siswa atau 69,23%
belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh 61,32,
sehingga tingkat daya serapnya 61%.
Rumusan masalah yang akan dilakukan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : 1) Apakah
penggunaan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman dan
penguasaan materi dalam pembelajaran penggolongan daun?; 2) Apakah penggunaan metode
pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran

penggolongan daun mata pelajaran IPA?


Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2001:7) adalah sebagai
berikut pertama kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka. Kedua observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat
memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya. Ketiga ramalan
(prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat
dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka
berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat. Keempat progresif
dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuanpenemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran. 1) Universalitas; kebenaran yang ditemukan
senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah konsep-konsep
diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap
ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
Sedangkan metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah suatu metode pembelajaran
yang memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan
pembelajaran dengan memberikan informasi singkat. Pengetahuan yang diperoleh dengan
belajar penemuan terbimbing akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan
meningkatkan siswa dan kemampuan ber kir secara bebas. Secara umum belajar penemuan
terbimbing ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah
tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa,
memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Sya udin, 2002:19).

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Suniarsih Bojong Tegal Kelas III
Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011. Waktu penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu
siklus I dan siklus II. Subjek yang menjadi sasaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
kemampuan siswa dalam memahami materi penggolongan daun dengan menggunakan metode
pembelajaran penemuan terbimbing. Subyek penelitian adalah siswa kelas III Tahun Pelajaran
2010/2011 semester satu yang berjumlah 39 siswa yang terdiri laki-laki 22 dan perempuan 17.
Pertama, peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga lebih mengetahui kondisi kelas
atau konteks siswa. Dengan demikian diharapkan dapat membantu kelancaran penulis dalam
memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan perbaikan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut pertama data
kuantitatif data yang berupa angka, gambar atau gra k yang peneliti peroleh dari nilai hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri Suniarsih Bojong Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011 pada kondisi
awal, data hasil siklus I dan data hasil siklus II. Kedua data kualitatif adalah data yang berupa
laporan tertulis, catatan, laporan pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dan pengamatan
yang menggambarkan proses kegiatan belajar mengajar.
Prosedur penelitian prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua
siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti
yang telah direncanakan dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan
efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam di SD Negeri Suniarsih Bojong Tegal dilakukan
observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selain itu diadakan diskusi
antara guru sebagai peneliti dengan para pengamat / teman sejawat sebagai kolaborator dalam
penelitian ini. Melalui langkah-langkah tersebut akan diapat ditentukan bersama-sama antara
guru dan pengamat untuk menetapkan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan
efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN DAUN DENGAN
METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
Sri Wahyuningsih

285

Berdasarkan hasil diskusi dengan para kolabulator, maka langkah yang paling tepat untuk
meningkatkan pembelajaran adalah dengan meningkatkan motivasi, aktivitas dan peran serta
siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan
yang paling tepat adalah dengan mengembangkan keterampilan intelektual siswa.
Dengan berpedoman pada re eksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4)
re eksi dalam setiap siklus.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dijabarban dalam uraian berikut ini. Pertama
tahap perencanaan pada tahap perencanaan ini kegiatannya meliputi peneliti dan pengamat
menetapkan alternatif peningkatan efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam, peneliti
bersama-sama kolaborator membuat perencanaan pengajaran yang mengembangkan keterampilan
intelektual, mendiskusikan tentang pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang mengembangkan
keterampilan intelektual siswa, menginventarisir media pembelajaran, membuat lembar
observasi, mendesain alat evaluasi. Kedua tahap pelaksanaan tindakan pada tahap pelaksanaan
tindakan ini kegiatannya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan. Ketiga tahap observasi pada tahap observasi ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu
mengobservasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan. Keempat tahap re eksi pada tahap re eksi ini kegiatannya yaitu meliputi
analisis data yang diperoleh melalui observasi pengamatan. Berdasarkan hasil observasi tersebut,
guru dapat mere eksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian, observer mencatat adanya penurunan positif dari
pembelajaran prasiklus siswa yang kurang aktif berjumlah 15 orang (42,85%) menjadi 5 orang
(14,28%) pada perbaikan pembelajaran siklus I dan 2 siswa yang kurang aktif pada Siklus II
(5,12%). Sedangkan, partisipasi siswa yang aktif menurun menjadi 8 orang (20,51%) lebih
sedikit dibandingkan prasiklus yang 10 orang (25,64%) maupun siklus II yang berjumlah 3 orang
(7,69%). Namun, ada kenaikan partisipasi positif pada perbaikan pembelajaran siklus II bahwa
siswa yang bersungguh-sungguh menjadi 32 orang (82,05%) dibandingkan pada prasiklus yang
sungguh-sungguh hanya 10 orang (25,64%).
Dalam hal prestasi siswa sudah ada peningkatan. Demikian juga, hasil pengamatan
pelaksanaan proses pembelajaran, sudah menunjukkan nilai cukup (3,82 dalam skala 1-5) lebih
baik dibandingkan pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran siklus I yang hanya 3,64 dalam
skala 1-5. Peningkatan prestasi siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus I secara persentase
baru 74,04% dengan siswa yang memenuhi KKM baru 27 siswa (69,23%).
Aktivitas siswa pada perbaikan pembelajaran masih ditemukan sejumlah yang tidak
konsentrasi pada pembelajaran. Hal ini terbukti masih ada 4 siswa yang sibuk dengan kegiatan
di luar pembelajaran bahkan ada yang masih suka bergurau bahkan ada yang duduk berpindahpindah.
Dari data kualitas perbaikan pembelajaran dan hasil tes akhir, siswa yang ditemukan
dalam penelitian di kelas III SD Negeri Suniarsih dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan
pembelajaran meningkat. Berkaitan dengan hal itu, prestasi belajar siswa juga meningkat.
Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,64 (skala 1-5) pada
siklus I dan meningkat menjadi 3,82 (skala 1-5) pada siklus II. Persentase keberhasilan belajar
siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat bahwa hasil tes akhir pada prasiklus
hanya 30,77% daya serapnya. Kemudian, terjadi peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan
perbaikan pembelajaran, yakni 69,23% pada siklus I, 89,74% pada siklus II.
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Suniarsih terjadi karena dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran secara konsisten dan konsekuen peneliti melaksanakan
aktivitas-aktivitas perbaikan yang telah dipilih dengan tepat. Aktivitas-aktivitas tersebut,

286

Dinamika
Vol. 3. No. 1. (2012)

meliputi: pemberian apersepsi, pemberian motivasi, pemberian penguatan, penggunaan


metode yang bervariasi, penggunaan media pembelajaran, pemberian kesempatan bertanya,
penyimpulan pembelajaran, pemberian rangkuman materi, pengadaan evaluasi, pemberian PR,
bimbingan yang intensif, pemberian contoh-contoh penggolongan daun, menulis jurnal harian,
serta penumbuhan sikap ilmiah pada siswa.
Dari sekian aktivitas yang dipilih pada perbaikan pembelajaran ini peneliti dapat mencatat
lima aktivitas yang sangat mendukung tercapainya aktivitas yang diharapkan dan sesuai dengan
kajian teori yang ada, antara lain peneliti jelaskan sebagai berikut pertama pemberian apersepsi
dalam proses pembelajaran sebaiknya guru membahas memberikan apersepsi terlebih dahulu,
sebelum menginjak ketahapan beriktunya, sistematis dan terinci dimulai dari yang mudah ke
yang sukar dari yang kongkrit ke yang abstrak. Karena siswa akan tertarik dengan pelajaran yang
dihadapinya, jika apersepsi yang diberikan guru menarik. Kedua pemberian motivasi adalah
kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan. Motivasi merupakan
energi penting dalam meraih keberhasilan, karena dengan adanya motivasi maka pada diri
seseorang akan tumbuh semangat meraih apa yang menjadi tujuan dengan tindakan (action)
nyata (Magh ra Wijayati: 2004). Dengan memperhatikan teori tersebut, peneliti berusaha
dalam meningkatan motivasi siswa dengan cara memberi pujian sebagai penghargaan atas
prestasi siswa. Pujian dengan kata-kata maupun tepukan dan acungan jempol diberikan cukup
merata kepada siapa pun siswa yang berhasil menjawab dengan tepat atau siswa yang tampil
saat melaporkan hasil eksperimen pembuatan ringkasan yang dibuat bersama. Perlakukan ini
juga diberikan kepada siswa yang tergolong dalam kelompok lower. Perlakuan ini diberikan
untuk menumbuhkan potensi dan kepercayaan diri bahwa siswa tersebut dapat juga mengikuti
pembelajaran dengan baik.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dapat disimpulkan
bahwa : 1) Pelaksanaan perbaikan berjalan cukup baik, dengan nilai 3,64 (dalam skala 1 5) pada
siklus I, meningkat menjadi nilai 3,82 (dalam skala 1 5) pada siklus II; 2) Penerapan metode
pembelajaran penemuan terbimbing cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil daya serap siswa SD Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal dalam mengikuti pembelajaran IPA, yakni adanya peningkatan daya serap pada
setiap proses pembelajaran dari 30,77% pada prasiklus menjadi 69,23% pada siklus I, kemudian
naik lagi menjadi 89,74% pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA
Deni Setiawan, M.Ed., Drs. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kukuh Santosa, Drs. (2008). Materi dan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA. Makalah Dipresentaasikan
pada Bintek Guru IPA Sekolah Dasar se-Jawa Tengah, 13-19 April.
Wardani IGAK, Wihardi K dan Nasution N. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Suciati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka .
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Wahyuningsih Sri. 2011. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar IPA Materi Penggolongan Daun Dengan
Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Suniarsih, (Laporan
Penelitian): Tegal.

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN DAUN DENGAN
METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
Sri Wahyuningsih

287

Anda mungkin juga menyukai