4.1
36
struktur dan tekstur asli tanpa kehadiran discoloration (Gambar 4.2a). Pada derajat
pelapukan II atau lapuk ringan, pengujian dilakukan pada permukaan dengan gejala
discoloration yang semakin meluas (Gambar 4.2b). Discoloration tipis pada
permukaan andesit akan sangat mempengaruhi hasil pengujian RSCH.
Pada derajat pelapukan III atau lapuk menengah, pengujian dilakukan pada
permukaan andesit dengan warna yang semakin berubah dan gejala discoloration
yang semakin tebal (Gambar 4.3a). Pada Derajat pelapukan IV atau lapuk kuat,
pengujian dilakukan hanya pada material campuran antara batuan dan tanah (Gambar
4.3b). Pengujian pada derajat ini dilakukan menjauhi corestone atau batuan inti.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
37
4.2
70
60
50
40
30
20
10
0
0.4
6.3
7.8
8.9
23
24.7
Gambar 4.4 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 1.
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.2 2.3
Gambar 4.5 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 2.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
38
23 25.3
Gambar 4.6 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 3.
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.5
9.8 11.5 13
Jarak pengukuran (m )
Gambar 4.7 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 4.
70
60
50
40
30
20
10
0
0.4
6.8
8.2
9.8
16
Gambar 4.8 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 5.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
39
Hasil pengujian RSCH pada kelima jalur menunjukkan perilaku yang sama,
yaitu peningkatan nilai pantulan seiring dengan bertambahnya jarak pengukuran.
4.3
terhadap nilai pantulan andesit. Derajat pelapukan yang semakin meningkat akan
menyebabkan degradasi pada kekuatan andesit. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
kisaran-kisaran nilai pantulan yang dapat dibagi menjadi empat tingkat derajat
pelapukan, di mana setiap derajat pelapukan memiliki rata-rata nilai pantulan yang
berbeda. Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata nilai pantulan hasil pengujian RSCH dan
Gambar 4.9 memperlihatkan grafik nilai pantulan rata-rata terhadap perkembangan
derajat pelapukan.
Tabel 4.1 Rata-rata nilai pantulan RSCH pada ke lima jalur pengukuran.
Nilai pantulan rata-rata
Derajat
Pelapukan
I
II
III
IV
Jalur 1
Jalur 2
Jalur 3
Jalur 4
Jalur 5
71.7
71.4
71.6
71.4
71.2
65
63.9
61.7
61.9
64.3
45.8
46.9
48
45.4
13.2
12.9
47.7
12.8
13.6
13.7
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jumlah
Pengukuran
51
83
107
143
Jalur 1
Jalur 2
Jalur 3
Jalur 4
Jalur 5
Derajat Pelapukan
Gambar 4.9 Grafik rata-rata nilai pantulan RSCH terhadap perkembangan derajat
pelapukan.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
40
Berdasarkan Deere dan Miller (1966 op cit. Johnson dan DeGraff, 1988) Nilai
pantulan yang terukur pada rock strength classification hammer merupakan kekerasan
permukaan suatu material batuan. Kekerasan permukaan ini kemudian dapat
dikonversikan menjadi nilai kuat tekan uniaksial yang mencerminkan nilai kekuatan.
Katz pada tahun 2000, mempublikasikan grafik konversi nilai pantulan RSCH
menjadi nilai kuat tekan uniaksial dalam satuan MPa (Gambar 4.10). Grafik ini dibuat
berdasarkan hasil pengujian Katz pada berbagai jenis batuan.
Gambar 4.10 Grafik konversi nilai pantulan RSCH menjadi nilai kuat tekan uniaksial
dalam MPa.
Tabel 4.2 memperlihatkan nilai kuat tekan uniaksial andesit yang diperoleh
dari konversi nilai pantulan rata-rata RSCH dengan menggunakan grafik konversi di
atas.
Tabel 4.2 Nilai kuat tekan uniaksial hasil konversi nilai pantulan rata-rata RSCH.
Derajat pelapukan
71.5
260
II
63.3
135
III
46.8
49
IV
13.2
12
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
41
300
250
200
150
100
50
0
1
2
3
Derajat pelapukan
Gambar 4.11 Grafik nilai kuat tekan uniaksial andesit terhadap perkembangan derajat
pelapukan.
Very weak
10-20
Weak
20-40
Medium
40-80
Strong
80-160
Very strong
160-320
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
42
4.4
Diskusi
Derajat pelapukan I atau batuan segar memiliki nilai pantulan RSCH yang
sangat tinggi dengan nilai rata-rata pengukuran yaitu 71.5. Derajat pelapukan II atau
lapuk ringan, nilai pantulan RSCH dipengaruhi oleh discoloration tipis pada
permukaannya. Pada derajat ini nilai pantulan rata-rata RSCH berkurang menjadi
63.3. Discoloration yang semakin meluas dan mendalam, sangat mempengaruhi nilai
pantulan RSCH pada derajat pelapukan III atau lapuk menengah. Nilai pantulan
RSCH semakin berkurang dengan nilai rata-rata pengukuran sebesar 46.8. Derajat
pelapukan IV atau lapuk kuat, nilai pantulan RSCH sangat berkurang karena kondisi
material yang sebagian besar telah terubah menjadi tanah. Nilai pantulan RSCH
sangat rendah dan terkadang tidak terukur. Derajat ini memiliki rata-rata pengukuran
sebesar 13.2. Derajat pelapukan V atau lapuk sempurna, hampir seluruh material telah
terubah menjadi tanah dan meninggalkan fragmen-fragmen batuan berukuran kerikil
hingga bongkah. Derajat pelapukan VI atau tanah residu seluruh material telah
terubah menjadi tanah. Kedua derajat ini tidak dapat ditentukan nilai pantulannya
dengan menggunakan RSCH.
Berdasarkan tabel klasifikasi kekuatan batuan (Attewell dan Farmer, 1976)
andesit di lokasi penelitian dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat kuat,
kuat, menengah, sangat lemah. Penurunan kekuatan dari derajat pelapukan I hingga
III memperlihatkan perubahan yang cukup stabil. Penurunan yang drastis terjadi pada
derajat pelapukan IV, derajat ini berada dua kategori di bawah derajat pelapukan III.
Tabel 4.4 mempresentasikan skema klasifikasi derajat pelapukan andesit
berdasarkan hasil karakterisasi lapangan dan laboratorium.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer
di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
43
Tabel 4.4 Skema klasifikasi derajat pelapukan andesit di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Barat
44