PENDAHULUAN
Page | 1
1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan :
1.
2.
3.
4.
5.
1.4. Manfaat
Page | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page | 3
lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu
pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu
kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan
tertentu.
Contoh kriteria:
Kriteria bahan pencemar dalam media air untuk kehidupan ikan:
Konsentrasi Pencemar (mg/l)
0,01
0,05
0,1
0,5
tingkat rendah
Tidak ada yang dapat hidup
Page | 4
Page | 5
Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan
baku mutu lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup maupun
kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan ini dapat berbeda untuk
setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan perbedaan tata gunanya.
Perubahan keadaan lingkungan setempat serta perkembangan teknologi akan
mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah ditetapkan.
Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke
lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan
tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan bukan
industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu lingkungannya yang
perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4
Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.
Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:
1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus
dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).
2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan
pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.
3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.
4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan
yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah
ditetapkan.
5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai
apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.
2.2 Jenis Jenis Baku Mutu Lingkungan
Page | 6
2.
air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi,
dan baku mutu air laut.
a. Baku Mutu Air
Baku mutu Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air.
Baku mutu air adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus,
pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut
tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini
Page | 7
Page | 9
Limbah Terpusat berlaku Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-jenis industri
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kadar maksimum
dari masing-masing parameter atau debit limbah maksimum sebagaimana
tersebut dalam Keputusan ini dapat dilampaui sepanjang beban pencemaran
maksimum tidak dilampaui.
KADAR MAKSIMUM
BOD5
COD
TSS
pH
(mg/liter)
50
100
200
6.0 - 9.0
MAKSIMUM
(kg/hari.Hari)
4.3
8.6
17.2
Page | 10
1. Sulfur dioksida;
2. Karbon monoksida;
3. Oksida nitrogen;
4. Oksida;
5. Hidrogen sulfida;
6. Hidrokarbon;
7. Amoniak;
8. Timah hitam/timbal;
9. Debu.
Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:
- Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi sekali setahun = 10
mg/m3 atau 9 ppm
- Konsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi sekali setahun =
40 mg/m3 atau 35 ppm
- Konsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan menggu-nakan
teknik spektroskop infra-merah non-dispersif.
Page | 11
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga
tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Page | 12
2.4.
Page | 13
manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak
ekologi (Ecological Footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk
mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan
hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif.
Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini
kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Carrying Capacity atau daya dukung lingkungan
mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung
lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan
organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu
kawasan.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya
dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas
lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk
yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut
di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada
di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber
daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang
sesuai.
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah
Page | 14
Page | 15
i.
ii. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
Di dalam Ketentuan Umum UU RI no 23 tahun 1997 Pasal 1 Ayat 6 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lain. Konsep tentang daya dukung sebenarnya berasal
dari pengelolaan hewan ternak dan satwa liar. Daya dukung itu menunjukkan
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang dinyatakan
dalam jumlah ekorpersatuan luas lahan.
Pemahaman keberlanjutan pembangunan kota selain didekati melalui evaluasi
kinerja berbagai indikator pembangunan berkelanjutan, dapat dilakukan melalui
pendekatan daya-dukung lingkungan. Pendekatan daya-dukung pada awalnya
digagas untuk mengkaji kemampuan atau kapasitas alam menunjang kehidupan
satwa. Selanjutnya pendekatan ini dikembangkan untuk memahami kapasitas
lingkungan mendukung kehidupan manusia menurut berbagai pertimbangan.
Garret Hardin (1977) memberikan pengertian daya-dukung sebagai jumlah spesies
maksimum yang dapat didukung oleh suatu habitat tertentu tanpa batas tanpa
menimbulkan degradasi lingkungan dan tanpa menurunkan daya-dukung pada
masa mendatang. Pengertian yang sama disampaikan oleh Cohen (1995) yang
mengartikan daya-dukung sebagai populasi maksimum spesies yang dapat
didukung oleh suatu kawasan tertentu tanpa mengurangi kemampuannya
mendukung kehidupan spesies yang sama pada masa mendatang. Wiliiam Catton
(1986) mendefinisikan daya-dukung lingkungan secara lebih luas, yaitu sebagai
Page | 16
Page | 17
BAB III
Page | 18
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan
Page | 19
Saran
Saran dari makalah ini adalah, bahwa kita selaku masyarakat di
DAFTAR PUSTAKA
http://pinterdw.blogspot.com/2012/06/daya-dukung-lingkungan.html
http://ceritabiologi.wordpress.com/2012/06/19/daya-dukung-lingkungan/
http://www.slideshare.net/IkoMatussuniah/hukum-lingkungan-13527718
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/dayadukung-lingkungan/
http://www.scribd.com/doc/55457372/69/Daya-dukung-lingkungan
Page | 20
http://werdhapura.penataanruang.net/index.php?
option=com_jfusion&jfile=doku.php&id=isu_strategis
%3Bdaya_dukung_lahan&Itemid=10&jfile=doku.php&id=isu_strategis;daya_duk
ung_lahan&do=backlink
Page | 21