240210120094
KELOMPOK 6
Hari
Ke1
Warna
Aroma
Tekstur
Hijau
kemerahan
Khas apel
+
Keras
+++++
Hijau
kemerahan
Hijau
kemerahan
Hijau
kemerahan
Hijau
kemerahan
Hijau
kekuningan
Kuning
+
Kuning
++
Kuning
+++
Kuning
++++
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Putih gading
Putih gading
Khas apel
+
Khas apel
+
Khas apel
+
Khas apel
+
Khas jeruk
+
Khas jeruk
++++
Khas jeruk
+++
Khas jeruk
++
Khas jeruk
+
Khas
+
Khas
+
Khas
+
Khas
+
Khas
+
Khas tauge
++++
Khas tauge
++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
++++
Keras
+++
Keras
++
Keras
+
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++++
Keras
+++
Keras
++++
2
3
4
5
J
E
R
U
K
1
2
3
4
5
K
E
N
T
A
N
G
Hcl yang
Dipakai
22,7 ml
Laju
Respirasi
0,88
22,8 ml
22,8 ml
22,8 ml
22,8 ml
22,7 ml
0,88
20,19 ml
46,64
19,8 ml
52,8
22 ml
14,08
21 ml
31,68
22,4 ml
3,52
23,2 ml
24 ml
22,8 ml
20,2 ml
22,88
22,4 ml
61,6
23,2 ml
51,04
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
Sampel
T
A
U
G
E
Hari
Ke3
Warna
Aroma
Tekstur
Putih gading
Putih gading
Putih gading
Hijau keputihan
Khas tauge
+++
Khas tauge
++
Khas tauge
+
Khas kol
++
Hijau keputihan
Hijau keputihan
Hijau keputihan
Hijau keputihan
Keras
+++
Keras
++
Keras
+
Renyah
++
Keras
Keras,
renyah
Keras,
renyah
Keras,
renyah
Keras,
renyah
K
O
L
Khas kol
+
Khas kol
+
Khas kol
+
Khas kol
+
Hcl yang
Dipakai
24 ml
Laju
Respirasi
73,92
22,8 ml
113,92
20,2 ml
44,8
18 ml
42,24
22,2 ml
7,04
15,2 ml
66,8
22,8 ml
20,8 ml
17,6
Jeruk
Apel
60
Kol
Tauge
40
Kentang
20
0
hari ke-1
hari ke-2
hari ke-3
hari ke-4
hari ke-5
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
T
A
U
G
E
Hari
Ke-
Warna
Aroma
Tekstur
Putih gading
Putih gading
Putih gading
Putih gading
Putih gading
Hijau sedikit
merah
Hijau sedikit
merah
Khas +++
tauge ++
Khas ++
tauge ++
Khas +++
tauge
Khas ++
tauge
Khas +
tauge
Khas apel
+
Bau
kulkas
+
Bau
kulkas
+
Bau
kulkas
+
Bau
kulkas
+
Khas kol
+
Khas kol
+
Khas kol
+
Khas kol
Keras
+++++
Keras
++++
Keras
+++
Keras
++
Keras
+
Keras
2
A
P
E
L
K
O
L
Hijau sedikit
merah
Hijau sedikit
merah
Hijau sedikit
merah
Putih
kehijauan
Putih
kehijauan
Putih
kehijauan
Putih
2
3
4
V
titrasi
Laju
Respirasi
20,8
ml
21,6
ml
22 ml
-1,32
11,88
Keras
++
17,8
ml
7,5
ml
19,8
ml
22,4
ml
Keras
+
22,6
ml
-10,56
Lunak
diatas
21,8
ml
-7,04
Agak
lunak
18,2
ml
88
20,4
ml
22,9
ml
24,3
ml
25 ml
4,4
Keras
+++++
Keras
++++
Keras
+++
Keras
V
blank
o
20,5
ml
20,2
ml
21,4
ml
-4,48
-6,6
13,2
-1,76
-9,68
-6,6
-12,74
-15,84
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
5
1
J
E
R
U
K
Sam
pel
Hari
Ke4
kehijauan
Putih
kehijauan
Hijau ++++
+
kekuningan
Hijau ++++
kekuningan
Hijau ++++
+
Kekuningan
Warna
+
Khas kol
+
Khas
jeruk
+++++
Khas
jeruk
++++
Khas
jeruk
+++++
Aroma
Hijau ++++
Khas
+
jeruk
Kekuningan
+++++
5
Hijau ++++
Khas
+
jeruk
Kekuningan
+++++
1
Coklat
Khas
kekuningan
kentang
+++++
+++
2
Coklat
Khas
K
kekuningan
kentang
E
++++
+++
N
3
Coklat
Khas
T
kekuningan
kentang
A
+++
++
N
4
Coklat
Khas
G
kekuningan
kentang
++
++
5
Coklat
Khas
kekuningan
kentang
+
++
(Sumber : dokumentasi pribadi, 2013)
++
Keras
+
Keras
+++++
27,2
ml
21 ml
-25,522
Keras
++++
22,7
ml
-9,24
Keras
+++
23,2
ml
-11,44
V
titrasi
Laju
Respirasi
Keras
++
24 ml
-14,97
Keras
+
25 ml
-19,36
Keras
+++++
23 ml
-2,64
Keras
+++++
24 ml
-11
23,2
ml
-7,48
Keras
+++++
23,9
ml
-10,56
Keras
+++++
29,8
ml
-36,52
Tekstur
Keras
+++++
20,6
ml
V
blank
o
21,5
ml
-1,76
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
20
10
0
hari 1
hari 2
hari 3
hari 4
hari 5
-10
apel
jeruk
kol
tauge
kentang
-20
-30
-40
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
5
K
E
N
T
A
N
G
T
A
U
G
E
Hijau ++
Kekuningan
Coklat
kekuningan
Coklat
Kekuningan
Coklat
Coklat
Coklat
Putih
kekuningan
Putih
kecoklatan
Kecoklatan
1
2
2
3
4
5
Hijau
kecoklatan
Kecoklatan
Khas +
jeruk
Khas
kentang
Khas
kentang
Khas
kentang
Khas
kentang
Khas
kentang
Khas ++
tauge ++
Khas ++
tauge ++
Busuk
+++
Busuk
+++
Busuk
++++
Keras
+
Keras
+++
Keras
++++
Keras
+++
Keras
++
Keras
+
Keras
+++++
Keras
+++
Keras
+++
Keras
++++
Keras
++++
24,2
ml
22,8
ml
Sampe
l
Hari
Ke-
Warna
Aroma
Tekstur
V
blanko
K
O
L
Putih ++++
kehijauan
Keras
+++++
23,1
ml
Putih++++
kehijauan
Putih +++
kehijauan
Putih ++
kehijauan
Putih +
kehijauan
Khas
kol
+
Khas
kol
+
Khas
kol
+
Khas
kol
+
Khas
kol
21 ml
26,4
22,7
ml
20,8
ml
22,2
ml
23,2
ml
23,2
ml
16,6
ml
18 ml
6,6
29,9
17,6
52,8
36,08
13,64
3,52
20,8
ml
16,8
ml
18,7
ml
8,8
7,04
0,88
V
titras
i
20
ml
Laju
Respiras
i
13,64
Keras
++++
22,7
ml
3,52
Keras
+++
22,1
ml
8,8
Keras
++
22,3
ml
7,04
Keras
+
23
ml
0,88
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
+
(Sumber : dokumentasi pribadi, 2013)
60
50
40
apel
jeruk
30
tauge
kol
20
kentang
10
0
hari 1
hari 2
hari 3
hari 4
hari 5
Sampel
Hari
Warna
Apel
Hijau muda ++
Aroma
Tekstur
Karbit +
+++
Karbit +
+++
Keras ++
+
Keras ++
Vblanko
(ml)
23,5
Vtitrasi
(ml)
Laju
Respirasi
(mg
CO2/kg/jam)
22,5
8,8
21,4
18,48
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
3
4
Jeruk
1
2
3
4
Kentang
1
2
3
4
Karbit +
+
Keras +
22,6
7,92
Hijau muda +
Karbit +
Keras,
sebagian
sisi lunak
22,9
5,28
Hijau
kecoklatan
Hijau
kecoklatan
Hijau
kecoklatan
Hijau
kecoklatan
Coklat
Kekuningan
Coklat
Kekuningan
Coklat
Kekuningan
Coklat
Kekuningan
Karbit +
++
Karbit +
+
Keras +
22,7
11,44
Keras +
23,4
10.56
Hijau muda ++
Taoge
Putih gading
Putih ++++,
terdapat bintikbintik coklat
Putih +++
Putih ++
Sampel
Hari
Warna
Kol
Putihkehijauan
Putihkehijauan
Putihkehijauan
24
Karbit +
Keras +
22
17,6
karbit
Keras+
22,5
13,2
Karbit +
+
Karbit +
++
Karbit +
++
Karbit +
+++
Khas
taoge +
++++
Khas
taoge +
+++
Khas
taoge +
++
Khas
taoge +
+
Aroma
Keras ++
++
23,3
Tekstur
Vblanko
(ml)
Karbit +
+
Karbit+
+++
Karbit +
Keras ++
++
Keras++
++
Keras ++
24
Keras
Keras ++
+
Keras ++
+
23
-17,6
23,1
-18,48
23,9
-25,52
17.8
40.48
22
3.52
19
17
29.92
47.52
21
Keras ++
+++
Keras ++
++
-20,24
22,4
Keras ++
+
Keras ++
Vtitrasi
(ml)
Laju
Respirasi
(mg
CO2/kg/jam)
23,2
7,04
22,4
14,08
21
17,6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
Putihkehijauan
+++
Karbit +
+++
+
Keras ++
20,2
33,44
60
50
40
30
Laju Respirasi
Apel
20
jeruk
10
0
0.5
-10
kentang
1
1.5
2.5
3.5
4.5
-20
-30
Hari Ke-
tauge
kol
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
5.2 Pembahasan
Respirasi adalah proses biologis dimana oksigen diserap untuk digunakan
pada pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran dalam bentuk CO2 dan air. Reaksi dari proses respirasi adalah sebagai
berikut :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi (panas dan ATP)
Proses pengamatannya menggunakan alat dengan bagan seperti berikut :
aerator
5
J
1
J
2
J
3
J
4
J
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Ca(OH)2 jenuh
NaOH 0,1 N
NaOH 0,1 N
NaOH 0,1 N
Buah
Gambar 5.2.1 Bagan rangkaian alat dan proses pengamatan pola respirasi
Prinsip dari rangkaian alat ini adalah udara berasal dari aerator dimana udara
tersebut mengandung oksigen dan karbondioksida, karbondioksida dari udara tersebut
akan tertangkap oleh Ca(OH)2 sehingga udara yang dihembuskan ke tabung
selanjutnya terdiri dari oksigen dan karbondioksida sisa dari penangkapan oleh
senyawa Ca(OH)2. Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi pada toples 1 :
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
NaHCO3
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
Praktikum kali ini adalah tentang respirasi pada buah-buahan dan sayursayuran. Tidak hanya menentukan pola respirasi pada buah-buahan dan sayur-sayuran
saja, praktikum kali ini juga menguji pengaruh suhu terhadap laju respirasi, pengaruh
luka memar terhadap laju respirasi dan pengaruh etilen terhadap laju respirasi pada
buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampel yang diamati adalah apel, jeruk, kentang,
tauge dan kol.
Selain pengamatan biasa, pada keempat jenis sampel dilakukan pengujian
blangko yaitu menjalankan aerator dengan serangkaian alat yang sama tapi tidak
terdapat sampelnya. Blanko ini dimaksudkan untuk mengetahui CO 2 yang dihasilkan
oleh aerator. Blanko ini dilakukan pada semua buah, karena disesuaikan denga aerator
yang digunakan sebab dihawatirkan beda aerator maka beda pula hasil yang
didapatkan dan tingkat keakuratannya.
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
pengamatan yang didapat hasil laju respirasi pada jeruk sangat fluktuatif, padahal
seharusnya laju respirasi jeruk mengalami penurunan yang konstan. Hal ini dapat
disebabkan karena saat melakukan aerasi, alat yang digunakan tidak tertutup dengan
rapat sehingga proses pengikatan CO 2 oleh NaOH tidak maksimal dan menghasilkan
hasil yang tidak akurat. Selain mengamati laju respirasi juga dilakukan pengamatan
mengenai sifat organoleptiknya. Warna pada jeruk pada hari pertama dalah berwarna
hijau kekuningan dan pada hari selanjutnya warna jeruk berubah menjadi kuning dan
semakin menguning setiap harinya, Perubahan warna tergantung pigmen yang
terdapat dalam buah tersebut. perubahan pigmen ini bisa karena rusaknya pigmen
contohnya pigmen klorofil. Pigmen klorofil mudah rusak sehingga buah yang matang
mudah berubah dari hijau menjadi bentuk lain, kecuali buah yang pada dasarnya
matang atau mentah berwarna hijau, seperti alpukat. Pigmen yang kuat dan lebih
stabil adalah karetonoid sehingga pigmen ini lebih lama bertahan terutama pada buah
yang matang. Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses perombakan
maupun proses sintetik, atau keduanya. Pada jeruk perubahan warna ini disebabkan
oleh karena perombakan khlorofil dan pembentukan zat warna karotenoid. Aroma
pada jeruk menunjukkan hasil yang berbeda-beda tiap harinya. Aroma jeruk yang
paling menyengat terjadi pada pengamatan hari ke 2. Perubahan aroma disebabkan
oleh perubahan-perubahan asam organik. Tekstur pada jeruk setiap harinya
mengalami penurunan menjadi lebih lunak, Hal ini disebabkan oleh perubahan
dinding sel, seiring bertambahnya waktu dinding sel mengalami kerusakan sehingga
lama kelamaan buah akan menjadi lembek bahkan busuk. Selain itu pada proses
penuaan, pati sedikit demi sedikit berubah menjadi air, hal ini menyebabkan buah
tidak kaku lagi. Selain itu, lunaknya buah disebabkan oleh perombakan propektin
yang tidak larut menjadi pektin yang larut, atau hidrolisis zat pati
atau lemak.
Perubahan komponen-komponen buah ini diatur oleh enzim-enzim antara lain enzim
hidroltik, poligalakturokinase, metil asetate, selullose.
Selanjutnya dilakukan juga pengamatan untuk menentukan laju repirasi pada
sayuran yaitu tauge, kentang, dan kol. Pola respirasi sayuran tidak menunkukkan ada
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
hal ini menyebabkan buah tidak kaku lagi. Selain itu, lunaknya buah disebabkan oleh
perombakan propektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut, atau hidrolisis zat
pati atau lemak.
5.1.2 Pengaruh suhu terhadap laju respirasi
Pengamatan pengaruh suhu rendah terhadap pola respirasi sayur dan buah
dilakukan dengan prosedur seperti biasanya akan tetapi pada toples yang berisi buah
ditambahkan dengan es batu untuk menurunkan suhu. Selain ada sedikit perubahan
prosedur dengan praktikum sebelumnya, yaitu masing-masing tiap kelompok
melakukan aerasi tanpa sampel untuk menentukan blanko bagi masing-masing
kelompok. Hal ini dilakukan karena masing-masing rangkaian alat yang dipakai pada
setiap kelompok memiliki volume blanko yang berbeda-beda, sehingga dengan
penentuan blanko pada masing-masing kelompok ini, diharapkan hasil pengamatan
yang didapat lebih akurat dari praktikum sebelumnya. Sampel yang digunakan masih
sama dengan praktikum sebelumnya yaitu apel, jeruk, tauge, kol dan kentang.
Hasil pengamatan tauge yang didapat laju respirasi mengalami peningkatan,
laju respirasi apel meningkat pada hari terakhir, laju respirasi kol mengalami
penurunan, begitu juga dengan jeruk dan kentang. Hal ini sesuai dengan literature,
karena berdasarkan literature suhu rendah dapat menurunkan laju respirasi sebab suhu
dingin akan menghambat reaksi-reaksi biokimianya sehingga buah-buahan ini
memiliki daya simpan relatif lebih lama jika dibandingkan dengan buah ataupun
sayuran yang disimpan pada suhu ruang. Akan tetapi pada apel mengalami
penyimapangan, karena laju respirasi apel mengalami kenaikan yang drastis pada hari
terakhir pengaamtan. Selain berakibat pada laju respirasi, suhu rendah yang berarti
memperlambat reaksi-reaksi dalam buah menyebabkan tekstur, warna dan aromanya
berada dibawah tekstur warna dan aroma pengamatan laju respirasi tanpa
penambahan suhu rendah, sehingga pematangan buah tidak secepat pada suhu ruang,.
Akan tetapi keuntungannya buah yang disimpan pada suhu rendah tidak mudah
busuk, berbeda halnya pada suhu ruang yang pada hari terakhir beberapa buah
mengalami kebusukan sedangkan pada suhu rendah buah masih segar tidak busuk.
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
menjadi semakin lunak. Tekstur pada jeruk tidak mengalami perubahan tetap seperti
hari pertama pengamatan. Kentang juga tidak mengalami perubahan tekstur tetap
seperti hari pertama pengamatan. Tekstur pada tauge mengalami perubahan setiap
harinya menjadi semakin lunak. Sedangkan untuk kol juga mengalami perubahan
tekstur setiap hari selama pengamatan menjadi lebih lunak. Perubahan tekstur pada
sampel disebabkan oleh perubahan dinding sel, seiring bertambahnya waktu dinding
sel mengalami kerusakan sehingga lama kelamaan buah akan menjadi lembek bahkan
busuk. Selain itu pada proses penuaan, pati sedikit demi sedikit berubah menjadi air,
hal ini menyebabkan buah tidak kaku lagi. Selain itu, lunaknya buah disebabkan oleh
perombakan propektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut, atau hidrolisis zat
pati atau lemak.
Dari hasil praktikum yang dilakukan mengenai pola respirasi. Laju respirasi
sampel akan lebih cepat jika ditambahkan etilen atau memiliki luka atau memar
dibandingkan dengan laju respirasi yang tidak diberi perlakukan apa-apa. Sedangkan
pada pengaruh suhu, laju respirasi masing-masing sampel lebih lambat, hal ini
disebabkan karena jika penurunan suhu dilakukan maka laju respirasi pada sayuran
atau buah-buahan juga menurun karena laju reaksi kimia akan berkurang setengahnya
jika suhu diturunkan 10oC. Oleh karena itu penyimpanan dingin sering digunakan
agar masa simpan komoditi hidup seperti buah-buahan dan sayuran lebih lama karena
reaksi-reaksi biokimianya lebih lambat.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi laju respirasi pengaruh suhu, luka
atau memar dan penambahan etilen. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah:
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakuan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
DAFTAR PUSTAKA
Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca-Panen. Pusat antar
Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
Winarno, F.G.. 1982. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
ESTAKANIA
240210120094
KELOMPOK 6
JAWABAN PERTANYAAN
Pada penyimpanan suhu dingin untuk buah juga sering terjadi kerusakan chilling
injury. Apa dan bagaimana hal ini terjadi?
Jawab:
Chilling injury adalah suatu kondisi bahan hasil pertanian (sayur dan buah)
mengalami kerusakan akibat perlakuan pada suhu dingin yakni sekitar 0 10 0C.
Kasus chilling injury biasanya muncul saat penanganan yang dilakukan pada bahan
hasil pertanian (sayur dan buah) untuk memperpanjang masa simpan bahan tersebut.
Gejala atau ciri ciri suatu bahan menglami chiling injury antara lain: mengalami
pencoklatan dan timbul rasa manis (pada kentang), muncul noda hitam pada
permukaan kulit (buah pisang), tekstur rusak (buah tomat).
Chiling injury pada bahan pertanian biasanya terjadi selama buah disimpan
dalam suhu dingin. Namun berbagai komoditas pertanian tersebut memiliki batas
bawah suhu dingin yang berbeda-beda tiap komoditasnya. Hal ini dikarenakan tiap
komoditas memiliki kepekaan pada suhu rendah yang berbeda-beda. Kepekaan yang
berbeda tersebut dimungkinkan akan memberikan daya tahan dinding sel yang
berbeda tiap komoditasnya terhadap kondisi dingin selama penyimpanan. Selama
penyimpanan, apabila komoditas disimpan pada ruangan yang memiliki suhu rendah
di bawah batas minimal suhu rendah dari komoditas tersebut, maka komoditas
pertanian tersebut akan mulai mengalami kerusakan yang dicirikan dengan timbulnya
gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas.
Chilling injury merupakan suatu kerusakan yang tidak diharapakan terjadi
pada komoditas pertanian. Untuk mencegah terjadinya chilling injury maka setiap
komoditas pertanian yang berbeda harus disimpan terpisah sesuai dengan suhu kritis
yang dimiliki tiap-tiap komoditi. Misalnya penyimpanan mangga dan pisang
disimpan pada suhu dingin sekitar 150C.