Kegawatdaruratan Ibu Dan Neonatal 2015
Kegawatdaruratan Ibu Dan Neonatal 2015
Perdarahan Post
Partum
Atonia Uteri
A. Pengertian
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus
uteri.
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan
pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk
melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan
mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah
melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
B. Penyebab :
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan
dengan faktor predisposisi (penunjang ) seperti
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia,
polihidramnion, atau paritas tinggi
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama
5. Malnutrisi.
6. Penanganan yang salah dalam manajemen aktif kala
III, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.
b.
c.
d.
e.
Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam
dinding
uterus dan juga merang sang miometrium untuk berkontraksi
Evaluasi keberhasilan:
- Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan
melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan
tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama kala
empat.
- Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa
perineum, vagina dari serviks apakah terjadi laserasi di bagian tersebut.
Segera lakukanpenjahitan jika ditemukan laserasi.
- Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga
untuk melakukan KBE. kemudian terus kan dengan langkah-langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta tolong keluarga untuk mulai
menyiapkan rujukan.
e.
LASERASI
Derajat 1
Mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit
perineum
Derajat 2
Derajat 1 dan otot perineum.
Derajat 3
Derajat 1,2 dan otot sfingter ani.
Derajat 4
Derajat 1,2,3 dan dinding depan rektum.
ROBEKAN SERVIK
Suntik oksitosin 10 ui IM
PTT
Masase setelah plasenta lahir selama 15 dt
Bila 15 mt plasenta tidak lahir lakukan oksitosin
ulang.
Jika terjadi perdarahan lakukan manual
plasenta,dg cara masukn tangn scra obstetri ke
dlm vagina menelusuri tali pusat hingga ke kavum
uteri mencapai implantasi plasenta,lebarkn
tangan seakan2 bersalaman temukan tepi
plasenta kemudian sisir dan lahirkan.
PREMATUR
Lanjutan....
Anemia, penyakit jantung
Jarak antara persalinan yang terlalu rapat
Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil
Keadaan dimana bayi terpaksa di lahirkan
prematur , misalnya : plasenta previa, toxemia
gravidarum, solutio plasenta, kehamilan ganda.
C. Faktor Predisposisi
Faktor sosial ekonomi : ekonomi rendah, gizi
kurang, perokok/kecanduan obat-obatan, kerja
keras/pekerja yang berat.
Penyakit ibu : Hipertensi , diabetes milituss,
jantung/paru.
Anatomi Genitelia : Servik inkomp, kelainan rahim.
E. Profilaksis
Jangan menikah diusia muda atau terlalu tua
Perbaikan keadaan sosial ekonomi
Cegah infeksi saluran kencing
Berikan makanan cukup lemak dan protein
Cuti Hamil
Prenatal care yang teratur
Pakailah kontrasepsi untuk menjarangkan
anak
Perbaiki kesalahan lokal seperti laserasi
servik
Lanjutan.......
jika usia kehamilan 35 minggu atau lebih
persalinan dapat dilanjutkan dan
kebanyakan bayi yang lahir pada usia ini
akan berkembang lebih baik jika diberikan
perawatan yang tepat.
jika umur kehamilan dibawah 35 mgu,
dokter dapat memberikan obat tokolitik
jika keadaan ibu dan fetus baik, tidak ada
tanda perdarahan pervaginam pada saat
itu atau KPD
DISTOSIA
Bahaya CPD
1.
.
2.
BAGI IBU
partus lama & Ketuban pecah pd pembukaan
kecil, dpt menyebabkan infeksi intrapartum.
Persalinan tidak maju dapat pula menyebabkan
fistula vesikoservikalis,vesikovaginalis,dan vesiko
rektovaginalis
BAGI JANIN
Partus lama : kematian perinatal
prolapsus tali pusat : kematian perinatal
perdarahan intrakranial & fraktur os parientalis
Penanganan
1.
.
.
.
.
.
.
.
Persalinan percobaan
Dilakukan jika diperkirakan janin dpt lahir pervaginam
Syarat: preskep & kehamilan < 42 mgg
Lebih baik di beri cairan infus iv untuk rehidrasi
Awasi djj
Observasi penurunan kepala (CPD, prolapsus tali pusat )
Amniotomi dilakukan bila his teratur & 5 cm
Keberhasilan partus percobaan tergantung pada
pembukaan serviks (ada gangguan / tidak ),penurunan
bagian terendah janin dan tanda-tanda bahaya ibu dan
janin. Kalau ada salah faktor tersebut maka lakukan sc.
Penanganan
Inersia Uteri
Periksa keadaan servik, presentasi dan posisi
janin, turunnya bagian terbawah janin dan
keadaan panggul kemudian buat rencana untuk
menentukan sikap dan tindakan yang akan
dikerjakan, misalnya pada letak kepala :
berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500cc
dektrosa 5% dimulai dengan 12 tetes permenit,
dinaikan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes
permenit. Maksud dari pemberian oksitosin
adalah supaya servik dapat membuka.jika
disertai dengan CPD pikirkan untuk melakukan
SC.
Tetania Uteri
a. Berikn obat seperti morfin, luminal dan
sebagiannya, asal janin tidak akan lahir
dlam waktu dekat 4-6 jam
b. Bila ada tanda-tanda obstruksi,
persalinan harus segera diselesaikan
dengan seksio sesarea.
c. Pada partus presipitatus tidak banyak
yang dapat dilakukan karena janin lahir
tiba-tiba dan cepat.
Penanganan
ASFIKSIA
Adalah keadaan bayi tidak bernapas secvara
spontan dan teratur segera setelah lahir.
Penyebabnya dapat dikarenakan oleh keadaan
ibu ( peb,eklamsia,perdarahan abnormal,
partus lama,demam selama persalinan,infeksi
berat,postmatur.
Keadaan tali pusat jg dapat mempengaruhi
asfiksia seperti lilitan tali pusat, tali pusat
pendek,simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
Keadaan bayi, bayi prematur,persalinan dg
letak abnormal, kelainan kongenital,air
ketuban dg mekonium.
Penanganan
Lakukan penilaian awal, apakah bayi cukup bulan
apakah warna ketuban, apakah bayi menangis,
apakah tonus otot bayi baik???
Jika bercampur mekonium nilai napas jika napas
normal lakukan langkah awal. Jika megap-megap
bersihkan jalan napas isap lendir potong tali
pusat nilai napas jika napas normal asuhan pasca
resusitasi. Jika megap2 lanjutkan resusitasi
ventilasi percobaan nilai napas jika masih
megap2 lakukan resusitasi defenatif nilai kembali
jika tdk bernapas siapkan konseling dan rujukan.
Hipotermi
Mekanisme kehilangan
panas
Evaporasi:kehilangan panas dengan cara
Penguapan air dari permukaan kulit yang masih
basah dan Dari uap air yang keluar dengan
pemanasan.
Konduksi : Kehilangan panas tubuh melalui
kontak langsung antra tbuh bayi dg permukaan
yg dingin.
Konveksi : Kehilangan panas tbuh yg terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar yg lbh dingin.
Radiasi : kehilangan panas yg trjdi krn byi
ditmptkan di dekat benda2 yg bersuhu lbh
rendah dr suhu bayi.
Mencegah kehilangan
panas
Keringkan ubuh bayi tnpa mmbersihkan
vernik
Letakan bayi didada ibu ( IMD)
Selimuti ibu dan bayi dan pasangkan topi
Jgn segera menimbang atau memandikan
bayi.
Hipertermi
HIPERBILIRUBIN
TERIMA KASIH