Anda di halaman 1dari 22

Infeksi Leher Bagian Dalam

Oleh :
Zia Abdul Aziz,S.Kep.Ners

dr.H.Bakti Surarso, SpTHT-KL

I. Pendahuluan
THT:
Infeksi infeksi leher bagian dalam
Paling sering: infeksi r. submandibuler
Infeksi berkembang ke r. leher lain/komplikasi
(kematian)

Pre era antibiotika:


Penyebab infeksi: tonsil, faring > gigi

Era antibiotika:
Penyebab infeksi: gigi > tonsil, faring

Pengobatan antibiotika:
Bukan sebagai pengganti, tindakan pembedahan
Penanganan memahami anatomi r. leher

II. Anatomi
Klinis penting
Pembagian disesuaikan dengan hubungan
pada os Hioid
a.

R. sepanjang leher
1. R. retrofaring
2. R. prevertebralis
3. Danger Space

b.

R. di atas tulang Hioid


1. R. Sub Mandibularis

2.
3.
4.
5.
6.

c.

1.1. R. Sub Lingualis


1.2. R. Sub Maksilaris
- Sub Mentalis (sentral)
- Sub Maksilaris (lateral)
R. Faringo Maksilaris
R. Mastikator
R. Temporalis
R. Parotis
R. Peritonsilaris

R. di bawah tulang Hioid


- R. Viseralis anterior

III. Bakteriologi
Kuman bermacam-macam:
AEROB

ANAEROB

- Streptokokus

- Bacteroides

- Stafilokokus

- Pepto Streptokokus

- Difteroid

* Sering berasal dari infeksi


gigi

- Neisseria
- Klebsiela
- Hemofilus

Apabila pada waktu pembedahan/drainase bau busuk


ingat kuman anaerob

IV. Diagnosis
Kadang-kadang sukar ok/ R/ antibiotika
sebelumnya. Tanda-tanda lokal/sistemik sering
kabur
Gejala: panas, rasa sakit, pembengkakan
X-foto:
Leher AP/lateral: benda asing, deviasi trakea, udara
subkutan, udim jaringan lunak
Torak: - pneumotorak
- udim paru
- pneumo mediastinum

CT scan:
Hasil lebih baik dari pada tomogram.
Dapat membantu membedakan:
selulitis atau abses
Struktur tampak lebih jelas:
Dinding abses
Udim jaringan
Kistik

MRI:
Dapat membedakan jaringan normal/keradangan

USG:
Membantu aspirasi dg jarum/pembedahan

V. Penatalaksanaan
Perhatian pada jalan pernafasan, kalau perlu
trakeotomi/krikotirotomi
Terapi terhadap infeksi/pencegahan komplikasi
Kultur darah/pus
Antibiotika parenteral
Pembedahan/drainase
Apabila abses (+):
Diduga terdapat komplikasi
Perbaikan setelah pemberian antibiotika 48 jam

VI. Komplikasi
1.

Akibat infeksi
Erosi A. Karotis
Trombosis V. Jugularis Interna

Gejala: panas , bengkak pada m. sternokleidomastoideus

Mediastinitis, sesak nafas, panas, sakit dada


Aspirasi (ruptur spontan)
Sepsis

2.

Akibat pembedahan
Kerusakan struktur neuro muskuler
Infeksi luka
Sepsis
Jaringan parut
Aspirasi (ruptur ok/ alat-alat)

Infeksi Leher Bagian Dalam


yang Spesifik

1. R. Submandibularis
Anatomi, terdiri:

R. sub lingualis
R. sub maksilaris (bawah)
Kedua ruangan berhubungan secara langsung
melalui tepi posterior m. Milohioid
Patologi:
80% ok/ infeksi gigi

premolar ggn pd r. sub


lingualis
molar ggn pd r. sub
maksilaris
Dapat pula ok/ inf. fokal dasar mulut, dasar lidah,
tonsila lingualis, batu dari kelj. ludah

Sebelum diinsisi

Pasien abses sub mandibular post insisi

Klinis:
Infeksi ruang sub maksilaris saja
Kulit tampak bengkak
Dasar mulut normal

Penyebab dari gigi:


bengkak dasar mulut, sub lingual/sub mental R/ tidak
LUDWIG
adekuat - dasar mulut bengkak >>
S
- kemerahan jar. Supra hioid

Gejala:

ANGINA

Bengkak sub maksilaris


Keluhan: rasa sakit >>, ptialismus, trismus,
disfagia, kesukaran bernapas

Terapi:
Antibiotika, juga kuman anaerob
Trakeotomi
Drainase

Komplikasi:
Infeksi R. faringo maksilaris mediastinum
Obstruksi jalan napas

Usual site for drainage of Ludwigs Angina

2. R. Faringo Maksilaris
Anatomi:
Anatomi

anterior
posterior
Ruangan ini penting secara klinis berbentuk
kerucut terbalik
Dasar pada dasar tengkorak
Apeks pada os Hioid

Patologi:
Mrp ruang yg paling sering terinfeksi pada infeksi
leher dalam
Sumber infeksi: faring, tonsil, adenoid. Kadangkadang ok/ ruptur bagian medial dr. R. parotis

Klinis:
Bagian anterior: trismus (+), tonsil terdorong ke
medial, parotis bengkak
Bagian posterior: trismus (-), bengkak pd posterior
tonsilar pilar pada dinding faring
lat. posterior

Anda mungkin juga menyukai