Anda di halaman 1dari 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi

Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu:
Faktor Intern

Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)

Adanya penemuan baru. Discovery --- penemuan ide atau alat baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Invention --- penyempurnaan penemuan
baru. Innovation --- pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti
yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan
kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota
masyarakat.

Konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Pemberontakan atau revolusi

Faktor Ekstern

Perubahan alam

Peperangan

Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan),


akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat
khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya
yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).

Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktorfaktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko,
keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilainilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan
budaya yang berbeda nilai
Contoh orang dominan otak kiri:

William James Sidis


Memiliki IQ diatas 250-300. Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia, dan
dapat mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari. Pada
usia 11 tahun ia diterima di Universitas Harvard. James Sidis lulus
cumlaude sebagai sarjana matematika di usia 16 tahun. Selanjutnya ia
melanjutkan kuliahnya namun dibully oleh sekelompok mahasiswa yang
tak menyukainya. Di tahun 1919, Sidis ditangkap dan ditahan selama
18 bulan karena keterlibatannya dalam demo Socialist May Day di

Boston. Saat itu Ia membuat pernyataan menentang wajib militer pada


perang Dunia I. Penangkapannya itu sempat menghebohkan media masa
sebagaimana saat Ia mengawali kiprahnya sebagai bocah jenius. Sejak
keluar dari penjara, Sidis kemudian menghilang bak ditelan bumi dan
setelah sekian lama jejaknya terendus oleh seorang reporter yang
bertemu dengan seorang pemulung besi tua nan papa, ternyata dialah
William James Sidis. Siapa yang sangka William Sidis kemudian
meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat
dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya.
Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin.
Ironis. Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia.
Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya
tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat
mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang
selama ini telah melambungkan namanya.
Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia
juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki
seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai,
ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan
keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji
seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya
yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa
hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang
sering datang terlambat.

Isaac Newton
Merupakan seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam,
alkimiawan dan teolog yang berasal dari inggris. Dia hampir tidak
melakukan apapun kecuali berada di kamar kerjanya. Dia seolah- olah
hanya memiliki dia waktu yaitu berada di kamar kerja atau mengajar
universitas. Pengorbanan Newton yang begitu besar ternyata kurang
mendapat penghargaan dari murid- muridnya.Banyak diantara mahasiswa
yang tidak datang dalam kuliahnya. Kebanyakan mereka tidak mengerti
materi yang disampaikan Newton. Bahkan saking inginnya mendapat
seorang pendengar, Newton membaca tulisannya ke arah tembok.

Anda mungkin juga menyukai