Tentang
Audit Investigasi
Di Inspektorat Bapeten
Tgl 4 Pebruari 2009
Dwi Prahoro Irianto
BIODATA
1. Nama : Dwi Prahoro Irianto
Email :
2. Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 19 Juni 1962
3. Alamat Rumah : Jln. Ampera Raya
dwiprahoro@gmail.com
Komplek Polri Ragunan Jln. J No. 24 Jakarta Selatan
4. Telepon : 921 27 269 / 08521 4318 123
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : S-1 Ekonomi Akuntasi
7. Riwayat Pendidikan : SD Bhayangkari – Jakarta Selatan
SMPN 41 Ragunan - Jakarta Selatan
SMAN 34 Pondok Labu – Jakarta Selatan
STAN – Jakarta Selatan
8. Pekerjaan : Auditor/ Investigator BPKP
Pada Deputi Investigasi Bidang Instansi Pemerintah
9. Riwayat Pekerjaan : Th 1984 – 1989 di BPKP Sulteng
Th 1989 – 2006 di BPKP Jatim
Th 2006 – Sekarang di BPKP Pusat
10. Pengalaman Pekerjaan : - Melakukan Audit Investigasi
- Melakukan Audit Menghitung Kerugian Keuangan Negara
- Menjadi “Ahli” pada Sidang Pengadilan TIPIKOR.
- Menjadi Pengajar Audit Investigatif/TIPIKOR pada
Beberapa DIKLAT di Departemen/Instansi Pemerintah
Gambaran Umum
Peta Korupsi sebagian besar terkait
Proyek Pembangunan
Pemberantasan Korupsi terkait dengan
Peran Auditor berupa Laporan :
- Audit Investigasi atau
- Audit Menghitung Kerugian Keuangan
Negara
Auditor Wajib Memahami Proses
Pengadaan Barang/Jasa.
FAKTA
1. 77 % Kasus Korupsi Yg Ditangani KPK Terkait dgn Pengadaan
Barang/Jasa
2. 100 % Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa terjadi karena adanya Kolusi
– Persekongkolan Horisontal & Vertikal.
3. Semua Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa dapat Dipastikan bahwa
HPS dihitung secara asal-asalan serta tidak didukung dengan data yg dapat
dipertanggungjawabkan
4. Tidak Ada Korupsi Yang Dilakukan Secara Single Fighter – Korupsi Pasti
Selalu dilakukan secara Berjamaah – Hasil Korupsi Pasti Dibagi Dengan
Pihak2 Yang Ikut Membantu Terjadinya Korupsi.
5. Tidak ada Tindak Pidana Korupsi Yang Sempurna – Selalu ada celah Yang
bisa digunakan untuk mengungkap Kasus Korupsi.
6. Hampir Dapat Dipastikan Proyek Yang Berasal dari Dana ABT , Sarat
dengan Korupsi.
7. Dalam Menghitung Kerugian Keuangan Negara selalu Melibatkan “Ahli”
BPKP ( Auditor / Investigator ).
KEWENANGAN BPKP & INSPEKTORAT
DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
Jangka Waktu Audit Relatif Lebih Lama 5. Jangka Waktu Audit Lebih Singkat
Unsur – Unsur :
Pasal 2 (1)
1. Melawan Hukum
2. Memperkaya diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasi
3. Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian
Negara
Pasal 3
1. Menguntungkan diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasi
2. Menyalahgunakan kewenangan krn jabatan a/ kedudukan
3. Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian
Negara
Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003
Pasal 1 Ayat 1
2. Adanya Perbuatan
Melanggar Hukum.
Dasar Hukum
Pengadaan Barang/Jasa & Tanah :
1. Keppres No. 18/2000 – Tgl 21 Peb 2000
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Instansi
Pemerintah (Diganti dgn Keppres 80)
2. SKB Menkeu & BAPPENAS – Tgl 3 Mei 2000
No : S-42/A/2000
Juklak Keppres 18/2000
No : S-2262/D.2/05/2000
1. Kontrak Lumpsum
3. HPS merupakan salah satu acuan untuk menilai kewajaran harga terhadap
penawaran yang masuk dan tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan
penawaran (Lamp I Huruf C, angka 3 Point 6a)
5. HPS telah memperhitungkan PPN dan Keuntungan (Lamp I Huruf E, angka 2).
1. Persekongkolan Horizontal
2. Persekongkolan Vertikal
1. Proyek Pembangunan
Gedung/Konstruksi
2. Proyek Pengadaan Barang
3. Proyek Pengadaan Jasa
4. Pengadaan Tanah
Metode Penghitungan Kerugian
Keuangan Negara
Metode dalam Menghitung Kerugian Negara Pada Dasarnya
Tidak Dapat Dipolakan secara Seragam Karena Sangat
Beragamnya Modus Operandi Kasus Penyimpangan/Korupsi.
- PPN 10 % Rp 500.000.000,-
- PPh 1,5 % Rp 75.000.000,-
Rp 575.000.000,-
3. Pembayaran Netto Yang Diterima Rekanan Rp 4.925.000.000,-
============
7. Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 6 ) Rp 1.925.000.000,-
============
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
1. Nilai SPM (Pembayaran kpd Rekanan) Rp 5.500.000.000,-
2. Pajak2 Yg Dipungut & Disetor ke Kas Negara
- PPN 10 % Rp 500.000.000,-
- PPh 1,5 % Rp 75.000.000,-
Rp 575.000.000,-
3. Pembayaran Netto Yang Diterima Rekanan Rp 4.925.000.000,-
4. Harga Beli Barang Rekanan dari Distributor Rp 2.500.000.000,-
5. Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 4 ) Rp 2.425.000.000,-
============
( Imam Ghazali )