Anda di halaman 1dari 53

PEMBIMBING:

dr. Liberty Sirait,


Sp.B-KBD

Prevalensi karsinoma kolorektal


di rektum sebesar 22%, sigmoid
25%, rektosigmoid 10%, kolon
desenden 6%, kolon
transversum 13%, kolon
asenden 8%, dan sekum 15%.

Anatomi Kolon

Distribution of colorectal
cancer

Etiologi

Klasifikasi
Klasifikasi penderajatan kanker kolon dan rektum
menurut Dukes
Dukes A

Terbatas di mukosa

Dukes B

Menembus muskularis mukosa

Dukes C

Metastasis ke kelenjar getah bening

C1

KGB didekat tumor primer

C2

KGB jauh

Dukes D

Metastase jauh: Hepar, Paru, Ginjal


10

11

Secara mikroskopis, bentuk adenokarsinoma


merupakan jenis terbanyak yang berasal dari
epitel kolon
Berdasarkan diferensiasi sel, dibuat klasifikasi
dalam 4 tingkat:
Grade I : Sel-sel anaplastik < 25%
Grade II : Sel-sel anaplastik 25-50%
Grade III : Sel-sel anaplastik 50-75%
Grade IV : Sel-sel anaplastik > 75%

12

Gejala Klinis
Kolon Kanan

Kolon Kiri

Rektum

Aspek Klinis

Kolitis

Obstruksi

Proktitis

Nyeri

Penyusupan

Karena obstruksi

Tenesmus

Defekasi

Diare/diare berkala Konstipasi progresif

Tenesmus terus menerus

Obstruksi

Jarang

Hampir selalu

Tidak jarang

Darah pada feses

Samar

Samar atau makroskopis

Feses

Normal/diare

Normal

Dispepsia

Jarang

Jarang

Memburuknya KU

Sering

Lambat

Jarang

Anemia

Hampir selalu

Lambat

Lambat

Makroskopis

Perubahan

bentuk

Lambat

13

Diagnosis
Anamnesis
- Perubahan kebiasaan buang air besar berupa
diare, obstipasi, kadang disertai darah dan lender
- rasa tidak enak, kembung, tidak bisa flatus,
sampai rasa nyeri di perut
- kelemahan, kehilangan nafsu makan dan
penurunan berat badan

14

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi dilakukan DRE
Auskultasi

Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Radiologis seperti foto polos
abdomen, colon in loop dengan single maupun
double contrast, foto thoraks
- Pemeriksaan CarcinoembrionicAntigen (CEA)
- Kolonoskopi
- Biopsi

15

Tehnik pemeriksaan colon


in loop
a.
Tahap pengisian
Pengisian larutan barium ke lumen kolon. Pengisian
di anggap cukup bila sudah mencapai fleksura
lienalis atau pertengahan kolon transversum.
Bagian kolon yang belum terisi dapat terisi dengan
mengubah posisi penderita dari terlentang menjadi
miring ke kanan.
b.
Tahap pelapisan
Ditunggu 1-2 menit sehingga larutan barium dapat
melapisi (coating) mukosa kolon.

16

c.
Tahap pengosongan
Setelah mukosa terlapisi, sisa larutan barium
dalam kolon perlu dibuang sebanyak yang dapat
dikeluarkan. Caranya adalah dengan memiringkan
penderita ke kiri dan menegakkan meja
pemeriksaan.
d.
Tahap pengembangan
Dilakukan pemompaan udara ke dalam lumen
kolon. Usahakan jangan sampai distensi berlebih.

17

e.
Tahap pemotretan
Setelah seluruh kolon mengembang,dilakukan
pemotretan / exposure radiografik. Umumnya
dilakukan pemotretan dengan metode lapangan
terbatas (spot view) terhadap bagian-bagian
tertentu dari kolon, dan lapangan menyeluruh
(overall view) dari kolon.

18

Karsinoma kolon secara radiologik


memberikan penampilan sebagai berikut
a.
Penonjolan ke dalam lumen (Protruded lesion)
Bentuk klasik ini adalah polip. Polip dapat
bertangkai (pedunculated) atau tak bertangkai
(sessile) dinding kolon seringkali masih baik.
b.
Kerancuan dinding kolon (colonic wall
deformity)
Dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris
(apple core). Lumen kolon sempit dan ireguler.
Kerapkali hal ini sukar dibedakan dengan kolitis
Crohn.
19

c.
Kekakuan dinding kolon (Rigidity colonic wall)
Bersifat segmental, terkadang mukosa masih baik,
lumen kolon dapat / tidak menyempit. Berikut ini
sukar dibedakan dengan kolitis ulseratif.

20

Penatalaksanaan
Tindak bedah merupakan pilihan utama
Terapi adjuvant berupa radioterapi dan
kemoterapi
Tujuan utama tindak bedah ialah
memperlancar saluran cerna
Tindak bedah terdiri atas reseksi luas
karsinoma primer dan kelenjar limf
regional
21

Pada tumor rektum sepertiga proksimal


dilakukan reseksi anterior
Pada tumor rektum sepertiga tengah,
dilakukan reseksi dengan
mempertahankan sfingter anus
Pada tumor sepertiga distal dilakukan
amputasi rektum melalui reseksi
abdominoperineal Quenu-Miles
Pada operasi ini, anus turut dikeluarkan
22

Tipe pembedahan yang dipakai antara lain:


Eksisi lokal:
Jika kanker ditemukan pada stadium paling
dini, tumor dapat dihilangkan tanpa
melakukan pembedahan lewat abdomen
Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip,
operasinya dinamakan polypectomy

23

Reseksi
a. Low Anterior Resection (LAR)
Umumnya dilakukan pada lesi di tengah
dan 1/3 atas rektum dan beberapa kasus
1/3 bawah rektum
Pasien tidak perlu kolostomi permanen,
tetapi harus diinformasikan pada pasien
bahwa kolostomi sementara atau ileostomi
mungkin diperlukan
24

b. Colo-Anal Anastomosis (CAA)


Dilakukan dengan menggunakan teknik
double-stapled atau anastomosis yang
dilakukan secara transanal
Dilakukan pada karsinoma rekti yang
terletak di atas sfingter yang dapat
direseksi tanpa memerlukan kolostomi
permanen

25

c. Abdominal Perineal Resection (APR)


Dilakukan pada pasien dengan karsinoma rekti
1/3 bawah rektum
Pengangkatan kanker rektum biasanya
dilakukan dengan reseksi abdominoperineal,
termasuk pengangkatan seluruh rektum,
mesorektum, dan bagian dari otot levator ani
dan dubur
Prosedur ini merupakan pengobatan yang
efektif namun mengharuskan pembuatan
kolostomi permanen
26

Radiasi
Untuk banyak kasus stadium II dan III
lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran
tumor sebelum dilakukan pembedahan
Peran lain radioterapi adalah sebagai
terapi tambahan untuk pembedahan pada
kasus tumor lokal yang sudah diangkat
melalui pembedahan, dan untuk
penanganan kasus metastasis jauh
tertentu
27

Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy dipertimbangkan
pada pasien dimana tumornya menembus
sangat dalam atau tumor lokal yang
bergerombol (Stadium II lanjut dan
Stadium III)
Terapi standarnya ialah dengan
fluorouracil, (5 FU) dikombinasikan dengan
leucovorin dalam jangka waktu enam
sampai dua belas bulan
28

Komplikasi

Obstruksi usus
Perforasi
Peritonitis
Perdarahan
Metastasis hepar, paru

29

Prognosis

Prognosisnya bergantung pada ada tidaknya


metastasis jauh, yakni bergantung pada
klasifikasi penyebaran tumor dan tingkat
keganasan sel tumor
Pada tumor yang terbatas pada dinding usus
tanpa penyebaran, angka kelangsungan hidup
lima tahun adalah 80%, yang menembus dinding
tanpa penyebaran 75%, dengan penyebaran
kelenjar 32%, dan dengan metastasis jauh 1%
Kekambuhan pada 5-30% pasien, biasanya pada
2 tahun pertama setelah operasi
30

LAPORAN
KASUS
31

IDENTITAS PASIEN

Name
Gender
Umur
Alamat

Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal masuk

:
:
:
:

SS
Peremrpuan
38 tahun
Lumban Samosir Kel.
Parsingguran I
: Ibu rumah tangga
: Sudah menikah
: 3 September 2015

32

Keluhan utama : BAB berdarah


Telaah:
Hal ini dialami pasien sejak kurang lebih 1 tahun yang
lalu tetapi memberat dalam 2 bulan terakhir. Darah
berwarna merah segar dan tidak disertai rasa nyeri.
Riwayat BAB seperti kotoran kambing dijumpai dan rasa
BAB tidak tuntas dijumpai. Diare dan BAB berlendir
disangkal pasien. Pasien juga menyatakan nyeri pada
bagian perut kiri yang bersifat hilang timbul. Mual
muntah disangkal pasien. Penurunan berat badan
disangkal pasien. Riwayat sesak nafas, dan mata kuning
disangkal pasien.

33

Nafsu makan menurun dijumpai. Pasien mengaku


sering mengkonsumsi makanan yang pedas dan
berlemak seperti daging dan kurang mengkonsumsi
sayur dan buah-buahan. Riwayat menderita
penyakit seperti infeksi pada usus atau polip pada
usus disangkal. Riwayat keluarga menderita
penyakit yang sama disangkal pasien.

34

Riwayat Penyakit Terdahulu

: Tidak

dijumpai
Riwayat Pengobatan

: Tidak dijumpai

Riwayat Alergi : Riwayat Alergi obat maupun


makanan disangkal.

35

STATUS PRESENS

Sensorium
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu

:
:
:
:

: Compos Mentis
110/60 mmHg
78 x/i
20 x/i
36.9C

36

STATUS GENERALISATA

37

38

39

Pemeriksaan Penunjang

JENIS PEMERIKSAAN

SATUAN

HASIL

RUJUKAN

Hemoglobin (HBG)

g%

9,7

13.2-17.3

Eritrosit (RBC)

105/mm3

5,07

4.20 4.87

Leukosit (WBC)

10 /mm

8,00

4.5 11.0

Hematokrit

34,3

43 49

Trombosit (PLT)

10 /mm

354

150 450

MCV

Fl

67,7

85 95

MCH

Pg

19,1

28 32

MCHC

g%

28,3

33 35

RDW

31,3

11.6 14.8

HEMATOLOGI

DarahLengkap (CBC)

Hitung jenis

Neutrofil

63,7

37 80

Limfosit

15,4

20 40

Monosit

7,4

28

Eosinofil

13,00

16

Basofil

0,5

01

Neutrofil Absolut

103/l

5,1

2.7 6.5

Limfosit Absolut

10 /l

1.23

1.5 3.7

Monosit Asolut

103/l

0,59

0.2-0.4

Eosinofil Absolut

10 /l

1,04

0 0,10

Basofil Absolut

103/l

0,04

0 0,1

WAKTU PROTROMBIN

Detik

21,5

FAAL HEMOSTASIS
PT + INR
Pasien

40

Foto Thorax

Hasil pembacaan:
Kedua sinus costophrenicus lancip, kedua diafragma
licin.
Tidak tampak infiltrat pada kedua lapangan paru
Jantung ukuran normal CTR<50%
Trakea di tengah
Tulang-tulang dan soft tissue baik
Kesimpulan radiologis : Tidak tampak kelainan pada cor
dan pulmo

41

DIAGNOSIS
Suspect Ca Recti

42

PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 gtt/i
Inj Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj Ranitidine 50 mg/8 jam

43

FOLLOW UP

44

Follow up Pasien (5 September 2015)


Tgl

5 September 2015

BAB

Kepala

Berdarah

: Mata: pupil isokor, refleks cahaya Suspect


(+/+), konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
Recti
sklera ikterik (-/-)

Ca

Inspeksi

: Simetris fusiformis

Palpasi

: Stem Fremitus Kanan = Kiri,

IVFD RL 20 gtt/i
Inj Ceftriaxone 1 gr/12
jam

Toraks

Inj Ketorolac 30 mg/8


jam

kesan normal
Perkusi

Inj Ranitidine 50 mg/8


jam

: Sonor

Auskultasi: Suara Pernafasan: Vesikuker, Suara


Tambahan: (-)
Abdomen
Inspeksi

: Simetris, Distensi (-)

Palpasi

Soepel,

Defansmuskuler

(-),

Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Nyeri tekan(-)


Perkusi

: Timpani, Shifting Dullness(-)

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas
Superior

: edema (-) Sianosis (-)

Inferior

: edema (-) Sianosis (-)

45

Tgl

6 September 2015

BAB
Berdarah

Follow
up Pasien (6 September
2015)
O
A
: Mata: pupil isokor,refleks cahaya Suspect Ca
(+/+), konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), Recti
Kepala

Tranfusi PRC 1 bag

IVFD NaCl 0,9%

sklera ikterik (-/-)

gtt/i

Toraks
Inspeksi

: Simetris fusiformis

Palpasi

: Stem Fremitus Kanan = Kiri,

Inj Ceftriaxone 1 gr/12


jam

kesan normal
Perkusi

20

Inj Ketorolac 30 mg/8


jam

: Sonor

Auskultasi: Suara Pernafasan: Vesikuker, Suara

jam

Tambahan: (-)

Inj Ranitidine 50 mg/8

Abdomen

Inj. Asam Tranexamat


500 mg/8 jam

Inspeksi

: Simetris, Distensi (-)

Palpasi

Soepel,

Defansmuskuler

Diet MB TKTP

(-),

Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Nyeri tekan(-)


Perkusi

: Timpani, Shifting Dullness(-)

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas
Superior

: edema (-) Sianosis (-)

Inferior

: edema (-) Sianosis (-)

46

Tgl

7 September 2015

BAB

Follow
up Pasien (7 September
2015)
O
A

Berdarah

: Mata: pupil isokor, refleks Suspect Ca


cahaya (+/+), konjungtiva palpebra inferior Recti
Kepala

IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i

Inj Ceftriaxone 1 gr/12

pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

jam

Toraks
Inspeksi

: Simetris fusiformis

Palpasi

: Stem Fremitus Kanan = Kiri,

jam

kesan normal
Perkusi

Inj Ketorolac 30 mg/8


Inj Ranitidine 50 mg/8
jam

: Sonor

Auskultasi: Suara Pernafasan: Vesikuker, Suara

Asam

Tranexamat

500 mg/8 jam

Tambahan: (-)

Inj.

Diet MB TKTP

Abdomen
Inspeksi

: Simetris, Distensi (-)

Palpasi

: Soepel, Defansmuskuler (-),

Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Nyeri tekan(-)


Perkusi

: Timpani, Shifting Dullness(-)

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas
Superior

: edema (-) Sianosis (-)

Inferior

: edema (-) Sianosis (-)

47

Hasil Laboratorium 7 September 2015

JENIS PEMERIKSAAN

SATUAN

HASIL

RUJUKAN

Hemoglobin (HBG)

g%

9,8

13.2-17.3

Eritrosit (RBC)

105/mm3

4,63

4.20 4.87

Leukosit (WBC)

103/mm3

4,88

4.5 11.0

Hematokrit

32,0

43 49

Trombosit (PLT)

10 /mm

226

150 450

MCV

Fl

69,1

85 95

MCH

Pg

21,2

28 32

MCHC

g%

30,6

33 35

RDW

31,1

11.6 14.8

HEMATOLOGI
Darah Lengkap (CBC)

Hitung jenis

Neutrofil

58,6

37 80

Limfosit

15,0

20 40

Monosit

11,5

28

Eosinofil

14,5

16

Basofil

0,4

01

Neutrofil Absolut

10 /l

2,86

2.7 6.5

Limfosit Absolut

10 /l

0,73

1.5 3.7

MonositAsolut

10 /l

0,56

0.2-0.4

Eosinofil Absolut

10 /l

0,71

0 0,10

Basofil Absolut

103/l

0,02

0 0,1

48

Tgl

Follow up Pasien (8-13 September 2015)

8 - 13 September BAB
2015

Berdarah

: Mata: pupil isokor, refleks Suspect Ca


cahaya (+/+), konjungtiva palpebra inferior Recti
Kepala

IVFD RL 20 gtt/i

Inj Ceftriaxone 1 gr/12

pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

jam

Toraks
Inspeksi

: Simetris fusiformis

Palpasi

: Stem Fremitus Kanan = Kiri,

Inj Ketorolac 30 mg/8


jam

kesan normal

Inj Ranitidine 50 mg/8


jam

Diet MB TKTP

Auskultasi: Suara Pernafasan: Vesikuker, Suara

Vit K 1 amp

Tambahan: (-)

Inj. Asam Tranexamat

Perkusi

: Sonor

Abdomen

500 mg/8 jam

Inspeksi

: Simetris, Distensi (-)

Palpasi

: Soepel, Defansmuskuler (-),

Rencana Colonoskopi

Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Nyeri tekan(-)


Perkusi

: Timpani, Shifting Dullness(-)

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas
Superior

: edema (-) Sianosis (-)

Inferior

: edema (-) Sianosis (-)

49

Follow up Pasien (14 September 2015)


Tgl

14 September 2015

BAB

Kepala

Berdarah

: Mata: pupil isokor, refleks cahaya Suspect Ca


(+/+), konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), Recti

IVFD RL 20 gtt/i

Inj Ceftriaxone 1 gr/12

sklera ikterik (-/-)

jam

Toraks
Inspeksi

: Simetris fusiformis

Palpasi

: Stem Fremitus Kanan = Kiri, kesan

Inj Ketorolac 30 mg/8


jam

normal

Inj Ranitidine 50 mg/8


jam

Diet MB TKTP

Auskultasi: Suara Pernafasan: Vesikuker, Suara

Vit K 1 amp

Tambahan: (-)

Inj. Asam Tranexamat

Perkusi

: Sonor

Abdomen

500 mg/8 jam

Inspeksi

: Simetris, Distensi (-)

Palpasi

Soepel,

Defansmuskuler

(-),

Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Nyeri tekan(-)


Perkusi

: Timpani, Shifting Dullness(-)

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas
Superior

: edema (-) Sianosis (-)

Inferior

: edema (-) Sianosis (-)

50

Colonoscopy 14
September 2015
Hasil :
Perineum
: Normal
Anus
: Normal
Recti
: Dijumpai
massa Protruded dan mudah
berdarah hampir menutupi
Lumen. Scope tidak dapat
dilanjutkan samapi ke caccum
Biopsi
:
Dilakukan biopsi 3x di Rectum

51

Terima Kasih

52

Pada anamnesis kenapa ditanyakan mata kuning


dan sesak napas?
Kenapa diberikan diet MBTKTP sebelum dilakukan
kolonoskopi?
Mengapa diberikan vit.K dan trasnexamic
acid..berapa lama hrs diberikn?
Bagaimana membedakan ca kolorektal kanan dan
ulseratif kolitis

53

Anda mungkin juga menyukai