KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat
dan hidayah-Nya sehingga profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008
yang berisi data tahun 2007 ini dapat tersusun.
Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008 ini merupakan
gambaran kondisi kesehatan di wilayah kabupaten Kulon Progo yang dapat
dipergunakan sebagai bahan perencanaan guna peningkatan Manajemen
kesehatan baik di Kabupaten Kulon Progo, di Provinsi DI Yogyakarta maupun di
tingkat Pusat.
Kami
menyadari
bahwa
penyusunan
profil
ini
masih
banyak
dr Lestaryono, MKes
NIP 140 165 141
Profil
2 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar table
Daftar grafik
i
ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
1
1
1
2
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi & Topografi
B. Demografi
4
4
5
BAB III
PROGRAM KESEHATAN
A. Visi & Misi Pemerintah Daerah
B. Visi-Misi Dinas Kesehatan
C. Strategi
D. Kebijakan
10
10
10
11
12
BAB IV
13
13
16
19
21
BAB V
22
22
Profil
3 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
22
24
25
26
26
27
28
28
28
29
29
30
30
BAB VI
32
32
33
34
BAB VII
KESIMPULAN
35
Lampiran
Profil
4 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 4.1
14
Tabel 4.2
15
Tabel 4.3
16
19
20
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 5.1
Tabel 5.3
Profil
5 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
20
32
34
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1
Grafik 2.2
Grafik 2.3
Grafik 4.1
.
13
Grafik 4.2
14
Grafik 4.3
15
Grafik 4.4
17
Grafik 4.5
17
Grafik 4.6
Grafik 4.7
Grafik 4.8
Grafik 4.9
Grafik 6.1
Grafik 6.2
Grafik 6.3
Profil
6 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
18
18
19
21
33
34
34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kulonprogo
Membangun Kulon Progo
yang
bermutu,
dan
pemberdayaan
masyarakat
menuju
masyarakat Kulon Progo yang sehat dan selanjutnya dapat digunakan untuk
dasar dan pencapaian Indonesia Sehat 2010
B. Tujuan
1. Umum
Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo ini bertujuan untuk
memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di kabupaten Kulon
Profil
7 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
2. Khusus
a
C. Manfaat
Dengan
disusunnya
profil
kesehatan
kabupaten
Kulon
Progo
diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unitunit lain yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan /
revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dan
sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk
menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya.
Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan RS Swasta yang ada di
Kabupaten Kulon Progo
D. Ruang Lingkup
1. Jenis Data/Informasi
Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Kulonprogo adalah:
a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi.
Profil
8 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan
data status gizi.
c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat,
meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum,
dan data perilaku hidup sehat.
d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah Sakit,
pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data
pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data
penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya.
e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data
tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data
pembiayaan kesehatan.
f.
Data lainnya.
2. Sumber Data
Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo diperoleh
dari:
a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun
luar gedung.
b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten
Kulonprogo
c. Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk
Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Dinas Kesehatan.
d. Dokumen Kantor Statistik , Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana,
Profil
9 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi Dan Topografi
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten
yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates
dan terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2.
Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Magelang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul
dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.
Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi 12
kecamatan dan 88 Desa, 930 dusun.
Secara umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah
daerah datar, meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletak
pada wilayah utara. Luas wilayahnya 17,58% berada pada ketinggian < 7 m
diatas permukaan laut, 15,20% pada ketinggian 8 25 m diatas permukaan
laut, 2285% berada pada ketinggian 26 100 m diatas permukaan laut,
33,00% berada pada ketinggian 101 500 m diatas permukaan laut dan
11,37% berada pada ketinggian > 500 m diatas permukaan laut.
Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu :
Bagian
Merupakan
dataran
tinggi/perbukitan
Menoreh
dengan
Utara
Bagian
Tengah
diatas
permukaan
laut.
Meliputi
Kecamatan
Nanggulan,
Selatan
Profil
10 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
B. Demografi
1. Distribusi Penduduk
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten
Kulon Progo, Registrasi penduduk pertengahan tahun 2007, sebanyak 459.231
jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 225.366 jiwa (49,07 % ) dan
perempuan sebanyak 225.366 jiwa (50,93 % ). Sex ratio laki-laki : perempuan
adalah 94, sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 100.300 KK. Rata;rata
penghuni Rumah tanggga sebanyak 4,8 jiwa.
Grafik 2. 1
Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di
Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007
laki-laki
49,07%
perempuan
50,93%
Grafik 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di
Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007
40
% 20
0
0-4
5-14.
15-44.
45-64.
65>
laki-laki
3,2
7,78
22
11,26
4,82
perempuan
2,98
7,8
22,2
11,3
6,61
NO
KECAMATAN
LUAS
WILAYAH (km2)
JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
PENDUDUK /km2
Temon
36,29
32.985
909
Wates
32,00
49.433
1.545
Panjatan
44,59
40.787
915
Galur
32,91
33.208
1.009
Lendah
35,59
38.706
1.088
Sentolo
52,65
47.766
907
Pengasih
61,67
49.653
805
Kokap
73,8
42.050
570
Girimulyo
54,91
25.975
473
10
Nanggulan
39,61
34.034
859
11
Samigaluh
69,29
33.812
488
12
Kalibawang
52,97
30.822
582
JUMLAH
586,28
459.231
783
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan dengan penduduk terpadat
Kecamatan Wates (1.545/ km2), sedang terendah di Kecamatan
adalah
Girimulyo
3. Tingkat Pendidikan
Ditinjau dari Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kulon Progo,
penduduk laki-laki yang berpendidikan SD sebanyak 27,69%, penduduk wanita
yang
berpendidikan
SD
sebanyak
25,16%,
penduduk
laki-laki
yang
10
0
laki-laki
perem puan
belum .tm t
SD
SMP
SMU
DIII
PT
22
27,69
19,95
25,66
2,35
2,35
36,05
25,16
18
18,09
3,08
1,62
Sedangkan angka melek huruf menurut data yang diperoleh dari Dinas
pendidikan kabupaten Kulonprogo th 2007 proporsi penduduk usia 10 th keatas
melek huruf sebesar 30,3 % .
4.
Profil
13 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
Tahun
Jiwa Miskin *
2005
2006
2007
221. 128
221.128
221.128
Mendapat
Jaminan
51.229 **
174.776
197.893
Persen
23,16
79,03
89,49
Profil
14 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
Disamping
masyarakat
miskin
yang
menjadi
kelompok
rentan
Kategori
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Bayi
Balita
APRAS
Bumil
Bulin
7.125
33.042
24.091
7.837
7.481
7149
33.156
24.174
7.863
7.506
7.208
33.427
24.372
7.928
7.568
6.430
27.897
24.335
7.126
6.826
5.752
27.171
22.735
6.434
6.019
5.909
27.174
24.653
8.471
8.086
5.825
29.125
24.814
6.408
6.116
Profil
15 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
BAB III
PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO
A. Visi Dan Misi Pemerintah Daerah
1. Visi - Misi Pemerintah Daerah
Visi :
Membangun Kulon Progo Dalam Kebersamaan Menuju Penguatan
Ekonomi Lokal Berbasis Ekonomi Kerakyatan Demi Mewujudkan
Masyarakat Kulon Progo Yang Mandiri, Aman, Sejahtera, Dinamis
Berlandaskan Iman Dan Taqwa
Misi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Profil
16 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
menuju
Kulon
Misi
1. Melaksanakan fungsi regulasi bidang kesehatan.
2. Menyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan
berkualitas
3. Menggerakan /Memberdayakan masyarakat dalam perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Memberikan perlindungan masyarakat dari penyebaran penyakit serta
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
5. Meningkatkan status gizi masyarakat
6. Mendukung terciptanya lingkungan sehat.
7. Menyediakan obat pelayanan kesehatan dasar dan melaksanakan
pencegahan penyalahgunaan obat dan bahan berbahaya lainnya.
8. Menyediakan informasi kesehatan yang akurat, cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan
1 Terwujudnya pelayanan Kesehatan yang berkualias dan terjangkau
oleh masyarakat
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat
3. Terwujudnya Peningkatan status gizi masyarakat
4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
5. Terciptanya perlindungan masyarakat terhadap penyebaran penyakit
6. Terwujudnya perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan dan
penggunaan obat Narkotika, Psikotropika , Zat adiktif dan bahan
berbahaya lainnya
7. Tersedianya informasi kesehatan yang berkualitas
C. Strategi
1. Peningkatan upaya penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar,
rujukan dan penunjang
2. Perbaikan sistim manajemen pelayanan kesehatan
3. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat
4. Penggalangan
kemitraan
dengan
LSM,
swasta
dan
kelompok
Profil
17 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
D. Program/ Kebijakan
1. Meningkatkan upaya Kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan
2. Pengembangan sistim jaminan bagi keluarga miskin
3. Pengemb. Sistim Informasi & Manajemen Pelayanan Kesehatan
4. Peningkatan Sarana dan Prasarana pelayanan Kesehatan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah giizi.
6. Peningkatan pengawasan dan perbaikan sarana sanitasi lingkungan
rumah tangga ,Industri dan tempat umum .
7. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit.
8. Peningk.
komunikasi,
informasi
dan
edukasi
pencegahan
dan
pemberantasan penyakit
9. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penaggulangan wabah
10. Peningkatan upaya promotif dan preventif
11. Pengawasan penggunaan obat dan bahan berbahaya
12. Mengatur, melayani, mengawasi dan memberikan sanksi terhadap
penyelenggara pelayanan kesehatan serta bidang lain yang berkaitan
dengan kesehatan
Profil
18 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
BAB IV
SITUASI DERAJAD KESEHATAN
A. Angka Kematian
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000 sampai dengan
tahun 2004 menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan mulai tahun 2004
sampai tahun 2007 cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 7,15 /
1.000
kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 11,80 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006
sebanyak 14,26 /
1.000
1.000
Grafik 4.1
Angka Kematian Bayi di Kab. Kulonprogo
th. 2000-2007
25
20
19,6
18,78
15
10
13,14
14,21
12,06
11,8
14,26
AKB
7,15
5
0
Tabel 4.1 .
Urutan Pola Kematian bayi di Rumah sakit Umum wates tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Parameter
Berat bayio Lahir sangat Rendah
Umur Kehamilan 28 31 minggu
Umur kehamilan 32-33 minggu
Asfiksia berat
G5
Umur kehamilan 34 -36 minggu
Berat bayi lahir Rendah
G4
G2
G1
Asfiksia sedang
G3
Umur Kehamilan 37 -41 minggu
Berat badan bayi lahir Cukup
Tidak Asfiksia
Persen
53,6%
26,9 %
21,7 %
16,9 %
12,8 %
10,6 %
8,9 %
8,3 %
2,9 %
2,7 %
2%
1,8 %
1,6 %
1,1 %
0,2
ASMA, 1, 4%
DIARE
SEPSIS, 2, 9%
DIARE
DIARE, 5, 22%
ENSEFALITIS
ENSEFALITIS
7%
21%
KEL BAWAAN, 5,
22%
7%
30%
21%
14%
ASPR
PNEUMONIE
KEL BAWAAN
DECOMP
CORDIS, 1, 4%
SEPSIS
PNEUMONIA, 4,
17%
PNEUMONIA
DECOMP CORDIS
DECOMP
CORDIS
ENSEFALITIS, 5,
22%
KEL BAWAAN
SEPSIS
ASMA
250
200
206
150
100
109,56
76
95,17
110
100
50
0
2001
2002
2003
2004
TAHUN
2005
2006
2007
Beberapa penyebab utama kematian Ibu adalah perdarahan & eklamsia, secara rinci
penyebab kematian ibu di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2001 S/D 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PENYEBAB
KEMATIAN
Perdarahan
Eklamsia
Infeksi
Emboli Air Ketuban
Malaria
KP Aktif
P Jantung
Meningo
Encephalitis
2001
2002
4
2
2
2
1
4
2
1
-
11
Lain-lain
TOTAL
Sumber ; hasil audit
2003
2004
2005
2006
2007
5
2
1
1
2
-
2
1
-
2
1
1
1
2
2
12
1
1
B. Angka Kesakitan
Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis Malaria, Demam Derdarah, dan
Diare. Pada tahun 2001 Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria
tinggi dimana mencapai angka 85 permil dengan jumlah penderita lebih dari 37.000.
Kemunculan kasus demam berdarah selalu terjadi dan menimbulkan keresahan
ditengah masyarat walaupun tidak terlalu tinggi. Kasus Diare mempunyai persebaran
yang khas dimana pada musim penghujan permasalahan ada di wilayah selatan
(rawan banjir) dan di musim kemarau berada di wilayah utara yang rawan
kekeringan.
Selain itu penyakit yang mempunyai dampak sosial di kulonprogo adalah penyakit TB
paru dimana dari sisi Penemuan penderita dirasa belum optimal sehingga angka
yang tertera di bawah belum menggambarkan yang sesungguhnya.
Kasus HIV AIDS pantas menjadi pusat perhatian dimana sejakl tahun 2002
ditemukan 9 kasus 7 diantaranya meningggal dunia.
Gambaran perkembangan penyakit utama tersebut terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Angka kesakitan 6 penyakit menular di kab. Kulon progo
tahun 2003 2007
No
1.
2.
3.
ANGKA
KESAKIT
AN
Malaria
(1.000
pddk)
DBD
(1000
pddk)
Diare
( 1.000
pddk)
TAHUN 2003
Ra
Abs.
te
TAHUN 2004
Ra
Abs.
te
TAHUN 2005
Ra
Abs.
te
TAHUN 2006
Ra
Abs.
te
3.143
534
1,2
248
0,4
160
120
0.26
237
0,52
23
0,05
6.140
1,37
6.659
1.47
9.386
4.
TBC Paru
(100.000
pddk)
87
19,2
9
109
24,07
5.
ISPA
(% )
24.322
2,8
26.484
5,85
HIV - AID
122
56.498
1
Abs.
Rate
0,3
94
0,02
71
0,15
86
0,18
2.06
7.961
1.74
8.524
1,86
26,77
123
26.82
109
23,74
12,4
52.297
11,4
45.739
9,5
TAHUN 2007
a. Malaria
Grafik 4.4
API Malaria di Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2000-2007
permil
API
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
85,9
83,5
63,3
1,2
0,4
0,3
0,2
Kasus malaria di kabupaten Kulon Progo menunjukkan jumlah kasus yang menurun
bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya dari API 85,9 pada tahun 2000
menjadi hanya 0,2 permil pada tahun 2007.
Perkembangan daerah rawan malaria tinggi (Hight Case Incident = HCI) mengalami
penurunan dan tahun 2006 sudah tidak ditemukan lagi kasus malaria. Daerah bebas
(tidak ditemukan malaria) juga semakin banyak dimana pada tahun 2000 hanya 6
desa yang tidak ditemukan malaria menjadi 94 pada tahun 2007.
b. Diare
Grafik 4.5
Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000-2007
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
DIARE
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2,61
1,34
1,04
1,36
1,52
2,06
1,74
1,84
Trend kasus diare di Kabupaten Kulonprogo cenderung konstant sejak tahun 2005
antara 1,5 2 % penduduk menderita diare per tahun.
c. Penyakit DBD
Trend kasus demam berdarah dalam 3 tahun terakhir terlihat mengalami kenaikan
dari 23 kasus tahun 2005 menjadi 86 pada tahun 2007.
Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
23
Grafik 4.6
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
di kab Kulonprogo Tahun 2000-2007
60
40
20
0
DBD
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
9,95
12,35
12,31
26,68
52,12
5,05
15,48
18,73
30
Grafik 4.7
Angka Kesakitan TB paru per 100.000 penduduk
di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2000-2007
24
18
12
6
0
TB PARU
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
5,2
5,61
6,71
19,29
24,07
21,7
15,04
13,5
Grafik 4.8
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2002-2007
10
Kasus
Komulatif
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Kasus
Komulatif
Sumber
; KPAD Kulonprogo
C. Pola Penyakit
Dari data tentang pola penyakit di puskemas tahun 2007, diketahui bahwa pola
penyakit pada semua golongan umur didominasi penyakit infeksi akut lain pada saluran
pernafasan atas, kemudian disusul dengan pusing dan hipertensi primer. Hal ini dapat
terlihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.4
10 Besar Penyakit Di Puskesmas
Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007
NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH
47.536
2
Hipertensi Primer
3
Pusing
4
Nasopharingitis acut
5
Reumatik Artristik Lain
6
Influensa Virus tdk teridentifikasi
7
Gastritis
8
Penyakit gusi dan jaringan periodental
9
Penyakit pulpa & jaringan peripikal
10. Artristis lainnya
Sumber data : Laporan simpus
28.393
27.977
22.065
14.747
13.539
13.364
12.157
11.019
10.823
Dari tabel ditas menunjukkan gambaran bahwa penyakit tidak menular kususnya
hipertensi menjadi masalah yang cukup serius demikian pula dengan permasalahaan
tentang kesehatan gigi.
Tabel 4.5
10 Besar Penyakit Di Rawat Jalan
Di Rumah Sakit Tahun 2007
NO
1
NAMA PENYAKIT
Konjungtivitas dan gangguan lain konjungtiva
2
3
4
JUMLAH
957
912
776
559
515
465
318
298
274
265
Pola penyakit rawat jalan di RSUD didominasi gangguan kesehatan pada mata dan
penyakit tidak menular sedangkan penyakit menular menempati uruitan bawah
Tabel 4.6
10 Besar Penyakit Di Rawat Inap
Di Rumah Sakit Tahun 2007
NO
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
725
264
209
185
175
172
159
158
155
150
Pola penyakit rawt inap masih didominasi penyakit menular khususnya diare &
gastroenteristis oleh penyebab inbfeksi serta mnifestasi penyakit infeksi lain. Penyakit tidak
menular juga mulai dirasakan seperti jantung dan diabetes.
Secara umum trend penyakit menular yang berobat di puskesmas dan rumah sakit perlu
mendapat perhatian yang cukup besar.
D. Status Gizi
Dalam rangka peningkatan status gizi masyarakat telah dilaksanakan berbagai upaya
program perbaikan gizi baik pada ibu hamil, bayi dan balita. Pemantauan status gizi
merupakan salah satu komponen Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi.
Hasil pemantauan status gizi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2001 - 2007 dapat
dilihat pada tabel dibawah:
Grafik 4.9
Persentase Status Gizi balita di kabupaten Kulonprogo
Tahun 2001-2007
100
80
60
40
20
0
Gizi buruk
Gizi kurang
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1,4
1,08
1,29
1,13
1,24
1,07
20,02
18,74
13,35
13,65
11,61
11,68
10,94
84,59
Lap
PSG
84,09
86,27
85,96
87,03
0,97
0,95
1,12
9,36
78,68Master
79,24
Gizi baik
Sumber data:
plan,
0,38
0,61
Gizi lebih
0,98
2007
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa prosentase gizi buruk dan gizi kurang
mengalami penurunan. Walaupun terjadi penurunan, tetapi dengan
masih adanya
status gizi buruk dan gizi kurang upaya peningkatan status gizi masyarakat perlu
ditingkatkan.
Untuk kondisi status gizi bumil dan bufas, diketahui bahwa 10,52 % bumil menderita
Kurang Energi Kalori ( KEK ) atau sekitar 827 bumil dari 7863 bumil yang ada, dan
berdasarkan hasil survey tahun 2001 ternyata 60 % bumil menderita anemia .
Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas baru mencapai 72,23% dari target yang
diharapkan 90%. Demikian juga dengan pemberian tablet Fe pada ibu hamil (Fe III)
masih dibawah target yang diharapkan yaitu baru mencapai 75,72% dari target 80%,
sehingga penurunan angka anemia bumil baru bisa mencapai 29,54% dari 60% target.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif (E6) baru mencapai 7,32 %
Sedangkan pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI) pada tahun 2004 baru
mencapai 63,80% dari target 70%. Berdasar evaluasi GAKY yang dilakukan pada
tahun 2003 masih ditemukan kecamatan yang termasuk daerah endemik yaitu dengan
prevalensi TGR > 5 % yaitu 8,33 % di Kecamatan Kokap dan 12.50% di Kecamatan
Samigaluh.
Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
27
BAB V
SITUASI PELAYANAN KESEHATAN
kesehatan
penyelenggaraan
wajib
kesehatan
yang
Ibu
dan
dilaksanakan
Anak
oleh
termasuk
puskesmas
upaya
perbaikan
adalah
Gizi,
Kejadian Diare masih terlihat dominan di musim penghujan di daerah selatan (daerah
banjir) dan musim kering di daerah dengan kesulitan air bersih (pegunungan). Angka
penemuan
diare
secara
keseluruhan
adalah
18,4
per
seribu
penduduk.
KLB.
Untuk
kegiatan
pengamatan
penyakit
di
desa
telah
secara
laboratorium. Penemuan kasus AFP tahun 2007 sesuai yang diperkirakan 2 anak dan
dari hasil followup diketahui dapat sembuh saat kunjungan 60 hari. Hasil pemeriksaan
sample tinja juga tidak ditemukan virus polio liar.
2007 terlihat bahwa hasil pemeriksaan kualitas air menunjukkan 15,5 % air yang
digunakan oleh masyarakat memenuhi syarat. Hasil inspeksi sanitasi terhadap 2400
unit diperoleh yang berisiko amat tinggi 3,55 % , resiko tinggi 20,9% dan rendah 46 %.
Pengawasan terhadap sanitasi industri diperoleh dari 679 yang diawasi diperoleh hasil
68,9 % memenuhi syarat kesehatan.
Cakupan jamban keluarga dari 3.789 KK yang diperiksa 73% memiliki Jamban dan
63% jamban yang ada memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan pengelolaan limbah
Rumah tangga terihat 64 % melakukan pengelolaan dan baru 53 % pengelolaan
memenuhi syarat kesehatan.
Pelayanan hygiene Sanitasi meliputi kegiatan sertifikasi industri makanan rumah
tangga untuk menjamin produksi telah mengikuti cara-cara produksi yang baik. Selama
tahun 2007 telah dikeluarkan sertifikat penyuluhan bagi industri rumah tangga
sebanyak 50 sertifikat. Sertifikasi ini diharapkan menjamin keamanan produksi yang
dibuat. Kegiatan yang lain adalah melakukan grading terhadap rumah makan, salon
dan jasa boga Grading ini juga sebagai sarana pembinaan khususnya masalah sanitasi
mulai dari pemilihan bahan, pengolahan sampai penyajiannya. Dari 31 rumah makan
yang dilakukan grading diperoleh grade A=0, B=5 , c=26.
diperiksa dengan hasil kualifikasi C ada 35 salon dan kualifikasi D ada 15 salon,
kemudian jasa boga dari 20 yang diperiksa diperoleh hasil katagori A1 sebanyak 14,
A2 tidak ada, dan A3 sebanyak 6.
terdeteksi sistim informasi kesehatan yang ada. Pencapaian ASI eksklusif selama 6
bulan masih merupakan masalah dari ketentuan SPM 80 % baru mencapai sekitar
32,75 % . Hal ini menyangkut budaya yang berkembang setelah bayi berumur 4 bulan
mulai dikenalkan dengan makanan lembek, juga pola perilaku yang tidak mendukung
misalnya pemberian cuti bagi pegawai hanya 3 bulan demikian pula dengan wanita
yang bekerja untuk keluarga di sektor luar pegawai yang sangat memungkinkan
asupan makanan dan minuman selain ASI. Dari sisi pendataan juga sangat kesulitan
bahkan sangat tidak mungkin untuk menunggu ibu menyusui sepanjang hari atau recall
yang harus dilakukan maskimal 24 jam.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita dilakukan melalui kegiatan Imunisasi.
Hasil pencapaian Imunisasi terlihat meningkat cukup tajam dari pencapaian desa UCI
(desa dengan cakupan imunisasi campak minimal 80%) dari 87 % pada tahun 2006
menjadi 94% pada tahun 2007.
dll. Upaya pembinaan generasi muda ditujukan kepada kelompok karang taruna dan
Saka Bakti Husada (SBH). Jumlah Kelompok pemuda yang dibina selama tahun 2007
ada 2 kelompok. Upaya pengabdian masyarakat terutama dari SBH sebanyak 3 kali.
Pemberdayaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) diperoleh hasil dari pengkajian
profil UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Posyandu di Kabupaten Kulon
Progo berjumlah 954 buah dengan kriteria Posyandu Purnama dan Mandiri 495 buah
atau 4 2% sedikit di atas target SPM yang hanya 40%. Desa Siaga yang telah
terbentuk sebanyak 63 desa dan telah dilengkapi bangunan Poskesdes sejumlah 20
desa.
Pembudayaan
PHBS
terlihat
baru
mencapai
33%.
Permasalahan
utama
pembudayaan PHBS di tataran rumah tangga adalah merokok yang memang masih
memerlukan upaya untuk pemecahan lebih serius dengan peraturan daerah tentang
larangan merokok di tempat tertentu yang sampai saat ini belum ada.
penyakit serta masalah kesehatan terkini. Dinamika kegiatan ini terlihat dengan
terselenggaranya forum pertemuan Tim Epidemiologi Kabupaten tiap sabtu dan kajian
masalah yang lebih detail dengan menghadirkan nara sumber tertentu pada tiap bulan.
Tim ini bertugas memberi rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk
penanganan masalah kesehatan. Selama tahun 2007 telah dihasilkan minimal 10
rekomendasi dengan 7 (70%) diantaranya ditindaklanjuti dengan kebijakan untuk
pelaksanaan. Rekomendasi utama menyangkut penanganan KLB atau kejadian
penyakit dan juga rekomendasi tentang ketersediaan obat serta penyelenggaraan
Desa Siaga. Untuk melihat capaian kinerja di puskesmas juga dilakukan penilaian
kinerja dengan standarisasi utama adalah pencapaian SPM. Tahun 2007 merupakan
permulaan penilaian yang dilakukan melalui tahap penyusunan instrumen dan
penilaian. Dari 20 puskesmas seperti tercermin dalam profil kesehatan beberapa
puskesmas terlihat mencapai target dan beberapa lainnya tidak mencapai target.
Variasi juga terjadi pada masing-masing kegiatan. Beberapa terlihat untuk upaya Peran
Serta Masyarakat terlihat puskesmas dengan lokasi bukan kota lebih unggul sementara
capaian layanan kesehatan perorangan untuk puskesmas perkotaan dan perawatan
lebih baik.
agar terwujud
suatu Sistem Informasi Kesehatan yang handal, maka kebutuhan untuk terciptanya
Local Area Network (LAN) menjadi hal yang mutlak. LAN ini menghubungkan semua
seksi/bagian dalam Dinas Kesehatan (intern) maupun antara Dinas Kesehatan dengan
Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Kondisi geografis
yang sulit justru menjadi pemicu perlunya diterapkan LAN (20 psk) antara Dinas
dengan Puskesmas (14 pusk), karena pada akhirnya kecepatan dalam memperoleh
data/informasi
kesehatan
menjadi
hal
yang
sangat
utama
dalam
rangka
Sarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah Wates untuk
mendukung operasional pelayanan kesehatan diantaranya tanah seluas
m2 meliputi
31.015
tugas pembantuan. Sedang sisa luas tanah dipergunakan untuk taman, tempar
parkir, selasar dan halaman. Adapun sarana pendukung lainnya yaitu peralatan
medis, peralatan non medis, kendaraan dinas, dan inventaris lainnya. Pada tahun
2007 telah dilakukan pengadaan alat kesehatan 1 paket, obat-obatan 1 paket,
mebelair rumah sakit 1 paket, perlengkapan rumah tangga rumah sakit 1 paket, alat
kedokteran 1 paket dan alat laboratorium 1 paket. Dalam perkembangannya masih
diperlukan penambahan bangunan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan .
Sedangkan sarana pendukung yang lain baik fisik maupun peralatan medis dan
non medis, kendaraan dinas serta inventaris lainnya setiap tahun dilaksanakan
pemeliharan dan pengadaan secara bertahap untuk mencukupi kelengkapan yang
ada.
BAB VI
SUMBERDAYA KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan
Rasio tenaga dokter di kabupaten kulonprogo tahun 2007 sebesar 22,86 per 100.000
penduduk masih dibawah standart Indikator Indonesia sehat 40 per 100.000. penduduk,
dokter spesialis 10,23 diatas standart Indonesia Sehat 6 per 100.000 penduduk, namun
angka ini tidak dapat menggambarkan angka sebenarnya karena banyak dokter spesialis
berpraktek merangkap sampai 3-4 lokasi.Sehingga bila dirata-rata dokter specialist praktek
di 3 lokasi maka riil rasio menjadi 3 orang per 100.000 penduduk. Secara tabulair maka
perbandingan keberadaan dokter dan SDM kesehatan lain dengan rangkap tempat
pelayanan adalah sbb ;
Tabel 5.1
Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk
di kab Kulonprogo tahun 2007
No
Ketenagaan
Indikator I Sehat
Yang ada
Keterangan
2010
1
Dokter umum
40
22,86
Dokter spesialis
10,23
Dokter gigi
11
7,62
Apoteker
10
2,61
Bidan
100
38
Perawat
117,5
80
Ahli gizi
22
Ahli sanitasi
40
7,19
40
9,8
Keadaan diatas juga belum menggambarkan yang sebenarnya dimana dalam perhitungan
Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007
38
terjadi duplikasi dokter sebagai contoh dokter spesialist sepintas terlihat terpenuhi namun
sebenarnya keberadaannya adalah merangkap di 3-4 fasilitas kesehatan sehingga riil
untuk dokter spesialist sebenarnya hanya 2,5 per seratus ribu penduduk. Perhitungan ini
juga berlaku untuk dokter umum dan tenaga lainnya.
B. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan diukur dalam 3 hal yaitu tingkat kemandirian Pemerintah Daerah
dalam pemmbiayaan kesehatan yang diukur dengan proporsi APBD kabupaten terhadap
Total Biaya Kesehatan, Tingkat perhatian pemerintah daerah terhadap masalah kesehatan
yang diukur dengan besarnya proporsi APBD kesehatan terhadap Total APBD Kabupaten
serta tingkat kemampuan pemerintah daerah yang diukur dengan besarnya biaya
kesehatan perkapita penduduk.
Hasil analisis District Health Account tahun 2007 adalah sbb :
G ra f f i k. 6 .1
% A p b d ke s. T e rh a d a p to t a l b ia y a ke se h a t a n
d i ku lo n p ro g o 2 0 0 2 -2 0 0 7
90
72
54
36
18
0
AL O K A S I
2002
200 3
20 04
2005
2006
200 7
79. 56
7 2 .4 4
5 1 .5 4
7 7 .0 7
73. 17
8 3 .1 1
G r a fi k 6 . 2
A p b d ke s. T er h a da p total a pb d
di kul o n pr og o 2 0 0 2 - 2 00 7
%
1 5
1 2
9
6
3
0
%
N on
2 00 2
2 00 3
2 00 4
2 0 05
2 00 6
2 0 07
6.9 4
5 .75
4 .52
5 .71
5 .04
9 .4
AP B D K E S
G a j i P N S
2 00 2
2 00 3
20 0 4
20 05
2 00 6
2 00 7
3 9 ,0 6 4
3 6 ,9 7 4
3 1, 46 4
3 7 ,6 8 4
5 2 ,2 7 5
1 0 2 ,2 3 0
Jumlah
40.969 Jiwa
141.893 Jiwa
60.669 Jiwa
1.019 Jiwa
244.550 Jiwa
Proporsi thd penduduk
Proporsi
16,75 %
58,02 %
24,81 %
0,24 %
100 %
53,2%
BAB VII
KESIMPULAN