PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik pasien ini, Status interna pasien hanya dituliskan keadaan
umum baik, Tekanan darah, suhu, dan nadi pasien. Padahal seharusnya pemeriksaan
fisik status umum pasien harus lengkap. Pemeriksaan fisik yang lengkap yaitu terdiri
dari status umum pasien yang meliputi kesan umum, kesadaran, dan tanda tanda vital
yang meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pada pasien ini masih
didapatkan kekurangan data yaitu kesadaran dan respirasi . Seharusnya semua hal
tersebut harus dicantumkan sebagai hasil pemeriksaan general yang benar (Djunaedi
et al, 2011).
Selanjutnya pemeriksaan status lokalis, Pada pasien ini sama sekali tidak
dilakukan pemeriksaan status lokalis baik di kepala, leher, Thorax, abdomen, maupun
extremitas. Padahal status lokalis sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan yang
dialami pasien saat ini. Seperti apakah pasien ini mengalami anemia atau tidak yang
dilihat dari konjungtiva pada pemeriksaan lokalis kepala dan pemeriksaan Capillary
Refill Time (CRT) pada pemeriksaan lokalis ekstremitas. Jika terjadi anemia
kemungkinan pasien mengalami perdarahan akibat penyakitnya ini. Lalu diperlukan
juga pemeriksaan fisik benjolan di tempat lain misalnya leher, abdomen atau
ekstremitas yang bisa diakibatkan dari mungkin sudah terjadi metastasis ke organ lain
(Djunaedi et al, 2011).
Pada Pemeriksaan status ginekologi pasien, hasil pemeriksaanya hanya Palpasi
Abdomen hanya didapatkan teraba massa 10 cm, konsistensi padat, permukaan rata,
mobile dan inspekulo tidak dilakukan. Pada pemeriksaan ini didapatkan sangat
o Kutub bawah dari tumor ovarium atau mioma uteri dan tumor
rektosigmoid.
Pada pemeriksaan serviks perlu di ketahui :
o
o
o
o
o
Kemana menghadapnya
Bentuknya apakah bulat atau terbelah melintang
Besar dan konsistensinya
Apakah agak turun kebawah
Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari, terutama ostium uteri
internum.
Letaknya
Bentuknya
Besar dan konsistensi
Permukaan gerakannya
Perabaan Parametrium dan adneksum dilakukan apabila posisi uterus
sudah diketahui. Parametrium dan tuba normal tidak teraba. Ovarium normal
hanya dapat diraba pada perempuan kurus dengan dinding perut lunak, besarnya
seperti ujung jari atau ujung ibu jari dan kenyal. Setiap parametrium dan atau
tuba dapat diraba, itu berarti suatu kelainan. Apabila teraba tahanan atau tumor di
daerah samping uterus atau diatas, selalu harus ditentukan apakah ada hubungan
dengan uterus dan bagaimana sifat hubungan tersebut, lebar, erat, melalui tangkai
atau uterus menjadi satu dengan massa tumor (sarwono, 2014)
II.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu USG sudah sesuai dengan prosedur
yang ada. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan transvaginal
sonografi dilakukan untuk lebih memastikan gambaran uterus fibroid. Untuk lebih
memperjelas pemeriksaan terhadap dinding dalam uterus dapat dilakukan dengan
histerosonography yaitu dengan mengisi cavum uteri dengan larutan salin selama
pemeriksaan sehingga tampak perbedaan dengan adenomiosis. Hasil pemeriksaan
USG akan tampak sebagai penebalan dinding uterus yang homogen, sementara
fibroid dilihat sebagai area bula dengan batas yang tegas. Dapat pula dilakukan
histeroskopi untuk melihat adanya mioma uteri submukosa, jika mioma kecil serta
bertangkai. Mioma tersebut sekaligus dapat diangkat (Parker, 2007).
Magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan bila hasil imaging belum
tampak jelas karena terhalang gerakan janin atau kelainan anatomi. MRI lebih akurat
karena dapat mengetahui ukuran, jumlah nodul, lokasi mioma. Dengan mengetahui
hal tersebut dapat menjadi pedoman tindakan operasi lain yang akan dilakukan.selain
histerektomi, seperti miomektomi atau uterine artery embolization (UEA) (Parker,
2007).